Anda di halaman 1dari 2

Teori Proses Politik

Teori proses politik dalam gerakan sosial menekankan pada peluang terciptanya suatu
gerakan yang diciptakan oleh proses politik dan sosial. Teori ini erat kaitannya dengan mobilisasi
sumber daya. Para eksponen dari teori ini memberikan suatu gambaran mengenai keadaan
modernitas Barat. Masyarakat industrial sebagai suatu masyarakat yang tidak lagi terikat dengan
asosiasi-asosiasi primer maupun sekunder. Karakteristik dari politiknya ditandai dengan adanya
isolasi dan hilangnya hubungan sosial yang normal. Karakteristik struktural dan birokratisasi
merusak suatu fungsi-fungsi dari asosiasi primer dan sekunder. Oleh karena hilangnya asosiasi
tersebut, masyarakat menjadi semakin terorganisasi dan rumit. Pada masyarakat kapitalis Barat,
hal yang paling penting adalah mereka sangat terorganisasi dan sistem politik yang bersifat
sentralisasi menindas individu atas dasar suatu keseragaman yang ketat. Masyarakat telah
berkembang menjadi lebih besar, rumit, dan terorganisasi. Basis organisasinya semakin berdaya
guna. Manusia semakin dilihat sebagai produsen karena suatu tujuan organisasi sosial, otomatis
peran yang dijalankan menjadi semakin rumit dan luas. Sehingga hubungan-hubungan pribadi
diantara mereka kehilangan arti.

Singkatnya, pada teori proses politik ini, lebih menekankan pada pentingnya perubahan
struktur kesempatan sebagai pendukung bagi aksi kolektif, keberadaan jejaring, dan kaita
horizontal yang telah terbangun diantara kelompok-kelompok yang tertindas sebagai faktor
penentu keberhasilan gerakan sosial. Relasi gerakan sosial dengan negara dan sistem politik
sebagai faktor determinan yang pnting bagi keberhasilan gerakan sosial.

Teori Mobilisasi Sumber Daya

Teori ini menekankan pada akses sumber daya sebagai peluang baru dan terbukanya cara
baru untuk menghasilkan suatu gerakan sosial. Sumberdaya dimobilisasi untuk menghasilkan
suatu gerakan. Pendekatan ini mengkhususkan pada kekuatan-kekuatan yang berkontribusi
terhadap munculnya suatu gerakan, yaitu persyaratan fisik dan lingkungan yang dapat
mempengaruhi perkembangan dan perilaku gerakan.

Resource Mobilization Theory (RMT) diperkenalkan pertama kali oleh Anthony


Oberschall. Teori ini memfokuskan perhatiannya pada proses-proses sosial yang memungkinkan
muncul dan berhasilnya suatu gerakan. Teori ini lebih memfokuskan pada faktor-faktor ekonomi
dan politik. Teori Mobilisasi Sumberdaya berasumsi bahwa apabila di dalam suatu masyarakat
muncul suatu rasa ketidakpuasan maka cukup memungkinkan untuk melakukan suatu gerakan
sosial. Faktor organisasi dan kepemimpinan dapat menjadi faktor pendorong ataupun
penghambat suatu gerakan sosial. Istilah mobilisasi mengacu pada proses pembentukan
kerumunan, kelompok, asosiasi, dan organisasi untuk mencapai suatu tujuan bersama. RMT
menjelaskan bahwa pada kenyataannya tindakan kolektif terutama gerakan sosial dipandang
sebagai hasil terbuka yang terdiri atas serangkaian taktik dari para aktor gerakan yang berfikir
rasional dengan penyusunan strategi yang mapan.

Anda mungkin juga menyukai