Anda di halaman 1dari 1

Nama : Sari Bulan

Nim : 1963140010
Kelas : Sosiologi A
Review Teori Sosiologi Kontemporer
Istilah kontemporer merujuk pada situasi terkini atau ihwal perkembangan masyarakat saat ini
(masa terakhir perkembangan sosiologi), dan bahkan teori sosiologi klasik pun pernah menjadi teori
kontemporer pada masanya. Faktor lahirnya teori yaitu kritik teori sebelumnya dan atau
memberikan jawaban atas realitas yang ada.

Untuk memaparkan teori-teori sosiologi yang berkembang pada masa-masa terakhir ini, menurut
ritzer tidaklah mudah, karena teori-teori tersebut baru saja bermunculan dan juga sulit
membedakan satu sama lainnya. Beberapa teori terlihat signifikan dibanding yang lain dan
tampaknya lebih berpeluang semakin berkembang di masa mendatang. Salah satu teori sosiologi
mutakhir yang diambil Ritzer yaitu teori kritis ras dan rasisme. Perkembangan teori ras dan rasisme
akhir-akhir ini semakin memposisikan diri berada di belakang teori feminis. Teori ras kritis awalnya
merupakan hasil dari gerakan hak-hak sipil. Pada era 1960 an, ia berupaya melahirkan teori baru
tentang ras yang berakar dari banyak sumber termasuk Marx, Postrukturalisme, teori feminis dan
konstruksi dubois. Secara sederhana ras adalah pengelompokan manusia atas keturunan dan ciri-ciri
fisik. Sementara rasisme adalah gagasan yang menyatakan bahwa hubungan langsung antara nilai-
nilai perilaku dan sikap kelompok tertentu sesuai dengan garis keturunan dan ciri fisik fisiknya. Jika
rasisme merujuk pada sifat individu dan diskriminasi institusional, rasialisme biasanya merujuk pada
suatu gerakan sosial atau politik yang mendukung teori rasisme. .

Teori bunuh diri yang dikemukakan oleh emile durkheim masih terjadi hingga saat ini. Terdapat
empat tipe bunuh diri yang dikemukakan oleh durkheim. Yang pertama yaitu bunuh diri egoistic,
dimana seseorang melakukan bunuh diri karena kurangnya solidaritas terhadap kelompoknya. Di
mana seseorang itu merasa kepentingan sendiri lebih besar dari kepentingan kesatuan sosialnya.
Seseorang itu mencerminkan rasa berkepanjangan tidak memiliki, tidak terintegrasi dalam sebuah
komunitas, pengalaman, ketidak hadiran yang dapat menimbulkan kesia-siaan, apatis, melankolis
dan depresi. Durkheim mengacu pada jenis bunuh diri sebagai hasil dari individualistik berlebihan,
yang berarti bahwa individu menjadi semakin terpisah dari anggota lain dari komunitasnya. Yang
kedua yaitu bunuh diri altruistik, dimana seseorang melakukan bunuh diri karena rasa solidaritas
yang tinggi terhadap kelompoknya. seseorang melakukan bunuh diri karena merasa dirinya menjadi
beban masyarakat atau karena merasa kepentingan masyarakat lebih tinggi dibandingkan dengan
kepentingan dirinya, bunuh diri ini dipandang sebagai kewajiban yang dibebankan masyarakat.
Selanjutnya yaitu tipe bunuh diri anomi, dimana seseorang melakukan bunuh diri akibat situasi yang
tanpa aturan sehingga seseorang tersebut kehilangan arah dalam kehidupan sosialnya. Orang yang
bersangkutan tersebut kehilangan cita-cita, tujuan dan norma dalam hidupnya. durkheim
menjelaskan bahwa ini adalah keadaan gangguan moral yang mana manusia tidak mengetahui
batas-batas pada keinginannya, dan terus menerus merasakan kekecewaan. Yang terakhir adalah
tipe bunuh diri fatalistik, di mana seseorang melakukan bunuh diri karena adanya kondisi yang
sangat tertekan dengan adanya aturan norma dan keyakinan nilai-nilai dalam menjalani interaksi
sosial, sehingga orang tersebut kehilangan kebebasan dalam hubungan sosial tersebut.

Anda mungkin juga menyukai