• Kata “konflik” berasal dari bahasa latin “configere” yang artinya saling memukul. • Dalam kamus besar bahasa indonesia (kbbi), konflik didefinisikan sebagai percecokan,perselisihan,atau pertentangan. • Dengan demikian secara sederhana konflik merujuk pada adanya dua hal atau lebih yang bersebrangan,tidak selaras, dan bertentangan. • Secara sosiologis, konflik diartikan sebagai suatu proses sosial antara dua orang atau lebih (atau juga kelompok) yang berusaha menyingkirkan pihak lain dengan cara menghancurkan atau membuatnya tidak berdaya. • Soerjono soekanto menyebut konflik sebagai suatu proses sosial individu atau kelompok yang berusaha memenuhi tujuannnya dengan jalan menantang pihak lawan, yang disertai dengan ancaman dan/atau kekerasan. • Lewis A Coser berpendapat bahwa konflik adalah sebuah perjuangan mengenai nilai atau tuntutan atas status, kekuasaan, dan sumber daya yang bersifat langka dengan maksud menetralkan, mencederai, atau melenyapkan lawan. • John Lewis Gillin dan John Philip Gillin melihat konflik sebagai bagian dari proses interaksi sosial manusia yang saling berlawanan (oppotional process). Artinya, konflik adalah bagian dari sebuah proses interaksi sosial yang terjadi karena adanya perbedaan-perbedaan fisik, emosi, kebudayaan, dan perilaku. FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KONFLIK Konflik dilatar belakangi oleh perbedaan ciri-ciri yang dibawa individu yang terlibat dalam suatu interaksi yang terlibat dalam suatu interaksi. Perbedaan-perbedaan tersebut meliputi perbedaan fisik, kepentingan, kebutuhan pengetahuan, adat istiadat, dan keyakinan. Pada prinsipnya, suatu konflik dapat terjadi apabila seseorang atau sekelompok terhalang upayanya dalam mencapai tujuan. Soerjono soekanto mengemukakan empat faktor yang dapat menyebabkan terjadinya konflik dalam masyarakat, yakni perbedaan antar individu, perbedaan kebudayaan, perbedaan kepentinga, dan perubahan sosial. 1. Perbedaan Antarindividu . Perbedaan pendirian antar manusia dapat menjadi penyebab faktor munculnya konflik. Cotoh: anda dan beberapa teman memiliki pendirian bahwa ketika sedang belajar suasana kelas haruslah tenang . Sementara itu teman-teman anda yang lain berpendirian bahwa belajar sambil bernyanyi adalah sesuatu yang menyenangkan dan membantu. 2. Perbedaan kebudayaan. Perbedaan kepribadian seseorang akan tergantung dari pola-pola kebudayaan yang menjadi latar belakang pembentukan dan perkembangan kepribadian orang tersebut. Hal tersebut sadar atau tidak sadar dapat menyebabkan timbulnya pertentangan. Contoh: seorang anak yang dibesarkan dalam sebuah masyarakat yang menjunjung tinggi nilai kesopanan tentu akan terpengaruh untuk bersikap sopan ketika bertemu atau berbincang dengan orang lain. Sebaliknya, anak yang dibesarkan dalam sebuah masyarakat yang tidak memedulikan nilai kesopanan tentu akan cenderung mengabaikan kesopanan ketika bertemu atau berbincang dengan orang lain. 3.Perbedaan kepentingan. Perbedaan kepentingan antar individu maupun kelompok merupakan faktor lain penyebab konflik atau pertentangan, seperti kepentingan ekonomi (persaingan bisnis) dan persaingan politik (perebutan kekuasaan). Setiap individu tentu memiliki kebutuhan dan kepentingan yang berbeda dalam melihat atau mengerjakan sesuatu. 4. Perubahan sosial. Masyarakat merupakan sekelompok manusia yang terus berubah seiring dengan berkembangnya kebutuhuan dan pengetahuannya. Perubahan-perubahan tersebut tentu mempengaruhi car pandang sebagian anggota masyarakat. Apalagi jika perubahan yang dianggap oleh sebagian anggota masyarakat lain sebagai perilaku “berlawanan,aneh,dan bertentangan” dengan kebudayaan masyarakatnya. Situasi seperti itu dapat memunculkan konflik atau pertentangan. BENTUK-BENTUK KONFLIK Lewis A Coper membedakan konflik atas dua bentuk, yakni konflik realistis dan konflik nonrealistis. 1. Konflik realistis berasal dari kekecewaan individu atau kelompok terhadap sistem dan tuntutan-tuntutan yang terdapat dalam hubungan sosial. Contoh: para karyawan yang mengadakan pemogokan melawan manajemen perusahaan. 2. Konflik nonrealistis adalah konflik yang bukan berasal dari tujuan-tujuan persaingan antagonistis (berlawanan), melainkan dari kebutuhan pihak-pihak tertentu untuk meredakan ketegangan. Contoh: pembalasan dendam masyarakat tradisional lewat ilmu gaib. Berdasarkan kedua konflik diatas , Lewis A Coser membedakan konflik atas konflik in-group dan konflik out-group. Konflik in-group adalah konflik yang terjadi dalam kelompok itu sendiri. Contohnya konflik yang terjadi antara anggota dalam satu geng. Konflik out-geng adalah konflik yang terjadi antara satu kelompok dengan kelompok lain. Contohnya konflik yang terjadi antara masyarakat dayak dan masyarakat madura beberapa tahun lalu, atau antar kelompok agama di maluku. Ralf Dahrendorf membedakan konflik atas 4 macam konflik, yaitu: 1. Konflik antara peran-peran sosial. Sebagai contoh, konflik antara peranan-peranan dalam keluarga atau profesi, seperti peranan suami dan istri dalam mendapatkan penghasilan. 2. konflik antara kelompok-kelompok sosial. 3. konflik antara kelompok-kelompok yang terorganisasi dan tidak terorganisasi. 4. konflik-konflik diantara satuan nasional, seperti antara partai politik, negara-negara, atau organisasi-organisasi internasional. Soerjono Soekanto menyebutkan 5 bentuk khusus konflik atau pertentangan yang terjadi dalam masyarakat, yaitu: 1. konflik pribadi. konflik ini terjadi antara dua individu atau lebih karena perbedaan pandangan dan sebagainya, biasanya juga timbul karena persoalan benci. 2. konflik rasial. konflik ini umumnya timbul akibat perbedaan-perbedaan ras, seperti perbedaan ciri badan, kepentingan, dan kebudayaan. Biasanya konflik ini terjadi dalam masyarakat yang salah satu rasnya menjadi kelompok mayoritas. Contohnya konflik antara orang kulit hitam dengan dan kulit putih di Afrika selatan. 3. konflik antara kelas-kelas sosial. konflik ini disebabkan karena perbedaan kepentingnan, misalnya konflik akibat perbedaan kepentingan antara buruh dan majikan. 4. konflik politik. konflik ini terjadi akibat adanya perbedaan kepentingan atau tujuan-tujuan politis seseorang atau kelompok, contohnya konflik antara partai politik dalam sebuah negara. 5. konflik internasional. konflik ini terjadi karena perbedaan kepentingan yang kemudian berpengaruh pada kedaulatan negara. Contohnya konflik antarnegara mengenai suatu wilayah eksplorasi minyak didaerah pertabasan. Ursula Lehr mengemukakan bentuk-bentuk konflik sebagai berikut. 1. Konflik dengan orang tua sendiri. konflik ini muncul karena adanya ketidak serasian antara perlikau anak dan harapan orang tua. Contoh seorang anak tidak mengikuti kehendak orang tuanya untuk masuk fakultas kedokteran dan lebih memilih fakultas hukum yang disukainya. 2. Konflik dengan anak-anak sendiri. konflik ini terjadi sebagai reaksi atau perilaku anak yang tidak sesuai dengan harapan orang tua. Umumnya, orang tua memberikan tanggapan yang berlebihan atas perlawanan atau pembangkangan anak. Contoh menghukum anak akan mengurangi hak-hak mereka. Jika anak memberikan reaksi negatif terhadap tanggapan orang tua tersebut maka timbul konflik. 3. Konflik dengan keluarga. konflik ini terjadi dalam seluruh perkembangan seseorang. Pada masa kanak- kanak dan remaja, seseorang dapat berkonflik dengan kakek,nenek,paman,atau bibi yang ikut dalam proses pendidikannnya (sosialisasi). Pada masa dewasa, ia dapat berkonflik dengan mertua atau keluarga suami/istri yang dipandang terlalu ikut campur dalam kehidupanpribadi dan keluarganya. Ia juga dapat berkonflik dengan saudara-saudaranya tentang pembagian warisan. 4. Konflik dengan orang lain. Konflik jenis ini timbul dalam hubungan sosial dengan lingkungan sekitarnya seperti dengan tetangga atau teman kerja. Konflik dengan orang lain dapat timbul karena perbedaan pendirian atau pandangan mengenai suatu hal. 5. Konflik dengan suami atau istri. Konflik ini timbul akibat berbagai kesulitan yang dihadapi dalm perkawinan, termasuk pertentangan mengenai persoalan ekonomi atau mengenai cara mendidik anak. 6. Konflik disekolah. Konflik disekolah dapat berupa konflik akibat tidak dapat mengikuti pelajaran, tidak lulus ujian, konflik hubungan antara guru dan murid, atau konflik tentang kedudukan diantara teman-teman sebaya dikelas. 7. Konflik dalam pemilihan pekerjaan. Konflik dalam pekerjaan dapat berupa konflik yang timbul dari pekerjaan itu sendiri, seperti pekerjaan yang membosankan atau terlalu berat. Konflik jenis ini juga dapat berhubungan dengan waktu kerja, keuangan, dan konflik dalam hubungan antar teman sekerja. 8. Konflik agama. konflik ini umumnya berhubungan dengan pertanyaan-pertanyaan mengenai hakikat dan tujuan hidup, aturan dan perilaku yang bertentangan dengan agama, dan pernikahan beda agama. 9. Konflik pribadi. konflik ini timbul karena minat yang berlawanan, tidak ada keuletan, tidak ada kemampuan untuk mengembangkan diri, serta tidak adanya semangat hidup. DAMPAK SEBUAH KONFLIK • Dampak positif: 1. konflik dapat memperjelas aspek-aspek kehidupan yang belum jelas atau masih bemul tuntas. 2. konflik memungkinkan adanya penyesuaian kembali norma- norma,nilai-nilai, serta hubungan-hubungan sosial dalam kelompok bersangkutan dengan kebutuhan individu atau kelompok. 3. konflik meningkatkan solidaritas sesama anggota kelompok yang sedang mengalami konflik dengan kelompok lain. 4. Konflik merupakan jalan untuk mengurangi ketergantungan antarindividu dan kelompok. 5. konflik dapat membantu menghidupkan kembali norma-norma lama dan menciptakan norma-norma baru. 6. konflik dapat berfungsi sebagai sarana untuk mencapai keseimbangan antara kekuatan-kekuatan yang ada didalam masyarakat. 7. konflik memunculkan sebuah kompromi baru apabila pihak yang berkonflik berada dalam kekuatan yang seimbang. • Dampak negatif: 1. Keretakan hubungan antar individu dan persatuan kelompok. 2. Kerusakan harta benda dan jatuhnya korban manusia. 3. Berubahnya sikap kepribadian para individu, baik yang mengarah kepada hal-hal positif atau negatif. 4. Munculnya dominasi kelompok pemenang atas kelompok yang kalah.
Manajemen konflik dalam 4 langkah: Metode, strategi, teknik-teknik penting, dan pendekatan operasional untuk mengelola dan menyelesaikan situasi konflik