Anda di halaman 1dari 38

CSS MONITORING

HEMODINAMIK
KELOMPOK 18
Definisi
■ Hemodinamik adalah aliran darah dalam sistem peredaran
tubuh, baik melalui sirkulasi magna (sirkulasi besar) maupun
sirkulasi parva ( sirkulasi dalam paru-paru).
■ Monitoring Hemodinamik adalah pemantauan dari status
hemodinamik.
■ Pentingnya pemantauan terus menerus terhadap status
hemodinamik, respirasi, dan tanda-tanda vital lain akan
menjamin early detection bisa dilaksanakan dengan baik
sehingga dapat mecegah pasien jatuh kepada kondisi lebih
parah
Pemantauan Hemodinamik

■ Pemantauan hemodinamik adalah suatu pengukuran


terhadap sistem kardiovaskuler yang dapat dilakukan baik
secara invasif atau noninvasive.
Tujuan Pemantauan
Hemodinamik
■ Pemantauan hemodinamik dapat membantu
mengidentifikasi kondisi pasien, mengevaluasi respon pasien
terhadap terapi, menentukan diagnosa medis, memberikan
informasi mengenai keadaan pembuluh darah, jumlah darah
dalam tubuh dan kemampuan jantung untuk memompa
darah.
Klasifikasi Pemantauan
Hemodinadik
■ noninvasif : dilakukan melalui pemeriksaan, salah satunya
adalah pemeriksaan vena jugularis (jugular venous pressure)
■ Invasif : memasukkan kateter ke dalam ke dalam pembuluh
darah atau rongga tubuh.
Faktor Penentu
Hemodinamik
1. Pre load : menggambarkan tekanan saat pengisian atrium
kanan selama diastolic digambarkan melalui Central Venous
Pressure (CVP). Sedangkan preload ventricle kiri
digambarkan melalui Pulmonary Arterial Pressure (PAP).
2. Contractility : menggambarkan kekuatan otot jantung untuk
memompakan darah ke seluruh tubuh.
3. After load : menggambarkan kekuatan/tekanan darah yang
dipompakan oleh jantung.
After load dipengaruhi oleh sistemik vascular resistance dan
pulmonary vascular resistance
Indikasi Pemantauan
Hemodinamik
■ Shock
■ Infark Miokard Akut (AMI), yg disertai: Gagal jantung kanan/kiri, Nyeri
dada yang berulang, Hipotensi/Hipertensi
■ Edema Paru
■ Pasca operasi jantung
■ Penyakit Katup Jantung
■ Tamponade Jantung
■ Gagal napas akut
■ Hipertensi Pulmonal
■ Sarana untuk memberikan cairan/resusitasi cairan, mengetahui reaksi
pemberian obat.
Parameter Hemodinamik

■ Nadi
■ Tekanan darah
■ EKG
Nadi
■ Pemantauan frekuensi dan irama nadi dapat dilakukan dengan
meraba :
- arteri temporalis
- arteri radialis,
- arteri femoralis atau
- arteri karotis.
■ Informasi yang diperoleh :
- kuat lemahnya denyut nadi,
- teratur tidaknya irama nadi,
- frekuensi denyut nadi.
■ alat : EKG atau oksimeter
Tekanan darah
■ Indikasi mutlak pengukuran tekanan darah :
- Anestesi umum
- Anestesi regional

■ Teknik :
1. Non invasif
2. Invasif
Monitoring Tekanan Darah
Non Invasif
■ Indikasi : prosedur anestesi umum atau regional

■ Kontraindikasi :

1. abnormalitas vaskuler pada ekstremitas (dialysis shunts)

2. terpasangnya jalur intravena pada ekstremitas


Monitoring Tekanan Darah
Non Invasif
■ Metode :
1. Palpasi
2. Doppler (pada kasus pasien dengan kegemukan, pasien
anak, pasien syok)
3. Auskultasi (pada banyak kasus, pengukuran setiap 3-5
menit)
4. Oskilometer (pada kasus pasien dengan kegemukan, pasien
anak, pasien syok)
Monitoring Tekanan Darah
Non Invasif
■ Hemodinamik pressure value :
1. MAP : tekanan diastole + 1/3 (tekanan sistole – tekanan
diastole) atau { (tekanan sistole + 2 tekanan diastole) : 3 }
2. Sistole
3. Diastole

■ Tools :
Perlengkapan yang digunakan untuk mengukur tekanan darah
secara non invasif yang sederhana antara lain adalah manset
(kaf), manometer dan stetoskop. Untuk saat ini, penggunaan
manometer dan stetoskop telah banyak ditinggalkan, karena
telah terdapat monitor elektronik yang secara teknis lebih
praktis digunakan.
Monitoring Tekanan Darah
Non Invasif

■ Metode palpasi.
Sebelum melakukan pengukuran, kita harus menentukan terlebih dahu
lu denyut arteri perifer yang dapat dirasakan. Setelah itu, kita kembang
kan kaf sampai denyut nadi tidak teraba. Perlahan-lahan kaf kita kempe
skan sampai teraba kembali denyut nadi. Tekanan sistolik terbaca saat
arteri terasa berdenyut untuk pertama kali. Tetapi oleh karena ketidaks
ensitifan perabaan kita dan adanya perbedaan waktu antara aliran diba
wah kaf dan pulsasi pada sebelah distal, maka kita tidak dapat menent
ukan tekanan diastolik dan tekanan arteri rerata.
Monitoring Tekanan Darah
Non Invasif
■ Metode auskultasi
Teknik yang digunakan pada metode Korotkoff atau
auskultasi hampir sama dengan metode palpasi, hanya ditambah ste
toskop yang ditempatkan di sekitar arteri brakialis.
Tekanan sistolik ditunjukkan saat pertama kali bunyi nadi terdengar
dan tekanan diastolik adalah saat bunyi tersebut menghilang. Bunyi
Korotkoff biasanya sulit didengarkan jika terjadi keadaan hipotensi a
tau vasokonstriksi pembuluh darah perifer.
Monitoring Tekanan Darah
Non Invasif
■ Metode Doppler
Metode ini sangat baik digunakan pada pasien dengan kegemukan,
pasien anak-anak atau pasien yang dalam keadaan syok. Prinsip dari
alat ini adalah pulsasi dari dinding arteri atau pergerakan darah yang
melalui suatu transduser memancarkan suatu gelombang ultrasonik.
Mula-mula kaf dipompa sampai melewati batas tekanan sistolik.
Perlahan-lahan kaf dikempeskan dan setelah melalui batas tekanan
sistolik, dinding arteri akan berpulsasi dan akan diteruskan melalui
transduser. Penempatan probe harus tepat diatas arteri. Pada
metode Doppler, tekanan yang dapat diukur hanyalah tekanan sistolik
saja.
Monitoring Tekanan Darah
Non Invasif
■ Oskilometer
Pulsasi arteri akan menyebabkan oskilasi pada tekanan kaf. Oskilasi
ini kecil apabila kaf dikembangkan diatas tekanan sistolik. Saat
tekanan kaf turun sampai tekanan sistolik, pulsasi akan dihantarkan
ke seluruh kaf dan oskilasi akan meningkat. Oskilasi maksimal terjadi
saat mencapai tekanan arteri rerata, setelah itu akan turun kembali.
Monitor tekanan darah elektronik akan secara otomatis mencatat
perubahan gelombang oskilasi ini. Monitor oskilometer sebaiknya
tidak digunakan pada pasien yang menjalani pembedahan bypass
kardiovaskuler. Sampai sekarang ini, peralatan oskilometer ini masih
terus dikembangkan, dan di Amerika Serikat menjadi pilihan dalam
pemantauan tekanan darah noninvasive.
Term – DONT CONFUSE

■ Curah jantung merujuk kepada jumlah darah yang dipompa


oleh ventrikel setiap menit
■ stroke volume adalah jumlah darah yang dipompa dari
ventrikel pada setiap denyut jantung.
Pengukuran Tekanan Darah
Secara Invasif
■ Indikasi :

1. Hipotensi

2. Deviasi tekanan darah yang besar

3. Penyakit end-organ yang membutuhkan pengaturan tekanan darah


denyut per denyut secara tepat dan

4. Kebutuhan analisis gas darah arteri.

■ Kontraindikasi :

Kecurigaan adanya insufisiensi vaskuler pada end artery yang kecil dengan
aliran darah kolateral inadekuat (contohnya fenomena Raynaud’s).
Pemilihan Arteri untuk
Kanulasi
1. Arteri radialis
2. Arteri ulnaris
3. Arteri brachialis
4. Arteri femoralis
5. Arteri dorsalis pedis dan tibia posterior
6. Arteri aksilaris
Kanulasi Arteri
■ Komplikasi monitoring intraarterial termasuk
hematoma,
Bila perdarahan,
ada darah yang vasospasme,
tampak, jarum direndahkan arterial
membentuk
thrombosis,
sudut embolisasi
30 derajat dan dimasukan gelembung
1 – 2 mm untukudara, nekrosis
meyakinkan
kulit
ujung sekitar
kateter kateter,
masuk dengankerusakan saraf,
baik ke lumen infeksi,
pembuluh darah.
kehilangan jari dan injeksi intra arterial yang tak
Memutar kateter kadangkala membantu memasukan kateter
disengaja.
melalui dari jarum lalu ditarik. Kencangkan tekanan di atas
arteri, proksimal ujung kateter dengan ujung jari tengah dan
manis mencegah darah menyembur ketika tube dihubungkan.
■ Gunakan
Faktor yangtahan
selotip berkaitan dengan
air atau jahitan meningkatnya
untuk menjaga kateter
Supinasi dan ekstensi dari pergelangan tangan memberikan
komplikasi tetap pada tempatnyalama, hiperlipidemia,
pemaparan yangtermasuk
cukup dari kanulasi
arteri radialis. Denyut radialis
cobaan
diraba dan insersi yang berulang,
arteri ditentukan wanita,perlahan
dengan menekan sirkulasi
ekstrakorporal
ujung jari tengah dandantelunjuk
penggunaan vasopresor
anestesiolog tangan non
dominan pada area dengan denyut maksimal.2,3 Setelah
diasepsis, 1% lidokain diinfiltrasikan langsung ke kulit
dengan sudut 45 derajat, mengarah ke titik yang dipalpasi.
Kateterisasi Vena Sentral
■ Indikasi
1. Penatalaksanaan cairan pada hipovolemia dan syok
2. Infus obat kaustik
3. Nutrisi parenteral total
4. Aspirasi emboli udara
5. Insersi lead intrakutaneus
6. Akses vena pada pasien dengan vena perifer yang buruk

■ Kontraindikasi
Tumor, gumpalan atau atau keadaan vegetasi pada katup trikuspid yang dapat
menyebabkan embolisasi.
Kateterisasi Vena Sentral
■ Kanulasi vena sentral melibatkan proses
memasukkan kateter ke dalam vena sehingga
ujung kateter terletak di sistem vena dalam
toraks. Karena lokasi ini menghubungkan
ujung kateter ke tekanan intrathoraks,
inspirasi akan menurunkan atau meningkatkan
tekanan vena sentral, tergantung apakah
ventilasi dikontrol atau spontan. 2

■ Risiko kanulasi vena sentral termasuk infeksi,


emboli udara atau thrombus, disritmia
(menandakan ujung kateter berada pada
atrium kanan atau ventrikel), hematoma,
hidrotoraks, chylothoraks, perforasi jantung,
tamponade jantung, trauma pada saraf dan
arteri yang terdekat dan trombosis. 2
Elektrocardiografi

■ Tidak ada kontraindikasi


■ Gunanya
 pemantauan kejadian disritmia kordis,
 iskemia miokard,
 perubahan elektrolit,
 henti jantung
 aktivitas alat pacu jantung
Kerja jantung dipengaruhi
oleh sifat
■ » Inotropic : mempengaruhi kontraktilitas miokardium
■ » Chronotropic: mempengaruhi frekuensi denyut jantung
■ » Dromotropic : mempengaruhi kecepatan hantaran impuls
Hemodinamik juga diatur
oleh dua reseptor utama
■ Receptor dopamin – ginjal,mesenterium, arteri koroner,cerebral
vaskuler beds
■ Receptor adrenergik
 Alfa 1 : otot polos pembuluh darah arteriol dan venula,
menyebabkan vasokontriksi arteriol dan venula.
 - Alfa 2 : saraf terminalis presinaptik, sebagai feed back inhibition
of cathecolamine release, sehingga menyebabkan vasodilatasi
arteriol dan venula serta depresi simpatis.
 - Beta 1: SA node, AV node dan miokardium. Menyebabkan
peningkatan kontraktilitas miokardium, denyut jantung, konduksi
dan curah jantung.
 - Beta 2: otot polos pembuluh darah arteriol dan venula, otot
polos bronkus dan paru. Menyebabkan relaksasi arteriol dan
venula (vasodilatasi) serta bronkodilatasi.
OBAT INOTROPIK
■ Cathecolamine
 Dopamine,
 Dobutamine,
 Epinephrine
 Norepinephrine
■ Non-Cathecolamine,
 Digitalis,
 Milrinone
 Calcium Chloride
Dopamine
■ mengatasi curah jantung yang rendah.
■ Pada dosis kecil (1-3 µg/kg/menit), dopamine menstimulasi reseptor
dopaminergik dan menyebabkan vasodilatasi.
■ Pada dosis sedang (3-10 µg/kg/menit), dopamine menstimulasi reseptor beta-1,
menyebabkan peningkatan kontraktilitas miokardium, frekuensi denyut jantung,
dan konduksi.
■ Pada dosis besar (10-15 µg/kg/menit), dopamine menstimulasi reseptor alfa.
 Stimulasi reseptor alfa 1 menyebabkan vasokontriksi arteriol dan venula
sehingga SVR (tekanan darah sistemik) dan PVR (tekanan arteri paru) meningkat.
 Stimulasi reseptor alfa 2 menyebabkan vasodilatasi arteriol dan venula serta
depresi simpatis sehingga terjadi penurunan SVR, PVR, dan frekuensi denyut
jantung.
 Indikasi:
 penurunan curah jantung,
 penurunan tekanan darah (tekanan darah sistolik <100 mmHg),
 peningkatan SVR.
 Dosis umum: 2-15 µg/kg/menit.
Dobutamine
■ drug of choice untuk mengatasi gagal jantung sistolik berat
■ obat kerja singkat yang efektif untuk mengatasi sindrom curah jantung
rendah pasca-operasi.
 menstimulasi reseptor beta tanpa mempengaruhi reseptor alfa.
 Stimulasi reseptor beta-1 menyebabkan peningkatan kontraktilitas
miokardium dan frekuensi denyut jantung.
 Stimulasi reseptor beta-2 menyebabkan vasodilatasi arteriol dan venula
serta dilatasi bronkus sehingga terjadi penurunan SVR dan PVR serta
bronkodilatasi.
■ good first choice untuk mengatasi curah jantung yang rendah derajat
ringan hingga sedang
■ meningkatkan curah jantung tanpa meningkatkan konsumsi oksigen,
sehingga dapat membantu aliran darah miokardium.
■ Indikasi: penurunan curah jantung, penurunan tekanan darah, dan
peningkatan SVR.
■ Kontraindikasi: gagal jantung karena disfungsi diastolik dan kardiomiopati
hipertrofik.
■ Dosis: 2 - 20 µg/kg/menit.
Epinephrine
■ Pada dosis kecil (<0,02 µg/kg/menit), epinephrine menstimulasi
reseptor beta-1 pada jantung dan beta-2 pada otot polos pembuluh darah
otot rangka (vasodilatasi). Indeks jantung dan frekuensi denyut jantung
meningkat, tetapi resistensi sistemik sering menurun. Pada dosis kecil,
darah dapat didorong jauh dari ginjal dan mesenterium.
■ Pada dosis besar, epinephrine menstimulasi reseptor beta-1 dan alfa
■ Beta > peningkatan kontraktilitas miokardium, frekuensi denyut jantung,
indeks jantung, dan konsumsi oksigen miokardium. Alpha >
vasokonstriksi arteriol dan venula sehingga meningkatkan SVR dan PVR
■ . Indikasi: penurunan curah jantung, penurunan tekanan darah, dan
penurunan SVR.
■ Dosis umum: 0,01 - 0,20 µg/kg/menit.
■ Untuk mengatasi bronkospasme pada dewasa: 0,25 - 0,50 µg/menit.
Norepinephrine
■ menstimulasi reseptor beta1 dan alfa.
■ Stimulasi reseptor beta-1 menyebabkan peningkatan
kontraktilitas miokardium dan frekuensi denyut jantung.
■ Stimulasi reseptor alfa menyebabkan vasokonstriksi
arteriol dan venula sehingga meningkatkan SVR, PVR, dan
aliran darah jantung (karena coronary vascular beds
mempunyai sedikit reseptor alfa).
■ Indikasi: penurunan curah jantung yang berat, penurunan
tekanan darah, dan penurunan SVR.
■ Dosis umum: 0,01 - 0,10 µg/kg/menit. Dosis awal: 0,05
µg/kg/menit.
Digitalis
■ memperlambat SA node dan menghambat AV node serta
mempunyai efek inotropik ringan dan vasodilatasi perifer.
■ sering digunakan untuk mengatasi gagal jantung kongestif
dan aritmia atrium (fibrilasi atrium/atrial flutter).
■ Banyak digunakan pada bayi, sebagai early treating low
output state.
■ Digitalis berinteraksi dengan amiodarone, verapamil,
quinidine, calcium chloride, diuretic, ibuprofen, dan
succinylcholine.
■ Dosis umum: 0,5 mg; kemudian 0,25 mg i.v setiap 4 - 6 jam.
Milrinone
■ Milrinone merupakan obat inotropik dan vasodilator yang
efektif dengan menghambat phosphodiesterase
intraseluler.
■ menyebabkan peningkatan kontraksi miokardium dan
vasodilatasi arteriol dan venula sehingga terjadi penurunan
SVR dan PVR.
■ Indikasi: penurunan curah jantung, peningkatan tekanan
darah, dan peningkatan SVR.
■ Dosis: 0,375 - 0, 75 µg/kg/menit.
Obat lain

■ Nitroglyserin
■ Nitroprusside
■ Dextrose
■ Amiodarone
■ Arginine Vasopressin

Anda mungkin juga menyukai