Anda di halaman 1dari 11

BENTUK-BENTUK KONFLIK MENURUT PARA AHLI, TAHAP-TAHAP

PENYELESAIAN KONFLIK, DAN ANALISIS KASUS KONFLIK

DOSEN PENGAMPU :

Dr. Idham Irwansyah, M.Pd

TUGAS INI DITUJUKAN SEBAGAI TUGAS MATA KULIAH INTEGRASI PASCA


KONFLIK

Nama: Muhammad Dimas Bagus Wibawa

Nim: 1963142014

PROGRAM STUDI: SOSIOLOGI

FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR

TAHUN AJARAN 2020/2021


BENTUK BENTUK KONFLIK MENURUT PARA AHLI

Soerjono Soekanto membagi konflik sosial menjadi lima bentuk yaitu:

1. Konflik atau pertentangan pribadi, yaitu konflik yang terjadi antara dua individu atau
lebih karena perbedaan pandangan dan sebagainya.
2. Konflik atau pertentangan rasial, yaitu konflik yang timbul akibat perbedaan-
perbedaan ras.
3. Konflik atau pertentangan antara kelas-kelas sosial, yaitu konflik yang terjadi
disebabkan adanya perbedaan kepentingan antar kelas sosial.
4. Konflik atau pertentangan politik, yaitu konflik yang terjadi akibat adanya
kepentingan atau tujuan politis seseorang atau kelompok.
5. Konflik atau pertentangan yang bersifat internasional, yaitu konflik yang terjadi
karena perbedaan kepentingan yang kemudian berpengaruh pada kedaulatan negara.

Ralf Dahrendorf mengatakan bahwa konflik dapat dibedakan atas empat macam, yaitu
sebagai berikut :

1. Konflik antara atau yang terjadi dalam peranan sosial, atau biasa disebut dengan
konflik peran. Konflik peran adalah suatu keadaan di mana individu menghadapi
harapanharapan yang berlawanan dari bermacam-macam peranan yang dimilikinya.
2. Konflik antara kelompok-kelompok sosial.
3. Konflik antara kelompok-kelompok yang terorganisir dan tidak terorganisir.
4. Konflik antara satuan nasional, seperti antar partai politik, antar negara, atau
organisasi internasional.

Lewis A. Coser membedakan konflik atas bentuk dan tempat terjadinya konflik, sebagai
berikut :

1. Konflik Berdasarkan Bentuk


Berdasarkan bentuknya, kita mengenal konflik realistis dan konflik nonrealistis.
a. Konflik realistis adalah konflik yang berasal dari kekecewaan individu atau
kelompok atas tuntutan-tuntutan maupun perkiraan-perkiraan keuntungan yang
terjadi dalam hubungan-hubungan sosial. Misalnya beberapa orang karyawan
melakukan aksi mogok kerja karena tidak sepakat dengan kebijakan yang telah
dibuat oleh perusahaan.
b. Konflik nonrealistis adalah konflik yang bukan berasal dari tujuan-tujuan saingan
yang bertentangan, tetapi dari kebutuhan untuk meredakan ketegangan, paling
tidak dari salah satu pihak. Misalnya penggunaan jasa ilmu gaib atau dukun dalam
usaha untuk membalas dendam atas perlakuan yang membuat seseorang turun
pangkat pada suatu perusahaan.
2. Konflik Berdasarkan Tempat Terjadinya
Berdasarkan tempat terjadinya, kita mengenal konflik in-group dan konflik out-group.
a. Konflik in-group adalah konflik yang terjadi dalam kelompok atau masyarakat
sendiri. Misalnya pertentangan karena permasalahan di dalam masyarakat itu
sendiri sampai menimbulkan pertentangan dan permusuhan antaranggota dalam
masyarakat itu.
b. Konflik out-group adalah konflik yang terjadi antara suatu kelompok atau
masyarakat dengan suatu kelompok atau masyarakat lain. Misalnya konflik yang
terjadi antara masyarakat desa A dengan masyarakat desa B.

Klasifikasi bentuk konflik sosial menurut Ursula Lehr :

Masih ada lagi ahli sosiologi yang memberikan klasifikasi mengenai bentuk-bentuk konflik
yang terjadi dalam masyarakat, yaitu Ursula Lehr. Ursula Lehr membagi konflik dari sudut
pandang psikologi sosial.

Menurutnya, apabila dilihat dari sudut pandang psikologi sosial, maka konflik itu dapat
dibedakan atas konflik dengan orang tua sendiri, konflik dengan anak-anak sendiri, konflik
dengan sanak saudara, konflik dengan orang lain, konflik dengan suami atau istri, konflik di
sekolah, konflik dalam pekerjaan, konflik dalam agama, dan konflik pribadi.
Gambar Bagan konflik menurut Ursula Lehr

Dari bagan tersebut dapat kita uraikan bentuk-bentuk konflik sebagai berikut.

1. Konflik dengan orang tua sendiri, terjadi akibat situasi hidup bersama antara anak dan
orang tua, di mana antara perbuatan anak dengan keinginan orang tua terkadang tidak
sejalan. Contohnya anak yang tidak mengikuti kehendak ibunya untuk masuk jurusan
Ilmu Alam pada kelas XI ini, dan dia lebih memilih masuk jurusan Ilmu Sosial,
karena bakat dan minatnya menunjukkan ke Ilmu Sosial.
2. Konflik dengan anak-anak sendiri, terjadi sebagai reaksi atas perilaku anak yang tidak
sejalan dengan keinginan orang tuanya. Pada umumnya orang tua akan memberikan
tanggapan secara berlebihan atas perlawanan yang dilakukan si anak. Misalnya
dengan menghukum dan mengurangi hak-hak si anak. Apabila anak memberikan
reaksi negatif terhadap tanggapan tersebut, maka terjadilah konflik antara orang tua
dengan anak.
3. Konflik dengan sanak keluarga, dapat terjadi dalam seluruh perkembangan seseorang.
Dalam konflik bentuk ini, seseorang akan mengalami konflik dalam rentang masa
sesuai dengan usia dan tingkatan kehidupannya. Misalnya, di waktu kanak-kanak atau
masa remaja, biasanya konflik terjadi dengan keluarga terdekat, seperti dengan orang
tua atau saudara kandung. Begitu menginjak masa perkawinan dan keluarga, konflik
akan meluas dan melibatkan keluarga dari istri atau suami.
4. Konflik dengan orang lain, muncul dalam hubungan sosial dengan lingkungan
sekitarnya, seperti tetangga, teman kerja, teman sekolah atau yang lainnya.
5. Konflik dengan suami atau istri, umumnya timbul sebagai akibat adanya kesulitan
yang dihadapi dalam perkawinan atau rumah tangga. Misalnya masalah keuangan,
pembagian tugas mengatur rumah tangga, dan lain sebagainya.
6. Konflik di sekolah, umumnya terjadi akibat tidak dapat mengikuti pelajaran, tidak
lulus sekolah, konflik yang terjadi karena hubungan yang tidak harmonis antara guru
dengan murid, dan lain sebagainya.
7. Konflik dalam pekerjaan, timbul karena pekerjaan itu sendiri, seperti membosankan
atau terlalu berat. Atau bisa juga karena terjadi konflik dengan teman sekerja,
pimpinan, dan lain sebagainya.
8. Konflik dalam agama, umumnya berhubungan dengan perilaku-perilaku, hakikat, dan
tujuan hidup menurut kaidah-kaidah agama. Misalnya perilaku-perilaku yang tidak
sesuai dengan ajaran-ajaran agama seperti memfitnah, berdusta, mencuri, dan lain-
lain.
9. Konflik pribadi, dapat muncul karena minat yang berlawanan, tidak ada keuletan, atau
tidak memiliki kemampuan untuk mengembangkan diri.

Sumber :

 https://www.google.com/amp/s/www.siswapedia.com/bentuk-bentuk-konflik-
berdasarkan-ruang-lingkupnya/%3famp
 https://elearning.menlhk.go.id/pluginfile.php/849/mod_resource/content/1/
bentukbentuk_konflik.html

TAHAP TAHAP PENYELESAIAN KONFLIK

Penyelesaian Masalah dengan Pendekatan Resolusi Konflik.

Dalam perjalanan hidup, konflik telah menjadi sisi kehidupan seseorang. Tanpa
konflik, hidup akan terasa hambar dan membosankan.

Meski kerap dihindari, konflik sebenarnya baik untuk mengetahui daya tahan
seseorang saat menghadapi persoalan. Asalkan, kita tahu bagaimana cara menangani konflik
sebagai bagian pembelajaran hidup.

Pendekatan Resolusi Konflik

Conflict resolution

Sebenarnya konflik merupakan sesuatu yang alamiah, namun terkadang menjadi rumit
karena penyelesaian atau penanganannya tidak dilakukan secara terarah. Kerap kali
pemecahan sebuah konflik dilakukan dengan menggunakan kekuasaan atau kekerasan
antarpihak yang berkonflik. Padahal ada pendekatan yang disebut dengan resolusi konflik
untuk menyelesaikannya.

Pendekatan resolusi konflik adalah penggunaan cara-cara yang demokratis dan


konstruktif dalam menyelesaikan konflik. Pendekatan ini memberikan kesempatan kepada
pihak yang berkonflik untuk memecahkan masalah mereka sendiri dengan melibatkan pihak
ketiga. Pihak ketiga ditunjuk karena dinilai lebih netral, bijaksana, dan adil untuk membantu
pihak-pihak yang berkonflik. Apa pun strategi atau proses yang digunakan, resolusi konflik
berupaya untuk menyelesaikan konflik melalui sarana tanpa kekerasan.

Proses resolusi konflik

Inti dari resolusi konflik adalah pemecahan masalah. Konflik dinilai sebagai masalah
sosial yang harus ditangani pada sumbernya dan perlu dipecahkan. Resolusi konflik dengan
pemecahan masalah biasanya dipilih karena antarpihak yang berkonflik tanpa ada paksaan
dan interaktif ingin menyelesaikan masalah tersebut. Dalam proses resolusi konflik dengan
pemecahan masalah akan terjadi tiga tahap.

a. Negosiasi
Negosiasi adalah bentuk interaksi sosial antarpihak yang berusaha mencari kata
sepakat. Dalam interaksi tersebut terjadi perbedaan pendapat yang menghalangi
antarpihak mencapai tujuannya. Dalam proses tersebut terjadi tawar menawar untuk
menghasilkan sesuatu. Hasilnya nanti adalah kesepakatan pihak yang berinteraksi dan
menjadi dasar dibentuknya sebuah aturan baru atau baku.
b. Mediasi
Mediasi adalah upaya penyelesaian konflik dengan melibatkan pihak ketiga. Dalam
penyelesaian konflik tersebut ada perundingan, kesepakatan lewat musyawarah.
Karena sifatnya dilandasi dengan musyawarah, maka tidak boleh ada paksaan hasil
yang dicapai nanti. Kedua belah pihak merasakan win-win solution dari persoalan
yang dihadapi.
c. Pengambilan keputusan berdasarkan konsensus
Kesepakatan sejumlah pihak atas sebuah hal yang dilakukan secara sadar, bersifat
kolektif karena melibatkan banyak pihak. Sebelum terjadi pengambilan keputusan,
biasanya terjadi perdebatan dan persoalan yang melandasinya sehingga diperlukan
upaya bersama untuk mencapai kesepakatan.

Hal-hal yang dibutuhkan dalam resolusi konflik

Tidak mudah untuk menyelesaikan konflik yang terjadi. Meski juga bukan hal yang
mustahil dapat diselesaikan dengan pendekatan resoluskesepakata Agar berhasil
menyelesaikan masalah lewat pendekatan resolusi konflik, ada baiknya pihak yang terlibat di
dalam baik itu pihak yang langsung berkonflik atau orang ketiga memiliki sejumlah
keterampilan.

Keterampilan ini penting untuk dapat membaca kondisi, memutuskan jalan keluar dan
memediasi pihak-pihak yang berkonflik. Berikut sejumlah keterampilan yang ada baiknya
dimiliki orang yang terlibat konflik.

 Mau mendengarkan secara aktif.


 Punya kemampuan untuk menangani eskalasi atau peningkatan konflik.
 Mampu membaca dan memahami perasaan dan rasa marah.
 Dapat memahami sudut pandang dan perspektif orang lain.
 Dapat mengetahui kalau pemecahan masalah yang dilakukan bersama saling
menguntungkan.
 Memiliki kemampuan negosiasi dan mediasi.

Keuntungan dari penyelesaian lewat resolusi konflik

Acap kali apabila terjadi sebuah persoalan atau konflik, penyelesaiannya dilakukan
dengan menggunakan kekerasan untuk memecahkan masalahnya. Kekerasan kerap muncul
dalam konflik karena tidak tahu bagaimana memecahkan masalah yang timbul.

Penyelesaian Masalah dengan Pendekatan Resolusi Konflik

Sebenarnya dalam memecahkan konflik, resolusi konflik bisa menjadi program


alternatif yang dapat mendidik pihak yang berada di dalamnya. Bahkan resolusi konflik amat
bermanfaat untuk mengembalikan hubungan yang sebelumnya sempat renggang atau
bermasalah menjadi hubungan sosial yang baik.

Selain keuntungan tadi, resolusi konflik memiliki keuntungan lain apabila dipilih
menjadi pendekatan penyelesaian masalah. Berikut rinciannya:

 Pihak yang terlibat konflik berikut juga pihak ketiga dapat lebih mengendalikan
emosi.
 Memiliki keterampilan untuk memecahkan konflik secara konstruktif di masa
mendatang.
 Menciptakan iklim yang kondusif.
 Lebih dapat menghargai perbedaan.
 Rasa toleransi akan keragaman bakal bertambah.
 Membangun kerjasama.
 Menciptakan perasaan damai dalam hidup berdampingan.
 Timbul rasa hormat, pengertian, perhatian, dan toleransi satu sama lain.
 Menyelesaikan Konflik

Satu hal yang harus disadari, menangani konflik sejak dini bakal lebih mudah
ketimbang konflik yang telah mengakar. Sebab, apabila konflik dibiarkan berlarut tanpa
penyelesaian, akan terjadi sikap saling memihak, dan emosi serta prasangka negatif
menyelimuti.

Maka, cara terbaik untuk mengatasi konflik pada tahap awal adalah lewat negosiasi.
Berikut enam kiat menangani konflik dengan pendekatan resolusi konflik:

 Pastikan hubungan yang baik antarpihak adalah prioritas. Perlakukan orang lain
dengan hormat, coba berusaha untuk berbuat yang terbaik, bersikap sopan, dan
mendiskusikan hal-hal secara konstruktif.
 Pisahkan perasaan pribadi terhadap seseorang dari masalah tersebut. Apabila kita
berhasil memisahkannya, maka kita dapat membina hubungan dengan baik ke depan
tanpa harus merasa bertentangan di belakang.
 Dengarkan dengan cermat sejumlah harapan. Cara ini akan membuat kita memahami
dengan baik posisi orang yang berlainan dan memahami sudut pandang mereka.
 Dengarkan dulu, bicara kemudian. Ini adalah sikap yang harus kita pupuk yakni
harus mendengarkan apa yang dikatakan orang lain, sebelum mempertahankan posisi
kita sendiri. Ada kemungkinan apa yang dikatakan pihak lawan kita dapat mengubah
pikiran kita.
 Tetap mengedepankan fakta. Putuskan bersama fakta-fakta yang bisa menjadi
landasan dan mungkin memengaruhi keputusan kita bersama-sama.
 Bersikap terbuka terhadap gagasan. Lewat cara tersebut, kita akan mempunyai
peluang mencapai sesuatu dengan baik secara bersama.
 Terapkan di dalam kehidupan kita
 Setelah kita memahami soal resolusi konflik, kita bisa langsung menerapkannya
dalam kehidupan sehari-hari. Tentu, ini akan sangat baik apabila diaplikasikan dari
lingkup yang kecil hingga lingkup atau organisasi yang besar.
 Apalagi jika situasinya kita sedang mencoba menyelesaikan konflik antara anggota
tim sendiri. Atau kita ingin membuat satu kelompok atau anggota setuju akan sesuatu
tujuan.

Berikut yang bisa dilakukan dengan pendekatan resolusi konflik:

 Atur pertemuan antara pihak yang berkonflik. Terangkan pertemuan yang dilakukan
untuk membahas sebuah persoalan.
 Biarkan mereka tahu bahwa kita bekerja bersama untuk menemukan solusi.
 Pastikan orang yang berkumpul fokus pada masalah, bukan orangnya.
 Mintalah setiap orang yang ada untuk mendengarkan dengan cermat sudut pandang
satu sama lain.
 Jelaskan fakta-fakta dan kemudian tawarkan kerja sama untuk menyepakati suatu
resolusi.
 Berlatih untuk fokus pada konflik yang relatif ringan terlebih dahulu.

Sumber :

 https://lifepal.co.id/media/resolusi-konflik/

ANALISIS KASUS KONFLIK :

Konflik Sampit

Konflik Sampit adalah kerusuhan antaretnis yang terjadi di Sampit pada awal Februari
2001. Konflik ini dimulai di kota Sampit, Kalimantan Tengah yang kemudian meluas ke
seluruh provinsi, termasuk ibu kota Palangka Raya. Konflik ini terjadi antara suku Dayak asli
dan warga migran Madura. Kala itu, para transmigran asal Madura telah membentuk 21
persen populasi Kalimantan Tengah. Akibatnya, Kalimantan Tengah merasa tidak puas
karena terus merasa disaingi oleh Madura. Karena adanya permasalahan ekonomi ini, terjadi
kerusuhan antara orang Madura dengan suku Dayak. Penyerangan ini lantas membuat 1.335
orang Madura harus mengungsi.

Latar Belakang
Konflik Sampit yang terjadi tahun 2001 bukanlah sebuah insiden pertama yang terjadi
antara suku Dayak dan Madura. Sebelumnya sudah terjadi perselisihan antara keduanya.
Penduduk Madura pertama kali tiba di Kalimantan Tengah tahun 1930 di bawah program
transmigrasi yang dicanangkan pemerintah kolonial Belanda. Hingga tahun 2000,
transmigran asal Madura telah membentuk 21 persen populasi Kalimantan Tengah. Suku
Dayak mulai merasa tidak puas dengan persaingan yang terus datang dari Madura.

Hukum baru juga telah memungkinkan warga Madura memperoleh kontrol terhadap
banyak industri komersial di provinsi tersebut, seperti perkayuan, penambangan, dan
perkebunan. Hal tersebut menimbulkan permasalahan ekonomi yang kemudian menjalar
menjadi kerusuhan antarkeduanya. Insiden kerusuhan terjadi tahun 2001. Kericuhan bermula
saat terjadi serangan pembakaran sebuah rumah Dayak. Menurut rumor warga Madura lah
yang menjadi pelaku pembakaran rumah Dayak tersebut. Sesaat kemudian, warga Dayak pun
mulai membalas dengan membakar rumah-rumah orang Madura. Profesor Usop dari Asosiasi
Masyarakat Dayak mengklaim bahwa pembantaian oleh suku Dayak dilakukan guna
mempertahankan diri setelah beberapa warga Dayak diserang. Disebutkan juga bahwa
seorang warga Dayak disiksa dan dibunuh oleh sekelompok warga Madura setelah sengketa
judi di Desa Kerengpangi pada 17 Desember 2000.

Konflik

Situasi kericuhan antara suku Dayak dengan Madura diperparah dengan kebiasaan
dan nilai-nilai berbeda yang dimiliki keduanya. Seperti adat orang Madura yang membawa
parang atau celurit ke mana pun, membuat orang Dayak berpikiran bahwa tamunya ini siap
untuk berkelahi.

Konflik Sampit sendiri diawali dengan perselisihan antara dua etnis ini sejak akhir
2000. Pertengahan Desember 2000, bentrokan antara etnis Dayak dan Madura terjadi di Desa
Kereng Pangi, membuat hubungan keduanya menjadi bersitegang. Ketegangan semakin
memuncak setelah terjadi perkelahian di sebuah tempat hiburan di desa pertambangan emas
Ampalit. Seorang etnis Dayak bernama Sandong, tewas akibat luka bacok yang ia dapat.
Kejadian ini kemudian membuat keluarga dan tetangga Sandong merasa sangat marah.

Dampak

Dua hari setelah peristiwa tersebut, 300 warga Dayak mendatangi lokasi tewasnya
Sandong untuk mencari sang pelaku. Tak berhasil menemukan pelakunya, kelompok warga
Dayak melampiaskan kemarahannya dengan merusak sembilan rumah, dua mobil, lima
motor, dan dua tempat karaoke, milik warga Madura. Penyerangan ini lantas membuat 1.335
orang Madura mengungsi.

Penyelesaian

Pada 18 Februari 2001 suku Dayak berhasil menguasai Sampit. Polisi menahan
seorang pejabat lokal yang diduga sebagai salah satu dalang di balik serangan ini. Orang yang
ditahan tersebut diduga membayar enam orang untuk memprovokasi kerusuhan di Sampit.
Kemudian, ribuan warga Dayak mengepung kantor polisi di Palangkaraya sembari meminta
pembebasan para tahanan. Permintaan mereka dikabulkan oleh polisi pada 28 Februari 2001,
militer berhasil membubarkan massa Dayak dari jalanan.

Dari Konflik Sampit ini sedikitnya 100 warga Madura dipenggal kepalanya oleh suku
Dayak. Konflik Sampit sendiri mulai mereda setelah pemerintah meningkatkan keamanan,
mengevakuasi warga, dan menangkap provokator. Untuk memperingati akhir konflik ini,
dibuatlah perjanjian damai antara suku Dayak dan Madura. Guna memperingati perjanjian
damai tersebut, maka dibentuk sebuah tugu perdamaian di Sampit.

Sumber yang menjadi rujukan saya untuk di analisis :

 https://www.google.com/amp/s/amp.kompas.com/tren/read/2022/02/18/074211765/hari-
ini-dalam-sejarah-konflik-sampit-pecah

Anda mungkin juga menyukai