c
1. Pengertian Konflik
Secara sosiologis, konflik adalah suatu proses
sosial antara dua orang atau lebih yang berusaha
menyingkirkan pihak lain dengan jalan
menghancurkan atau membuatnya tidak
berdaya.
Sedangkan menurut Soerjono Soekanto konflik
merupakan pertentangan atau pertikaian, yaitu
proses sosial individu atau kelompok yang
berusaha memenuhi tujuannya denga jalan
menentang pihak lawan, disertai dengan ancaman
atau kekerasan
Konflik sosial bisa diartikan dua hal. Pertama,
perspektif atau sudut pandang yang menganggap
konflik selalu ada dan mewarnai segenap aspek
interaksi manusia dan struktur sosial. Kedua,
konflik sosial merupakan pertikaian terbuka
seperti perang, revolusi pemogokan, dan gerakan
perlawanan.
okoh eori Konflik
Dahrendorf , membagi teori sosiologi menjadi
teori konflik dan teori Konsensus . Beliau
berpendapat bahwa konflik tidak akan ada jika
tidak ada konsensus terlebih dahulu. Sebaliknya
konflik yang muncul dapat menimbulkan
konsensus dan integrasi
randall Collins`
Collins
Setiap orang memiliki pendirian dan perasaan
yang berbeda-beda satu sama lain. Perbedaan
tersebut dapat menjadi faktor penyebab konflik
sosial. Sebab dalam menjalani hubungan sosial,
seseorang tidak selalu dengan kelompoknya.
b. Perbedaan latar belakang kebudayaan
w
B. KONFLIK DAN KEKERASAN
1. Pengertian Kekerasan
Kekerasan tidak akan muncul apabila kelompok-
kelompok yang saling bertentangan itu mampu memenuhi
tiga macam prasyarat berikut :
A. Konsiliasi
Konsilasi merupakan bentuk pengendalian
konflik sosial yang utama. Pengendalian seperti
ini terwujud melalui lembaga-lembaga tertentu
yang memungkinkan tumbuhnnya pola diskusi
dan pengambilan keputusan-keputusan di antara
pihak-pihak yang berlawanan mengenai
persoalan-persoalan yang mereka pertengkarkan.
b. =ediasi
Pengendalian konflik dengan cara mediasi
dilaksanakan apabila kedua belah pihak yang
terlibat konflik bersama-sama bersepakat untuk
menunjukkan pihak ketiga yang akan
memberikan nasehat-nasehatnnya tentang
bagaimana mereka sebaiknya menyelesaikan
pertentangan mereka.
c. Arbitrasi
Apabila cara pengendalian di atas tidak juga
menghasilkan apa-apa, maka cara ini dapat
dilakukan. Artibrasi disebut pula ³ perwasitan ³.
Artibrasi dilakukan apabila kedua belah pihak
yang bertentangan bersepakat untuk menerima
atau terpaksa menerima hadirnnya pihak ketiga
yang akan memberikan keputusan-keputusan
tertentu untuk menyelesaikan konflik yang
terjadi di antara merka.
eori Faktor Kelompok
2
`
2
!
eori Dinamika Kelompok
`
`
2
"
eori Alternatif
ë
!
"
#
$
%
m
&
'
°. Syarat-syarat integrasi sosial
integrasi sosial akan terbentuk
dimasyarakat apabila sebagian
anggota masyarakat tersebut
memiliki kesempatan tentang batas
ʹbatas teritorial dari suatu wilayah
atau negara tempat mereka tinggal.
menurut william F. Ogburn dan
Mayer
Nimkoff(Susanto,° 1:1 syarat
berhasilnya suatu integrasi sosial
adalah:
1. anggota-anggota
masyarakat merasa bahwa
mereka berhasil saling
mengisi kebutuhan satu
dengan yang lainnya.
°. masyarakat berhasil menciptakan
kesempatan bersama mengenai nilai-
nilai dan norma ʹnorma sosial yang
dilestarikan dan dijadikan pedoman
dalam berinteraksi satu dengan yang
kainnya, termasukmenyapakati hal-hal
yang dilarangmenutut
kebudayaannya.
v. norma-norma dan nilai sosial
itu berlaku cukup lama dan
dijalankansecara konsisten serta
tidak mudah mengalami
perubahan sehingga dapat
menjadi aturan baku dalam
melangsungkan proses interaksi
sosial
ï
v
!"
Ñ
# $ %
%
ÿ&
B. AKULTURASI
Akulturasi adalah proses perubahan yang
ditandai denga terjadinya penyatuan dua
kebudayaan yang berbeda. Penyatuan ini
menyebabkan kebudayaan yang lemah
hampir menyerupai kebudayaan yang
kuat, tetapi masing-masing kebudayaan
masih mempertahankan ciri khasnya
Pertama kali, unsur-unsur baru yang
datang tidak langsung diterima atau
adaptasi begitu saja, tetapi melalui
proses pembelajaran terlebih dahulu.
Setelah itu dilakukan proses adaptasi
ã
V VVVV
VVV
VVV
VVVV
VVVV VV
VV VVV!
VV
"V#V
VVVVV$ V
VV V V V
VVV
# %VV$
VVVVVV
VVVV V VVVV VV
VVV VVV V
VVVVVVVV
$$V V$V
VVV VVVVV
VVVV VV VV
VVVVVVV V
VV$V