Anda di halaman 1dari 4

A.

B.
.
.
A.
B. .

C. Konflik dan Integrasi dalam Kehidupan Sosial


a. Pengertian konflik menurut
1. Kamus Besar Bahasa Indonesia mengartikan konflik sebagai percekcokan perselisihan, atau
pertentangan.
2. Soerjono Soekanto menyebut konflik sebagai pertentangan atau pertikaian, yaitu suatu
proses individu atau kelompok yang berusaha memenuhi tujuannya dengan jalan menantang
pihak lawan, disertai ancaman atau kekerasan.
3. John Lewis Gillin dan John Philip Gillin mengartikan konflik sebagai bagian dari proses
interaksi sosial manusia yang saling berlawanan dan terjadi karena adanya perbedaan-
perbedaan fisik, emosi, kebudayaan dan perilaku.
b. Faktor-faktor penyebab konflik:
1. Perbedaan individu, contoh
;saat berlangsung pentas musik di lingkungan pemukiman, tentu saja perasaan setiap orang
akan berbeda-beda. Terdapat yang merasa terganggu karena berisik, tapi juga ada yang
merasa terhibur.
2. Perbedaan kebudayaan, contoh
;Dalam sebuah perumahan, terdapat kelompok yang berasal dari desa dan dari kota.
Kelompok yang berasal dari desa ingin mengadakan sistem ronda, dengan latar belakang
budaya mereka selama ini. Namun, kelompok yang dari kota menolak hal tersebut karena
menganggap sudah ada satpam.
3. Perbedaan kepentingan, contoh:
; Untuk para pengusaha kayu, mereka menebang pohon dan kemudian diekspor untuk
memperoleh uang lalu membuka pekerjaan. Sedangkan untuk pecinta lingkungan, hutan
adalah bagian dari lingkungan yang harus dilestarikan.
4. Perubahan sosial, contoh
;Di dalam masyarakat pedesaan yang mengalami suatu proses industrialisasi yang cukup
mendadak, maka hal itu tentu akan memunculkan konflik sosial. Sebab, nilai-nilai lama
yang sudah ada di dalam masyarakat tradisional yang umumnya bercorak pertanian secara
mendadak berubah menjadi nilai-nilai masyarakat industri.
c. Bentuk-bentuk konflik menurut beberapa tokoh antara lain
1. Menurut Ralf Dahrendorf meliputi empat macam konflik yaitu:
i. Konflik antara peran-peran sosial, contoh
; peran sosial adalah tingkah laku individu yang mementaskan suatu kedudukan tertentu
;Seorang murid mengajar teman-temannya untuk menggantikan guru yang berhalangan
hadir.
ii. Konflik antara kelompok-kelompok sosial, contoh
;Kelompok sosial adalah kelompok yang terbentuk atas dasar kesamaan kepentingan
dan tujuan yang ingin dicapai. Dasar pembentukan kelompok: faktor keturunan,
kesatuan religius, daerah asal yang sama, kesatuan kepentingan.
;Tim sepak bola a dan b sedang memperebutkan skor
iii. Konflik antara kelompok-kelompok yang terorganisasi dan tidak terorganisasi contoh
;Konflik terorganisasi adalah kelompok yang memiliki kekuasaan lebih untuk
menentukan suatu kebijakan.
;Polisi dengan massa demonstrasi
iv. Konflik-konflik di antara satuan nasional contohnya
; partai politik
2. Menurut Soerjono Soekanto menyebutkan lima bentuk konflik yaitu
i. Konflik pribadi, contohnya
;Ketika sebuah keluarga beradu argumen tentang pembagian hak waris atau warisan.
ii. Konflik rasial, contohnya
;Seperti konflik antara pemuda kulit putih dan pemuda kulit hitam.
iii. Konflik antara kelas-kelas sosial, contohnya
;Adanya demo yang terjadi antara karyawan dan perusahaan, dimana para karyawan
menuntut untuk kenaikan gaji.
iv. Konflik politik, contohnya
;Konflik politik yang terjadi ketika menjelang pemilu.
v. Konflik internasional, contohnya
;Antara Korea Utara dengan Korea Selatan
d. Situasi pemicu konflik menurut Ursula Lehr meliputi
1. Konflik dengan orang tua sendiri(anak terhadap orang tua),contohnya
;Seorang anak lebih memilih jurusan kuliah teknik kimia, namun orang tua nya
menginginkan ia untuk masuk jurusan manajemen
2. Konflik dengan anak-anak sendiri(orang tua terhadap anak),contohnya.....
;Menghukum anak dan mengurangi hak-hak mereka. Jika anak memberikan reaksi negatif
terhadap tanggapan orang tua tersebut, maka timbul konflik.
3. Konflik dengan keluarga, contohnya
;Konflik dengan mertua atau keluarga suami/istri yang dipandang terlalu ikut campur dalam
kehidupan pribadi dan keluarganya.
4. Konflik dengan orang lain, contohnya
;Ketika rapat menurut a seharusnya d tapi menurut b seharusnya p
5. Konflik dengan suami atau istri, contohnya
;Menurut ibu seharusnya mendidik anak dengan lembut tapi menurut ayah seharusnya
mendidik anak dengan tegas.
6. Konflik di sekolah contohnya.
;Seorang siswa memiliki perbedaan pendapat dengan guru
7. Konflik dalam pemilihan pekerjaan, contohnya
;
8. Konflik agama, contohnya
;A seharusnya mengikuti ibadah mingguan tetapi a tidak mengikutinya karena malas
9. Konflik pribadi, contohnya..
;A mengutang kepada B tetapi A tidak mau melunasi hutangnya.
e. Dampak konflik dapat dibedakan menjadi 2 yaitu
 Dampak positif
1. Membantu memperjelas aspek-aspek kehidupan yang masih belum tuntas ditelaah
2. Memungkinkan penyesuaian kembali norma, nilai serta hubungan sosial dalam kelompok
sesuai dengan kebutuhan individu dan kelompok
3. Meningkatkan solidaritas sesama anggota kelompok
4. Mengurangi ketergantungan antar individu dan kelompok
5. Membantu menghidupkan kembali norma lama dan menciptakan norma baru
6. Sarana mencapai keseimbangan antara kekuatan-kekuatan yang ada di masyarakat
7. Memunculkan sebuah kompromi baru antara pihak-pihak yang berkonflik
 Dampak negatif
1. Kereta kan hubungan antar individu atau kelompok
2. Berubannya sikap kepribadian para individu
3. Kerusakan harta benda dan jatuhnya korban manusia
4. Munculnya dominasi kelompok pemenang atas kelompok yang kalah
f. Upaya pengendalian konflik meliputi:
1. Konsiliasi yaitu bentuk pengendalian konflik yang dilakukan melalui lembaga-lembaga
tertentu yang memungkinkan diskusi dan pengambilan keputusan yang adil di antara pihak-
pihak yang bertikai.
2. Mediasi yaitu bentuk pengendalian konflik yang dilakukan dengan cara kedua belah pihak
menunjuk pihak ketiga sebagai mediator atau penengah.
3. Arbitrase yaitu bentuk pengendalian konflik yang dilakukan apabila kedua belah pihak yang
berkonflik sepakat untuk menerima hadirnya pihak ketiga yang memberikan keputusan
untuk menyelesaikan konflik. Keputusan pihak ketiga harus diterima oleh kedua pihak.
4. Kompromi yaitu perundingan di antara pihak-pihak yang bertikai sehingga tidak ada pihak
yang menang maupun kalah.
5. Rekonsiliasi yaitu memulihkan hubungan persahabatan pada keadaan semula antar pihak-
pihak yang bertikai.
D. Intergrasi dalam Kehidupan Sosial
a. Intergrasi menurut KBBI yaitu pembauran sampai menjadi satu kesatuan yang bulat dan utuh.
b. 3 syarat integrasi sosial menurut William F.ogburn yaitu:
1. Anggota-anggota masyarakat merasa bahwa kebutuhan fisik dan sosialnya dapat dipenuhi
oleh sistem sosial mereka sehingga setiap anggota saling menjaga keterikatan dengan
anggota lainnya.
2. Masyarakat mencapai kesepakatan mengenai nilai dan norma sosial yang dilestarikan dan
menjadi pedoman dalam interaksi mereka.
3. Norma-norma dan nilai sosial itu berlaku cukup lama, tidak mudah berubah, dan dijalankan
secara konsisten oleh seluruh anggota masyarakat.
c. Bentuk-bentuk Integrasi sosial dapat terjadi dalam 3 bentuk yaitu
1. Integrasi Normatif
Integrasi normatif dapat diartikan sebagai integrasi yang terjadi akibat terdapatnya norma-
norma yang berlaku di masyarakat. Dengan kata lain, norma menjadi hal yang mampu
mempersatukan masyarakat.
2. Integrasi Fungsional
Integrasi fungsional terbentuk karena ada fungsi tertentu dalam masyarakat. Integrasi dapat
terbentuk dengan mengedepankan fungsi dari tiap pihak dalam masyarakat.
3. Integrasi Koersif
Integrasi koersif ini terbentuk berdasarkan kekuasaan yang dimiliki penguasa. Penguasa
dapat menerapkan cara koersif (kekerasan) sebagai salah satu alat pemersatu.
d. 2 proses integrasi yaitu:
 Asimilasi adalah proses sosial yang berupaya untuk mengurangi perbedaan-perbedaan yang
ada di antara individu atau kelompok dalam masyarakat.
 Akulturasi adalah proses sosial yang terjadi bila kelompok sosial dengan kebudayaan
tertentu dihadapkan pada kebudayaan asing yang berbeda sehingga unsur kebudayaan asing
itu diterima masyarakat dan diolah ke dalam kebudayaan sendiri tanpa menghilangnya ciri
khas tiap kebudayaan itu sendiri.
e. 5 syarat kebudayaan asing lebih mudah diterima yaitu:
1. Tidak ada hambatan geografis.
2. Kebudayaan yang datang memberikan manfaat yang lebih besar.
3. Terdapat persamaan dengan unsur-unsur kebudayaan lama.
4. Adanya kesiapan pengetahuan dan keterampilan tertentu.
5. Kebudayaan itu bersifat kebendaan.
f. 7 faktor pendorong integrasi sosial yaitu:
1. Adanya toleransi terhadap kelompok dengan kebudayaan yang berbeda.
2. Kesempatan yang seimbang dalam ekonomi bagi berbagai golongan masyarakat.
3. Sikap saling menghargai orang dan kebudayaan lain.
4. Sikap terbuka dari golongan yang berkuasa dalam masyarakat.
5. Persamaan dalam unsur-unsur kebudayaan.
6. Perkawinan campuran (amalgamasi) antara anggota dari dua kelompok yang berbeda.
7. Terdapat musuh bersama dari luar sehingga memperkuat kesatuan kelompok.
g. Faktor yang dapat mempercepat atau memperlambat terjadinya suatu integrasi yaitu:
1. Homogenitas kelompok
Integrasi sosial akan mudah dicapai pada kelompok atau masyarakat yang tingkat
kemajemukannya rendah. Sebaliknya, integrasi sosial akan sulit dicapai dan memakan
waktu yang sangat lama pada kelompok atau masyarakat majemuk. Maka, semakin
homogen suatu kelompok atau masyarakat, semakin mudah pula proses integrasi antara
anggota dalam kelompok atau masyarakat tersebut.
2. Besar kecilnya kelompok
Dalam kelompok kecil, hubungan sosial antar anggota terjadi secara intensif sehingga
penyesuaian atas perbedaan dapat lebih cepat dilakukan. Sebaliknya, dalam kelompok besar
yang tingkat kemajemukannya relatif tinggi, integrasi sosial cenderung lebih sulit dicapai.
3. Mobilitas geografis
Anggota kelompok baru harus menyesuaikan diri dengan identitas kelompok barunya
(masyarakat setempat atau masyarakat asli). Mobilitas anggota yang tinggi akan
menyulitkan proses integrasi sosial.
4. Efektivitas komunikasi
Komunikasi yang efektif antar anggota kelompok akan mempercepat proses integrasi dalam
kelompok tersebut.

Anda mungkin juga menyukai