Anda di halaman 1dari 12

Fhebryansyah

Galih Ahmad Fahrezy


Margareth Angelica Situmorang
Muhammad Aqila Azindani
Muhammad Arya Danistha
Nanda Ashayla Ramadhani
Sri Novita Sari
Interaksi Sosial

01 Faktor Mempengaruhi
Motivasi dan Empati 04 Akomodasi

02 05
Bentuk-Bentuk Interaksi
Sosial Asosiatif Asimilasi

03 Kerjasama
06 Akulturasi
Faktor Mempengaruhi Motivasi
dan Empati

Motivasi merupakan dorongan, rangsangan, pengaruh, atau stimulasi yang diberikan seorang
individu kepada individu lain sehingga orang yang diberi motivasi menuruti atau melaksanakan apa
yang dimotivasikan itu secara kritis, rasional, dan penuh rasa tanggung jawab.

Empati adalah proses kejiwaan seorang individu untuk larut dalam perasaan orang lain, baik suka
maupun duka.
Bentuk-Bentuk Interaksi Sosial
Asosiatif
Menurut Gilin dan Gillin, interaksi sosial berlangsung dalam dua jenis proses sosial, yaitu proses asosiatif dan proses disosiatif.
Proses asosiatif mengarah pada persatuan atau integrase sosial. Sebaliknya, proses disosiatif atau di sebut juga proses oposisi
adalah cara melawan seseorang atau sekelompok orang demi meraih tujuan tertentu. Proses asosiatif meliputi bentuk-
bentuk, antara lain sebagai berikut.

Kerja sama (Cooperation) adalah suatu usaha bersama antarindividu ataupun kelompok untuk mencapai kepentingan dan tujuan
yang serupa, serta menyadarinya bermanfaat untuk dirinya atau orang lain. Kerja sama berorientasi antara individu terhadap
kelompok (in group) dan individu terhadap kelompok lainnya (out group). Menurut Charles H. Cooley, kerja sama dapat
berlangsung jika seseorang menyadari dirinya memiliki kepentingan yang sama dengan orang lain. Kesadaran dari
kepentingan yang sama dan juga pengorganisasian diri merupakan sesuatu yang penting dalam kerja sama.Kerja sama akan
bertambah kuat jika terdapat bahaya dari luar dan juga tindakan tindakan luar yang menyinggung kesetiaan yang telah
tertanam dalam kelompok, dalam diri seseorang, atau segolongan orang-orang. Contohnya, kerja sama antara prajurit dalam
satu kesatuan terjalin ketika menghadapi musuh dalam sebuah medan pertempuran.Berdasarkan uraian tersebut, dapat
disimpulkan bahwa kerja sama akan berkembang apabila menghadapi situasi tertentu, antara lain:
(1) tantangan alam yang ganas;
(2) pekerjaan yang membutuhkan tenaga massal;
(3) upacara keagamaan yang sakral;
(4) musuh yang datang dari luar;
Kerjasama

Kerja sama bisa bersifat konstruktif (membangun), bisa juga destruktif (merusak). Contoh kerja sama konstruktif, yaitu guru dan
siswa memulihkan nama baik sekolah akibat dinodai sejumlah siswa yang melakukan tindakan kriminalitas. Adapun contoh kerja
sama yang bersifat destruktif adalah tawuran antarpelajar. Selain itu, kerja sama juga bersifat agresif apabila suatu kelompok
mengalami kekecewaan yang berkepanjangan akibat rintangan-rintangan dari luar kelompok.Bentuk-bentuk kerja sama meliputi,
antara lain:
(1) Bargaining, yaitu pelaksanaan perjanjian mengenai pertukaran barang dan jasa antara dua organisasi atau lebih;
(2) Cooperation, yaitu penerimaan unsur-unsur baru dalam kepemimpinan dari suatu organisasi untuk menghindari terjadinya
kecurangan dalam stabilitas organisasi yang bersangkutan;
(3) Coalition, yaitu gabungan antara dua organisasi atau lebih yang mempunyai tujuan yang sama;
(4) Joint venture, yaitu kerja sama dalam usaha proyek-proyek tertentu.Di pedesaan kerja sama merupakan tradisi turun-menurun,
yang disebut dengan istilah gotong royong. Misalnya, untuk masyarakat Jawa gotong royong disebut gugur gunung, di Sunda
disebut sambat-sinambat, di Batak disebut ,di Manado disebut mapulus, dan di Bali disebut arud kelod ketog semprong.
Akomodasi
Akomodasi memiliki dua pengertian, yakni sebagai keadaan dan sebagai proses. Akomodasi sebagai keadaan mengacu pada
keseimbangan interaksi antarindividu atau antarkelompok berkaitan dengan nilai dan norma sosial yang berlaku. Akomodasi
sebagai proses mengacu pada usaha usaha manusia untuk meredakan pertentangan agar tercipta keseimbangan. Akomodasi
sebenarnya merupakan cara untuk menyelesaikan pertentangan tanpa menghancurkan lawan. Tujuan akomodasi berbeda-beda,
tergantung pada situasi yangdihadapi. Beberapa tujuan akomodasi adalah sebagai berikut.
a) Menghasilkan sintesis atau titik temu antara beberapa pendapat yang berbeda agar menghasilkan suatu pola baru.
b) Mencegah terjadinya pertentangan untuk sementara.
c) Mengadakan kerja sama antarkelompok sosial yang terpisah akibat faktor sosial dan psikologis atau kebudayaan. Contohnya, kerja
sama antarindividu yang berbeda kasta.
d) Mengusahakan peleburan antarkelompok sosial yang terpisah, misalnya melalui perkawinan.
Bentuk-bentuk akomodasi
• Koersi
Melalui paksaan secara fisik maupun psikologis, umumnya kepada pihak yang lebih lemah
• Kompromi
Pihak yang terlibat saling mengurangi tuntunannya agar tercapai suatu penyelesaian
• Arbitrase
Cara mencapai kompromi apabila para pihak yang berhadapan tidak sanggup mencapainya sendiri. Pertentangan diselesaikan oleh
pihak ketiga yang dipilih kedua belah pihak atau badan yang berkedudukan lebih tinggi
Akomodasi
• Mediasi
Cara menyelesaikan konflik melalui pihak ketiga yang netral.
Kedudukan pihak ketiga hanya sebagai penasihat dan tidak memiliki
wewenang mengambil keputusan untuk menyelesaikan masalah
• Konsiliasi
Mempertemukan para pemimpin pihak yang bertikai untuk mencapai
suatu kesepakatan
• Toleransi
Bentuk akomodasi yang terjadi tanpa persetujuan formal. Terkadang,
toleransi timbul secara tidak sadar dan spontan
• Stalemate
Ketika pihak-pihak yang bertikai memiliki kekuatan yang seimbang
hingga akhir keduanya menghentikan pertikaian
• Adjudikasi
Cara menyelesaikan suatu masalah melalui pengadilan
Asimilasi
Asimilasi menurut Soerjono Soekanto,asimilasi merupakan proses sosial yang ditandai dengan adanya usaha-usaha mengurangi perbedaan-
perbedaan yang terdapat antara orang perorangan atau kelompok-kelompok manusia yang meliputi usaha-usaha untuk mempertinggi
kesatuan tindakan,sikap,dan proses mental dengan memperhatikan tujuan dan kepentingan bersama.secara singkat proses asimilasi adalah
peleburan dua kebudayaan menjadi satu kebudayaan. namun,hal ini tidak semudah yang dibayangkan karena banyak faktor yang
mempengaruhi suatu kebudayaan ini dapat melebur menjadi satu kebudayaan.
adapun faktor-faktor yang mempermudah terjadinya asimilasi sebagai berikut.
(1). adanya sikap toleransi terhadap kebudayaan lain.
(2). kesempatan-kesempatan yang seimbang di bidang ekonomi.
(3). sikap menghargai orang asing dan kebudayaannya.
(4). sikap terbuka dari golongan yang berkuasa dalam masyarakat.
(5). persamaan dalam unsur-unsur kebudayaan.
(6). perkawinan campuran (amalgamation).
(7). adanya musuh bersama dari luar.
sedangkan faktor-faktor yang menghambat terjadinya asimilasi sebagai berikut.
(1). toleransinya kehidupan suatu golongan tertentu dalam masyarakat
(2). kurangnya pengetahuan mengenai kebudayaan yang dihadapi
(3). persamaan takut terhadap kekuatan kebudayaan yang dihadapi.
(4). persamaan bahwa suatu kebudayaan golongan atau kelompok tertentu lebih tinggi daripada kebudayaan golongan atau kelompok lainnya
(5). perbedaan ciri-ciri badaniah seperti warna kulit
(6). in-group feeling (perasaan yang kuat) terhadap kebudayaan kelompoknya
(7). apabila golongan minoritas mengalami gangguan-gangguan dari golongan yang berkuasa
Akulturasi
Akulturasi adalah proses sosial yang timbul karena penerimaan dan pengolahan unsur-unsur kebudayaan asing tanpa
menghilangkan unsur-unsur kebudayaan asli. Akulturasi merupakan perpaduan dua unsur kebudayaan dalam kurun waktu yang
lama. Dalam akulturasi unsur-unsur kebudayaan asing tersebut melebur ke dalam kebudayaan asli, dengan tidak menghilangkan
kepribadian kedua unsur kebudayaan tersebut. Contohnya perpaduan musik Melayu dengan musik Spanyol menjadi/lahir musik
keroncong. Unsur-unsur yang mudah diterima dalam akulturasi, antara lain:
(1)kebudayaan material;
(2) teknologi baru yang manfaatnya cepat dirasakan dan mudah dioperasikan,misalnya kebudayaan pertanian (alat-alat, pupuk, dan
benih)
(3) kebudayaan yang mudah disesuaikan dengan kondisi setempat (kesenian danolahraga);
(4) kebudayaan yang pengaruhnya kecil, misalnya model pakaian.
Unsur-unsur kebudayaan yang sukar diterima, antara lain:
(1) kebudayaan yang mendasari pola pikir masyarakat, misalnya unsurkeagamaan:
(2) kebudayaan yang mendasari proses sosialisasi yang sangat meluas dalamkehidupan masyarakat, misalnya makanan pokok,
sopan-santun, dan matapencarian.
Individu/orang yang mudah menerima budaya asing, yaitu:
(1) golongan muda yang belum memiliki identitas dan kepribadian yang mantap:
(2) golongan masyarakat yang hidupnya belum memiliki status yang penting:
(3) kelompok masyarakat yang hidupnya tertekan, misalnya pengangguran danpenduduk terpencil.
Ada Pertanyaan ?
“Barang siapa yang menyulitkan
(orang lain) maka Allah akan
mempersulit nya pada hari
kiamat.”(HR Al-Bukhari)
Sekian dari presentasi kami
Jika ada kurang nya itu dari temen saya
Jika ada lebih nya itu dari saya
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarokatuh

Anda mungkin juga menyukai