Anda di halaman 1dari 135

FRAKTUR MANDIBULA

FADEL REZA RAFSAN HASMI

Program Pendidikan Dokter Gigi Spesialis


Bedah Mulut dan Maksilofasial
FKG UNHAS
■ Fraktur mandibula : deformitas linear / terjadinya diskontinuitas tulang
mandibula yang disebabkan oleh rudapaksa.
■ Merupakan fraktur kedua tersering pada kerangka wajah  kondisi
mandibula yang terpisah dari kranium
■ Hilangnya kontinuitas pada mandibula dapat berakibat fatal bila tidak
ditangani dengan benar.

2
3
REGIO ANATOMI
MANDIBULA
5
6
FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA FRAKTUR
MANDIBULA

7
Insidensi
Persentase terjadinya fraktur mandibula
berdasarkan lokasinya pada mandibula
(Fonseca,1999):
Biomekanika

Huelke et al :
- 75% fraktur mandibula terjadi di daerah tension
- Mandibula mendistribusikan melalui lengkungnya menyerupai busur

Miloro, Michael., Peterson’s Principles of Oral and Maxillofacial Surgery, 2nd edition,
BC Decker Inc, London, 2004
Persentase Fraktur Mandibula
Menurut Penelitian Luyk NH
■ Daerah mandibula yang lemah :
1. Subkondilar
2. Angulus mandibula
3. Mentalis
■ Fraktur subkondilar → ↗ anak-anak
■ Fraktur angulus → ↗ remaja & dewasa muda.
KLASIFIKASI FRAKTUR
MANDIBULA
■ Berdasarkan Jenis Fraktur :
1. Fraktur Sederhana/# tertutup
2. Fraktur Greenstick
3. Fraktur Compound /# terbuka
4. Fraktur Comminuted
5. Fraktur Kompleks
6. Fraktur impaksi/teleskop
7. Indirect&direct #
8. Fraktur Patologis
1. Favorable #
2. Unfavorable #

13
Berdasarkan Anatomi

■ Fraktur dentoalveolar
■ Fraktur Simfisis
■ Fraktur Parasimfisis
■ Fraktur Korpus
■ Fraktur Angulus
■ Fraktur Ramus
■ Fraktur prosesus kondilus
■ Fraktur prosesus koronoideus
Menurut Penyebab terjadinya Fraktur

■ Fraktur traumatik direct & indirect


■ Fraktur fatigue / stress
■ Fraktur patologis

5/19/2019 15
16
17
Fraktur Kondilus
(Fraktur TMJ)

18
Persentase
■ Body mandibula: 29%
■ Kondilus mandibula: 26%
■ Angle mandibula: 25%
■ Simfisis mandibula: 17%
■ Ramus mandibula: 4%
■ Prosesus koronoideus: 1%
Diagnosa dan gejala klinis

Jenis dan arah kekuatan trauma, perubahan oklusi

Gigitan terbuka pada fraktur kondilus


■ Kontak prematur gigi posterior/gigitan terbuka anterior
dapat disebabkan fraktur kondilus bilateral/angle.
■ Setiap penderita dengan fraktur kondilus mandibula
mempunyai keterbatasan pembukaan.
■ Fraktur kondilus mandibula yang
sesungguhnya/berhubungan dengan fraktur fasial
menghasilkan pergerakan mandibula abnormal.
Kiri: pergerakan normal mandibula. Kanan: pergerakan abnormal mandibula
■ Deviasi saat pembukaan ke arah sisi fraktur
kondilus mandibula  contoh klasik tanda
fraktur kondilus.
■ Deviasi terjadi karena otot pterygoideus
lateralis yang berfungsi pada sisi yang tidak
terpengaruh tidak dinetralkan oleh otot
pterygoideus lateralisnya yang tidak berfungsi
pada sisi berlawanan, maka terjadilah suatu
deviasi.
■ Pergerakan mandibula lateral dapat dihambat
oleh fraktur kondilus dan fraktur ramus
dengan pergeseran tulang.
Kiri: deviasi mandibula ke arah fraktur. Kanan: efek tarikan otot pada fraktur kondilus
Klasifikasi

■ Klasifikasi fraktur kondilus menurut Lindahl


(1977) didasarkan pada beberapa faktor, yaitu:
(1) lokasi anatomis fraktur,
(2) relasi segmen kondilus terhadap segmen
mandibula,
(3) relasi kepala kondilus terhadap fossa
glenoideus.
perlu pencitraan radiografik yang diperoleh
minimal 2 gambar dari sudut yang tepat
Level fraktur kondilus
■ Kepala kondilus
■ Leher kondilus
■ Subkondilus
Relasi segmen kondilus terhadap
fragmen mandibula

■ Nondisplaced
■ Deviated
■ Displacement ke arah medial atau overlap
lateral
■ Displacement ke arah anterior atau overlap
posterior
■ Tidak ada kontak antara fraktur segmen
Relasi antara kepala kondilus dan
fossa glenoideus

■ Nondisplaced
■ Displacement
■ Dislokasi
Tanda & Gejala Fraktur
Mandibula
■ Maloklusi → Gigitan Silang
→ Gigitan Terbuka
→ Prematur Kontak
■ Rasa Sakit
■ Pembengkakan/Oedema
■ Pergerakan rahang yang terbatas
■ Perubahan bentuk lengkung mandibula
■ Periksa wajah dan mandibula dengan kontur
yang abnormal, meskipun pada kontur fasial
mungkin tertutupi pembengkakan.
■ Gambaran wajah yang memanjang diakibatkan
fraktur subkondilus, angle/body, diikuti
dengan mandibula bergeser ke bawah.
■ Asimetri wajah sebaiknya diperhatikan
terhadap kemungkinan fraktur kondilus
mandibula.
■ Pemeriksaan mendalam terhadap kehilangan
gigi dan tulang pendukung membantu
diagnosa fraktur alveolar, body & simfisis.
■ Lakukan palpasi dengan menggunakan
kedua tangan, dengan cara meletakkan ibu
jari pada gigi & telunjuk pada batas bawah
mandibula secara hati-hati dan perlahan-
lahan memberikan tekanan diantara kedua
tangan hingga dapat mendeteksi krepitasi
fraktur.
Palpasi bimanual pada mandibula untuk
membandingkan struktur anatomis
)

32
Pemeriksaan Intra oral

■ Bersihkan bekuan darah, serpihan gigi, benda asing


■ Oklusi gigi geligi
■ Laserasi mukosa oral dan hematom
■ Step dan displacement pada procesus alveolaris
■ Jumlah gigi geligi
■ Protesa

33
EVALUASI RADIOGRAFI
■ Rencana perawatan untuk fraktur mandibula
sangat bergantung pada diagnosa radiografi.
■ Pemeriksaan radiologis
1. Foto Panoramik
2. Foto Lateral Oblik
3. Foto Posteroanterior
4. Foto Oklusal
5. Foto Periapikal
6. Foto Riverse Towne’s view
7. Foto TMJ
8. Computed Tomography Scan
Foto Panoramik
■ Merupakan foto yang sering dipergunakan untuk diagnosa fraktur.
■ Keuntungan:
- Teknik yang sederhana
- Menggambarkan mandibula dengan detail yang baik.
■ Kerugian :
- Foto panoramik mengharuskan pasien harus berdiri → sulit pada
pasien trauma yang parah
- Gambaran TMJ kurang jelas
- Ketersediaan alat di RS
DIAGNOSIS TRAUMA MAKSILOFASIAL

Berbagai proyeksi radiografi


untuk fraktur mandibula
A. Proyeksi posterior-anterior
menunjukkan fraktur pada
daerah angle mandibula (panah)
B. Proyeksi oblik lateral
menunjukkan fraktur pada
daerah angle mandibula
(panah).
C. Proyeksi Towne menunjukkan
adanya pergeseran fraktur
kondilar (panah).
D. Foto panoramik menunjukkan
fraktur yang bergeser pada
sebelah kiri corpus mandibula
dan fraktur subkondilar kanan
(panah)
Hupp JR, Ellis E, Tucker MR. Contemporary Oral and Maxillofacial Surgery. Ed. Ke-5. Mosby Elsevier. St. Louis. 2008.
36
Tahap-tahap penanganan trauma (Raymond, 1991)
1.Penanganan yang dilakukan sebelum dibawa ke rumah sakit
a. Mempertahankan jalan napas
b. Menghentikan perdarahan eksternal
c. Stabilisasi fraktur
d. Stabilisasi tulang belakang
e. Tranportasi cepat (Ambulatory)
2. Resusitasi dan pananganan primer
a. ABC (Airway, Breathing, Circulation)
b. Resusitasi cairan
c. Pemantauan
3. Diagnosis dan penanganan sekunder
a. Pemeriksaan fisik menyeluruh
b. Radiografi
c. Pemeriksaan Laboratorium
d. Resusitasi dan pemantauan lanjut
4. Perawatan Definitif
a. Pembedahan
b. Perawatan non operatif
c. Nutritional support
5. Rehabilitasi
Tujuan yang ingin didapat pada perawatan
fraktur mandibula :

■ Mendapatkan oklusi yang stabil dalam fungsi dan estetik.


■ Memperbaiki pembukaan interinsisal dan pergerakan mandibula.
■ Menciptakan pembukaan mandibula yang maksimal.
■ Meminimalisir deviasi mandibula
■ Menghasilkan artikulasi yang bebas dari rasa sakit pada saat
istirahat dan fungsi
■ Mencegah internal derangement pada TMJ sisi cedera atau sisi
yang berlawanan.
■ Mencegah komplikasi jangka panjang pada gangguan
pertumbuhan.

38
PERAWATAN FRAKTUR
MANDIBULA
CLOSED REDUCTION
Yaitu cara perawatan fraktur mandibula dengan
reduksi tertutup tanpa melalui suatu tindakan
pembedahan.

Yang termasuk cara ini al.:


■ head bandage,
■ head gear,
■ head frame plaster of paris,
■ intermaxillary fixation seperti interdental wiring
fixation dan splint fixation.
 Fiksasi ini dipertahankan 3-4 minggu pada fraktur daerah condylus
dan 4-6 minggu pada daerah lain dari mandibula

5/19/2019 40
INDIKASI METODE REDUKSI
TERTUTUP
■ Fraktur menguntungkan tanpa adanya pergeseran tempat
(nondisplace favorable fracture)
■ Fraktur comunitted yang luas
■ Fraktur pada mandibula oedentolous (tidak bergigi)
■ Fraktur mandibula pada anak
■ Fraktur processus coronoidalis
■ Fraktur kondilus
METODE – METODE FIKSASI

■ INTRAMAKSILA
Tehnik circumferential mandibula edentulous
■ Immobilisasi melibatkan intermaxillary fixation (IMF)
dengan menggunakan arch bar, eyelet wires atau splint.
■ Lamanya immobilisasi rata-rata sekitar 7 hingga 21
hari. Periode ini dapat meningkat atau menurun
tergantung pada umur penderita, derajat pergeseran
dan adanya fraktur tambahan.
■ Apabila intermaxillary fixation telah dilepas maka diikuti
dengan penggunaan elastic guidance untuk
mengarahkan mandibula pada posisi maximal
intercuspation.
■ Selanjutnya bila penderita telah mempunyai
kemampuan fungsional kembali dan oklusi tetap stabil
serta rasa sakit minimal maka elastic guidance dan
arch bar dilepas.
Jenis Alat Reduksi Tertutup
2. Arch Bar
Intermaxillary Fixation :
Anak-anak : 2-3 minggu
Dewasa : 3-4 minggu
Usia lanjut : 6-8 minggu
Fraktur kondilus : 10-14 hari

Pertimbangan khusus :
-fraktur comminuted
-pasien alkoholik dan malnutrisi
-fraktur yang terlambat mendapatkan perawatan
-fraktur yang dilakukan pencabutan gigi pada garis fraktur

Miloro, Michael., Peterson’s Principles of Oral and Maxillofacial Surgery, 2nd edition,
BC Decker Inc, London, 2004
OPEN REDUCTION
■ adalah suatu tindakan reduksi dengan cara pembedahan untuk
memudahkan lapang pandang.
■ Jenis-jenis dari metode terbuka
1. interosseus wiring dan
2. fiksasi dengan bone plate and screw.

5/19/2019 50
Interosseous Wiring

■ Pertengahan 1900
■ Fiksasi 2 atau lebih fragmen tulang dengan bantuan kawat
■ Ф kawat: 0.4 mm
■ Indikasi: fraktur ramus dan fragmen tulang kecil
Interosseous wiring
Various wire ligature shape: 1. simple ligature, 2. combine simple
and figure eght ligature, 3. brons wiring , 4. Double ligature
5/19/2019
Metode Fiksasi 54

- Fiksasi menggunakan kawat

- Fiksasi dengan bone plate and screw


Dapat diaplikasikan pada berbagai kasus dan
akses, bermacam-macam bentuk & ukuran,
tersedia di ruang operasi, lebih stabil
dibandingkan fiksasi kawat dan dapat
memanipulasi fragmen fraktur yang kecil
Miloro, Michael., Peterson’s Principles of Oral and Maxillofacial Surgery, 2nd edition,
BC Decker Inc, London, 2004
Fiksasi Kawat
1. Simple straight wire
Diletakkan tegak lurus garis fraktur, dapat dengan melewati korteks bukal
dan lingual, atau hanya kortek bukal saja. Digunakan pada regio angulus.

Miloro, Michael., Peterson’s Principles of Oral and Maxillofacial Surgery, 2nd edition,
BC Decker Inc, London, 2004
Fiksasi Kawat
2. Figure of eight wire
Metode ini lebih kuat dibandingkan metode sebelumnya dalam aspek
superior dan inferior border pada fraktur angulus.

Miloro, Michael., Peterson’s Principles of Oral and Maxillofacial Surgery, 2nd edition,
BC Decker Inc, London, 2004
5/19/2019 56
Fiksasi Kawat
3. Transosseous circum-mandibular wire (Obwegesser’s technique)
Metode ini digunakan saat posisi garis fraktur membentuk sudut dengan
border inferior mandibula.

Miloro, Michael., Peterson’s Principles of Oral and Maxillofacial Surgery, 2nd edition,
BC Decker Inc, London, 2004
57
Lag Screw
■ ORIF

MINIPLATE SET
PEMASANGAN PLAT

BIORESORBABLE PLATE & SCREW


Champy plate untuk mandibula
■ FIKSASI INTERMAKSILER
■ FIKSASI EKSTRAMAKSILER

FRAC-SURE UNIT HEAD BANDAGE


Indikasi reduksi terbuka
■ Fraktur yang tidak menguntungkan pada sudut mandibula
■ Fraktur yang tidak menguntungkan pada body atau daerah
parasimpisis
■ Fraktur multipel pada wajah
■ Fraktur setengah wajah dan fraktur kondilus bilateral
■ Fraktur edentolous mandibula dengan perpindahan yang hebat
fragmen fraktur
■ Edontolous maksila dengan Fraktur mandibula
■ Perawatan yang tertunda dan Interposisi jaringan lunak antara
fragmen fraktur yang tidak kontak
■ Malunion
■ Kondisi sistemik tertentu yang merupakan kontraindikasi
intermaxillary fixation
■ Fraktur yang membutuhkan osteotomy/ Orthognathi Surgery
■ Fraktur yang membutuhkan bone graft
Metode terbuka atau bedah
■ Displacement kondilus ke dalam fossa cranial media
■ Oklusi yang adekuat tidak mungkin didapatkan
dengan metode tertutup
■ Dislokasi kondilus ekstrakapsular lateral
■ Fraktur kondilus bilateral pada pasien tidak bergigi
■ Fraktur kondilus bilateral atau unilateral bila splinting
tidak direkomendasikan karena keadaan umum
pasien atau karena fisioterapi tidak memungkinkan.
■ Fraktur kondilus bilateral akibat fraktur wajah tengah
comminuted
■ Ankylosis kondilus mandibula akibat trauma dan
tertunda perawatannya
■ Tiga teknik yang terpisah untuk fiksasi rigid pada perawatan
fraktur kondilus dengan metode terbuka, yaitu:
(1) sistem bikortikal Luhr dengan penggunaan
plat vitallium,
(2) sistem Arbeitgemeinschaff fur
Osteosynthesefragen/sistim Association for
the Study for Internal Fixation (AO/ASIF) dengan
penggunaan stainless steel compression atau plat
rekonstruksi dengan bicortical screws
(3) Teknik Champy miniplate digunakan sepanjang” line
of ideal osteosynthesis” memakai
moncortical screws
■ Pemakaian IMF dilakukan selama 3 minggu,
■ ikatan diperkuat tiap minggu,
■ setelah wires dilepas, dilakukan penilaian status sendi
temporomandibula terutama jarak pembukaan,
pergerakan mandibula dan gejala-gejala yang timbul
selama sendi berfungsi.
■ Apabila oklusi belum stabil maka penggunaan elastic
guidance selama 2-3 minggu sangat dianjurkan agar
adaptasi neuromuscular dapat tercapai.
■ Apabila oklusi telah stabil maka elastic guidance dapat
dilepas dan fisioterapi dilakukan dengan penempatan
tongue-blade diantara insisif sentral untuk mencegah
keterbatasan permanen ankylosis
■ Kondilektomi merupakan salah satu teknik
untuk membebaskan ankylosis dan tetap
mempertahankan arsitektur sendi
temporomandibula.
■ Metode tersebut telah banyak menunjukkan
keberhasilan dan jarang menimbulkan
reankylosis.
■ Fiksasi intermaksiler diaplikasikan dalam
periode yang pendek, diikuti dengan
pengawasan yang ketat serta perawatan
fisioterapi selama setahun.
Pre auricular approach

Metode pendekatan Post auricular


bedah pada kondilektomi dan Risdon approach
Akses Intra Oral :
- Lebih cepat
- Tidak meninggalkan scar pasca operasi
- Tidak berpotensi merusak jaringan sekitar
- Perawatan luka pasca operasi lebih mudah
- Dapat dilakukan dengan anestesi lokal
- Pada fraktur simfisis, corpus, dan angulus

Miloro, Michael., Peterson’s Principles of Oral and Maxillofacial Surgery, 2nd edition,
BC Decker Inc, London, 2004
5/19/2019 69
Akses Endocospic :
- Minimally invasive surgical approach
- 1994 Ma & Fang pertama kali
memperkenalkan saat melakukan operasi
angulus mandibula

Miloro, Michael., Peterson’s Principles of Oral and Maxillofacial Surgery, 2nd edition,
BC Decker Inc, London, 2004
5/19/2019 70
FRACTUR HEALING
Fraktur Tulang merupakan jaringan keras
yang membentuk tubuh manusia

Elastis
mampu melakukan regenerasi
Penyembuhan
normal fraktur merupakan
suatu proses biologis

Fraktur sembuh
dengan pembentukan tulang,
bukan jaringan fibrosa
Gambaran Struktur dan Histologis Tulang
Komposisi Tulang

Air
8% Osteoklast
Osteosit
Padat Unsur
92 % selular Osteoblast

Nonkolagen
Unsur protein
organik
Kolagen

Unsur Hidroksiapatit
anorganik kristalin
■ Unsur selular
Terdapat tiga jenis sel utama tulang yaitu :
– Osteoblas
■ sintesa matrik tulang dalam pertumbuhan, perbaikan dan
remodelling tulang.
■ Osteoblas terdapat pada lapisan dalam periosteum &
diferensiasi sel-sel mesenkim.
– Osteosit
■ dari osteoblas yang terperangkap dalam matrik tulang &
mengalami mineralisasi.
■ Sel ini berperanan dalam nutrisi tulang berupa transfer
oksigen dan metabolit/ kalsium).
– Osteoklas
■ berfungsi dalam resorbsi tulang.
■ mengandung enzim lisosim seperti asam fosfat dan
katepsin.
■ sel ini berkontak dengan permukaan tulang berpenetrasi
ke dalam tulang mengeluarkan enzim terjadi resorbsi
tulang.

75
JENIS PENYEMBUHAN FRAKTUR

PENYEMBUHAN
SECARA LANGSUNG

 DIRECT HEALING
PRIMARY HEALING
PENYEMBUHAN
SECARA TDK LANGSUNG

INDIRECT HEALING

SECONDARY HEALING
Terjadi pada kondisi mekanis yang stabil

Melalui proses pembentukan osteon antar fragmen

Tidak terbentuk jaringan granulasi (kalus)

 Terjadi pada kondisi mekanis yang tidak stabil

Melalui proses pembentukan jaringan granulasi (kalus)

Pergerakan fragmen mempengaruhi kalus yang terbentuk



 Direct

Indirect
 
A

   

C
PENYEMBUHAN
SECARA LANGSUNG

DIRECT HEALING
PRIMARY HEALING

Gap Healing Contact Healing


I. Penyembuhan primer
Penyembuhan fragmen fraktur tanpa melalui pembentukan
kalus.
Pemblh Darah (Periosteum, Endosteum & Sist Havers) 
Invasi
celah dgn sel-sel osteoblastik  mendeposit tulang pd
fragmen #

1. Penyembuhan kontak (contact healing)


 fragmen # 0,3 mm terbentuk langsung tulang lamelar

2. Penyembuhan pada celah (Gap Healing)


 Gap (celah) 0,5-1,0 mm akan terisi woven bone 
dalam tlg trabekula akan terisi tulang lamela
0,3 mm ( Nanci, 2003)
150 – 200 µm atau
± Ø luar osteon ( Feinberg, 1997)

0,5 – 1 mm ( Nanci, 2003)


>200 µ - 1 mm ( Feinberg, 1997)
> 1mm (peterson, 2003)
PENYEMBUHAN SECARA TIDAK LANGSUNG
PENYEMBUHAN SEKUNDER
SECONDARY HEALING

Tahap Awal
Reaksi inflamasi + Pengaktifan sistem pertahanan
tubuh  Vasodilatasi + Oedem dlm beberapa jam

Perdarahan (Endosteum, periosteum & Sist havers  Hematom,


Fragmen tulang  deposit tlg oleh sel osteoblas (periosteum)
Hematom (Eritrosit, fibrin, makrofag, limfosit, PMN, Mastosit,
& Platelet)  Platelet melepaskan PDGF & FGF
8-12 jam
Proliferasi Seluler lapisan luar periosteum (Osteoblas, fibroblas)
Tahap Kalus Kartilogenous (Soft callus)
(Hari 3 – 5)
Jaringan granulasi  Kondensasi  Kalus
Fibroblas bermigrasi  mbentuk Kolagen 
diferensiasi  kondroblas  kartilago

Kalsifikasi kartilago

kondroblas  mjd kondrosit


Tahap Kalus Tulang (Hard callus)
Minggu 3 – 4
Osteoblast mendeposit osteoid
Pd kartilago yg mengalami kalsifikasi

Osteoid mengalami kalsifikasi

Woven bone

Tulang lamela (pd Remodelling)

Tahap Remodeling
Resorpsi tulang oleh osteoklast
Aposisi tulang oleh osteoblast
BMP  Pembentukan tulang
Kontur tulang pulih
PROSES PENYEMBUHAN FRAKTUR

FASE HEMATOM

FASE PROLIFERASI

FASE KALUS

FASE KONSOLIDASI

FASE REMODELING
OTOT

PERIOSTEUM

HEMATOM

SUMSUM TULANG

TULANG HIDUP

FASE HEMATOMA
TULANG MATI
PROLIFERASI SEL
SUBPERIOSTEAL

BEKUAN
DARAH

PROLIFERASI SEL ENDOSTEUM

FASE PROLIFERASI SELULER SUBPERIOSTEAL DAN ENDOSTEAL


WOVEN BONE

JARINGAN SEL

BEKUAN DARAH

FASE PEMBENTUKAN KALUS


WOVEN BONE

TULANG LAMELAR

SUMSUM TULANG

FASE KONSOLIDASI WOVEN BONE


REFORMASI RONGGA
SUMSUM

TULANG LAMELAR

FASE REMODELING
SKEMA PENYEMBUHAN FRAKTUR

TNF- PDGF
Interleukin INFLAMASI TGF-
Vaskular ingrowth

KALUS Fibroblas
LUNAK Kondroblas
Osteoklas
Osteoblas
KALUS
KERAS
Modeling Remodeling

UNION
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
PENYEMBUHAN FRAKTUR

Umur penderita

Letak dan konfigurasi fraktur

Pergeseran fragmen fraktur

Suplai darah ke daerah fraktur


PENYEMBUHAN
ABNORMAL FRAKTUR

MALUNION

DELAYED UNION

NON UNION
MALUNION

FRAKTUR SEMBUH DALAM WAKTU YANG NORMAL


TAPI PADA POSISI YANG JELEK
DENGAN DEFORMITAS RESIDUAL

DEFORMITAS RESIDUAL :
ANGULASI, ROTASI, SHORTENING, LENGTHENING

Penyebab Mal Union :


 FRAKTUR YANG TIDAK DITINDAK SEGERA
 PENGOBATAN YANG TIDAK ADEKUAT
 REPOSISI / IMOBILISASI TIDAK ADEKUAT
DELAYED UNION

FRAKTUR DAPAT SEMBUH


TETAPI PROSES PENYEMBUHAN MEMERLUKAN
WAKTU YANG LEBIH LAMA DARI PENYEMBUHAN
NORMAL
NON UNION

KEGAGALAN PENYEMBUHAN FRAKTUR SETELAH


WAKTU YANG LEBIH LAMA DARI WAKTU
YANG DIPERLUKAN UNTUK PENYEMBUHAN
NORMAL
PENYEBAB NON UNION

 Interposisi jaringan lunak


 Vaskularisasi yang kurang
 Reduksi yang tidak adekuat
 Imobilisasi yang tidak adekuat
 Fiksasi interna yang tidak adekuat
 Destruksi tulang oleh tumor atau infeksi
 Terdapat jarak yang besar antara fragmen
KOMPLIKASI
■ Infeksi
■ Delayed Union
■ MALUNION
■ Gangguan TMJ
■ Gangguan Saraf
■ Ankylosis sendi temporomandibula
■ Gangguan pertumbuhan
■ Pasca traumatik osteoartritis
Komplikasi Penyembuhan Tulang
1. Reduksi Inadekuat
1. Malunion 2. Fiksasi inadekuat
2. Delayed union 3. Infeksi

3. Nonunion 4. Vaskularisasi
5. Faktor sistemik

Lama Penyembuhan Tulang

Proses penyembuhan tulang 6 minggu &


proses remodeling 6 bulan
CHAMPY LINE
PADA FRAKTUR
MANDIBULA
Klasifikasi Fraktur Mandibula
Berdasarkan Tipe Fraktur

■ Berdasarkan Jenis Fraktur :


1. Fraktur Sederhana/tertutup
2. Fraktur Greenstick
3. Fraktur Compound /terbuka
4. Fraktur Comminuted
5. Fraktur Patologi
6. Fraktur Multiple
7. Impacted Fracture
8. Fraktur Atropik
9. Indirect & Direct Fracture

103
Klasifikasi Fraktur Mandibula
Berdasarkan Regio Anatomi
■ Fraktur prosesus alveolaris
■ Fraktur Midline
■ Fraktur Simfisis
■ Fraktur Parasimfisis
■ Fraktur Korpus
■ Fraktur Angulus
■ Fraktur Ramus
■ Fraktur prosesus kondilus
■ Fraktur prosesus koronoideus

104
Otot yang Melekat pada Mandibula
■ M. PTERIGOIDEUS MEDIALIS
(INTERNA)
Kontraksi mandibula terangkat
ke atas. Otot ini juga aktif
mendorong mandibula ke depan

■ M. PTERIGOIDEUS LATERALIS
(EKSTERNA)
 gerakan sliding ke depan
pada TMJ dan otot ini aktif waktu
gerakan protrusi, membuka
mulut dan pergerakan ke
samping mandibula

105
■ M. DIGASTRIKUS
M. digastrikus dan M. supra&infrahyoid mengangkat
os.hyoid yang penting untuk proses menelan.

106
107
108
1. Favorable #
2. Unfavorable #

109
Stabilitas fraktur mandibula

stabil tidak stabil stabil tidak stabil


111
Garis trajektory mandibula

■ Scr. Histologis, tl spongiosa tersusun atas trabekula yg


dikelilingi pemb.darah & limfe
■ Trabekula mandibula tersusun sesuai garis trajektory 
menahan kekuatan kunyah / beban
■ Garis trajektory  garis osteosintesis yang ideal
■ Trabekula pada mandibula yang tersusun
dalam garis trayektory (Sicher)
■ Tekanan yg diterima mandibula  daya tensi & kompresi
■ Tension area
 aksis transversal imajiner pada prosesus alveolaris
sepanjang canalis mandibula
■ Kompresion area
 aksis transversal sepanjang basal mandibula
■ (-) : Tension site pada alveolar
■ (+) : Compresion pada margo inferior
■ Bila terjadi fraktur  mempertimbangkan
kekuatan pada kedua sisi aksis imajiner
 reduksi fungsional yang stabil
■ Pressure trajectory  menghasilkan
kekuatan kompresi mandibula (plate
osteosintesis)
■ Tension trajectory  arch bar (tension
band)  mengurangi kekuatan yang
membengkokkan pada bagian alveolar
■ Kekuatan torsional  anterior symphisis
mandibula
PERAWATAN FRAKTUR MANDIBULA
■ Macam plat
– Bentuk :
■ AO
■ Champy
■ SNT
– Bahan :
■ stainless steel
■ kobalt kromium
■ Titanium
■ asam poliglikolat
(absorbable)
■ Fraktur pada ekstremitas telah menggunakan plat & screw
osteosintesis selama beberapa dekade
■ Prinsip penanganan #ekstremitas dianggap berbeda dgn
#mandibula
■ Berkembang banyak metode, mulai dari compression plates
hingga saat ini dengan miniplate osteosynthesis (Peter Ward
Booth, 2007)

119
Miniplate osteosynthesis

■ Gold standard pada perawatan #mandibula


■ Biomekanikal  osteosintesis yang ideal dapat menetralisisr
berbagai tarikan2 pada mandibula
■ Karakter mekanis dari material yang digunakan tidak terlalu
rigid mencapai proses penyembuhan yang ideal

120
■ Prinsip osteosintesis  pada tension site tulang yang
patah
■ Mandibula  tension site terletak pada mandibula
bagian atas (alveolar border) dan compression site pada
bagian bawah (basilar border)

121
■ Tarikan fisiologis, kekuatan tensi sepanjang tepi
alveolar dan kekuatan kompresi sepanjang tepi
bawah
■ Pada body mandibula terutama terdapat kekuatan
tensi, terkuat pada daerah angulus dan terlemah
pada regio premolar
■ Pada regio parasimfisis mandibula, kekuatan2 tsb
terutama menghasilkan gerakan torsional yang
semakin mendekati garis median semakin kuat

122
■ Champy dkk menentukan bahwa garis ideal dari
osteosynthesis adalah di rahang bawah, di
mana fiksasi miniplate lebih stabil
■ diperlukan pertimbangan lokasi miniplate yang
mempengaruhi stabilitas rahang bawah.
■ Champy mempelajari mekanisme kekuatan
tarikan tsb menggunakan model matematis
mandibula & berhasil mendeterminasi garis
osteosintesis ideal untuk menanggulangi
adanya 2 kekuatan yang berlawanan.

123
Garis trajectory pada daerah corpus
mandibula
Kekuatan torsional pada daerah anterior
foramen mentalis
Garis ideal untuk miniplate osteosintesis pada
mandibula (Bahr&Stoll, 1991)

126
Champy’s line of osteosyntesis

127
Posisi osteosintesis ideal , garis osteosintesis ideal dan
penempatan plat menurut Champy
Posisi Osteosintesis dan #comminuted &
dislaced basal triangle segment

129
130
Hasil yang didapatkan pada monocortical osteosynthesis

131
5/19/2019 Free template from www.brainybetty.com 132
Journal of Oral and Maxillofacial Surgery
Volume 63, Issue 5 , Pages 655-663, May 2005

Andrew J.L. Gear, MD, Elena Apasova, MD, John P. Schmitz, DDS, PhD, Warren Schubert,
MD

FIGURE 1. Depiction of compression that is created with eccentrically


placed screws. This concept was originally developed for long bone
fixation and was adapted to the mandible using an eccentric, dynamic
compression plate.Gear et al. Treatment for Mandibular Angle Fractures.
J Oral Maxillofac Surg 2005.

FIGURE 2. The mandible possesses variable zones of tension and


compression, with tension (−) on the superior border and compression
(+) on the inferior mandibular border.Gear et al. Treatment for
Mandibular Angle Fractures. J Oral Maxillofac Surg 2005.

133
FIGURE 3. Depiction of a biomechanical model of the
mandible, where “a line of zero force” (or fulcrum)
separates a zone of tension on the superior mandibular
border from a zone of compression on the inferior border.
This line of zero force mirrors the course of the inferior
alveolar nerve.Gear et al. Treatment for Mandibular Angle
Fractures. J Oral Maxillofac Surg 2005

FIGURE 4. Champy technique: a single miniplate is


placed on the superior border for an angle fracture.Gear
et al. Treatment for Mandibular Angle Fractures. J Oral
Maxillofac Surg 2005.
FIGURE 6. Champy technique with Erich
arch bars.Gear et al. Treatment for
Mandibular Angle Fractures. J Oral
Maxillofac Surg 2005.

fIGURE 7. Original AO method for ORIF using a


compression plate with bicortical screws on the
inferior mandibular border and a tension band
plate with monocortical screws on the superior
border.Gear et al. Treatment for Mandibular Angle
Fractures. J Oral Maxillofac Surg 2005.

Anda mungkin juga menyukai