Anda di halaman 1dari 6

TUGAS METODOLOGI PENELITIAN

Uji One Way Anova

Drg. Arbi Wijaya | 1806259063

Soal :

Apakah secara statistik ada perbedaan bermakna (α=0.05) skor halitosis antara tiga obat kumur
setelah responden yang berbeda-beda berkumur dengan obat kumur A (grup 1, n=19), obat
kumur B (grup 2, n=19), dan obat kumur C (grup 3, n=19)? Ho nya adalah tidak ada perbedaan
bermakan antara ketiga obat kumur dalam mengeliminasi halitosis.

1. Entry data dibawah ini ke dlm SPSS


2. Uji statistik apa yang digunakan untuk analisa data tersebut?
3. Asumsi apa saja yang harus terpenuhi untuk uji yang digunakan?
4. Sajikan hasilnya seperti pada bab hasil tesis

Obat Kumur Obat Kumur Obat Kumur


A B C

364 260 156

245 204 438

284 221 272

172 285 344

198 308 198

239 262 137

259 196 166

188 299 236

256 316 168

263 216 269

329 155 296

136 212 236

272 201 275


245 175 269

209 241 142

298 233 184

342 279 301

217 368 262

358 413 258

Jawab :

1. Input data dalam SPSS :


2. Uji statistik apa yang digunakan?
Uji statistik yang digunakan adalah Uji One Way Anova, karena :
- Ada lebih dari dua kelompok yang dibandingkan rata-ratanya, yaitu kelompok Obat
Kumur A, B, dan C
- Hanya terdapat satu variabel dependen yaitu skor halitosis
- Distribusi data normal, skor Saphiro-Wilk > 0.05

3. Asumsi yang harus dipenuhi adalah :


- Distribusi data masing-masing kelompok harus normal

Pada data ini, uji normalitas yang dipakai adalah Saphiro Wilk, karena data masing-masing
kelompok berjumlah kurang dari 50.
 Data skor halitosis Obat kumur A memiliki nilai Sig.0.881>0.05, maka data berdistribusi
normal.
 Data skor halitosis Obat kumur B memiliki nilai Sig.0.446>0.05, maka data berdistribusi
normal.
 Data skor halitosis Obat kumur C memiliki nilai Sig.0.199>0.05, maka data berdistribusi
normal.

- Variabel dependen harus memiliki varian data yang homogen

-
 Nilai Levene Statistic 0.311 dengan nilai Sig.0.734 > 0.05, maka variable dependen
memiliki varian yang homogen.
 Karena data bedistribusi normal dan variable terikat memiliki varian yang homogen,
maka dapat dilakukan uji One Way Anova.

4. Hasil pengolahan data dengan Uji One Way Anova


 Interpretasi: Rata-rata skor halitosis tertinggi ada pada Obat Kumur A (256.5263), disusul
oleh obat kumur B(254.9474), dan terakhir obat kumur C (242.4737)

 Interpretasi: Karena nilai Sig. 0.788 > 0.05, maka rata-rata skor halitosis ketiga obat
kumur tersebut sama (tidak berbeda secara signifikan).
 Interpretasi: Tabel Tukey HSD di atas memperlihatkan bahwa skor halitosis memiliki
Sig.> .05, artinya tidak ada perbedaan rata-rata yang signifikan antara ketiga obat kumur
tersebut.

5. Penyajian hasil dalam Bab Tesis :

OBAT KUMUR RERATA (SD) P VALUE

OBAT KUMUR A 256.53(62.96) 0.788

OBAT KUMUR B 254.95(65.98)

OBAT KUMUR C 242.47(76.14)

Rerata dan standar deviasi (SD) didapatkan dari hasil analisa deskriptif, sedangkan p value dari hasil
significancy between group Skor Halitosis Anova

Anda mungkin juga menyukai