Anda di halaman 1dari 8

1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kemajuan IPTEK berdampak pada penggunaan teknologi yang lebih besar
sehingga anak-anak atau para remaja lebih menyukai game online atau permainan
yang diakses melalui handphone. Hal ini berdampak pada semakin minimnya anak-
anak atau remaja yang memainkan permainan-permainan tradisional. Padahal
permainan tradisional mengandung nilai-nilai yang dapat melatih moral dan
menanamkan nilai-nilai luhur masyarakat setempat pada diri anak-anak dan remaja.
Permainan tradisional yang telah lahir sejak ribuan tahun yang lalu
merupakan hasil dari proses kebudayaan manusia zaman dahulu yang masih kental
dengan nilai-nilai kearifan lokal. Meskipun sudah sangat tua, ternyata permainan
tradisional memiliki peran edukasi yang sangat manusiawi bagi proses belajar
seorang individu, terutama anak-anak. Dikatakan demikian, karena secara alamiah
permainan tradisional mampu menstimulasi berbagai aspek-aspek perkembangan
anak yaitu: motorik, kognitif, emosi, bahasa, sosial, spiritual, ekologis, dan nilai-
nilai moral (Misbach, 2006)
Bedasarkan gagasan diatas permainan tradisional perlu dijaga dan tetap di
lestarikan sehingga nilai-nilai yang terdapat di dalamnya dapat menjadi contoh
moral bagi anak-anak dan remaja yang memainkannya. Misalnya permainan Sepak
Sawut yang ada di Kabupaten Kotawaringin Timur, yang merupakan sebuah
permainan tradisional yang mempunyai pengaruh terhadap nilai-nilai moral di
masyarakat. Sepak Sawut merupakan permainan seperti sepak bola pada umumnya
namun yang membedakan dengan permainan sepak bola yaitu menggunakan bola
yang berapi. Pada permainan ini anak-anak atau remaja di latih untuk membangun
kerja sama, kekompakan, dan sportifitas.
B. Rumusan Penelitian
1. Apa yang dimaksud dengan permainan Sepak Sawut?
2. Bagaimana cara memainkan permainan Sepak Sawut?
3. Bagaimana pengaruh nilai-nilai permainan Sepak Sawut terhadap masyarakat
yang memainkannya?
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud permainan Sepak Sawut
2. Untuk mengetahui bagaiaman cara memainkan permainan Sepak Sawut
3. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh nilai-nilai permainan Sepak Sawut
terhadap masyarakat yang memainkannya.
D. Luaran
1. Hasil penelitian mini riset
2

E. Metodologi
Penulis menggunakan metode library riset dalam penyusunan laporan hasil
mini riset ini, library riset yang dilakukan menggunakan studi pustaka jurnal dan
buku-buku yang sesuai dengan laporan mini riset ini.
3

BAB II
LANDASAN TEORITIK

A. Permainan Tradisional
Menurut Mulyani (2016: 47-48), permainan tradisional adalah suatu
permainan warisan dari nenek moyang wajib dan perlu dilestarikan kerena
mengandung nilai-nilai kearifan lokal.
Menurut Morzoan & Hamidi (2017: 46), “permainan tradisional merupakan
kegiatan yang dilakukan dengan suka rela dan menimbulkan kesenangan bagi
pelakunya, diatur oleh peraturan permainan yang dijalankan berdasar tradisi turun-
temurun”.
B. Masyarakat
Menurut Selo Soemardjan (dalam Soerjono Soekanto 2006: 22), masyarakat
adalah orang-orang yang hidup bersama yang menghasilkan kebudayaan dan mereka
mempunyai kesamaan wilayah, identitas, mempunyai kebiasaan, tradisi, sikap, dan
perasaan persatuan yang diikat oleh kesamaan.
Menurut Mac Iver dan Page (dalam Soerjono Soekanto 2006: 22),
memaparkan bahwa masyarakat adalah suatu sistem dari kebiasaan, tata cara, dari
wewenang kerja sama antara berbagai kelompok, penggolongan, dan pengawasan
tingkah laku secara kebiasaan-kebiasaan manusia.
Menurut Emile Durkheim (dalam Soleman B. Taneko, 1984: 11),
masyarakat adalah suatu sistem yang dibentuk dari hubungan antar anggota sehingga
menampilkan suatu realitas tertentu yang mempunyai ciri-cirinya sendiri.
C. Nilai-nilai
Menurut Mansur Isna (2001: 98), nilai adalah sesuatu yang bersifat abstrak,
idea, nilai bukan benda konkrit, bukan fakta, tidak hanya persoalan benar dan salah
yang menuntut pembuktian emperik, melainkan sosial penghayatan yang
dikehendaki, disenangi, dan tidak disenangi.
Menurut Hall dan Tonna (dalam Siagawati 2007: 3), nilai merupakan
ekspresi dari konsep-konsep yang merepresentasikan sekumpulan energi yang
dinamis.
Menurut Chabib Thoha (2003: 61), nilai merupakan sifat yang melekat pada
sesuatu (Sistem kepercayaan) yang telah berhubungan dengan subjek yang memberi
arti (manusia yang meyakini). Jadi nilai adalah sesuatu yang bermanfaat dan berguna
bagi manusia sebagai acuan tingkah laku.
4

BAB III
PEMBAHASAN
A. Pengertian Permainan Tradisional Sepak Sawut
Permainan tradisional adalah permainan yang dimainkan oleh anak-anak
jaman dulu. Kebanyakan permainan ini dilakukan dengan cara kelompok.
Kehidupan masyarakat di masa lalu yang bisa dibilang tidak mengenal dunia luar
telah mengarahkan dan menuntun mereka pada kegiatan sosial dan kebersamaan
yang tinggi. Terlebih kebudayaan Indonesia pada umumnya sangat menjunjung
tinggi nilai-nilai kebersamaan. Hal ini yang kemudian mendorong terciptanya jenis
permainan tradisional. Akan tetapi dengan perkembangan jaman khususnya
perkembangan teknologi yang semakin pesat membuat jenis permainan ini perlahan
mulai menghilang. Disini penulis akan menjelaskan salah satu contoh permainan
tradisional dari Kalimantan Tengah yaitu Sepak Sawut atau yang lebih dikenal
dengan permainan bola api.

Sepak Sawut adalah Permainan tradisional warisan budaya dari suku Dayak
di Kalimantan Tengah. Sepak Sawut merupakan permainan sejenis sepak bola biasa
hanya saja menggunakan bola dari buah kelapa yang kemudian direndam minyak
dan dibakar menjadi bola api. Permainan bola api ini merupakan salah satu budaya
olahraga unik diindonesia yang patut dilestarikan. Dahulunya permainan sepak
sawut yang satu ini dimainkan pada saat orang ingin membuka ladang berpindah.
Karena kebanyakan pada tempo dulu di Kalimantan Tengah hampir semua kegiatan
di lakukan secara gotong-royong seperti membangun rumah, membuka ladang,
menanam padi, memanen padi yang dilakukan secara bersama-sama atau dalam
bahasa daerahnya “handep”.

Olahraga yang paling diminati di seluruh dunia adalah sepak bola, tapi apa
jadinya jika bola yang digunakan pada permainan ini diganti dengan bola api yang
terbuat dari buah kelapa yang keras. Akankah permainan tersebut banyak di minati
juga? Ternyata di Kalimantan Tengah kondisi itulah yang berlaku pada permainan
tradisional yang mereka sebut dengan nama Sepak Sawut.

Saat ini sepak sawut sudah jarang dimainkan, tetapi untuk melestarikan
budaya ini biasanya permainan sepak sawut masih dilakukan dalam sejumlah event
atau festival budaya salah satunya adalah festival Isen Mulang, festival budaya
tahunan, dan festival-festival budaya terbesar lainnya yang ada di Kalimantan
Tengah.
5

B. Cara Bermain Permainan Sepak Sawut


Sepak Sawut merupakan salah satu jenis permainan sepak bola besar beregu.
Sepak sawut merupakan bentuk permainan tradisional yang mengutamakan
beberapa unsur kekompakan, kerjasama, ketangkasan, kegembiraan dan kekuatan
fisik.

Permainan sepak sawut persis dilakukan seperti permainan sepak bola atau
futsal biasa yang kita kenal, namun dikatakan permainan sepak sawut adalah versi
sederhananya. Bola yang digunakan bukanlah bola kulit buatan pabrik sport tapi bola
yang tercipta alami dari alam yaitu buah kelapa yang telah kering. Buah kelapa itu
dimainkan dengan dimasukan pada minyak agar bisa terbakar, sehingga jadilah bola
api. Supaya apinya tidak mudah padam, satu hari sebelum pertandingan buah-buah
kelapa itu yang sudah dibuang airnya di rendam dalam minyak tanah atau solar
supaya minyak meresap kedalam serat-serat bola kelapa tersebut. Barulah saaat
pertandingan dimulai buah kelapa itu dibakar untuk dimainkan. Meski
menggunakan bola api, banyak pemain sepak sawut tidak menggunakan sepatu atau
pelindung lainnya. Pasti terlintas dan bingung mengapa tidak merasa sakit/panas
karena menyentuh kaki tanpa ada pengaman atau alas, namun pemain tidak terlalu
memikirkan dan merasa menikmati pertandingan yang berlangsung karena sudah
terbiasa dan menjadi tradisi mereka.
Durasi permainan ini lebih singkat yaitu (2x10 menit) tempat pada lapangan
terbuka dengan lapangan yang lebih kecil. Jumlah pemain juga hanya 5 orang tiap
tim, termasuk didalamnya berperan sebagai kiper. Pertandingan dipimpin oleh
seorang wasit. Siapa yang paling banyak memasukan bola ke gawang maka
dinyatakan sebagai pemenangnya. Supaya lebih seru lagi permainan ini dimainkan
pada malam hari. Ini memiliki keindahan tersendiri karena penerangan hanya
menggunakan lampu seadanya dan cahaya kebanyakan bersumber dari bola api
tersebut.

C. Nilai-nilai Permainan Sepak Sawut terhadap Pendidikan


Permainan tradisonal merupakan simbolisasi dari pengetahuan yang turun
temurun dan mempunyai bermacam-macam fungsi atau pesan dibaliknya, dimana
pada prinsipnya permainan anak tetap merupakan permainan anak. Dengan
demikian bentuk atau wujudnya tetap menyenangkan dan menggembirakan anak
karena tujuannya sebagai media permainan. Aktivitas permainan yang dapat
mengembangkan aspek-aspek psikologis anak dapat dijadikan sarana belajar sebagai
persiapan menuju dunia orang dewasa. Nilai-nilai yang terkandung dalam
permainan tradisional sepak sawut ini sebagai berikut:
6

1. Nilai Kerjasama / dan Gotong-royong


Nilai kerjasama terdapat pada permainan tradisional yang dapat
dilakukan secara beregu ini yaitu sepak sawut. Nilai kerjasma ini sama
seperti pada permainan sepak bola atau futsal. Pemain diajarkan melatih
kekompakan, kerjasama pada pemain satu ke pemain yang lain dalam tim.
Selain dilatih untuk kekompakan, kerjasama pada pemain satu ke pemain
lain dalam tim, permainan sepak sawut juga memerlukan gotong royong
dalam mempersiapkan alat-alat yang akan digunakan dalam bermain. Nilai
gotong royong sangatlah penting dalam menumbuhkan rasa kebersamaan
antar individu dengan individu lainnya. Dengan demikian anak-anak maupun
remaja akan berinteraksi satu dengan yang lainnya.

2. Nilai jasmani / dan olahraga


Nilai olah raga pada permainan tradisional ini antara lain
membutuhkan dan melatih kemampuan lari yang bagus, ketahanan fisik
untuk dapat memenangkan permainan. Lalu untuk kakuatan otot melatih
otot-otot kaki kita, melatih ketepatan serta kekuatan daya tahan tubuh.

3. Nilai seni dan kreatifitas


Permainan tradisional ini merupakan salah satu tradisi seni budaya di
Kalimantan Tengan. Para permainan Sepak sawut menunjukan aksi-aksi dan
atraksi yang dapat membuat tegang penonton akan kebalnya kaki dalam
menggiring bola yang terbuat dari buah kelapa dan menggunakan bara api
saat bola di nyalakan dan dimainkan. Kreatifitas dari permainan Sepak Sawut
yaitu memanfaatkan buah kelapa sebagai bola sehingga bola dalam
permainan Sepak Sawut berbeda pada bola umumnya, bola yang digunakan
dalam permainan Sepak Sawut yaitu buah kelapa yang dibersihkan kulitnya
dan di buang airnya kemudian direndam dalam minyak tanah agar apinya
tidak mudah padam.

4. Nilai Sosial
Nilai sosial yang terkandung dalam permainan Sepak Sawut dapat
dilihat dari jumlah anak-anak atau remaja yang memainkan, dengan
demikian anak-anak atau remaja tersebuat akan saling berkomunikasi dengan
individu-individu yang ada di sekitarnya untuk membangun kerja sama agar
mereka berhasil dalam memainkan permainan Sepak Sawut.
7

BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Permainan tradisional tidak hanya sekedar permainan yang mengandung
kesenangan semata. Namun permainan tradisional dapat melatih kemampuan
motorik anak, sikap anak, dan juga ketrampilan anak. Serta dapat membentuk
karakter anak yang luhur. Dalam menerima sikap perubahan sosial didalam
masyrakat kita memang harus bersifat terbuka dan dinamis terhadapa perkembangan
zaman, perkembangan dunia Ilmu Tekhnologi. Ada sebuah garis-garis yang harus
memisahkan kebudayaan asli dengan masuknya kebudayaan luar dalam era global
saat ini. Perubahan sosial akan terjadi apabila masyarakat menerima masuknya
perubahan itu sendiri, maka dari itu kita perlu yang namanya kesadaran sejak dini
untuk menjaga dan melstarikan kebudayaan lokal masyarakat kita sendiri, kalau
bukan kita yang menjaga kebudayaan tersebut, siapa lagi dan tidak akan menutup
kemungkinan memudarnya permainan tradisional, sebagai salah satu contoh
penulisan diatas, dapat terjadi bila kita sendiri tidak memelihara kebudayaan kita
sendiri.

B. Saran
Kita sebagai generasi penerus bangsa sudah saatnya melestarikan permainan
tradisional terutama permainan sepak sawut ini. Karena pada usia dini,
perkembangan anak sangat dibutuh demi perkembangan fisik dan motorik anak.
Selain iti permainan tradisional sangat menguntungkan daripada permainan di
zaman sekarang seperti game online. Game online sangat tidak baik bagi
perkembangan anak karena akan membawa dampak negatif bagi seorang anak.
Tidak dipungkiri saat ini banyak orang tua yang malah membelikan anaknya barang-
barang canggih. Maka dari itu , peran orang tua untuk mendampingi anaknya
sangatlah penting demi masa depan seorang anak.
8

DAFTAR PUSTAKA
Misbach, I. 2006. Peran Permainan Tradisional yang Bermuatan Edukatif dalam
Menyumbang Pembentukan karakter dan Identitas Bangsa. Laporan
penelitian. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

Dharmamulyo, S .1992. Transformasi Nilai Budaya Melalui Permainan Anak.


Yogyakarta: Proyek P2NB.

Kniker, C. R. 1997. You and Value Education. Unitet State of America: Abell &
Howell Company.

Poerwandari, E. K. 1998. Pendekatan Kualitatif dalam Penelitian Psikologi. Jakarta:


Universitas Indonesia

Mulyani, Novi. 2016. Super Asyik Permainan Tradisional Anak Indonesia.


Yogyakarta: Diva Press.

Marzoan, Hamidi. Juni 2017. Permainan Tradisional Sebagai Kegiatan


Ekstrakulikuler Untuk Meningkatkan Kompetensi Sosial Siswa. Jurnal An-
nafs vol. 2 No. 1.

Soekanto, Soerjono. 2006. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: PT. Raja


Grafindo Persada.

Taneko, B. Soleman. 1984. Struktur dan Proses Sosial Suatu Pengantar Sosiologi
Perkembangan. Jakarta: CV. Rajawali.

Isna, Mansur. 2001. Dikursus Pendidikan Islam. Yogyakarta: Global Pustaka


Utama.

Thoha, M Chabib. 1996. Kapita Selekta Pendidikan Islam. Yogyakarta: Pustaka


Belajar.

Siagawati, Moniqa. 2007. Mengungkapkan Nilai-nilai Yang Terkandung dalam


Permaianan Tradisional. Skripsi Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah
Surakarta.

Anda mungkin juga menyukai