(CRS)
Preseptor :
Hj. Tety H Rahim, dr., Sp.THT-KL., M.Kes., MH.Kes.
SMF THT
RUMAH SAKIT MUHAMMADIYAH BANDUNG
2019
IDENTITAS PASIEN
Nama : An. A
Usia : 7 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Alamat : Munjul, pasar kemis.
Pekerjaan : Pelajar (kelas 1SD)
Tempat Periksa : Poli THT RS. Muhammadiyah Bandung
Tanggal Periksa : 29 April 2019
ANAMNESIS
Keluhan utama
Nyeri menelan
Keluhan sekarang
Seorang anak laki-laki berusia 7 tahun datang bersama ibunya ke poliklinik THT Rumah
Sakit Muhammadiyah Bandung dengan keluhan nyeri menelan yang terjadi sejak satu minggu lalu
dan kerap kambuh sejak empat tahun yang lalu sejak pasien berusia tiga tahun, keluhan dirasakan
terjadi tiga sampai empat kali dalam setahun. Nyeri menelan terjadi terus-menerus dan terjadi
sepanjang hari. Nyeri menelan terasa terutama setelah pasien minum minuman dingin dan makanan
snack yang dibelinya di warung.
Ibu pasien juga mengatakan pasien sering mengorok saat tidur di malam hari dan
terbangun jika merasa sesak. Pasien juga mengeluhkan demam, pusing, batuk, flu dan nafsu
makannya menurun sejak seminggu lalu. Keluhan demam dan flu sudah membaik. Saat ini
pasien hanya dapat memakan makanan yang lunak seperti bubur bayi. Pasien mengatakan
sebelumnya sering mengalami batuk dan pilek yang terjadi berulang. Pasien sering
mengalami sakit gigi karena banyak gigi yang berlubang.
Pasien menyangkal adanya suara serak. Pasien menyangkal nyeri di bagian
wajah, nyeri daerah bola mata, bau mulut, dan ada cairan yang menetes dari hidung ke
tenggorokan. Pasien juga menyangkal adanya gangguan pendengaran, nyeri pada
telinga, telinga terasa penuh, keluar cairan dari telinga, pusing berputar, dan suara
berdenging. Pasien menyangkal adanya benjolan di daerah leher dan pernah melakukan
operasi di bagian leher. Pasien tidak memiliki riwayat sering bersin-bersin dan keluar
cairan dari hidung, gatal, pada pagi dan malam hari.
Pasien mengatakan di keluarganya tidak ada yang memiliki keluhan yang
sama seperti pasien maupun riwayat asma di keluarga. Pasien tidak mengetahui apakah
terdapat keluarga yang sering mengalami bercak-bercak merah yang gatal, alergi
makanan, debu, dan obat. Pasien pernah mengalami keluhan serupa sebelumnya dan
diobati dengan obat dari klinik, ibu pasien tidak mengingat nama obatnya, hanya
obatnya berjumlah tiga macam, sirup dan diminum tiga kali sehari. Keluhan pasien
membaik, tetapi terjadi kembali saat ini.
PEMERIKSAAN FISIK
Nasal
Pemeriksaan
Dextra Sinistra
Keadaan Luar Bentuk & ukuran Simetris dan normal Simetris dan normal
1. Tosilitis kronik hipertropi dengan eksaserbasi akut e.c suspek infeksi bakteri disertai
sleep apnea syndrom dan serumen aurikula dextra sinistra
2. Tosilitis kronik hipertropi e.c suspek infeksi bakteri disertai sleep apnea syndrom dan
serumen aurikula dextra sinistra
DIAGNOSIS KERJA
Tosilitis kronik hipertropi dengan eksaserbasi akut e.c suspek infeksi bakteri
disertai sleep apnea syndrom dan serumen aurikula dextra sinistra
USULAN PEMERIKSAAN
• Laboratorium
• Hematologi (Hb, HT, Trombosit, Leukosit)
PENATALAKSANAAN
Non Farmakologi:
Hindari makanan pedas dan minuman dingin.
Farmakologi:
-Amoksisilin 50 mg/kgbb : 1750 mg 3x1 selama 5 hari
-Parasetamol 10-15 mg/kg bb : 350 mg 3x1 prn
Operatif :
Tonsilektomi
PROGNOSIS
Quo Ad Vitam : Ad bonam
Quo Ad Functionam : Ad bonam
Quo Ad Sanationam : Dubia ad bonam
TONSILITIS KRONIS
HIPERTROFI
ANATOMI TONSIL
Adalah massa yang terdiri dari jaringan limfoid
dan ditunjang oleh jaringan ikat dengan kriptus di
dalamnya.
tonsil palatina
tonsil lingual
TONSIL FARINGEAL (ADENOID)
• Pada atap dan dinding posterior dari nasofaring
• Terletak di garis tengah dinding anterior basis
sphenoid
• Jumlah satu buah / tunggal
• Diliputi oleh membran mukosa, tidak berkapsul.
Kripta lebih sederhana dibandingkan dengan
tonsil palatina
• Mulai regresi pada umur 8-10 tahun
• Vaskularisasi: a. karotid interna, a. maksilaris
• Vena dari fleksus faringeus vena jugularis
interna
• Inervasi: N. nasofaringeal, cabang N. IX & X
• Kel. limfe: dari kel. interfaringeal kel.
jugularis
TONSILA LINGUALIS
• Masa limfoid di basis lidah, tidak berkapsul
• Terdapat 30-100 buah
• Berkembang paling akhir, menetap hingga
dewasa
• Letak : meluas ke arah anteroposterior dari
papila sirkumvalata ke epiglotis
• Vaskularisasi :
a. lingualis, cabang a. karotis eksterna
v. lingualis vena jugularis interna
• Aliran limfe : menuju ke kelenjar servikalis
profunda
• Inervasi : melalui cabang lingual N. IX
TONSILA PALATINA
• Dinding lateral orofaring, 2 buah
tonsil
• Dalam fossa tonsilaris
• Berbentuk oval
• Terletak di dalam fossa tonsilaris
pada kedua sudut orofaring, dan
dibatasi oleh pilar anterior (otot
palatoglosus) dan pilar posterior
(otot palatofaringeus). Lateral: M.
constrictor pharyngeus superior
• P: 20-25 mm, L: 15-20 mm, tebal: 15
mm, B: 1,5 gr
VASKULARISASI TONSIL
• A. Palatina Asendens, cab A. Fasialis
bag postero inferior
• A. Tonsilaris, cab A. Fasialis
memperdarahi daerah antero inferior
• A. Lingualis Dorsalis, cab A. Maksilaris
Interna daerah antero media
• A. Faringeal Asendens, cab A. Karotis
Eksterna daerah postero superior
• A. Palatina Desendens & cabangnya, A.
Palatina Mayor & Minor daerah
antero superior
PEMBULUH VENA TONSIL
• Melalui pleksus venosus perikapsular V.
Lingualis & pleksus venosus faringeal
bermuara ke V. Jugularis Interna
• Pembuluh vena tonsil berjalan dari palatum,
menyilang bagian lateral kapsula dan
selanjutnya menembus dinding faring
INERVASI TONSIL
• Melalui N. Palatina Mayor dan
Minor (cabang N V) dan N.
Lingualis (cabang N IX
Glossofaringeal).
• Tonsila Palatina
• Tonsila Faringeal (adenoid)
• Tonsila Lingualis
• Lateral faringeal band
• Nodul-nodul soliter di belakang
faring (gerlach’s tonsil)
DEFINISI
Definisi
Tonsilitis adalah peradangan tonsil palatine yang merupakan
bagian dari cincin Waldeyer.
Penyebaran
Infeksi melalui udara (air borne droplets),
Tangan,
Ciuman.
Ukuran Tonsil (menurut broad sky)
T0 : tonsil berada di dalam fosa tonsilar
KLASIFIKASI
Tonsilitis Membranosa
Tonsilitis difteri
Tonsilitis septik
Angina plaut vincent
Penyakit kelainan darah
Tonsilitis Kronis
Hypertropy
Atropy
ETIOLOGI
Streptokokus beta hemolitikus grup A (paling
sering)
Pneumokokus, stafilokokus dan haemophilus
influenza
FAKTOR PREDISPOSISI
- rangsangan yang menahun dari rokok,
- beberapa jenis makanan,
- pengaruh cuaca,
- kelelahan fisik
Faringitis
PENATALAKSANAAN
o Terapi lokal ditujukan pada higiene mulut
dengan berkumur atau obat isap yang
mengandung desinfektan
o Antibiotik spektrum luas (penisilin)
o Antipiretik
o Pembedahan pengangkatan tonsil
INDIKASI TONSILEKTOMI
THE AMERICAN ACADEMY OF OTOLARYNGOLOGY – HEAD AND NECK SURGERY CLINICAL INDICATORS COMPENDIUM
TAHUN 1995
INDIKASI ABSOLUT :
1. Timbulnya kor pulmonale karena obstruksi jalan nafas yang
kronis
2. Hipertrofi tonsil/ adenoid dengan sindroma apneu waktu
tidur
3. Hipertrofi berlebihan yang menyebabkan disfagia dengan
penurunan berat badan penyerta
4. Biopsi eksisi yang dicurigai keganasan (limfoma)
5. Abses peritonsiler yang berulang/ abses yang meluas pada
ruang jaringan sekitarnya
6. Tonsilitis kronis walaupun tanpa eksaserbasi akut tapi
merupakan fokal infeksi
7. Tonsilitis yang menyebabkan kejang demam
INDIKASI RELATIF :
1. Serangan tonsillitis akut berulang (yang terjadi
walau telah diberi penatalaksanaan medis yang
adekuat)
2. Tonsilitis yang berhubungan dengan biakan
streptokokus yang menetap dan patogenik
3. Hiperplasia tonsil dengan obstruksi fungsional
4. Hiperplasia dan obstruksi yang menetap 6 bulan
setelah infeksi mononucleosis
5. Riwayat demam rematik dengan kerusakan jantung
yang berhubungan dengan tonsillitis rekurens
kronis dan pengendalian antibiotic yang buruk
6. Radang tonsil kronis menetap yang tidak
memberikan respon terhadap penatalaksanaan
medis
7. Hipertrofi tonsil dan adenoid yang
berhubungan dengan abnormalitas orofasial
dan gigi geligi yang menyempitkan jalan nafas
bagian atas
8. Tonsilitis berulang atau kronis yang
berhubungan dengan adenopati servikal
persisten.
KOMPLIKASI
Peradangan kronik tonsil dapat menimbulkan
komplikasi ke daerah sekitarnya berupa rinitis
kronik, sinusitis atau otitis media secara
perkontinuitatum
Komplikasi jauh terjadi secara hematogen atau
limfogen
Dapat timbul endokarditis, artritis, miositis,
nefritis, uveitis, iridosiklitis, dermatitis, pruritus,
urtikaria dan tuberkulosis
PROGNOSIS
Tonsilitis biasanya sembuh beberapa hari dengan
beristrirahat dan pengobatan suportif. Menangani gejala –
gejala yang timbul dapat membuat penderita lebih nyaman.
Bila antibiotik di berikan untuk mengatasi infeksi,
antibiotik harus di konsumsi, bahkan walaupun penderita
telah mengalami perbaikan dalam waktu singkat. Gejala
yang tetap ada dapat menjadi indikasi bahwa penderita
mengalami infeksi saluran nafas lain, seperti infeksi telinga
dan sinus pada kasus yang serius tonsilitis dapat
menyebabkan demam rematik dan pnemoni.