Anda di halaman 1dari 15

Case Report System

Meningitis Tuberkulosis

Disusun Oleh :
Wahyu Oktaviana
12100118058

Preseptor :
Hana Sofia, dr., SpA

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI DOKTER


FAKULTAS KEDOKTERAN UNISBA
SMF ILMU KESEHATAN ANAK
RS AL ISLAM BANDUNG
2018
Identitas Pasien
 Nama : An. I
 Jenis Kelamin : Perempuan
 Usia : 14 tahun 4 bulan
 Tanggal masuk RS : 23 November 2018
 Tanggal Pemeriksaan : 24 November 2018
 Alamat : Bojong Kadu
 Agama : Islam
Identitas Orang Tua
 Nama Ibu : Ny. S
 Usia : 45 tahun
 Pekerjaan : IRT
 Alamat : Bojong Kadu
 Nama Ayah : Tn. A
 Usia : 50 tahun
 Pekerjaan : buruh
 Alamat : Bojong Kadu
Keluhan Utama
Penurunan kesadara
Anamnesis
Ibu pasien mengeluhkan anaknya mengalami penuruna kesadaran. Penurunan kesadaran
1 hari SMRS. Anak terlihat lebih mengantuk dan sulit dibangunkan.
Sebelumnya pasien mengalami kejang. kejang dirasakan sebanyak >5 kali. Lamanya
kejang 1-2 menit. Kejang tidak didahului dengan demam sebelumnya. Kejang berupa gerakan
mata mendelik ke atas, tangan dan kaki kaku lalu kelojotan. Ibu pasien mengatakan diantara dan
setelah kejang pasien tidak sadar. Ibu pasien mengatakan sebelumnya pasien mengalami demam
selama 1 minggu tanpa ada batuk dan pilek. ibu pasien mengatakan sebelumnya 1 hari SMRS
pasien jatuh dan kepala terbentur. Ibu pasien mengatakan anaknya semakin sering tertidur dan
sulit dibangunkan setelah terjadinya kejang.
Ibu pasien menyangkal adanya batuk dan pilek sebelum keluhan muncul, nyeri kepala
hebat, leher kaku dan muntah yang proyektil. Ibu pasien menyangkal sebelumnya pasien
mengalami luka ataupun tertusuk oleh benda yang tajam. Pasien tidak pernah mengalami nyeri
kepala yang hebat disertai dengan peurunan berat badan. Ibu pasien menyangkal pasien memiliki
riwayat kontak dengan penderita TB, menyangkal batuk >3 minggu yang disertai riwayat BB
tidak naik dalam 3 bulan terakhir. Tidak ada keluarga yang memiliki keluhan yang sama dengan
pasien.
Ibu pasien mengatakan pasien memiliki riwayat kejang sejak kecil. Kejang muncul sejak
pasien berusia 8 bulan. Kejang terus berulang sampai sekarang dan dalam sehari kejang terjadi 2-
5 kali , terjadi selama 1-2 menit kadangan beberapa detik. Ibu pasien mengatakan bahwa keluhan
anaknya sudah diperiksa ke dokter umum dan diobat. Tetapi kejang masih terjadi sehingga ibu
pasien berobat kembali ke rumah sakit dan disarankan dokter untuk pengobtan selama 2 tahun
tetapi hanya berjalan 5 bulan dikarenakan masalah ekonomi.
Riwayat Penyakit Dahulu. :
• Kejang demam kompleks ketiak usia 8 bulan
• Pasien pernah menjalani pengobatan TB ketika usia 5 tahun. Pengobatan tuntas dan
dinyatakan sembuh.
• Epilepsy ketika usia 11 tahun tetapi pengobatan hanya 5 bulan tidak sampai tuntas
Riwayat Penyakit Keluarga :
– Tidak ada penyakit yang sama dalam keluarga
Riwayat kehamilan
• Ibu paisen mengatakan ketika masa kehamilan tidak ada keluhan atau penyakit yang
diderita. Serta rutin melakukan pemeriksaan kehamilan ke bidan.
• Pasien lahir cukup bulan dari ibu P5A0 secara spontan. Bayi lahir menangis spontan,
gerakan aktif, tidak ada penyulit seperti terlilit tali pusar dan kebiruan. Berat badan saat
lahir adalah 3,5 kg dengan panjang badan saat lahir 50 cm.
Riwayat imunisasi :
• 0 bulan : hep B
• 1 bulan : BCG
• 2 bulan: DPT, Polio 1
• 3 bulan : DPT, Polio 2
• 4 bulan: DPT, Polio 3
Ibu pasien mengatakan bahwa imunisasi dasar lengkap yang dilakukan rutin diposyandu.
Riwayat makanan :
 0 – 6 bulan : ASI Ekslusif
 6 – 10 bulan : ASI + serela
 10 –1,5 tahun : ASI + nasi tim
 1,5 tahun – saat ini : makanan keluarga
Riwayat tumbuh kembang :
Pasien tidak bersekolah namun memiliki teman banyak di sekitar rumahnya, tetapi anak lebih
sering berteman dengan anak lebih kecil dari usianya. pasien senang bermail voli dan berlarian
bersama temanya. Ibu pasien mengatakan bahwa Anak dapat berjalan pada umur 2 tahun.
Pemeriksaan Fisik
 Keadaan Umum : terlihat sakit berat, kejang (+)
 Kesadaran : delerium, gelisah
 Tanda vital :
 Nadi : 171 x/ menit, teratur, isi dan tegangan cukup, equal
 Suhu : 39,1 oC
 Pernafasan : 25 x/menit torakoabdominal
 CRT: < 3 detik
Antropometri
 Berat Badan : 36,2 kg
 Tinggi Badan : 155 cm
 Status gizi
 TB/U : -1< SD < 0
 BMI/U : -3< SD < -2

Kesimpulan gizi kurang dengan perawakan normal


Kepala
 Rambut : Hitam, halus, tidak mudah rapuh
 Wajah : Simetris, flushing (-), dismorfik (-)
 Mata : Konjungtiva tidak anemis, Sklera tidak ikterik
 Hidung : deviasi (-), lembab (+/+), secret (- /-), hiperemis (-/-)
 Telinga : simetris, sekret (-/-)
 Mulut : mukosa basah (+), bibir kering (-)
Leher :
 Tiroid :Tidak ada pembesaran
 KGB :Tidak ada pembesaran
Toraks
Pulmo
 I : bentuk normal, simetris, Retraksi (-)
 P : pergerakan simetris
 P : sonor ka=ki
 A : VBS kanan=kiri, ronchi -/-, wheezing -/-
Abdomen
 Inspeksi : Datar, retraksi epigastrium (-)
 Palpasi : Lembut, massa (-), nyeri tekan (-)
Hepar : Tidak ada pembesaran
Limpa : Tidak ada pembesaran
 Perkusi : Tympani
 Auskultasi : Bising usus (+) normal
Ekstremitas : akral hangat, sianosis (-),
Pemeriksaan Neurologis
Refleks fisiologis:
 Bicep : +/+
 Tricep : +/+
Refleks patologis:
 Babinski : (-/-)
 Chaddok : (-/-)
 Kernig : (-/-)
Rangsang Meningeal:
 Kaku kuduk : (-)
 Brudzinsky I : (-/-)
Resume
Anak dengan gizi kurang datang ke IGD RSUD AL ihsan dengan kepenurunan kesadaran 1 hari
SMRS. Keluhan disertai dengan kejang. Kejang terjadi 7 jam SMRS. Kejang di rasakan berulang
sebanyak 4 x, kejang terjadi selama 1-2 menit, setelah kejang pasien tidak sadar. Kejang bersifat
tonik klonik. Pasien memiliki riwayat epilepsi dengan pengobatan yang tidak tuntas.
Pada pemeriksaan fisik ditemukan keadaan umum sakit berat, somnolen, Nadi : 120 x/
ment, Suhu : 37,5 oC, Pernafasan : 25 x/menit
Diagnosis Banding
1. Meningitis TB
2. Encephalitis
3. Epilepsy

Usulan Pemeriksaan
 Hematologi ruti (hb, leukosit, Hematocrit, trombosit, diff count)
 Electrolit
 X ray
 EEG
HASIL HEMOTOLOGI RUTIN

Test Hasil Nilai normal

24.11.18 27.11.18

Hemoglobin 11,7 g/dL 12,8 12-16

Leukosit 38.200 sel/uL 14.310 4000-10000

Eritrosit 3,7 juta/uL 4,52 4,2 – 5,9

Hematokrit 36,6 % 36,1% 36 – 47

Trombosit 423000 sel/uL 166.000 150000-440000

HASIL PEMERIKSAAN ELEKTROLIT

Test Hasil Nilai normal

Natrium 142 mmol/L 135 – 145

Kalium 5,1 mmol/L 3,5 – 5

Kalsium 1,08 mmol/L 1– 1,4


HASIL FUNGSI GINJAL

Test Hasil Nilai normal

Ureum 21mg/dL 20-40 mg/dL

Kreatinin 1,03 0,7-1,3

DIAGNOSIS KERJA
Meningitis TB

Anamnesa

Pemeriksaan Manifestasi klinis


penunjang & Pem. Fisik

Laboratorium
TEORI PASIEN

DEFINISI ANAMNESIS
Anamnesis - Pasien datang ke IGD dengan kejang
sejak 7 jam SMRS, sudah terjadi
• Meningitis TB adalah Peradangan
sebanyak 3 kali, 1-2 menit
selaput otak yang disebabkan oleh
Mycobacterium tuberculosis. - Kejang berupa gerakan mata mendelik
ke atas, tangan dan kaki kaku lalu
• Meningitis ec TB: Riwayat demam yg
kelojotan dan setelah kejang pasien
lama/kronis, dapat berlangsung akut,
menjadi tidak sadar.
Kejang, penurunan
kesadaran,Penurunan BB, anoreksia, - Pasien memiliki riwayat TB sebelumnya
muntah, sering batuk & pilek, Riwayat
kontak dengan pasien tuberkulosis
dewasa, Riwayat imunisasi BCG

TEORI PASIEN

• Meningitis ec TB: Riwayat demam yg ANAMNESIS


lama/kronis, dapat berlangsung akut,
- Pasien datang ke IGD dengan kejang
Kejang, penurunan
sejak 7 jam SMRS, sudah terjadi
kesadaran,Penurunan BB, anoreksia,
sebanyak 3 kali, 1-2 menit
muntah, sering batuk & pilek, Riwayat
kontak dengan pasien tuberkulosis - Kejang berupa gerakan mata mendelik
dewasa, Riwayat imunisasi BCG ke atas, tangan dan kaki kaku lalu
kelojotan dan setelah kejang pasien
menjadi tidak sadar.
- Pasien memiliki riwayat TB sebelumnya
TEORI PASIEN

Manifestasi klinis ANAMNESIS


Stadium I Kesadaran : samnolen.
Belum timbul kelainan neurologis, biasanya gejala TTV :TD: 110/70
tidak khas dan timbul perlahan – lahan dan berlangsung mmHg, Nadi: 110 kali / menit,
R: 24 kali / menit, ireguler
± 2 minggu. Gejala : lemah, kenaikan suhu ringan,
anoreksia, tidak mau bermain, tidur terganggu, mual, Rangsang meningens :
muntah, sakit kepala dan apatis.
Kaku kuduk:(-)
Stadium II
Burdzinski :I (-), II (-
Sakit kepala, muntah, kesadaran menurun, )
somnolen/keadaan mengantuk, disorinetasi, kelumpuhan
Kernig’s Sign : (-)/(-)
saraf kranial, hidrosefalus, papiledema ringan, kelemahan
otot, kehilangan sensori, pergerakan involunter, Lasegue : (-)/(-)
hemiparesis.
Refleks patologis:
Stadium III
Babinski : -/-
Keadaan anak makin menurun, iritabel, apatis,
mengantuk, stupor, koma, otot ekstensor kaku, dan Chaddock : -/-
spasme, saraf III,IV, VI,VIII terganggu.
Pemeriksaan Penunjang Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Lumbal: pungsi Elektrolit:
belum dilakukan karena ada
• Sering ditemukan hipokalsemi dan
peningkatan tekanan
intrakranial. hipokloremia karena sekresi antidiuretik
BTA  tidak dilakukan hormon yang tidak adekuat.
Pungsi lumbal/LP:
– LCS jernih, cloudy atau santokrom
– Jumlah sel meningkat antara 10-250 sel/mm3
,jarang
melebihi 500 sel/mm3
– hitung jenis predominan sel limfosit walaupun pd
stadium awal dapat dominan pmn
– Protein meningkat >100 mg/dl sedangkan glukosa
menurun <35 mg/ dl, rasio glukosa LCS dan darah
dibawah normal
– Pemeriksaan BTA dan kultur M. tuberculosis
– Jika hasil pemeriksaan LCS yang pertama
meragukan,
pungsi lumbal ulangan dpt memperkuat diagnosis
dengan interval 2 minggu.
Kultur BTA dari cairan csf
Pemeriksaan BTA dari cairan likuor (+) pada 30%
kasus dan kultur (+) pada 50–70% kasus.
Dibutuhkan bahan pemeriksaan 5–10 mL cairan
serebrospinal untuk pemeriksaan tersebut.
Pemeriksaan Penunjang Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Lumbal: pungsi Elektrolit:
belum dilakukan karena ada
• Sering ditemukan hipokalsemi dan
peningkatan tekanan
intrakranial. hipokloremia karena sekresi antidiuretik
BTA  tidak dilakukan hormon yang tidak adekuat.
Pungsi lumbal/LP:
– LCS jernih, cloudy atau santokrom
– Jumlah sel meningkat antara 10-250 sel/mm3
,jarang
melebihi 500 sel/mm3
– hitung jenis predominan sel limfosit walaupun pd
stadium awal dapat dominan pmn
– Protein meningkat >100 mg/dl sedangkan glukosa
menurun <35 mg/ dl, rasio glukosa LCS dan darah
dibawah normal
– Pemeriksaan BTA dan kultur M. tuberculosis
– Jika hasil pemeriksaan LCS yang pertama
meragukan,
pungsi lumbal ulangan dpt memperkuat diagnosis
dengan interval 2 minggu.
Kultur BTA dari cairan csf
Pemeriksaan BTA dari cairan likuor (+) pada 30%
kasus dan kultur (+) pada 50–70% kasus. Dibutuhkan
bahan pemeriksaan 5–10 mL cairan serebrospinal
untuk pemeriksaan tersebut.
Tatalaksana Tatalaksana :
Mannitol 3x 35 - Rawat inap (Kelas I)
Streptomisin 1x900mg iv - Infus N4 sama dengan Nacl 0,9% + D5
KDT 1x6 tab - Pemberian obat Anti TB selama 12 bulan
2RHZE/10RH
- INH 10-20 mg/ kg BB/ hari dosis maksimal
300 mg/hari
- Rifampisin 10-20 mg/ kg BB/ hari dosis
maksimal 600 mg/hari
- Pirazinamid 15-30 mg/ kg BB/ hari dosis
maksimal 2000 mg/hari
- Etambutol 15-20 mg/ kg BB/ hari dosis
maksimal 1000 mg/hari
- Atau streptomisin IM 20-30 mg/ kg BB/
hari dosis maksimal 1 g/hari
- Tatalaksana TTIK
Mengurangi edema serebri
Manitol 20% 0,5-1 gr/kgBB i.v selama 20-30
menit tiap 4-6 jam
Mempertahankan fungsi metabolik otak
Mempertahankan kadar elektrolit pada keadaan
normal
Menghindari peningkatan Tekanan intrakranial
Posisi penderita dipertahankan setengah duduk
dengan mengangkat kepala setinggi 20-30 derjat
dan dalam posisi netral
Kortikostroid  menurunkan inflamasi dan eema
serebral
Prednison  1-2 mg/kg BB/hari selama 6-8
minggu
Prognosis

 Quo ad vitam : ad bonam


 Quo ad fungtionam : dubia ad malam
 Quo ad sanationam : dubia ad malam

Anda mungkin juga menyukai