Anda di halaman 1dari 51

DEVIL’S NOTES DEVIL’S NOTES DEVIL’ S NOTES

Devil’s Notes Ochie97041@yahoo.co.id


DEVIL’ S NOTES DEVIL’ S NOTES DEVIL’ S NOTES

DAFTAR ISI Obat2 golongan anestesi umum


ANASTESI 1. Obat inhalasi : ether, chloroform, halotan
ANASTESI 2. Gas : N2O, ethylen
ASA I : pasien sehat dan normal 3. parenteral : pentohal, ketalar
PERTUMBUHAN PATHOLOGIS & TUMOR ASA II : Pasien dengan penyakit sistemik ringan atau dg
I. KELENJAR LUDAH faktor resiko Prosedur anestesi
II. KISTA TULANG & JAR.LUNAK DLM RONGGA MULUT ASA III : Pasien dengan penyakit sistemik yang mengganggu 1. Persiapan:
SERTA STRUKTUR aktifitas kehidupan sehari2 a. Pemeriksaan dan penentuan golongan resiko
III. TUMOR JINAK ASA IV : Pasien dengan penyakit sistemik yang mengancam b. Terapi kelainan yang ditemui
IV. TUMOR GANAS kehidupan c. Persiapan rutin : puasa, lab
ASA V : Pasien yang tidak diharapkan hidup setelah 24 jam 2. Premedikasi
KELAINAN KONGENITAL (GANGGUAN PERKEMBANGAN walaupun dioperasi/tidak 3. Anestesi : induksi dan maintainance
ORAL & STRUKTUR PARAORAL) ASA VI : Pasien dengan mati otak untuk kepentingan donor 4. Recovery
organ
DENTOALVEOLAR SURGERY Puasa min dws 6-8 jam anak 3-5 jam untuk mencegah muntah
GIGI IMPAKSI Stadium anastesi dan aspirasi
Stadium I : Analgesia
Stadium II : Eksitasi Keuntungan pemberiaan vasokonstriktor pada lokal anestesi
INFEKSI 1. vasokonstriksi pembuluh darah
Stadium III : Surgical Anestesi
Plane I : Respirasi : regular, volume besar, 2. mengurangi perdarahan perifer
TRAUMATOLOGI 3. mengurangi bahaya toksisitas
pharyngeal and vomiting depressed
Plane II : Respiration : idem. Corneal depressed 4. memperpanjang kerja anestesi
T.M.J. 5. mengurangi dosis obat anestesi
Plane III : Resp: regular, diagphagma, small volume,
laryngeal depressed 6. memperlambat absorpsi obat anestesi lokal
DYSGNATY Plane IV : Resp irregular, diaphagmatic, small volume, 7. vasodilatasi serabut saraf
BEDAH ORTHOGNATI cranial depres 8. menaikkan tekanan darah
Stadium IV : Paralisis (Gagal nafas dan jantung) 9. anti-shock
IMPLANTOLOGI
Premedikasi Shock
Tujuan Gangguan hemodinamik sehingga aliran darah di kapiler
- mengurangi rasa takut menurun yang mengakibatkan hipoksia jaringan sehingga
- mengurangi sekresi saluran nafas terjadi penurunan fungsi organ
- mengurangi rasa sakit
- menekan refleks bahaya Shock pada menit pertama adalah gangguan hemodinamik :
- mengurangi muntah jangan mikir dulu shock apaan

Obat2 premedikasi: Kriteria shock:


- sedativa 1. Hipotensi
- narkotika a. Sistole < 90 mmHg pada tensi N
- antiemetik b. Non normotensi : penurunan ± 20 mmHg
- parasimpatolitik c. Mean Arterial Presurre turun 20%. D
+1/3(S-D)

2
DEVIL’ S NOTES DEVIL’ S NOTES DEVIL’ S NOTES

2. Hipoperfusi jaringan Syok kardiogenik


a. Liat akral (dingin) 1. Natrium bikarbonat
b. Kesadaran menurun 2. Dopamin, dobutamin, norepinephrine
c. Menguap
Pada tamponade jantung : tidak boleh diberi cairan
Klasifikasi Tanda2: ronkhi +, JVP tinggi.
1. Shock distributif : septik dan anafilaktsis syok,
neurogenik Neurogenik shock
2. Shock hipovolemik Gangguan keseimbangan efek vasodilator dan vasokonstriktor
3. Shock kardiogenik : jantung tidak dapat memompa E/ : nyeri hebat, cedera tl blkg, cedera tlg, TTIK, sindop Kelenjar ludah minor
4. Shock obstruktif (ekstrakardial): tamponade jtg vaso-vagal Tersebar luas pada mukosa mulut : labial, bukal, glosopalatina,
(obstruksi aliran darah) Volume loading palatina, lingualis, hanya 1% kontribusi thd prod air liur
Inotropik
Terapi: Electrical pacing Definisi Istilah2;
Syok hipovolemik : Penggantian cairan segera Sialadenitis : pembengkakan atau pembesaran glandula dan
- kristaloid (RL) : aman, mudah didapat, murah, cepat KELENJAR LUDAH pada RM : salurannya dengan disertai nyeri tekan dan tidak nyaman
mengganti cairan ekstraseluler 1. Kelenjar ludah mayor Sialolithiasis : duktus mengalami infeksi karena penyumbatan
- koloid (dekstran) : mengganti cairan intrasel, cepat 2. Kelenjar ludah minor oleh batu
menaikan tingkat protein total dan albumin serum Sialodochitis : ductus mengalami penurunan fungsi karena
- Darah dan komponennya (pada klas III dan IV Anatomi infeksi
kehilangan 1500-2000 ml) Kelenjar ludah mayor
Kel parotis
Syok septik: - Terdiri atas lobus superfisialis dan lobus bagian
1. Antibiotik berdasarkan kultur dan sensitifitas dalam
2. Identifikasi fokus infeksi - Saraf VII terletak diantara permukaan lobus
3. Monitoring tanda2 vital superfisialis dan lobus deep
4. Cairan kristaloid dan koloid - Saliva bersifat serosa
5. Kortikosteroid 200-300 mg iv setiap 4-6 jam - Muara kelenjar Stenson terletak di M2 atas
6. Obat2 penunjang :dopamin, dobutamin, - 70% kontribusi thd prod air liur
norephinephrine Submandibula
7. Anti trombin III : menghambat proses koagulasi - Duktus Wharton :disebelah frenulum lingualis
8. Terapi masa depan : Antibodi anti TNF-α - Saliva campur serosa (80%) dan mukus (20%)
- 25% kontribusi thd prod air liur
Syok anafilaktik Sublingualis
1. Epinephrine 1:1000 0,5-1 mg per 5 menit - Duktus Bartholini : bergabung dg duktus
2. bila edema laring : bronchospasm submandibula dan muara yang sama
3. Bila bronkokonstriksi : aminifilin - Tambahan Rivinus : pada plika sublingualis
4. Mempertahankan tekanan darah : levarterenol - Saliva : t.u mukus
5. Antihistamin - 3-4% kontribusi thd prod air liur
6. Kortikosteroid 125-250 mg
Macam-macam kelainan kelenjar ludah
7. Cairan

3
DEVIL’ S NOTES DEVIL’ S NOTES DEVIL’ S NOTES

1. Developmental Anomalies Karena infeksi atau batu, mukus tertahan Istirahat ; 0,3 ml/mnt
a. Aplasia : tidak ada kelenjar ludah sehingga tekanan intraluminal tinggi, duktus Tidur : 0,1 ml/mnt
b. Aberansia : kelainan bentuk anatomis dilatasi dan terbentuk lesi mirip kista Mengunyah; 4,0-5,0 ml/mnt
c. Atresia : tidak ada muara kelenjar ludah Th/; Ekstirpasi
Komponen:
2. Obstructive Salivary Gland Disease
1. Ion-ion (stimulasi parasimpatis)
Sialolithiasis Ranula
3. Mucous Retention/Extravasation Phenomena Kista retensi kelenjar ludah sulingual, submandibula atau
2. Protein (Stimulasi simpatis & parasimpatis);
a. Ranula kelenjar ludah minor dasar mulut Serous mengandung ptyalin
b. Mucocele Rana berarti katak Mucous (mengandung musin bfiungsi lubrikasi)
4. Infection and Reactive Lesion Ada 2 tipe Antimikroba: Thyocynate, lisosim, imunoglobulin,
a. Necrotizing Metaplasia 1. Simple ranula sircumscribe cyst lactoferin dan transferin
b. Viral Infections Pada sublingual pada superior dari m.milohyoid
c. Bacterial Infection 2. Plunging ranula GGN PERKEMBANGAN LUDAH
d. Actinomycosis Simple ranula yang meluas ke daerah inferior m Aplasia ( agenesis )
5. Metabolic Disorder with Salivary Gland Involvement mylohoyoid masuk ke ruang submandibula  Keadaan tidak ada kel ludah  sgt jarang
a. Sjogren Syndrome Th/ marsupialisasi, pada yang simpel  E/ tdk diketahui
b. Diabetes Bedah (transoral dan trans servikal), fenestrasi dan  Gejala klinis : Xerostomia
c. Thyroid disease penekanan pada plunging - mukosa kering
d. Granulomatosis disease - kdg terasa berat  pasien minum terus
e. Anoreksia/Bulimia Sindroma Frey (sindroma Baillaiger atau sindroma - haus
f. Radiation induced patology auriculotemporal) - akumulasi debris
g. Allergy - bibir pecah-pecah
6. Traumatic Salivary Gland Injuries Adalah suatu sindroma yang ditandai dengan berkeluarnya - rampan karies
7. Neoplasma keringat, muka kemerahan dan rasa panas pada saat - fisur sdt mulut,krn kurang cairan
a. Benign mengunyah makanan karena regenerasi saraf yang salah arah - cepat kehilangan gigi susu & permanen
i. Pleomorphic Adenoma pasca pembedahan (parotidektomi), dimana kelenjar keringat - th/ tidak ada tindakan khusus  OH hrs baik
ii. Monomorphic Adenoma yang seharusnya diinvervasi oleh serabut simpatis nervus IX  Xerostomia :
iii. Oncocytoma dipersarafi oleh serabut parasimpatis dari nervus - akibat disfungsi kel. Ludah
iv. Ductal Papilloma auriculotemporal cabang nervus VII - keluhan pasien :
b. Malignant 1. mulut kering
i. Mucoepidermoid Carcinoma Terapi : simtomatik (antiperpirant, antikolinergik) untuk 2. perasaan terbakar
ii. Adenoid Cystic Carcinoma menghambat produksi kelenjar keringat, tympanotomi, 3. mukosa kering, atropi, inflamasi, pecah-
iii. Carcinoma Ex Pleomorphic Adenoma menggunakan flap muskulus sternokleiodomastoid pada pecah
iv. Adenocarcinoma tindakan parotidektomi, atau lapisan fascialata atau dermis - E/ aplasia, def Vit A, X-ray radiasi
diantara kulit dan parotis. - Mukosa pecah & translusen  pd lidah tampak
Mucocele atropi papila  terjadi infeksi  pecah-pecah
Ada 2 tipe: Saliva: dan mengelupas, sakit, tersa terbakar pd
1. Mucocele mucus extravasasi mucous escape reaction membran mukosa lidah
karena trauma duktus ruptur, mukus keluar  Sjogrn Sindrom :
500ml/24jam
menyebar ke jaringan submukosa disekitarnya - suatu gambaran karateristik disbt suatu sica
Ph : 6-7,4
2. Mucous retention salivary ductus cyst sialocyst sindrom yaitu serostomia krn kerusakan dan
Aliran:
atropi jar. asiner & kel. Ludah

4
DEVIL’ S NOTES DEVIL’ S NOTES DEVIL’ S NOTES

 Sebab lain xerostomia adlh penderita anemi pernisiosa  3) insisif canal/nasopaltina b. P.palpasi ; konsistensi, krepitasi,
kurangnya sekresi kel ludah juga def vit & zat besi 4) globulomaxillary fluktuasi, batas
 Kehilangan cairan tbh karena perdarahan, keringat, diare, b. tipe retensi c. P.cairan ; aspirasi/fungsi
muntah  berkurang sekresi cairan ludah 1) mucocele 2. Intra Oral
 Juga pd DM & DI 2) ranula a. P.visual ; lokasi, besar, warna, perubahan
 Kdg terjadi ggn pd syaraf yg mengatur sekresi cairan 2. Dental origin posisi gigi, erupsi
ludah  terjadi xerostomia a. Periodontal b. P.palpasi
 Gejala klinis : 1) periapikal c. P.vitalitas gigi
- pd xerostomia kronis  rampan karies gigi & 2) lateral d. P.cairan ;
kehilangan gigi lbh cepat 3) residual Cairan kuning jernih berisi kristal
- pasien sakit dlm memasang GT b. Primordial / folicular kolesterol ( berkilau bila terkena cahaya
 Th/ tgt pd penyakit  hrs disembuhkan dulu  c. Dentigerous ) dan keruh bila terinfeksi.
pengobatan simptomatis d. Keratokista II. Pemeriksaan Radiologi
Kista : radiolusen dgn batas jelas dan teratur.
Th/ Definisi : Radiografi :
Sistemik: Pilocarpine, cevimeline (agonis reseptor Rongga path yang tertutup, berkapsul dgn lapisan epitel, 1. intra oral ;
muscarinic m3) tumbuh abnormal dalam rongga anatomis, baik pada jaringan a. periapikal film
keras ataupun lunak berisi cairan atau setengah cairan. b. oklusal film
Dosis pilocarpine:
2. ekstra oral ;
Radiasi = 3 dd10 mg atau 4 dd 5 mg, 8-12 mgg
Dental Origin / Odontogenik : a. lateral oblique scheidel
Sjorgen = 4 dd 5 mg, 12 mgg Berasal atau terbentuk dari jaringan pembentuk gigi. Mis ; b. PA scheidel
benih gigi, epitel enamel, sisa epitel Malassez dan sarung c. Lateral scheidel
IBM 4 ( DRG . MANTRA ) Hertwig, sisa lamina dental, dll. d. Occipito mental
e. Orthopanttomogram/panoramik
KISTA TULANG & JAR.LUNAK DLM RONGGA MULUT Patogenesis : Gambaran bila terinfeksi : batas tidak halus/tidak
SERTA STRUKTUR Sel-sel epitel  Dinding kista jelas dan tidak teratur.
- inflamasi proliferatif III. Pemeriksaan Histopatologis :
Leroy : Kista adalah cavitas baik dalam jar keras atau lunak - iritasi degeneratif Cara : Biopsi Insisi, Biopsi eksisi
yang berisi liquid, semiliquid, atau udara. Yang dikelilingi oeh Dalam kista --------------- luar kista Kesan :
jaringan penghubung atau kapsul yang biasanya epitel. Tekanan osmotik >> -------- cairan intra dan ekstra seluler a. Epitel berlapis gepeng
Substansi dalamnya tgt dari ukuran dari jar. Diagnosa : (berkeratin/nonkeratin)
I. Pemeriksaan Klinik b. Jar.penunjang yg diinfiltrasi limfosit, sel
Klasifikasi : A. Pemeriksaan Subjektif plasma dan alur-alur kolesterol
A. Kista kongenital 1. Riwayat penyakit c. Makrofag (foam cell/pseudocanthoma cell)
1. Throglossal 2. Gejala : dan sel raksasa
2. Branchiogenic - nyeri, baal/parastesi
3. Dermoid - terasa klr cairan dr benjolan Diferential Diagnosis :
B. Kista developmental - perubahan posisi gigi 1. struktur anatomi normal
1. Nondental origin B. Pemeriksaan Objektif a. foramen nasopalatine
a. tipe fissural 1. Ekstra Oral b. foramen mentale
1) nasoalveolar a. P.visual ; perubahan btk wajah c. sinus maxillaris
2) median d. cav.nasi

5
DEVIL’ S NOTES DEVIL’ S NOTES DEVIL’ S NOTES

2. Lesi-lesi yg sbg defek osteoporotik ada sumsum tulang 2 tahap :  Permukaan dpt halus, lobul, kdg ulser dan ditutupi
3. Tumor odontogenik 1. Tindakan I Marsupialisasi membran putih kekuningan
a. Ameloblastoma 2. Tindakan II Enukleasi  Lesi lunak dan punya tedensi untuk perdarahan
b. Fibrous displasia spontan atau setelah terkena iritasi
c. Fibroma Perawatan :  Tumbuh cepat dan biasanya ukuran anatara 0,5-1cm
d. Myxoma Alasan mengapa kista perlu dirawat :  Biasanya pd gingiva, juga lidah, bibir, mukosa bukal,
4. Tumor non odontogenik jinak ( benign ) 1. Akan bertambah besar dan dapat terinfeksi palatum dll
a. central giant cell granuloma 2. Dapat melemahkan struktur tulang, terutama mandibula  DD :
b. central hemangioma  tdk patologis 1. Giant cell granuloma
5. Tumor ganas ( malignant ) 3. Utk mengetahui apkah betul kista, bukan tumor yg 2. Perifer ossifying fibroma
a. metastatic tumor menerupai kista, bukan tumor yang menyerupai kista ( 3. Leiomyoma
b. fibrosarcoma ameloblastoma & mucoepidermoid salivary carcinoma ) 4. Hemangioma
6. Gangguan metabolik ; hiperparatiroid 4. Dapat mengenai struktur penting lainnya 5. Hemangioendothelioma
7. Destruksi tlg akibat M.O ; osteomielitis Tujuan Perawatan Kista : 6. Hemangiopercytoma
1. Membuang atau membuat tubuh pasien mengatur letak 7. Kaposi’s sarcoma
Prognosa : dari jar.abnormal tsb shg dpt hilang dari tulang 8. Metastase tumor
Baik 2. Trauma minimum  Tes lab : histopatologis
Khusus untuk Keratocyst multilokuler  angka kekambuhan 50 3. Mempertahankan struktur sekitar  Th/ exsisi
% 4. Memperoleh penyembuhan yg cepat pada daerah operasi
5. Restorasi bagian tsb menjadi mendekati btk dan fungsi 2) Pregnancy Granuloma
Pengobatan : normal  Terjadi selama kehamilan
A. Marsupialisasi ( metode Partsch )  Klinis dan histopatologis identik dgn granuloma
Cara : Faktor yang perlu dipertimbangkan pada pemilihan perwatan : pyogenic
Sebagian besar ddg kista tdk diangkat ttp ditinggalkan dan 1. Umur  Biasanya pd gingiva dan muncul setelah trimeseter
sebagian lagi dibuang pada pinggiran rongga yang terbuka. 2. Status fisik pertama
dilakukan penjahitan dinding kista dan jar.sehat ( epitel 3. Pandangan pada daerah operasi  tuber maxilla, lingual  Klinis : muncul sbg masa bertangkai dgn permukaan yg
rongga mulut ). mandibula halus dan warna merah
Rongga kista dibiarkan terbuka, dijadikan bagian tambahan 4. Keperluan mempertahankan/ melindungi jaringan sekitar  Kadang terjadi > 1 lesi pd gingiva
rongga mulut. 5. Menghindarkan “dead space “ semaksimak mungkin  Setelah kehamilan mungkin mengalami penurunan atau
Rongga kista dipertahankan terbuka dgn pemasangan 6. Jenis kista tt , mis : Keratocyst hilang
obturator.  DD : Pyogenic granuloma dan Perifer giant cel
Penyembuhan : TUMORLIKE LESIONS granuloma
Ddg kista akan terdorong ke permukaan dan tempatnya 1) Pyogenic Granuloma  Lab tes : histopatologis
digantikan olehjaringan tulang baru  Pertumbuhan berlebih dr jar.granulasi krn iritasi  Th/ exisis
Indikasi teknik Partsch : ringan
a. Kista besar  Insidensi tinggi pd wabita ( 2:1 ) 3) Pstextraction Granuloma
b. Kista yang dicurigai akan berkembang jadi tumor  Semua umur t.u 11-40 thn  = epulis granulomatosa adalah pyogenic granuloma
B. Enukleasi  Gejala klinis : yang muncul pada soket setelah gigi dicabut
Pengambilan kista secara keseluruhannya : 1. tonjolan yg tidak sakit  Biasanya terjadi karena adanya benda asing, seperti
1. dengan rongga ex kista ditutup (penjahitan primer ) 2. masa noduler yg mirip tangkai atau masa yg bone sequester, amalgam, substansi lain yg dpt
2. dengan rongga mantan kista tetap terbuka melekat pd dasar tdk bertangkai warna merah menyebabkan inflamasi
C. Kombinasi tua  Th/ exsisi

6
DEVIL’ S NOTES DEVIL’ S NOTES DEVIL’ S NOTES

3. Fibroma Ukuran 1-2 cm


4) Fistula Granuloma  Lab tes : histopatologi, th/ exsisi DD : kista dermid, kisat limfoepitelial, abese dasar
 Adalah pyogenic granuloma biasanya ditemukan pada mulut, hemangioma, lymphangioma, dll
pembukaan duktus atau fistula periodontal Tes lab : histopatologi
KISTA JAR.LUNAK Th/ Surgical removal
5) Peripheral Giant Cell Granuloma
 Adalah tumor dgn karateristik klinis dan gambaran 1) Mucocele 3) Lymphoepitelial Kista
histopatologis yg khas yang ditemukan pd gingiva  = Kista mukus  berasal dr kel saliva minor  kista  Perkembangan lesi yg tdk umum , mungkin 
dibawah kedua rahang yg plg umum pd jar.lunak degenerasi kista glandular epitelium yg terjebak dlm
 Bukan true neoplasma, tapi reaksi jaringan thp iritasi  Ada 2 tipe : jar limfoid mulut selama embriogenesis
selama periode gigi camapuran 1. Extravasation adlh yg plng umum  patogenesis  Muncul 20-50 thn, cowo : cewe = 3 : 2
 Sblm umur 16 thn berhub dgn saluran terputus krn trauma due atau  Histologi : mirip kista branchial cleft yg berkembang
 Umumnya pria gigitan di leher
 Klinis : masa bertangkai atau tidak dgn warna merah 2. Retensi mucoceles adlh jarang dan patogenesis  Kista intraoral plg sering tjd didasar mulut & permk
dan bisa perdarahan dan kadang ulser berhub dgn obstruksi sbgan dari duktus. infeksi, ventral dr lidah
 Konsistensi elastis dan ukuran 0,5-2 cm kalkulus atau sialoliths  Klinis : mobile, tdk sakit, mudah dibedakan, firm,
 Biasanya muncul pd gingiva tapi juga bisa pd daerah  Extravasion  insidensi dekade ke-3 nodul kekuningan atau merah
tdk bergigi  Retensi  grup yang lbh tua  Ukurab bbrp mm – 2 cm
 DD :  Tdk ada predileksi sex dan dpt tjd pd semua umur  DD : node lymph, kista dermid, mucocel, lipoma, dan
1. Pyogenic granuloma  Frekuensi umumnya pd bibir bawah  biasanya tumor jinak lainnya
2. Postextrasi granuloma lateral, jarang pd mukosa bukal, dasar mulut,  Tes lab : pemk. Histopatologi
3. Peripheral ossifying fibroma palatum, lidah, bibir atas  Th/ surgical removal
4. Hemangiopericytoma  Klinis : tdk sakit, spherical, masa soliter
5. Hemangioendotelioma berfluktuasi, dgn variasi ukuran mm – cm 4) Kista Dermoid
6. Kaposi’s sarcoma  Kista superfisial biasanya transparan & bluish, lesi Berasal dr epitel embrional
 Lab tes : histopatologis yg paling dlm punya warna yg sama dgn mukosa Biasanya dibag midline dr dasar mulut
 Th/ exsisi normal Biasanya muncul remaja, kedua jenkel
 Muncul mendadak, bisa brp minggu / bln Ukuran kecil, tapi progresif & ekspan lbt, dgn
6) Congenital Epulis of the Newborn  DD : Hemangioma, lymphangioma Papilary mencapai bbrp cm
 Non-neoplastk yg jarang kistadenoma limpomatosum, tumor mukoepidermoid Klinis : tdk sakit, merah, lembek konsisitensinya saat
 Lesi reaktif tau degeneratif yg mungkin berasal dr dan Sjogren’s syndrome palapsi
sel mesenkim  Tes Lab : Histopatologi Jika lokasinya dibawah otot geniohyoid, ini akan
 Biasanya pd bayi yang baru lahir  Th/ cryosurgery atau eksisi m’sbb lidah keatas, sulit mengunyah, bicara dan
 Khas pd alveolar ridge pd maksila dan mandibula menelan
 Perkembangan lesi umumnya pd maksila terjadi 10 kali 2) Ranula Jika lokasi anatara geniohyoid & mylohyoid 
pd bayi perempuan dibanding laki-laki Variasi dr mucocele yg berlokasi didasar mulut protrudes submental
 Klinis : Ada pd bayi baru lahir, dan muncul Berasal dr kel. submand, sub lingual, atau kel ludah DD : kista lymphoepitelial, ranula, kista hygroma, dan
asimptomatis, tumor pedunculated tumor warna asesori pd dasr mulut abses dasr mulut
merah normal, dgn ukuran bbrp mm atau cm Patogenesisnya mirip mukokel Tes Lab : Pemk. Histopatologi
 DD : Klinis : halus, fluktuasi, masa tdk sakit pd dasar Th/ : surgical removal
1. Melanotic neuroectodermal tumor of infancy mulut, lateral dr frenulum lingual
2. Pyogenic granuloma Warna dr normal s/ translusen 5) Kista Erupsi

7
DEVIL’ S NOTES DEVIL’ S NOTES DEVIL’ S NOTES

 Variasi kista dentigerous yg berhub dgn erupsi gigi  DD : Abses dental & peridontal, trauma pd papila d. Dinding epitel kista dentigerous
sulung atau permanen paltina, fibroma, tumor jinak lain yg berhub dg jar Diferential diagnosa :
 Umumnya lokasi tpt erupsi dr gigi C & M ikat mulut 1. Kista dentigerous/kista primordial
 Klinis : muncul as well-demarcated, fluktuasi, soft  Tes lab : pemk. Histopatologi 2. Keganasan
swelling, pd alv tpt erupsi  Th/ surgical removal Pemeriksaan Penunjang :
 Srg warna biru, atau merah gelap krn terisi drh 1. Radiologis
 DD : hemangioma, hematoma, tato amalgam, oral nevi 9) Kista Duktus Thyroglossal a. Dental foto
pigmented dan melanoma malignan  Jarang, bisa dr duktus thyroglosal dr foramen b. Oklusal foto
 Tes lab : pemk. Histopatologi caecum kel tiroid lidah c. Panoramik foto
 Th/ : biasanya tdk dianjurkan, tapi jarlunak bisa  Srg org muda, firm sircumscribed midline kista d. PA dan lateral kepala
dieksisi swelling, bbrp mm – cm e. Submento vertex
 Biasanya ditemukan pd dorsum lidah dkt for caecum 2. CT scan
6) Kista Gingival of Newborn  Pd kasus tertentu ditemukan didsr mulut 3. Histopatologis
 = Epstein’s pearls / Bohn’s nodules  Tumbuh lambat, membesar, dpt disfagia Komplikasi :
 Lesi kecil pd alv ridge dr bayi baru lahir  Fistula  pd pembukaan kulit / permk mukosa Perluasan ke jaringan atau organ penting pada daerah wajah
 Berasal dr dental lamina  DD : tumor jinak & ganas, median rhomboid glositis dan leher
 Klinis : multiple / soliter asimptomatik, 1-3mm pd  Tes lab : pemk. Histopatologi Konsultasi :
mukosa alv  Th/ : eksisi Spesialis THT, Bedah onkologi, anak , internis, anestesi,
 Kista tdd keratin & berkuran spontan dlm bbrp bulan prostodontik
 DD : lymphangioma
 Tes lab : pemk. Histopatologi
TUMOR ODONTOGENIK Terapi :
 Th/ : tdk dianjurkan Klasifikasi menurut Cahn dan Tecke ( 1965 ) 1. Enukleasi
1. Ephitel Odontogenik Tumor 2. Reseksi
7) Kista gingival of Adult a. Simple ameloblastoma 3. Metode dreging
 Jarang, berlokasi pd attached gingiva atau gusi bebas b. Adenoameloblastoma Prognosis :
 Dari epitel rest ( spt dental lamina ) ging c. Melanoblastoma Ad bonam kecuali ameloblastoma dubia ad bonam
 Srg pasien 40 thn, biasanya pd vestibulum mandibula 2. Mesechymal odontogenik tumor Inform consent :
antar I2 & P1 a. Odontogenik myxoma and fibroma Deformitas wajah, infeksi, parastesi, perdarahan
 Klinis : well-sircumscribed nodule ging tertutp o/ b. Dentinoma
mukosa normal, dgn ukuran bervariasi bbrp mm – 1cm c. Cementoma-cementying fibroma
 DD : mucocele, abses periodontal, fibroma ossifying 3. Mixed odontogenik tumor TUMOR JINAK JARINGAN LUNAK
periferal, traumatic fibroma a. Ameloblastik fibroma
 Tes lab : pemk. Histopatologi b. Ameloblastik hemangioma Klasifikasi menurut WHO ( Histological Typing of oral and
 Th/ : eksisi c. Ameloblastik neurinoma oropharyngeal Tumor )
d. Ameloblastik odontoma 1. Tumor of Squamous Epitelium
8) Kista Papila Palatina e. Complex composite odontoma Benign : Papilloma
 Bagian dr kista nasopalatina yg berasal dr rest f. Compound composite odontoma 2. Tumor of Soft Tissues
epitelial pd foramen incisivum Benign :
 Klinis : soft swelling pd papila paltina, tertutup Etiologi : a. Verrucous hyperplasia
mukosa normal, jadi inflamsi & sakit bisa infeksi a. Sisa-sisa lamina dentalis b. Kerato canthoma
 Ro : tdk tanda patologis b. Organ email c. Fibroma
c. Lapisan basal membran mukosa d. Giant cell fibroma

8
DEVIL’ S NOTES DEVIL’ S NOTES DEVIL’ S NOTES

e. Peripheral ossifying fibroma 3. Berkapsul 1. sharp : pjng,pdk, putih


f. Lipoma 4. Jarang kambuh kembali 2. blunt : lebar & datar
g. Myxoma 5. Tidak bermetastase  Biasanya dihub dgn leukoplakia (53 %), verocous
h. Neorofibroma 6. Sel memiliki ukuran, bentuk dan sifat yang normal carsinoma(29%), squamous sel carsinoma (10%)
i. Schwannoma 7. Terdiri dari sel yang berdiferensiasi baik  60 % terjadi pd kasus displasia epitel
j. Traumatic neuroma 8. Pembelahan sel normal  DD : proliferasi verocous leukoplakia, v.carsinoma,
k. Leiomyoma 9. Tidak mempunyai efek sistemik squamous sel carsinoma
l. Verruciform xanthoma 10. Susunan selnya teratur  Tes lab : histopatologi
m. Granular cell tumor  Differential Diagnosa :  Th/ : eksisi
n. Benign fibrous histiocytoma Tumor ganas, kista rongga mulut, infeksi odontogenik
o. Hemangioma  Pemeriksaan penunjang : 3. KERATOACANTHOMA
p. Lymphangioma 1. Histologi  Pd kulit, berasal dr folikel
q. Cistic hygroma 2. Radiologi  Pd kulit terpapr, tu wajah
r. Papillary syringadenoma of the lower lip 3. CT scan  Cowo : cewe = 1,8 : 1
s. Sebaceous adenoma  Komplikasi :  Umunya pasien > 50 thn
t. Cutaneous horn Perluasan ke jaringan/organ penting di daerah wajah dan leher  Klinis : tdk sakit, well-sircumscribed dome, bud
u. Freckles shaped, 1-2 cm, dgn keratin crater pd pusat
v. Lentigo simplex  Dimulai dg nodul kecil yg tbh cepat anatar 4-8 mg
w. Intramucosal nevus  10 % lokasi di bibir
TUMOR JINAK ( IBM 4 DRG MANTRA )
x. Junction nevus  2 tipe :
y. Compound nevus 1. bud shaped  dr penipisan / pemanjangan dr
1. PAPILLOMA
z. Blue nevus permk folikel rambut
 Dr permk epitelium
aa. Nevus of ota 2. dome shaped  dr bag dlm foliker rambut / hair
 Tjd pd semua umur & sex
bb. Lentigo maligna germ
 Klinis : exophitic well sircumscribed, pedunculated, tbh
cc. Melanotic neuroectodermal tumor of infancy  DD : basal & squamous cell carsinoma & warty
biasanya soliter/multiple
dd. Pleomorfik adenoma dyskeratoma
 Gambaran spt cauliflower
ee. Papillary cystadenoma lymphomatosum  Tes lab : histopatologi
 Warna putih /abu, ukuran mm –1 /2 cm
ff. Rhabdomyoma  Th/ : eksisi, radiasi dlm dosis kecil
 Umumnya tjd pd paltum & lidah, kdg mukosa bukal,
gg. Chondroma
gingiva, bibir
4. FIBROMA
 DD : veruka vulgaris, condyloma acuminatum, verruciform
 Etiologi : Dr jar ikat / penghubung
xanthoma, verucous carsinoma, fokal sindrom hipoplasia
Belum diketahui dgn jelas True fibroma jarang
dermal
Faktor yg diduga sbg penyebab : Kasus umumnya fibrous hiperplasia krn iritasi kronis
 Tes lab : histopatologi
1. Keturunan Terjadi pd ke-2 sex, 30-50 thn
 Th/ : eksisi
2. Embrional Klinis : well-difined firm, sesile / pedunculated, perk
3. Iritasi kronik halus
2. VERRUCOUS HIPERPLASIA
4. Parasit Asimptomatik, single < 1cm
 Potensial lesi prekanker
5. Virus Biasanya pd gingiva, mukosa bukal, bibir, lidah &
 Gejala klins & histopatologi mirip verucous carsinoma
 Gejala : palatum
 Umumnya pd perokok & usia > 60 thn
Gejala umum tumor jinak DD : Giant sel fibroma, lipoma, myxoma, perifer
 Biasanya ging & alv terlibat, diikuti mukosabukal &
1. Pertumbuhan lambat ossyfying fibroma, neurofibroma, schawannoma,
lidah
2. Ekspansi
 2 gejala klinis yg khas :

9
DEVIL’ S NOTES DEVIL’ S NOTES DEVIL’ S NOTES

fibrous histiocytoma, fibrous hiperplasia pd  Ukuran bbrp mm – cm, kekuningan . pink  DD : neurofibroma, fibroma, sel tumor granular,
tuberositas & adenoma pleoformik  Diseliputi epitel tipis, dgn pemb, drh yg terlihat lipoma, leimyoma, neuroma traumatik
Tes lab : histopatologi  Palpasi lunak  fluktuasi dan bisa tertukar dgn  Tes lab : histopatologi
Th/ : eksisi kista, apalagi bila terletak jar submukosa yg dlm  Th/ : eksisi
 DD : myxoma, fibroma, mucocele, kista dermiod kecil
5. GIANT CELL FIBROMA  Tes lab : histopatologi 1. TRAUMATIC NEUROMA
 Lesi fibrous  Th/ : eksisi  = Amputasi neuroma, bukan true neoplasma tapi
 Histologi : stealat & multinukleal sel hiperplasia dr serabut saraf dan jar sekitar, stlh luka
 Klinis : tdk sakit well-sircumscribed & pedunculated 8. MYXOMA pd traseksi saraf
dgn warna normal  Dr mesenkim  Klinis : kecil, movable, tertutup mukosa normal
 Ukuran variasi bbrp mm – 1cm  Jarang , bukan true neoplasma  Tumbuh sgt lambat, 1cm
 Dekade ke-3, predileksi : gingiva, lidah, platum,  Klinis : well defined mobile, diliputi normal epitelium  Sakit, terletak pd foramen mental, pd mukos aalv
mukosa bukal, dan bibir & lunak pd palpasi edenteolus, bibir dan lidah
 DD : fibroma, neurofibroma, papiloma, perifer  Muncul pd semua umur, dan umumnya pd mukosa  DD : neurifibroma, schwannoma, reaksi antibodi,
ossyfying fibroma, granuloma pyogenic bukal, dasar mulut dan paltum tumor kel. Ludah
 Tes lab : histopatologi  DD : fibroma, lipoma, mucinosis focal  Tes lab : histopatologi
 Th/ eksisi  Tes lab : histopatologi  Th/ : eksisi
 Th/ : eksisi
6. PERIPHERAL OSSIFYING FIBROMA 2. LEIOMYOMA
 = Peripheral odontogenic fibroma 9. NEUROFIBROMA  Dr otot polos, jarang
 Lokasi pd gingiva, karateristik histomorphologic  Dr jar syaraf (Schwan, sel perineural, endoneurium)  Dr ddg otot polos pemb. drh dari sirkumvalata lidah
features  Relatif jrg di RM  Tjd semua sex, > 30 thn
 Diperkirakan dr ligamen periodontal  Bisa soliter atau multiple  Klinis : tdk sakit, lbt, wel difined, N / merah,
 Umumnya pd anak / dewasa muda  Bagian dr Neurofibromatosis / Von movable, lunak pd palpasi
 Cewe : cowo = 1,7 : 1 Recklinghausen’s disease  Predileksi : lidah, mukosa bukal, paltum & bibir bawah
 Klinis : well defined firm, sesile / pedunculated,  Klinis : tdk sakit, well defined pedunculated firm,  DD : tumor jiank pd jar penghubung & pemb, drh
diliputi epitel halus N tertutup epitel  Tes lab : histopatologi
 Biasanya permk ulserasi krn trauma mekanik  Ukuran bervariasi bbrp mm-cm  Th/ : eksisi
 Ukuran bbrp mm s/ 1-2 cm  Predileksi : mukosa bukal & paltum, alv ridge, dasr
 Terjadi 50 % I pd kedua rahang mulut, dan lidah 3. VERRUCIFORM XANTHOMA
 DD : Trauma fibroma, giant cel fibroma, peripheral  DD : Schwannoma, fibroma, sel tumor granular,  Jrg, tdk diket penyebab & histogenesinya
giant sel granuloma, pyogenik granuloma, pregnancy neuroma traumatic, tumor jinak mesenkim lainnya  Large xanthoma / sel foam pd jar ikat pail
granuloma  Tes lab : histopatologi  Dekade 5 & 7, cewe : cowo = 1,4 : 1
 Tes lab : histopatologi  Th/ : eksisi  Ukuran 0,2 – 2 cm
 Th/ eksisi  Umumnya pd ridge alv dan gingiva (65%)
10. SCHWANNOMA  Sisanya dp mukobukalfold, palatum, dasar mulut,
7. LIPOMA  = Neurilemoma, jarang, dr sel schwan saraf sheath lidah, bibir, mukosa bukal
 Tumor jar lemak  jarang  Klinis : soliter, well sircumscribed firm, sessile  Klinis : sesile, well defined, cauliflower, merah-kuning
 Umumnya 40-60 thn nodule, umumnya dilapisi epitel, tdk sakit, fairly pd  DD : papilloma, veruca vulgaris, condyloma
 Predileksi : mukosa bukal, lidah, mukobukalfold, dasr palapsi, bervariasi ukurannya acuminatum, verucous carsinoma
mulut, bibir, gingiva  Terjadi pd semua umur & lokasi pd lidah, mukosa  Tes lab : histopatologi
 Klinis : tdk sakit, well defined,pedunculated/sesil bukal, gingiva, bibir  Th/ : eksisi

10
DEVIL’ S NOTES DEVIL’ S NOTES DEVIL’ S NOTES

 Karateristik klini yg khas adlh bila ditekan dgn jari  Area submand / sublingual pd mukosa bukal & area
warna merah hilang dan akan kembali jika tekanan parotid
4. GRANULAR CELL TUMOR dilepaskan  Dpt m’sbb eshetic / ggn pernapasan
 = Granular sel myoblastoma / Abrikossof’s tumor  Bibir, lidah, mukosa bukal tpt yg umum  DD : kista branchial & difus lymphadenophaty
 Kemungkinan dr sel schawn perineural dp otot  Ukuran bervariasi bbrp mm  Tes lab : histopatologi
 Dpt tjd pd semua umur dan umumnya cewe  Dpt menyebabkan deformitas organ  Th/ : eksisi
 Klinis : kecil, firm, well defined, asimptomatik,  Jrg skl pd tlg rahang
biasanya single, atau multiple  DD : Pyogenic granuloma, hemangio endothelioma, 9. PAPILLARY SYRINGADENOMA OF THE LOWER LIP
 Lokasinya di pinggir dorsum & lateral lidah hemangiopericytoma, Kaposi’s sarcoma & bbrp sindrom  = Syringocystadenoma papilliferum, tumor jinak
 Juga bisa ditemukan kulit, payudara, jrg sekali di usus lesi vaskuler spt : Sturge Weber Sindrom, Maffucci Sweat glands
 DD : rhabdomyoma, fibroma, neurifibroma, sindrom, Klippel Trenaunay Weber Syndrome & Rendu  Biasanya bayi lahir / kehamilan
schawnoma, traumatic neuroma, epulis congenital Osler Weber Syndrome  Biasanya scalp & leher, dan wajah
newborn, tumor jinak mesenkim lainnya  Tes lab : histopatologi, biopsi dpt m’sbb perdarahan  Klinis : soliter, wel defined plak / nodule corrugated
 Tes lab : histopatologi  Th/ : eksisi / cryoth/ atai injeksi skleroting agent pd  Ukuran 0,5 – 1,5 cm
 Th/ : eksisi lesi  Bibir area yg jrg
 DD : Basal sel carsinoma, squamous sel carsinoma,
5. BENIGN FIBROUS HISTIOCYTOMA 7. LYMPHANGIOMA keratoacanthoma, tumor kulit lainnya
 Adlh tumor selular primer yg mgd histiosit & fibroblast  Spt hemangioma, lbh sbg perkembangan yg abnormal  Tes lab : histopatologi
yg menghasilkan serat retikulum dibanding true neoplasma  Th/ : eksisi
 Lbh sbg lesi yg reaktif dp true neoplasma  Biasanya 3 th pertama
 Lebih sering pd kulit bag leher & jarang pd mukosa oral  Predileksi : kepala, leher 10.
SEBACEOUS ADENOMA
 Ke-2 sex,8-70 thn, ukuran 0,5-2 cm  Klinis : nodul kecil, kuning-grayish / merah  Tumor kulit yg jrg dr kelenjar sebesea
 Mukosa bukal umumnya, kmd lidah , bibir bawah, dan  Jika lokasi jar oral yg dlm  masa yg difus dan  Biasnya soliter pd wajah, scalp
gingiva berubah warna  Pd mukosa oral jrg, kemungkinan dr Fordyce’s granules
 Klinis : tdk sakit, mobile, firm, tertutup epitel normal, jrg  Ukuran bervariasi bbrp mm / >  Klinis : soliter, wel defined, bulat, 0,5 – 1 cm, kekuningan,
berulser  Dpt m’sbb deformitas organ permk halus
 DD : fibroma, neurofibroma, schwannoma, lipoma, sel  Biasanya dorsum lidah, kurang lebih bibir, mukosa  DD : lipoma, veruciform xanthoma, myxoma, fibroma
tumor granular bukal, dasar mulut dan palatum lunak, jrg pd gingiva  Tes lab : histopatologi
 Tes lab : histopatologi  Asimptomatik, tapi jika besar m’ssb sakit dan tdk  Th/ : eksisi
 Th/ : eksisi nyaman bicara, mengunyah, menelan, / makroglosia
 DD : Hemangioma, median rhomboid glositis, tiroid 11. INTRAMUCOSAL NEVUS
6. HEMANGIOMA lingual, hiperplasia papiler dr paltum, lymphangioma yg  Perkembangan malformasi dr defective melanoblas
 Karateristik  proliferasi dr pemb, drh dlm dpt tertukar dgn mesenkim neoplasma crest neural
 Bukan true neoplasma, lbh ke perkembangan yg  Tes lab : histopatologi  Biasanya terjadi dikulit, jarang mukosa oral
abnormal  Th/ : eksisi  Pengumpulan sel nevus pd epidermis, dermis atau
 Ada 2 tipe hemangioma : keduanya
1. Capillary hemangioma, tdd sejumlah kapiler kecil 8. CYSTIC HYGROMA  Ada 2 tipe : congenital & dapatan
& klinis sbg permk datar yg merah  Bagian dr lymphangioma yg td dr sinus limfatik yg  Yg dapatan dibagi jadi bbrp kategori
2. Cavernous hemangioma, tdd large dilated sinuses besar  Pd mukosa oral ada 4 itpe yg dibahas : intramucosal,
yg berisi drh & klinis sbg lesi yg dlm merah  Muncul pd bayi / anak kecil junctional, compound, & blue
 Klinis : difus soft sweling pd leher  Intramukosal adlh yg plg umum, 55 % dr semua nevi
 IM, td sel nevus, umumnya wanita pd semua umur

11
DEVIL’ S NOTES DEVIL’ S NOTES DEVIL’ S NOTES

 Klinis : asimptomatik, datar, spot / plak coklat-hitam  Histologi : tdp elongasi, slender & melanin pd  Klinis : dimulai dr kecil , well defined coklat, makula
pd palatum & mukosa bukal jarang pd gingiva & bibir melanosit yg tersusun pararel pd epitelium, pd bag halus, yg meningkat scr perlahan & jadi pigmentasi
 DD : Tipe lain dr oral nevi, freckles, lentigo simplex, tengah & bawah lamina propia  Ukuran 0,5 – 3 cm / >
amalgam tato, hematoma, lentigo maligna, & malignant  2 tipe blue nevus :  Jarang pd mukosa oral, tapi timbul spt plak
melanoma 1. Tipe umum yg muncul pd mukosa oral & kulit pigmentasi yg ireguler & tumbuh sgt lambat
 Tes lab : histopatologi 2. Tipe selular yg hanya tjd dikulit  Pd margin mukosa bukal, paltum, dasar mulut & bibir
 Th/ : tdk ada, bila eskisi bila nevus pd lokasi yg  Tdk ada sex predileksi, pd semua umur bawah
mudah terken airitasi atau adanya perkembangan  Klinis : asimptomatik, spt spot / plak, oval / ireguler,  DD : oral nevi, tato amalgam, melanoma malignan
coklat / biru  Tes lab : histologi
12. JUNCTIONAL NEVUS  Umumnya di palatum keras  Th/ : eksisi / radiasi. Topikal 5 fluorodracil, cryoth/,
 Karateristik dgn nests pd sel nevus sepanjang permk  DD : oral nevi lainnya, lentigo simplex, lentigo dermabrasion, laser pernah juga digunakan
basal epitelium maligna, freckles, tato amalgam, hemangioma,
 Pd bbrp kasus s/ dlm jar penghubung, aktivitas junctional granuloma pyogenik, melanoma malignan 17. MELANOTIC NEUROECTODETMAL TUMOR OF
 Klinis : tdk pathognomonic  Tes lab : histologi INFANCY
 Muncul asimptomatik hitam / coklat datar spt spot,  Th/ : sama dgn intramukosal  Crest neural propensity yg muncul pd area bearing gigi
diameter 0,1-0,5 cm  Muncul bayi< 6 bln & tdk ada sex predileksi
 Lbh banyak ditemukan pd paltum, mukosa bukal, mukosa 15. NEVUS OF OTA  Umumnya pd maksila, tapi pd bbrp kasus ada pd
alv  = Oculodermal melanosit, dapatan, biru/coklat makula tengkorak, mandibula, pundak, kulit, mediatinum, otak,
 Punya kapasitas signifikan pd undergo malignan  kulit muka, mata & membran mukosa yg diinervasi N. epididymis, uterus, dll
transformasi dlm melanoma V  Klinis : tumbuh cepat, tdk sakit, tertutup epitel normal
 Klinis : ada perubahan warna, ukuran, tekstur  Histologi & patogenisis sama dgn blue nevus merah / coklat, konssitensi elasyik
 DD : tipe oral nevus lain, freckles, lentigo simplex,  Umumnya di Jepang  Tumor dpt m’sbb resorpsi tlg
amalgam tato, pigmentasi normal, lentigo maligna, &  Munculnya anak kecil / remaja, cewe : cowo = 5 : 1  DD : Kongenital epulis newborn, melanoma malignan,
malignant melanoma  Tipe hiperpigmentasi lokasi pd kulit wajah & mata schwannoma, neuroblastoma, odontogenik tumor, sarkoma
 Tes lab : histologi (kornea,iris,nervusopticus,&fundus)  Tes lab : histologi, Ro, dann deteksi vanillylmandelic acid
 Th/ : eksis  Area lainnya palatum keras, mukosa bukal, mukosa pd urine juga perlu
i nasal, pharynk  Th/ : eksisi
13. COMPOUND NEVUS  Biasanya unilateral kdg bilateral
 Clusters sel nevus, ditemukan epitel & dibwh jar  Klinis : makula biru, biru-hitam, coklat, abu 18. PLEOMORPHIC ADENOMA
konektif  Jarang berubah jadi malignan  Neoplasma jinak dr kel. Ludah mayor & minor
 Karateristik spt intramukosa & junctional  DD : Blue nevus & nevus lainnya, tato amalgam,  Bagian post lidah tempat yg sering, diikuti bibir atas,
 Jarang pd mukosa oral, tdk predileksi sex hematoma, lentigo maligna, melanoma malignan area retromolar, mukosa bukal, dan lidah
 Klinis : asimptomatik, spot flat merah coklat atau  Tes lab : histologi  90 % kasus mayor terjadi dlm kel. Parotid
hitam coklat, ukuran bervariasi bbrp mm- 1 cm  Th/ : tdk diperlukan  Tdk ada predileksi sex dan srg 40-70 thn
 Lbh srg di mukosa bukal, palatum, & gingiva  Bila tjd pd minor maka asimptomatik, tumbuh lambat,
 Dpt menjadi melanoma malignan 16. LENTIGO MALIGNA 2-3 cm, ditutupi mukosa normal epitel jrg ulserasi
 DD : nevi oral yg lain, lentigo simplex, freckles,  = Melanotic freckle of Hutchinson  Dpt m’sbb kesulitan mengunyah, bicara, dan
lentigo maligna, tato amalgam, malignan melanoma  Lesi premalignan pemasangan protesa
 Tes lab : histologi  Unik / intraepidermal melanositik displasia bisa  DD : tumor kel. Ludah, lipoma, sialometaplasia
 Th/ : sama dgn intramukosal berkembang jadi melanoma s/ 5-20 thn necrotik
 Biasanya tjd pd kulit yg terpapar (muka)  Tes lab : histologi
14. BLUE NEVUS  Th/ : eksisi

12
DEVIL’ S NOTES DEVIL’ S NOTES DEVIL’ S NOTES

5. tumor sdh stad lanjut  me- rasa sakit & 23. Retikulum cell sarkoma
19. PAPILLARY CYSTADENOMA LYMPHO MATOSUM meringankan keluhan pend 24. Lymphosarcoma
 = Adenolymphoma / Warthin’s tumor, tumor kel. Mcam radiasi dan side efect : 25. Angisarkoma
Ludah yg jarang 1. Penyinaran radioaktif : kulit gosong, tersa terbakar 26. Ewing;s sarkoma
 Biasanya pd submand dan kel. Ludah minor 2. Penyinaran paliatif : rambut rontok 27. Osteogenik sarkoma
 Lbh srg laki dp cewe ( 40-70 thn ) 3. Penyinaran preoperasi : nause, vomitus 28. Chondrosarkoma
 Klinis : tdk sakit, tumbuh lambat, superfisial swelling, 4. Penyinaran post op/ajuvant : osteonekrosis 29. Hodkin;s disease
variasi 1-4 cm Sinar diarahkan pd tumor & safety margin 1-2cm dari
 DD : tmsk tumor jinak lainnya & tumor ganas kel batas jar tumor. Dosis 6000-7000 rdd slm 4-6 mg. 1.) Fibrosarkoma
ludah, kista branchial, tuberculosis lymphadenopathy Bhn radioaktif/radioisotop :  jar fibrous yg m’sbb destruksi tlg  kegoyangan gigi
 Tes lab : histologi - interstitial  usia muda : dekade 10-30 thn
 Th/ : eksisi - surface iodium  pembengkakan di permk tlg
- telecesium (137) / telecobalt (60)  benjolan tdk teratur
PEMBEDAHAN C. Kemoterapi  tumbuh cepat
Pertimbangan : Tujuan : menghbt & meng- pertbhan jar tumor &  berlobus
1. Ukuran tumor : operable & nonoperable ditentukan o/ mencegah infk lokal / umum  mudah berdarah bila terluka
stad Indikasi :  type periferal ( permk tlg ), central ( bone narrow )
2. Lokasi tumor : makin ke post letak di RM  akibat lbh yg 1. kanker yg besar sdh tdk dpt di operasi & radioth/ 2.) Lymphosarkoma
tdk baik 2. Pre op  u/mencegah ptmbhn lbh lanjut  Multiple
3. Keadaan umum : bila jelek perbaiki dulu 3. Kombinasi u/ mencegah timbul kembali ( enaxcan )  Mel. Pembh lymp
A. Tehnik Operasi Obat-obat :  Lymph regional mula-mula
1. Lesi primer diambil / eksisi luas 1. Ankylating agent : Cyclophophamida  Krn iritasi mekanis, proses infk
2. Limfektomi : lesi primer & kel. Limfe yg terkena 2. Antimetabolik : Methonexate (5 flou roucil)  Lokasi mukosa, alv, gingiva, tlg alv, dorsum lidah
diambil / operasi Enblac 3. Antibiotik : neomisin, andriomisin, urrerisn, vinblustin 3.) Wing’s tumor
3. Reseksi rahang : Efek samping ;  tdp di endotelial myeloma
- total mandibulektomi Vomitus, nause, rambut rontok, mukositis, kerusakan  non osteogenik tumor, usia muda
- subtotal mandibulektomi sumsum tlg  dr ensotelial lining pemb.drh / lymph
a. hemimandibulektomi D. Imunoterapi  klinis : tumbuh lbt, parestesi bibir, fasial pain
b. reseksi submental Peningkatan imunitas pend dgn memberikan antigen intermiten, foto : osteoporosis – low grade
c. rseksi marginal berupa vaksin dr sel tumor sejenis / vaksin bakteri. osteomyelitis
4. Radikal neck desection : bila tlh ada metastase ke kel 1970 : Baccillus Calmette Guerin / BCG 4.) Leiomyosarkoma
lymph didaerah leher Corinebacterium parvum  imunoth/ nonspesifik  Tumor ganas pd otot polos
Operasi joint dgn bedah plastik & ahli maksilofacial. Levamfole  imuno th/ aktif  Semua umur : terjadi dipipi, dsr mulut, lidah &
Bronchiziz : m’perbaiki mental & estetik pend Antibodi monoklonal spesifik palatum
B. Radioterapi E. Kombinasi 5.) Rhabdosarkoma
M’henti’ pertumbh sel kanker yg tdk terkontrol 6.) Osteogenik sarkoma
Indikasi : SARKOMA  Tumor ganas tlg yg t.d sel osteoblas yg tdk
1. tumor tbh pd drh yg tdk mungkin dioperasi Yunani : p’tbh daging ,tumor ganas dr jar mesoderm berdiferensiasi
2. tumor yg tbh pd jar lunak sdh meluas & Macam  Tlg pjg
3. tumor tbh di permk & bila dilakukan operasi sensitif, 20. Fibrosarcoma (odontogenik,neurogenik,synovial)  Cowo > cewe
akan cacat 21. Rhabdomyosarkoma  6,5 % osteosarkoma di rhg
4. kombinasi dgn operasi 22. Leiomyosarkoma

13
DEVIL’ S NOTES DEVIL’ S NOTES DEVIL’ S NOTES

 Klinis : masa yg tbh cepat dgn gejala sakit gigi, 5. Grup V : leher, kepala lainnya yaitu mand, kel. Ludah, ADENOCYSTIK CARSINOMA
perdarahan gingiva, hilangnya gigi, pembengkakn jar oksipital  Tumor ganas kelenjar
lunak & ulkus mukosa Etiologi :  Gejala klinis = histologis, kel ludah dlm mulut
 Radiologis : destruksi tlg/pbtk tlg baru, dgn  Tdk diket dgn pasti  Tumbuh & metastase lambat, sifat lokal agresif, tapi dpt
kalsifikasi tdk sempurna  F/ eks : trauma, parasit,bhn kimia,…. juga menyebabkan kematian apabila tumor tdp pd paltum
7.) Hodgkin’s tumor  F/ ins : lesi anak f/ embrional, genetik & menyebar ke basis cranii
 Di sel lymph  malignan ( ),non (  20 % dr carsinoma kel ludah
 Gejala : BB turun, lemah, pucat, demam, pemb. hati, Metastase :  60-70 % pd kel ludah minor
licin, pemb kel di leher & limfe, axilla/ketiak, Keparu, hati, tlg, otal & organ lain, KGB dileher & kepala  Usia dekade 6-7 : cewe : cowo
inguinal/paha, leukositosis, eosinofil, benjolan bisa jarang terjadi, penyebab umum mel p.d kel getah bening  Gejala klinis :
multiple / bbrp Klinis ; 1. konsistensi keras, nyeri tekan
 Th/ kalo masih regional  radioth/ menyebar  Penderita mengeluh adanya pembengkakn yg cepat 2. tumbuh lambat srg rekuren
kemoth/ membesar baik disertai sakit/tdk 3. patologis N. fasialis merupakan gejala awal tu pd lesi
 Dispnea, batuk / perdarahan stad lanjut
RHABDIMYOSARKOMA  Masa besar tdk berulserasi, teratur/ tdk, kdg btk masa 4. penyebab tumor ke tl walaupun awalnya tdk terjadi
Histopatologi 4 tipe : yg multilobuler / exophitik scr radiografis
1. Pleomorfik Stadium lanjut :  Metastase : paru, lymph node, perineural space
Bermacam sel dgn ukuran b’variasi dr btk spindle Rasa sakit, parastesi, hilangnya gigi & trismus, sakit pd  Histopatologi : gambaran yg karateristik, td sel epitel
rakasasa, sel bizare. Jrg tjd dianggota badan dp drh lain. tenggorok, otitis media, sinusitis, proptosis, ekimosis, rubor, berawrna gelap kekuningan yg mirip sel basal dr membran
Terganas diantara tumor jar lunak  usia dekade 5 ; org kalor pd jar kulit diatasnya mukosa  “ Mixed tumor “
dewasa Radiologis :  Perawatan :
2. Alveolar Hilangnya gigi scr prematur, perpindahan benih gigi, - pembedahan eksisi luas, lubecromi, paratidektomi
Gambaran sel yg tersusun mbtk rongga dgn alv kel. radiolusenyg meluas dgn batas yg kurang jeals. Daerah - radioth/ : pasca bedah
Umumnya pd anggota badan, namun 18 % ditemukan radiolusen menunjukan erosi pd tlg rahang berkabut/opsitas - kemoth/ : tdk efektif
dileher & kepala. !0-20 thn pd sinus para nasal dgn / kerusakn pd kortek sinus  Prognosa : bertahan 5 thn ( 70 % ) dan bertahan 15 thn (
3. Embrional DD : 10 % )
Gamb. Sel sgt mirip dgn sel otot yg kdg berkembang pd 1. osteogenik sarkoma
janin berumur 7-10 mg. Tdd : sel bulae, spindle, berukuran 2. histocytosis
PENDEKATAN KONSERVATIF PERAWATAN
kecil / sedang yg eosinofil 3. neuroblastoma
4. Botryoid 4. leio,iosarkoma
AMELOBLASTOMA DENGAN METODE DREGING
Hampir sama dgn embrional. Btk polipoid, spt anggur, 5. epidermoid karsinoma
terjadi divagina & prostat anak juga mengenai sinus 6. fibrosarkoma Pendahuluan
maksilaris, nasopharynk & telinga tengah Th :  Ameloblastoma adalah tumor odontogenik dgn tanda klinis
Pembedahan, radioth/, kemoth/ ( dactinonycin, actinomycin, bervariasi & gamb. Histologis berbeda
Berdasarkan antomi : umcristin, cyclophosphamide, fosfamide, doxorubican,  Banyak di mandibula, tumbuh lambat dan ekspansif, scr
1. Gurup I : dewasa & kelopak mata andriomycin ), plg efektif rhabdo type embrional kemoth/ histopatologis jinak
2. Grup II : sel tumor dr pelipis, wajah &leher Prognosa :  Sbg besar ditemukan telah luas
3. Grup III : diintraoral, intranasal & pharyngeal, Buruk  Pasien tidak merasa sakit
dinasophayrink, tonsil, dsr mulut dan gingiva Uisa 5-10 thn : ketahanana hidup 5 thn (47%)  Perawatan konservatif dipilih untuk tumor ini  dgn
4. Grup IV : berhub erat dgn rongga pd tlg tengkorak Usia < 5 thn : ketahanan hidup 5 thn ( 33 % ) tujuan menghilangkan tumor serta mengembalikan bentuk
ditelinga, mastoideus, sinus Usia > 10 thn : usia ketahanan hidup 5 th ( 23 % ) dan fungsi yang normal dari tulang rahang

14
DEVIL’ S NOTES DEVIL’ S NOTES DEVIL’ S NOTES

 Sampai saat ini prosedur rutin masih dilakukan thp semua  Terlihat sbg polikistik atau monokistik  Keadaan umum baik
kasus pasca dreging yaitu follow-up scr teratur spt  Dapat berupa bulatan-bulatan spt gelembung sabun atau  Extraoral tdp pembengkakan area mandibula anterior
pemk.klinis, Ro, histopatologik berupa sarung tawon samapi mandibula kanan, ukuran 20 cm, konsistensi keras,
Tinjauan Pustaka Diagnosis banding tidak dapat digerakan dari dasarnya, fluktuasi negatif,
 Tumor pd rahang yg berasal dr jar. pembentuk gigi, jinak 1. Odontoma krepitasi negatif dan nyeri tekan negatif
dan lokal invasif 2. Kista  Gamb.radiologik dgn panoramik  bayangan radiolusen
 Terdiri dari sel epitel odontogenik dan stroma fibrosa 3. Karsinoma besar berbatas tegas dgn tepi ireguler di simpisis, dan
 Umumnya mandibula usia pertengahan 4. Sarkoma korpus mandibula kn dan kiri
Gambaran Klinik Terapi  Pemk. Intra oral
 Tidak menunjukan gamb. Khas  Metode Dreging adlh suatu prosedur knservatif sesudah  Pembengkakan regio 654321/123, ukuran grs tengah
 Umumnya tdk menimbulkan rasa sakit deflasi dan enukleasi 15cm, permukaan licin, warna sama dgn jar sekitar, ulkus
 Pertumbuhan ameloblastoma sering didahului trauma  Deging yg berulang dilakukan untuk mempercepat negatif, fluktuasi negatif, dan nyeri tekan negatif
 Lebih sering menyerang RB pertumbuhan tulang baru dgn membuang jar.parut dan  Hasil pemk. Dr lengkap, urin dan biokimia tidak ditemukan
 Dibagi menjadi 3 tipe : rongga tulang kelainan, torak foto tidak tamapk KP aktif dan kelainan
1. Tipe padat  Deflasi dilakukan pd ameloblastoma kistik yg besar yaitu laian
2. Tipe kistik bagian dr ddg kistik, tulang dan mukoperosteum diangkat  Dilakukan biopsi dgn hasil histopatologik  menunjukan
3. Campuran padat & kistik untuk mengurangi tekanan intrakistik dan memudahkan jar. ikat fibrokolagen dan jar. tulang yg mengalami
 Keluhan utama deformitas wajah krn tumor tumbuh pertumbuhan tulang sehat osteolitik, tampak diantaranya masa tumor terdiri atas
ekspansif, konsistensi keras jika tumor besar dan kistik  Enukleasi dilakukan setelah terbentuk outline tulang yg sel oval dan torak yg hiperplastik, membentuk massa spt
tdp krepitasi sehat di dalam kistik ameloblastoma  enukleasi scr lgs kelenjar
Gambaran Histopatologik pd ameloblastoma tipe solid  Inti dalam batas normal
 Tdp epitel ameloblastik, stelata retikulum, matriks email,  Setelah terjadi pertumbuhan tulang baru yg dimulai dr  Kesan  ameloblastoma
dentin, semen dan jar.pulpa permk bone cavity, jar mesenkim pd tlng baru terbentuk  Diagnosis klinis  ameloblastoma tipe solid dan enuleasi
 Terdiri atas : akan berubah jadi jar.parut yg menghalangi pertumbuhan dilakukan dibawah narkosa umum  28-10-92
1. Pleksiform tlg sehat  jar.parut hrs dikeluarkan berulang kali dgn  Terapi selanjutnya dreging  10-12-92 dibawah anlok 
2. Folikuler interval waktu 2-3 bln hasil histopatologik pd kerokan yaitu makroskopik
3. Akantomatosa  Pemeriksaan histopatologik dilakukan sbg prosedur rutin compang-camping 15ml  terdiri jar.lemak putih
4. Granuler untuk semua spesimen kekuningan kenyal serta keping tulang
5. Basal sel  Dinyatakan bersih bila sel tumor tdk teridentifkasi pd  Mikroskopik terdiri atas epitel gepeng berlapis dgn inti
Patogenesis pemeriksaan histopatologik dlm 2x dreging berturut- dalam batas normal
 Berasal dr sel basal epitel permukaan, debris epitel turut  stlh itu tlg dibiarkan terbuka dan pasien  Subepitel tamapak jar. ikat fibrokolagen, jar lemak,
malasses, sisa sarung Hertwig yang terdapat pd ligamen dianjarkan cara irigasi untuk membersihkan rongga setiap trabekula tulang bersebukan sel radang t.u sel plasma, sel
periodontal pd gigi yg sdg erupsi, organ emailnya sendiri, kali sesudah makan PMN, beku darah yg diantaranya tdp sel dgn multinukleasi
dari email kista Evaluasi Klinis pemb.darah yg proliferatif
 Bbrp pendapat  tumor berasal dr bermacam-macam  Dari hasil evalusi klinik thp 33 pasien dith/ deflasi,  13-3-93, dibawah anlok dilakukan dreging ulang dan hasil
penyebab, hanya rangsang yang menyebabkan terjadinya enukleasi, dan deging didapatkan hasil 25 pasien tidak histopatologik  kerokan jaringan dilapisi epitel gepeng
ameloblastoma tidak diketahui scr pasti kambuh, 5 pasien kambuh dan 3 tidak dievaluasi berlapis yg hiperplastis dgn rete ridges yg memanjang
Radiologik  Follow-up dilakukan 2-16 thn, rata-rata 8 thn 2 bulan  Subepitel jar. fibrokolagen yg hiperplastis sbg mengalami
 Sangat penting sbg pemeriksaan penunjang  yaitu Tinjauan Kasus degerasi hialin, bersebukan dgn sel radang limfosit
menentukan lokalisasi tumor, besar tumor, bentuk dan  23 thn 20-10-92 di RSHS  pembengkakan pd rahang  Tamapak pula fragmen tulang dgn susunan lameller yg
hubungan dgn jar.sekitar bawah meluas ke pipi kanan bwh, sebelumnya pernah jatuh sudah tdk jelas lagi
 Ameloblastoma 12 tahun yg lalu

15
DEVIL’ S NOTES DEVIL’ S NOTES DEVIL’ S NOTES

 Kesimpulan  tidak tampak lagi lagi sisa dari Giant cell 5. Kasus ameloblastoma sgt individual, mempunyai gambaran  Ro : sgt bervariasi pd stadium dini sgt sulit mengatakan
granuloma klinis dan histopatologik bervariasi suatu gambaran FD krn dpt diartikan ke dlm berbagai
 Pem. Klinis fungsi serta bentuk dari mandibula tetap kelainan  pd stadium selanjutnya dpt dilihat gamb. FD
normal yg tampak sbg bayang-bayang lesi radiolusen unilokuler
Diskusi FIBROUS DISPLASIA DGN GANGGUAN atau multilokuler pd tulang dan derajat gamb. Radioopak
 Ameloblastoma diterapi dgn berbagai metode yaitu sgt bervariasi
PERTUMBUHAN
konservatif dan radikal  Tipe unilokuler/monostotik lebih sering dp tipe
 Pemotongan mandibula dilakukan terutama pd kasus multilokuler/poliostik
ABSTRAK
ameloblastoma yg kerusakannya meliputi kondilus dan  Pinggiran lesi tdk berbatas tegas dan krn itu bayangan
 Fibrous displsia  cewe 5thn, pembesaran RA & RB, ggn
regio anterior yg luas  dgn th/ ini akan didapatkan radiolusen tamapak spt gambaran berkabut ( groun glass
pertumbuhan tlg ekstrimitas dgn btk bengkok, ggn
komplikasi, khusus pasien muda reaksi mandibula akan )
pertumbuhan gigi, hormon pertumbuhan dibawah normal
menyebabkan deformitas yg permanen, ggn fungsional dan  Gigi kadang berpindah, lamina dura tdk terlihat jelas dan
 Rencana perawatan  rekontruksi bentuk muka, untuk
tekanan fisiologis kadng ditemukan resopsi akar gigi atau benih gigi
kepentingan estetik, osteotomi tlg ekstrimitas, th/
 Amelonlastoma adlh tumor jinak, angka kekambuhan sgt berpindah tempatnya
hormonal
tinggi bila dith/ tdk adekuat  Lesi dpt spt jar.tulang yg berbentuk trabekula, yg
PENDAHULUAN
 Dgn enukleasi saja tidak cukup untuk merawat mempunyai kepadatan masa dari matrik yg terkasifikasi
 Sbg tumor non-odontogenik sering dikatakan sbg suatu
ameloblastoma banyak terlihat dan uniform  kepadatan ini memberikan
general skeletal disturbance atau suatu peny.sistemik
 Perawatan ameloblastoma yg dilakukan dgn prosedur gambaran bercak/bintik
pada tulang
konservatif menghindarkan kekambuhan yaitu metode  Pada kelainan lesi yg besar, korteks tampak tipis dan
TINJAUAN PUSTAKA
dreging pd ameloblastoma primer baik tipe solid maupun terekspansi tapi jarang terlihat samapi perforasi
 Insidensi  sering wanita, anak dan remaja
kistik  Gamb. Histopatologis sgt bervariasi tgt stadium dari lesi,
 Lokasi  sering maksila dibanding mandibula
 Dgn dreging bukan hanya mempercepat pertumbuhan tapi pada umumnya tdk memperlihatkan adanya kapsul,
 90 % FD terjadi pd maksila sedangkan ossifying fibroma
tulang tapi juga untuk menghindarkan kekambuhan  oleh komponen dasr lesi banyak mengandung jar.ikat dgn
lebih sering pd fibroma
sebab itu dreging dilakukan berulang secara menyeluruh proliferasi fibroblas dgn trabekula yg bervariasi dlm
 Etiologi sampai saat ini blm diketahui dgn pasti  diduga
dan mengidentifikasi sel tumor dgn pemeriksaan ukuran dan bentuk
ada hub. Dari ketidakseimbangan hormonal  ini
histopatologis  Stadium awal lesi t.d jar. fibrous dan berisi sdkt tenunan
diperkirakan ada hub dgn kematangan pembentukan
 Dreging mempercepat pertumbuhan tulang baru, dgn trabekula tulang, sering tersusun dlm pola tulisan
tulang dan aktifitas abnormal dari jar.ikat mesenkim
embuang jar.pelarut pd rongga tlg dan hasil kerokan mandarin  Fibroblas berbentuk spindel dan trabekula
 Sarjana lain mengatakan adlh akibat perkembangan yg
diperiksa scr histopatologis dikelilingi oleh keaktifan yg tinggi dari osteoblas
salah atau pengendalian / penghentian pertumbuhan
 Pd kasus ini setelah enukleasi dilakukan dreging 2x dgn  Stadium lanjut, jar.ikat fibrous berkurang atau sdkt dlm
formasi tulang pd stadium penyusunan
interval waktu 3 bulan tulang dan aktivitas osteoblas juga berkurang, trabekula
 G. klinis  stad.awal sulit  diperlukan adanya tanda
tulang menebal dan pada pewarnaan tampak merah,
klinik rasa sakit, perubahan jar dan stad. Lanjut dpt
Kesimpulan osteoblas multinukleat mungkin ada
ditemukan suatu pembengkakan/benjolan semakin besar
1. Dgn metode dreging, didapat hasil yg cukup memuaskan,  Stadium mature/sklerotik  trabekula menebal dgn
yang difuse, cenderung memperluas dan memperpanjang
meskipun dilakukan berulang dalam waktu yang lama relatif sdkt sel-sel fibroblas diantaranya dan aktifitas
tulang terutama maksila
2. Evaluasi secara klinis, hitopatologik dan radiologik sgt osteogenesis kecil
 Muka menjadi asimetris, gigi berubah tempat
penting untuk mengetahui perkembangan scr keseluruhan  Pengobatan pd lesi FD  dgn pembedahan utk membuang
 Pd pembengkakan yg besar di maksila akan dapat
3. Tehnik dreging ternyata sgt berguna stlh enukleasi penonjolan tlg, yg sifatnya lebih mempertimbangkan
mendorong sinus dan mengganggu jalannya pernapasan
4. Dalam kasus ini, dreging cukup efektif untuk mencegah estetik/surgical remodelling  tidak ada jaminan stlh
 McCune, Brush dan Robinson  menemukan kasus dgn
deformitas muka, mendapatkan fungsi dan bentuk surgical lesi benar sembuh, malahan banyak dilaporkan
adanya spot pigmentasi melanin pd RM atau pd kulit dan
mandibula menjadi normal kembali sering terjadi lagi  pd dewasa muda, jarang pada ortu
kedewasaan sexual yg lebih cepat
TINJAUAN KASUS

16
DEVIL’ S NOTES DEVIL’ S NOTES DEVIL’ S NOTES

 Anak perempuan, 5 thn  pembesaran bagian muka RA & 6. Terapi  Pd pemantulan bone age  tdp kelainan pbtk tlng karpalia
RB  pembesaran diawali dgn adanya benjolan kecil pd RA a. Paliatif  yaitu baru tbtk 3, seharusnya 4-5  hal ini menyokong
sejak 4 thn yg lalu b. Menanggulangi kelainan yg menyertai penyakit tsb FD yg disebabkan ggn pertumb dan dalam hal ini didukung
1. Pemeriksaan klinis 1. panas/batuk diterapi adanya hasil pemk. Hormon pertumb (1,8), bila
a. K.U : sedang 2. Fraktur ekstrimitas atas sinistra, trauma frak dibandingkan hasil pemk. Tiroid
b. Bengkak : RA & RB , meliputi dasr mulut dan palatum radius 3cm dari ujung distal dan kemungkinan  Pada pemk darah, didapat hasil alkali fosfat yang
c. Sifat : ekspansif, tidak sakit fraktur selalu ada. Th/ dibuat posterior splint meningkat, hal ini disebabkan adanya aktifitas osteoblas
d. Konsistensi : keras immobilisasi, konsul stlh 1 minggu follow-up  Perawatan FD ( Phemister )  melakukan penyinaran
e. Warna : sama dgn jar sekitar 3. Makanan lunak krn tdk dpt mengunyah untuk menekan aktivitas osteoblas
f. Permukaan tdk berulkus, gigi tdk teratur c. Dievalusi kesehatannya setiap bulan  Thanner  FD jadi sarkoma
2. Pemeriksaan Laboratorium PEMBAHASAN  Bbrp peneliti  menganjurkan cara pembedahan
a. Darah : Normal ( kecuali leukosit dan alkali fosfat  FD tmsk timor non odontogenik dan sering menyamakan membuang penonjolang tlg u/ estetik ( surgical
meningkat ) dgn ossifying fibroma tapi juga ada yg memisahkan remodelling )  tapi tdk ada jaminan
b. Fungsi tiroid ( T3,T4,TSH ) : Normal  Ossifying fibroma sbg tumor non odontogenik berasal dr  Untuk kasus ini blm ada kesepakatan , dari ortopedi
T3 total  2,2 um/l ( N= 0,8-2,7) jar.ikat atau tumor tlng rahang yg osteogenik, sedangkan dianjurkan kontrol bowingnya, bila bertambah dilakukan
T4 total  9,9 um/l ( N=4,8-12,8) FD menurut Standish & Golin dimasukkan dlm suatu osteotomi
TSH  3,9 um/l ( N=0,4-4,5) kelainan tulang  Di RSHS  terjadi fraktur tulang radius  ini indikasi
Pemeriksaan hormon pertumbuhan , didapatkan hasil  Robin mengatakan sbg general skeletal distrubance atau kemungkinan fraktur radiologis
dibawah normal, < dari 1,8 (N=<14mu/l) penyakit sistemik pd tulang, sdg Roy Smith menggunakan KESIMPULAN
3. Pemeriksaan Radiologis istilah sbg tumor like condition dan dipisahkan dari tumor  FD adalh suatu lesi dari kelainan tulang yg berhub dgn
a. Foto Thorax jinak adanya ketidakseimbangan hormonal dalam kassu ini adalh
Cor, sinus, diafragma dlm batas normal pulmo, tidak  Bbrp penelitian menyimpulkan bahwa FD leboh sering pd suatu fibrous displasia tipe pilitotik yg jarang ditemukan
tampak proses spesifik. wanita, anak dan remaja bila dibandingkan tipe monostotik
b. Foto Water’s Caldwel  Lokasi sering maksila sedang ossifyng fibroma mandibula  Pengobatan surgical remodelling tdk menjamin, sdgkn bila
Tampak kelainan model dan densitas dr tlg maksila &  Dalam kasus ini bukan saja maksila atau mandibula tapi dilakukan penyinaran dapat jadi sarkoma
mandibula, mengalami pembesaran dan ekspansi dgn juga tulang ekstrimitas yg mengalami perubahan bentuk
kortek yg tipis, posisi gigi tiruan tdk teratur dan densitas ODONTOMA
c. Foto tulang radius dan humerus  Pembengkakan yg terjadi pada maksila dan mandibula ini
Tampak perubahan btk tulang radius ulna adanya sifatnya keras, difuse dan tidak tersa sakit, berkembang PENDAHULUAN
gambaran groun glass. cukup lambat ( 4 thn )  cenderung memperluas dan  Derivat tumor odontogenik  berkembang dr sel epitel &
Korteks tengah menipis dgn lesi kistik pd ujung tlg memperpanjang tlng sehingga menyebabkan asimetri mesenkim  dpt terjadi dr struktur gigi atau embrional
radius ulna. muka, dpt mendorong sinus dan mengganggu jalannya  atau sbg akibat suatu induksi yg dihasilakn baik
Tlg humerus tdp perubahan kountur yg bergelombang pernapasan  sdngkan bagian THT menyatakan tidak ada perkembangan dentin atau enamel
dan gamb. Groun glass faktor predesposisi atau kelainan TINJAUAN PUSTAKA
Sentrum osifikasi karpalia baru tbtk 3 buah  Tampaknya E/ ada hub dgn ketidakseimbangan hormonal Etiologi
Kesan : Ro menyokong FD dgn ggn pertumbuhan  diperkirakan ada hub dgn kematangan pbtk tulang dan  Blm diketahui pasti
4. Pemeriksaan PA aktivitas tdk normal dari jar.ikat mesenkim  Kemungkinan dpt disebabkan pertumnuhan yg abnormal,
Proliferasi padat, tdk teratur, sel; fibroblas dan fibrosit  Gamb. Ro  stadium lanjut tampak bayangan lesi sebab lokal, sebab trauma, sebab berasal dari infeksi
disertai trabekula tlng yg tdk sempurna, tidak tamapk radiolusen multilokuler/polistotik pd tlng ekstrimitas dan Gambaran klinis
keganasan tampak bayangan groun glass, pinggiran lesi tdk berbatas  Terjadi baik dimaksila maupun mandibula
5. Diagnosa Kerja tegas  Sering terjadi di M3 & C mandibula
FD dgn ggn pertumbuhan dan DD dgn ossifying fibroma  Indikasi klinis apibila tdk adanya satu atau lebih dari gigi

17
DEVIL’ S NOTES DEVIL’ S NOTES DEVIL’ S NOTES

 Seringkali menghambat erupsi gigi / menyebabkan tidak  Wanita 16 thn  keluahan benjol pd pipi kanan dan gigi  Odontoma  tumor odontogenik  berkembang dr sel
teraturnya gigi belakang bawah tidak tumbuh gusi bengkak, kadang tersa epitel dan mesenkim dpt dr struktur gigi atau struktur
 Seperti gigi normal  odontoma cenderung bererupsi sakit embrional  akibat yg dihasilkan baik dlm perkembangan
 Proses erupsi mungkin tidak aktif samapi gigi tetangga  Extra oral ditemukan pembengkakan pdpipi bawah kanan, dentin atau enamel
tanggal atau memakai gigi tiruan  bila erupsi sebagian ukuran 3 cm  permk halus warna spt jar sekitar, ulkus  Sebab blm diketahui pasti
kemungkinan terjadi karies & menghebat samapi jar lunak negatif, tidak dapat digerakan dari dasarnya , konsistensi  Tumor jinak dari jar gigi, invasif, bisa kambuh / residif
dan tumor terinfeksi  terjadi dental neralgia keras,krepitasi negatif, fluktuasi negatif, nyeri tekan dan ganas
 Odontomajarang ditemukan negatif  Penemuan Ro adlh dasr pemk selanjutnya
 Pd Ro  gigi tidak teratur pd drh ant RA & sdkt overlap  Intra oral ditemukan pembengkakn pd mukosa bukal regio  Perawatn scr pembedahan diperlukan
dan gigitan traumatis 87654, ukuran > 3x3 cm  permk licin dan sama dgn jar  Masa perkapuran bervariasi tgt dari tipe odontoma
 Odontoma tumbuh perlahan-lahan & jarang menimbulakan sekitar, ulkus negatif tidak dapat digerakan dari dasrnya,
gejala  pd keadaan odontoma meluas akantamapak nyeri tekan negatif IBM 4 TUMOR GANAS ( drg. Kasman )
pembengkakan keras dan asimetris  Pemeriksaan hematologi, urin dan biokimia tidak
Gambaran Histopatologis diketemukan kelainan Tanda premalignant :
 Seluruh struktur klasifikasi  Pemeriksaan Ro dgn panoramik  gamabaran lesi kista 1. leukoplakia : suatu bercak keputihan berbats jelas,
 Dlm potongan ini enamel hilang tapi dentin, semen dan radiolusen berbatas tegas pd korpus mandibula kanan  sering pd perokok 50 thn, sel displasia, ireversibel,
jar.lunak ada dalam kista tsb tampak noda opak berkelompok / amorph, indurasi
 Odontoma terbentuk dari epitel dan mesenkim dlm dan kortek menipis 2. eritroplakia
berbagai macam variasi dlm struktur klasifikasi yg  Thorak foto tidak tampak KP aktif 3. jamur
menghasilkan enamel, dentin, sementum dlm bbrp kasus  Pemeriksaan histopatologis  gamabran ddg kista & Leukoplakia dibagi bbrp grade : > 10 % menjadi keganasan
selalu normal, dilain pihak mekanisme organisasi tidak ditemukan trabekula tulang semen dgn sel fibroblast :
normal proliferatif, mitosis tdk ditemukan Grade I : bercak merah, granuler, keabuan
 Pd tingkat akhir memperlihatkan banyak jaringan  Kemudian dilakukan extirpasi biopsi Grade II : bercak putih kebiruan, berbatas tegas,
kalsifikasi peninggian, indurasi (-)
 Elemen selular yg lunak menyusut dan membentuk kapsul Pembahasan Grade III : bercak putih, berbatas tegas dgn indurasi
sekeliling tumor  Hasil pemeriksan histopatologis  tumor dibentuk dari Grade IV : bercak indurasi, ada fisura, kdg permukaan ada
 Pd bbrp kasus adanya struktur gigi bersatu dgn tulang bbrp gigi bersama-sama dgn jar ikat fibrous yg berhub proliferasi ( penebalan  spt verucous / nevus ) tampak
Gambaran Ro dgn tlg sekitar  terlihat sbg dentikel yg tidak beraturan perubahan yg dini keganasan
 Masa yg radioopak & pd daerah yg blm terkena baik btk maupun besarnya Eritroplakia hampir = leukoplakia tapi agak kemeahan yg
mineralisasi radiolusen sdkt radioopak  Tumor ini sering menunjukan gigi normal diselingi warna keputihan ( > banyak merahnya ) ( < 10 % )
 Timbulnya kapsul ditandai dgn radiolusen  Tumor terdiri dari banyak gigi yg dibatasi oleh suatu - lbh jarang terjadi dibanding leukoplakia
 Pd odontoma kompound dentikel akan lebih jelas sbg kapsul - perubahan menjadi ganas < leukoplakia
daerah radiopak melibeihi struktur tulang  Hasil pemeriksaan Ro ditemukan dentikel tampak lebih - penebalan permukaan bertanduk / berkeratin (
Pengobatan jelas dan nyata serta memperlihatkan gambran radiopak leukoplakia tdk )
 Banyak dgn pembedahan  diperlukan untuk mencegah yg melebihi struktur tulang bermacam-macam btknya - sering : dasr mulut, palatum, trigonum
perluasan yg lebih besar  terutama tumor tidak serta gigi sebelahnya tumbuh tidak teratur  stlh dibuka retromolar, distal M3 kiri
berkapsul u/ mencegah fraktur rahang didapati 13 gigi dgn btk macam-macam  odontoma type - ditemukan eritroplakia dianggap karsinoma RM 
Prognosa kompound eksisi
 Setelah dilakukan pengankatan menghasilkan hasil yg  Faktor penyebab blm pasti  kemungkinan tekanan gigi yg Lichen Planus ( jamur di mukosa oral )  plg sdkt menjadi
memuaskan  tapi ada juga yg timbul kembali akan tumbuh kegansan
Tinjauan Kasus Kesimpulan Carcinoma in situ : perubahan pd epitel kulit 
menunjukan histologis : terlokalisir, blm ada invasi ke jar

18
DEVIL’ S NOTES DEVIL’ S NOTES DEVIL’ S NOTES

ikat dibawahnya  dlm epitel squamous berlapis. Pada Kuretase : memakai sendok kuret 2. Inspeksi :
stadium ini blm ada keluhan  maka biasanya ditemukan Apus : permk dulas saja, dilihat dwh kaca - melihat kultur, btk, melekat / tdk pd dasar mulut
tdk sengaja Biopsi yg dilakukan di bid THT k/ jauh didalam, banyak - melihat warna ( merah,putih )
Nevus yg gatal  merupakan tanda keganasan ( Ca invasif digunakan prinsip onkologi, yaitu : - melihat permukaan ( kasar / licin dibwh
)  biasanya hilang sensasi 1. Pada tindakan biopsi tidak boleh melakukan permukaan jar.ikat  sarcoma )
Ca invasf ( bila ada dermis ) : penyuntikan dgn infiltrasi pd yg ganas  k/ takutnya 3. Palpasi :
- ada kawah / cekungan kecil kemerahan / ulkus < sel tumor masuk ke pemb.darah shg menyebar. - melekat didasr / bisa bergerak
kemerahan berbintik ( blom kol ),penonjolan Anestesi hrs topical / anestesi umum / narkosa - bertangkai / tidak , berkasul / tdk
keabuan, batas tdk jelas topikal  paseien dgn kead stad lanjut / p jelek, sdh - ada metastase reioner / tdk
- indurasi / erosi dipermk yg ireguler, ada bermetastase  th/ paliatif. Sitologi  dgn - batas / pinggir dp tumor
penonjolan menyedot aspirasi ( file mindle aspiration ) pakai Ca bibir bwh  KGB submentalis
- bila dibibir ditutupi oleh penebalan epitel / jarum yg halus  sedot cairan D/ > adekuat Ca lidah  KGB submandibuler  clavicula
krusta / epitel yg hampir terkelupas  jika 2. Tidak boleh menekan tumor  sel tumor masuk ke p.d Ca palatum  KGB submandibuler
dipaksa ditarik terjadi perdarahan / kel lymph 4. Pemk Lab :
Karsinoma : lymphoma cth dibibir menyebar ke 3. Tidak boleh menarik tumor  harus dipotong dgn - alkali fosfatse meningkat  ada keganasan
submentalis  penyebaran regional, sarkoma, jika keparu- pisau tdk boleh dirobek/ditraik, bekas biopsi tdk - pemeriksaan sitologi dr sel yg dilepas
paru  k/ jauh disbt metastase boleh ditinggal dlm th/ definitif - N  ada interdigitasi antar sel, berkontak cukup
E/ : 4. Pada Ca 1-2cm, pd sarkoma 0,6 cm jar sekitar hrs erat
1. pd daerah yg banyak makan sirih, kemungkinan Ca diangkat  KGB terkena hrs diangkat juga - Ca  hub antar sel tdk begutu rigid ( ada trauma
tinggi, banyak didaerah timur, tembakau  perokok Bipsi sitologi disebut : Papanicolaav kecil lepas )
2. alkohol Klasifikasi : - Bisa dilihat kelinan sel-sel
3. malnutrisi : kekurangan vit A kronis ( kelinan sel  1. Kls I : tidak ditemukan sama sekali sel AGN / sel
keganasan ) atipik
IBM 2 ( DRG SUNARDI )
4. F/ kimia : aseton ( bahan aromatik ) 2. Kls II : ditemukan selatipik tapi tdk terbuklti adanya
5. F/ virus : mis herpes simplek keganasan
6. Iritasi mekanik : yg kronis ( selama berpuluh thn , sel 3. Kls III : gamb histologi  proses keganasan yg
KELAINAN KONGENITAL (GANGGUAN
 displasia  ganas ) inkonkulsif, ditemukan sel inkoklusif  kemungkinan PERKEMBANGAN ORAL & STRUKTUR
7. Herediter ; bukan melaui gen tapi faktor predisposisi menjadi ganas PARAORAL)
Th/ kuratif  pakai radiasi  u/ Ca yg kecil 4. Kls IV : ditemukan kel. Dr sel atipik & diduga ada
Pada keganasan awal tdk sakit, stlh berlanjut baru sakit, keganasan / mencurigakan Peny.kongenital : kelainan saat & sblm dilahirkan tapi tdk
permukaan kasar kalau permuk licin mungkin dibawahnya 5. Kls V : gamb histologi menunjuk adanya keganasan selalu diturunkan
harus diambil juga Biopsi jar ( insisi, eksisi,aspirasi,apus,kuretase ) dilakukan Kelainan yang diturunkan  tampak waktu dilahirkan tapi
Pemeriksaan : sesuai kebutuhan, Punch biopsi : dilakukan di bid THT ( kelainan tidak timbul setelah bbrp tahun dilahirkan
1. inspeksi jauh dr permukaan ) Hukum Mendel : ada sifat dominan dan resesif
2. palpasi T.H Morgan : ada faktor yang terikat / linkage
3. biopsi ( pengambilan jar ) untuk menegakan D/  dpt 1. Anamnesa : Contoh penyakit yang diturunkan :
melihat baik tdknya selnya - brp lama keluhan penderita A. Cacad bawaan struktur oral tanpa kelainan umur
Insisi  pengambilan jar 1cm  pada tumor ganas - keadaan umum pend ( BB turun drastis, lemas ) 1. Ankyloglosia….D
Eksisi ( pd tumor jinak ; diambil tumornya saja ), jar - awal : sakit/tdk ( keganasan tdk sakit ) 2. Elephantiasis gingival….D
tumor 1-2mm disekitar tumor yg diduga sudah ada - perawtaan gigi ? 3. Celah bibir dan celah langit…..R
penyebaran diambil ( insisi ) - pernah / blm di th/ B. Cacad bawaan dgn peny.umur perdarahan gusi dan
Aspirasi : cairan dlm tumor disedot  mis kista - kelinan berlangsung berapa lama : ganas / jinak post operatif

19
DEVIL’ S NOTES DEVIL’ S NOTES DEVIL’ S NOTES

1. Hemofili…… SR ( Sex Link Resesif )  Pada jar.lunak : wajah, t.u bibir, pipi, lidah, langit lunak,  Pit & pistula  anestesi  insisi dgn gunting
2. Micrognatia dgn Piere Robin Syndrom…. R kel.ludah, kel lymph morsen yg tajam  dipisahkan  jar pit
3. Neurofibroma & pigmentasi pd neurofibraatosis (  Jar keras : tl alv, palatum durum, maksila & mandibula dikeluarkan  dijahit 2x/3x ( otot dulu dgn
von reckling hausen )…..D absorbarble benang, get guard, fikril, dexon
4. Osteitis deformans ( paget )…..D 1) Kelainan Jar.lunak (dlm), yg luar (vermillion) pake fikril /dexon
C. Gangguan bentuk gen abnormal BIBIR
1. Mutasi gen tunggal a. Berbentuk pit & pistula pd bibir & comisura WAJAH
a. autosomal dominan  Pit & pistula pd bibir  diturunkan  Pada tempat penyatuan waktu embrio
b. x linked dominan  Dpt bersama dgn kelainan lain : celah bibir, celah  Dapat unilateral / bilateral
c. x linked resesif dlm xy langit  Sering dlm berbagai kombinasi
2. Mutasi gen sepasang  Bob Taylor, Lane & Mcconnal : 75 %-80%  Garke ( 1948) menemukan 37,5 % kasus celah wajah /
a. autosomal berhubungan dgn celah bibir & celah langit rahang disertai dgn peny.herediter lain & 9,5 % menderita
b. x linked R dlm xx  Van der woude syndrome ; gabungan pit & bibir kelainan mental.
3. Poligenik dan celah bibir dan celah langit  Celah wajah dibagi :
10 %  genetik  Pit comisura ~ pd bibir ( letaknya pd sudut 1. celah nasal median
10%  lingkungan patologis, infeksi mulut ) everet & wescott  kelainan diturunkan 2. celah bibir median ( atas & bawah )
80 %  kelainan idiopatik  E/ belum jelas 3. Celah nasal lateral
4. Kromosom abnoramal  penyebab imbalans  Gejala klinis : pit & fistula tampak lekukan  Celah nasal : mata & hidung terpisah lebar tdk ada tl
genetik unilateral/bilateral pd vermillion bibir  Celah fasial oblique : bibir atas kemata, menyangkut
a. Perubahan jumlh kromosom akibat distribusi atas/bawah  permukaan bibir merah , bisa juga tl.rahang & jar.lunak, jarang terjadi, dapat bersama-sama
kromosom pd divisi sel karena kegagalan penyatuan sulkus lateral bibir. dgn celah wajah lainnya
b. Pecahnya kromosom  penyusunan kembali Bbrp kasus tampak cairan mukus, bibir  Celah wajah horisontal / fasial transversal / celah pipi /
kromosom  imbalans genetika membengkak dgn gambaran pit yg jelas makrostomia :
 Th/ eksisi  tdk bahaya, jarang komplikasi, - meluas dari sdt mulut keotot masseter, lebih
Lingkungan patologis : dihilangkan k/estetik parah lagi sp ke tragus telinga
1. Infeksi : Rubella, influenza A - unilateral/bilateral
2. Fisis : trauma (tekanan), perubahan temperatur, b. Double lip ( bibir ganda ) - sering kiri dp kanan
radiasi  Kelainan pd bibir dimana bibir tampak ganda  Paling sering : celah bibir & celah langit pd RA
3. Hormon : DM, hipertirodism, hipothyroid, hormon akibat jaringan bibir ada yang berlebihan  Celah mandibula :
kortison, insulin disebelah dalam 1. Krn kegagalan copula menjadi lengkung mandibula
4. Nutrisi : def vit A, B1, B2, B6  E/ keturunan/dapatan  trauma 2. Persistensi lekuk sentral pd proc. Mandibula
5. Respirasi : hipoksia, keracunan CO2, CO  Gejala klinis : tampak bibir berlebih di bibir atas, berhubungan dgn perkembangan embrio
6. Macam obat & bahan kimia : anti metabolik, tdk terlihat bila bibir dlm keadaan lemas, jadi Jar lunak & menyangkut tl. Mandibula
sulfonamid, tetrasiklin, talidomin, salisilat terlihat bila bibir diregangkan ( senyum )
7. Peny & defek material : ibu, tumor uterin,  Sindrom Ascher : double lip yg berhub dgn
malformasi uterin, umur, ggn emosi, stress, elephanrochalasis & perbesaran non toxic thyroid CELAH BIBIR & LANGIT = CHEILOCHIZIZ /
peradangan uterin  Blepharochalasis : jar antara alis mata & tepi
8. Cacat embrio krn anomali ovum, anomali semen kelopak mata jatuh  tgt bebas pd tepi kelopak
LABIOCHIZIZ / CLEFT LIPS / HARE LIPS
dan reaksi antigen-antibodi  Th/ utk estetik & f/ bicara & pengunyahan,
eksisi jar. berlebih. Dianestesi  dklem   Labiochiziz : Unilateral ( kiri & kanan  bisa komplit atau
KELAINAN KONGENITAL DI KG dipotong dgn band parker no.15  eksisi clip  inkomplit ) dan bilateral ( komplit & inkomplit )
dijahit dgn continus

20
DEVIL’ S NOTES DEVIL’ S NOTES DEVIL’ S NOTES

 E/ kegagalan jar. mesodermal menembus proc & obturasi 3. pemendekan paltum : tdk ada, ringan, sdg, jelas  Celah pd langit keras dpt meluas ke proc. Alv / linggir alv
grove ektodermal 4. celah submukus :1/3-2/3 komplit & bibir menjadikan celah bibir & celah langit complete,
 Patogenesis : b. Langit keras kadang hanya terjadi uvula bifida  cl plg ringan
1. Teori mesodermal penguatan jar.mesodermal pd 1. post-ant : 1/3 2/3 komplit  Pasien dgn celah langit & celah alv  celah besar pd langit
membran branchialis 2. lebar maksimal sp hidung
2. Gabungan teori fusi dgn teori penetrasi mesoderm 3. perlekatan vomer : kn, kiri, tdk ada  CB dgn langit  komplikasi : paru & pernapasan k/ sering
 Istilah yg berkaitan dgn tlg rahang : 4. celah submukus : 1/3 2/3 komplit tersedak
1. Uronochiziz : atap rongga mulut, (uranos=langit )  Penyebab :  Defek yg ditengah meluas kedepan premaksila  belok
2. Gratochiziz : satu sisi atau dua sisi ( komplit & 1. kekurangan hormon kortison kr/kn  kdg premaksila tdk ada shg terjadi celah
inkomplit ) 2. nutrisi premedian/median  umumnya antara I2 & C
3. Staphyloschiziz = uvula ( langit-langit ) 3. fisiologis, stress menyebabkan cact shg gigi tdk ada/berubah btk / posisi /
4. Palatoschiziz : kompli & inkomplit 4. (-) suplai vaskuler gigi berlebih
5. Cheilognatopaltoschiziz : bibir, proc.alv, rahang & 5. ggn mekanis : lidah tl besar menghalangi penyatuan  Pada kasus hanya CL saja 50 % berhub dgn kelainan
palatum lempeng langit kongenital lain, yaitu kelainan jantung, polidaktili,
 Klasifikasi : 6. infeksi hidrosefalus, spinabifidal, mental difisiensi, mikrosefalus,
1. Celah pada palatum primer 7. (-) daya perkembangan dr dalam < 20 % kelainan lain
A. Celah bibir 8. zat yg beredar dr dalam : alkohol, obat-obatan
a. unilat kn/kr perluasan :1/3, 2/3 sp komplit  Insidensi : TERAPI CELAH BIBIR & LANGIT
b. bilat : 1/3 – 2/3 komplek 1. Prawiranata (1981) : 1,47/1000 kelahiran hidup
c. Median : 1/3 - 2/3 komplit 2. Fogh Anderson (1942) : 1,47/1000 kelahiran hidup Penderita CB & CL :
d. Prolabium : kecil,sdg, luas 3. Herbert cooker (1952) :1/300 kelahiran hidup  Gangguan makan
e. Kongenital scar : kn, kr, median, perluasan 4. Saunders (1960) 1/954 kelahiran hidup  Gangguan penelanan  masuk  kerongga pernapasan 
1/3 – 2/3 komplit 5. Thomson (1986) peny ( ISPA  bronchitis ) dan otitis  kesukaran bicara
 Celah langit, karena : Ras kaukasoid : 1/1000 kelahiran hidup  ggn psikis
1. kegagalan penyatuan lempeng palatal Orang jepang/mongoloid 3,1 /1000  Pembuatan feeding aid  pada bayi 1 minggu, yaitu :
2. kurangnya kekuatan/daya akibat ggn lidah Negro amerika 0,41/1000 - alat berupa akrilik yg dipasang pd palatum untuk
3. perbedaan ukuran bagian lempeng palatal, cth : atas Kulit putih AS 1,24/1000 menutup celah langit-langit agar bayi dapat
besar, bwh kecil  Etiologi : mengisap ASI
 Celah pada platum mole/lunak/uvula  k/ perluasan dari 1. F/ herediter - perlu pencetakan rahang bayi biasanya bersama
proc.palatinal / perpanjangan celah pd paltum durum 20-30% CB CL anestesi untuk menjaga pernapasan bayi
 Fogh anderson, ada 2 hal terpisah : Mekanisme blm jelas  Lip Adhesion  pd bayi 1-2 minggu, yaitu :
1. celah bibir dgn / tanpa celah langit Seorang anak dgn cacad ini dr ortu N  2-5 % - pembedahan ini hanya menyatukan bagian bibir
2. celah langit saja terkena dgn penjahitan kulitnya saja
F/ keturunan : sgt ptg dlm terbentuknya kelainan ini. CB  cowo >>> CL  cewe >>> - ada keuntungan dgn tindakan ini yaitu premaksila
F/ lingkungan juga berpengaruh Celah uni inkomplit  33 % tdk akan menonjol kedepan, bigitu pula lebar
< 40 % kasusu celah bibir dgn/tanpa celah langit Celah uni komplit  48 % celah langit-langit jadi sempit  memudahkan
disebabkan o/ faktor genetik Celah bila inkomplit  7 % palatoplasty
< 20 % kasus celah langit saja k/ faktor genetik Celah bila komplit  12 %  Setelah anak berumur 3 bln  labioplasti
 Klasifikasi Celah Langit :  Gambaran klinis celah langit : bervariasi dlm tk keparahan Syarat : Umur 10 minggu
a. Langit lunak jar. yg trkena dpt meliputi langit keras sp langit lunak Berat 10 pound
1. post-ant 1/3 – 2/3 komplit atau langit lunak saja Leukosit < 10.000
2. lebar maksimal Hb 10 mg%

21
DEVIL’ S NOTES DEVIL’ S NOTES DEVIL’ S NOTES

 Macam bedah labioplasty :  Palatochiziz jahitan dibuka hari ke-7 2. autosomal dominan
1. Unilateral  Komplikasi pd labioplasty : 3. tidak ada radang, tapi tdk normal
a. LM ( Le Misure ), rectangular  tidak dipakai 1. Terjadi perdarahan post operatif 4. warna pucat
lagi  kurang memuaskan 2. Luka terbuka kembali 5. padat  menghambat erupsi gigi
b. Metode triangular 3. Terjadi sikiatrik yg berlebihan 6. tidak sakit & tidak mudah berdarah
c. Metode Millard 4. Bila jahitan terlalu kencang  terjadi colobom  tdp 7. permanen sejak lahir
d. Kombinasi Onisuka & Cronin lekukan pd bibir / vermillion 8. mahkota gigi hampir tersembunyi
2. Bilateral  Komplikasi pada paltoplasty : perdarahan  hasilnya jadi  Gambaran Histologis :
a. Barsky kurang memuaskan  luka terbuka kembali  fistula Mikroskopis sama dgn hiperplasia fibrosa epitel menebal,
b. Straight line oronasal pemanjangan retepeg, hiperplasia jar, penyambung
c. Double millard fibrosa, serat kolagen kasar diselingi fibroblas dan
 Bayi  18 bulan – 3 thn  palatoplasty GANGGUAN PERKEMBANGAN MUKOSA pembuluh darah
Syarat : Hb 10 mg%  Th/ bila gigi yg sedang erupsi terpendam  perlu diambil
BB 10 pound
MULUT jar.berlebih yg menutupi gigi dgn pembedahan, kadng
Leukosit < 10.000 terjadi rekurensi
Tidak menderita infk di SPA  karena jika bayi dgn ggn Spa Fordyce’s Granules ( Fordice’s disease )  Dilaporkan dgn pencabutan gigi  jar mengecil s/ N 
 sekret banyak  saat pemasangan tube  bisa tersumbat  Pengumpulan kel.sebaseus pd RM shg rekurensi dpt dicegah
 Jika bicara sengau  th/ bicara, bila umur 4-5 thn   Gejala Klinis :
masih sengau  operasi velopharyngeal flap diikuti th/ 1. sbg titik-titik kecil berwarna kuning
2. dpt terpecah-pecah / bersatu jadi plak yg besar dan
GANGUAN PERKEMBANGAN LIDAH
bicara
 Penderita CB & CL ditangani multidisipliner : sp anak, OS, sering meninjol ke permukaan
3. plg sering ditemukan pdmukosa pipi di regi M ki & ka (  Mikroglosia  sgt jarang ( tanpa lidah = aglosia), akan
THT, orto, prosto, speech th/, social worker mengalami kesulitan bicara
 Rule of ten : simetris )
4. bisajuga terletak bagian dalam mukosa bibir, kdg juga  Makroglosia :
1. 10 mg 1. kongenital
2. 10 pounds tdp pd lidah, gingiva, pd frenum dan palatum, juga alat
kelamin wanita, pria, putting susu, telapak kai & 2. sekunder – tumor lidah : lymphangioma, hemangioma,
3. Hb 10 mg % neurofibrosis, akibat penyempitan pemb. eferen  pd
4. Leukosit < 10.000 tangan, kel parotis, larynk, 80 % RM
 Gamabran histologis : sama spt pd kulit  tapi disni tidak kasus neoplasma lidah
5. Bagian kesehatan masyarakat 3. Th/ tidak ada th/ khusu , triming
6. Bagian anestesi ada folikel rambut
 Tidak berbahaya dan tidak empunyai fungsi yg jelas dan 4. Pd akromegali dan kretinisme
7. 10 jam puasa  Ankyloglosia :
 Sebelum operasi paltoplasty  dibuat obturator  dgn tidak perlu di th/
Komplit & parsial  tongue tie
akrilik berupa plat yg diberi cangkolan digunakan segera Th/ frenektomi
setelah operasi palatoplasty GANGGUAN PERTUMBUHAN PADA  akibatnya gerakan lidah terbatas
 Guna obturator : GINGIVA  dpt sembuh dgn sendirinya
1. Melindungi luka  umumnya dgn pembedahan dan memotong frenum s/
2. Menjag supaya subfratul ( kasa yg diberi obat ) tidak = Fibramatous gingiva lidah dpt digerakan mencapai langit & mulut
jatuh = Elephantiasis gingiva Cara : injeksi lokal  blok N.lingualis, lidah diangkat
3. Mencegah tekanan pd luka  mencegah perdarahan = Hereditary gingival fibramatosis keatas  bisa dgn benang yg dijahitkan keujung lidah,
Biasanya dilepas setelah 3 hari  krn efek antibiotik sdh = Pertumbuhan jar. gingiva berlebihan kemudian frenulum lingualis diinsisi sepanjang frenum tsb
habis, begitu juga platnya dilepas  Gambaran Klinis : kebelakang s/ lidah bisa digerakan bebas mencapai langi-
 Untuk labioplasty hari ke-4 dibuka jahitan ( biasnya 1. jar gingiva tumbuh berlebihan, halus, difus, atau langit dlm keadaan mulut terbuka, luka dijahit
disedasi / dianestesi ) noduler, pd satu rahang/kedau rahang

22
DEVIL’ S NOTES DEVIL’ S NOTES DEVIL’ S NOTES

 Frenulum rendah : diatem gigi I, menggangu pergerakan, 6. adanya degenerasi hialin dibawah otot - Penebalan lapisan pada dorsal lidah
th/ frenektomi - Th/ : - Warna papila putih kekuningan – coklat bahkan
 Cleft tongue / lidah bercelah Tak ada yg spesifik  diberi obat anti jamur  hitam  dipengaruhi tembakau, obat, organisme,
Suatu celah lidah komplit/bifida tongue, sgt jarang, celah Nistatin atau amphotericin B, pd bbrp kasusc makanan
lidah sebagian sering dijunpai dgn tanda klinis ditengah sembuh sendiri E/ tidak diketahui  diduga o/ m.o  jamur, faktor
celah dorsal. sistemik, mis krn anemia ( hal ini juga kurang didukung
Celah terjadi akibat penyatuan yg tdk sempuran dan BENIGN MIGRATORY GLOSITIS fakta )
kegagalan proliferasi jar.mesenkim shg menutup celah. ( Geographic Tongue, Wondering Rash of Tongue, Erythema Keadaan yg dapat menyebabkan : Sodium peroksidae,
Akibat adanya celah ini sisa makanan sering masuk migrans ) antibiotik ( penisilin, aeromisin)  dpt menekan
kedalamnya, MO akan berkembang dan menimbulkan iritasi  E/ tdk diketahui – stress emosional pertumbuhan flora N bakteri & jamur yg tdk resisten,
 Fissure tongue  Gejala klinis : perborat
- suatu manifestasi kelaian pd lidah banyak celah - area yg mengalami desquamasi papila filiformis Studi : pasien dgn hairy tongue  biasanya pada perokok
pd dorsal lidah, menyebar ke lateral dr garis dlm btk tidak teratur berat, th/ radiasi pd tumor kepala dan leher
median - bercak merah Th/ empiris  pasien mengikat lidah  u/ menghilangkan
- terjadinya kondisi ini bertambah dgn - berbatas tegas sisa makanan & menghilangkan desquamasi
bertambahnya umur, krn itu kemungkinan - bagian tengah lesi kdg mengalami inflamasi
keadaan ini bukan krn malformasi perkembangan - tepi berbatas garis putih kekuningan KELENJAR TIROID LINGUAL
lbh mungkin disebabkan krn trauma kronis/ - papila fungiformis berada dlm area desquamasi  Berkembang dr embrio dr ventral faring dgn invaginasi
kekuranagn vitamin berupa titik merah  area desquamasi bisa dlm ektoderm / diverkulum  lidah terbentuk pd waktu yg
- tidak lagi dr sex/ras waktu bbrp minggu bln  sembuh  timbul lagi sama dr dasar pharynk mel. Traktus thyroglosus  kmd
- tidak sakit, kecuali sdh teriritasi akibat ditempat lain  seolah berpindah-pindah disebut foramen caecum
pertumbuhan MO  Gambaran histologis :  Suatu keadaan anomali
- penanggulangan : pembersihan lidah dr sisa - papila filiformis hilang  tepi hiperparakeratosis  Folikel jar tiroid tdp pd lidah
makanan dgn sikat - dekat ketengahparakeratin mengalami  E/ pembesaran kel tiroid lingual k/ fungsi kel tiroid leher
 Media Rhomboid Glositis ( Sentral papillary atropi ) desquamasi & migrasi PMN leukosit & limfosit ( kel utama ) kurang
- Semula diduga sbg kelainan kongenital kedlm epitel  dapat mengakibatkan degenerasi  Gambran klinis :
- E/ akibat dr luar yakni infk kronis dr jamur sel epitel serta terbentuk mikroabses ke - suatu masa kecil dekat pangkal lidah dekat
terutama kandida albikans permukaan foramen caecum
- Umumnya pd DM - taste bud hilang  rasa kecap menurun - permukaan licin
- Gejala klinis :  Th / empiris  coba dgn vitamin dosisi tinggi tapi tidak - mengandung vaskuler / tidak
Suatu kelanian berupa bercak berbentuk bundar sembuh - ukuran 2-3 cm
/ ovoid atau belah ketupat warna merah pd  Kasus : Ektopik geographic tongue / erytema sirsinata  - keluhan pasien : sakit menelan, sakit berbicara,
dorsal lidah sebelah depan sirkum valata, daerah melihat-lihat tanda klinis lesi kemerahan biasanya sesak napas, perdarahan, terasa tegang & terasa
ini rata/ sdkt mendatar tdk mengandung papilla berbatas tegas  spt pada geographic tongue tapi penuh di tenggorokan karena ada benjolan
filiformis lokasinya dapat lain  bisa di gingiva, palatum, dasar  Gambaran histologi : spt kel tiroid normal , tapi bbrp
- Gambaran histologis : mulut, dll kasus tdp degenerasi koloid
1. hilangnya papila dgn berbagai tingkat  Th/ :
keratosis HAIRY TONGUE - kadang perlu Ct scan dengan yodium radioaktif 
2. proliferasi lap.spinosum Suatu kondisi tdk biasa, bukan spesifik ggn perkembangan u/ menentukan kel ektopik aktif ektopik 
3. pemanjangan retepeg  termasuk grup lesi pada lidah diberi hormon tiroid  sblm eksisi  bila
4. infiltrasi sel limfosit antara jar.penyambung Gejala klinik : mengecil tdk perlu th/ )
5. jumlah pemb.darah & limfe bertambah - Hipertropi papila filiformis, pengelupasan kurang

23
DEVIL’ S NOTES DEVIL’ S NOTES DEVIL’ S NOTES

- pemberian yodium  mengecil atau masih besar - lapisan epitel tipis mand protrusif. Prognati palsu  max kecil, mand
 eksisi - retepeg kurang normal
 Prognosa : yakin betul, dpt membedakan dgn lesi yg - lesi jarang kambuh
berada dr kel ludah asesori / tpt yg sama  Kista berisi sel epitel mati, limfosit, eosinofil ASIMETRI WAJAH & RAHANG
 Th/ eksisi E/ pertumbuahan berlebihan / kurang pertumbuhan satu
GANGGUAN JAR.LIMFE ORAL bagian wajah / rahang.
Ditemukan diberbagai lokasi di RM, t.u : GGN PERKEMBANGAN RAHANG Bbrp kasus disebut mikrognati unilateral / hiperplasi
1. belakang dorsolateral ( tonsil lingual )  Agnatia : Bbrp peneliti  E/ krn tekanan pd dagu o/ bahu saat featus
2. mukosa bukal - sgt jarang intra uterin  depresi pd dagu  dagu tdk berkembang N 
3. dasar mulut - maksila & mandibula tdk ada pertumbuhan asimetri
4. langit lunak - sering suatu bag rahang, mis : kondilus – ramus
Kumpulan limfoid reaktif ( hiperplasi limfoid relatif ) , tdk ada, maksila  tdk ada premaksila  berhub TORUS PALATINA / TORUS MANDIBULA
salah satu kumpulan limfoid RM  yg besar  tonsil dgn cleft / palatochiziz
lingual  sering mengalami inflamasi & besar  biasanya  Mikrognatia : Torus pd maksila letaknya ditengah /didepan, berbenjol-
bilateral, bila unilateral adalah karsinoma - bisa kongenital / dapatan benjol,  mengganggu protesa maka dilakukan eksisi
Tonsil lingual  inflamasi  foliate papilitis - E/ kongenital ? berhub dgn kelainan jantung, Pire Pembuangan torus  pembedahan dibawah anestesi lokal, cara
Gejala klinis : Robin Sindrom : dgn blok anestesi di maksila u/ alv sup & N. paltinus mayor &
- benjolan kecil - Mengenai maksila, mandibula atau kedua-duanya N. incisivus
- dibawah mukosa - Penyebab k/ terganggu pertumbuhan rahang Insisi pd margin ging dr M-M  jar. paltum dibuat flap 
- lingual 1. Mikrognati Maksila dilepaskan dr muk. Paltum berikut periosnya  u/
- tdk sakit - dpt disertai mandibula N/ membesar shg terjadi “ false memudahkan pengambilan torus dibagi-bagi dgn bor fisur 
Dapat ganas  perlu pemeriksaan mikroskopis  bila lesi prognatisme “ spt pd penderita achondroplasia, cleido gunakan pahat u/ membuang jar bevel // dgn tulang maksila
tdk cepat hilang cranial disostosis
Jar limfoid  dpt berbtk sbg polip  polip hiperplasi ( - terjadi juga pd anak-anak dgn kondisi ekonomi yg buruk TORUS PALATINUS
gusi, mukosa bukal, dasar mulut) - penderita bernapas dgn mulut  menyempitkan maksila
2. Mikrognatia mandibula  Tonjolan tlg pd palatum
KISTA LIMFOEPITELIAL ( Kista Branchial ) - terjadi scr kongenital disbt glosoptoisi  Biasnya // sutura palatinus media 7 meluas ke lateral
 Asal dari transformasi kistik epitel kelenjar, t.u didlm - terjadi pd anak yg ibunya mdpt perawatan sinar X pd  Klasifikasi :
kumpulan jar. limfoid oral waktu hamil mis u/ mengobati perdarahan, adanya myoma, 1. Torus konveks
 Gambaran klinis : spt kista, limfoepitelial jinak pd leher  ca uterus - Berbentuk cembung
kadang disebut kista branchial cleft - pasien dgn agenesi kepala kondilus  tdk tdp kondilus - Terdiri dr bbrp tori kecil
- nodul kecil - pd pend ankylosis rahang akibat trauma, infeksi telinga - Letaknya simetris ke-2 sisi
- warna kekuningan tengah, fraktur basis cranii, mastoiditis, perdangan 2. Spindle torus
- tdk bersimptom kondilus - terlihat sbg punggung bukit
- didasar mulut / ventral lidah  Makrognatia : - pjgnya bervariasi & dpt meluas dr papila incisivus
- ukuran 1,5 – 2cm - rahang tusmbuh besar, bisa proporsional dgn sampai akhir palutum durum
- laki 2x cewe perkembangan rangka keseluruhan mis pd 3. Torus nodular
- dpt timbul pada semua umur gigantisme - btknya kecil, halus
 Gambran histologis : - makrognatia ke-2 rahang  pd pend Leontiasis - punya ciri gabungan bbrp tori
- rongga dibatasi epitel gepeng berlapis ossea 4. Torus lobuler
- parakeratosis ( thorax ) - akromegali  mandibula membesar sgt progresif, - punya basisi yg jelas
- kdg epitel kolumnar dgn / tanpa sel goblet bila hanya mandibula disebut prognati mand / - spt menggantung pd palatum

24
DEVIL’ S NOTES DEVIL’ S NOTES DEVIL’ S NOTES

 E/  Tindk pembdh’ yg diperlu’ sblm memakai GT - penutupan luka dgn penjahitan


- blm diketahui scr pasti  Dpt dilakukan anlok atau anes umum 2. Secondary
- bbrp ahli : Thoma & Goldman  genetik  Kriteria ideal bagi rahang tak bergigi ( Kruger ) Bbrp waktu stlh pencabutan, tujuan :
- Mead  timbul akibat adanya faktor kongenital 1. Dukungan tlg yg memadai - memperbaiki kontur alv
 Gamb klinis : 2. Tlg dilapisi jar lunak yg cukup - memperbaiki ridge yg tajam
- sepanjang sutura palatinus media meluas ke 3. Tdk tdp cekungan/tonjolan yg berlebih - mengurangi tuberositas maks
lateral 4. Tdk tdp linggir yg tajam Memperbaiki kontur proc. alv
- simetris tdp 2 bag tlg yg terbagi 2 segmen / 5. Sulkus bukal & lingual yg cukup dlm - buat model gips
lebih 6. Tdk tdp jar lunak yg dpt m’gg gigi tiruan - pengueangan pd model
- tertutup mukosa palatum 7. Tdk tdp ikatan otot / frenulum yg dpt menyebabkan - buat surgical guidance
- tbh lambat & tdk menimbulkan sakit gigi tiruan lepas ( self curing , shelac, akrilik )
- bersifat jinak 8. Tdp hub linggir alv yg baik antara RA & RB - SG pedoman u/ pe- tlng
- tdk menimbulkan gejala patologis  Prosedur pembedahan bedah prostetik Memperbaiki ridge yg tajam
 Diagnosis : 1. Bedah praprostetik minor - flap dibuat btk trapezium, semi-
1. Pemk klinis : a. jar keras : kel tlg alv & eksostosis lunar, triangular sesui keperluan
- benjolan pd palatum, terlokalisir, tdk sakit, tbh b. jar lunak - tlg tajam dihaluskan
lambat, tertutup mukosa pucat - jar lunak diatas puncak alv - penutupan luka dgn penjahitan
- pd palpasi terasa keras dgn batas jelas & permk - hiperplasia regio tuberosistas maks b. Eksisi jar lunak / Flabby
halus - hiperplasia jar mukosa - jar lunak/flaby dpt tjd pd pend yg lama tak pakai
2. Pemeriksaan Radiologis : - frenul yg tll tinggi / fre lingual pdk GT/ pas yg make GT tdk fit
Terlihat radiopak terlokalisr & batas jelas 2. Bedah praprostetik mayor - cara pembedahan : insisi elips di sekeliling jar,
3. Pemeriksaan Histopatologis a. Vestibuloplasty kmd jar dilepaskan dr tulang & dilakukan
 Perawatan, scr pembedahan dg indikasi : b. Peninggian linggir alv penjahitan
1. ukuran ckp besar  menggangu f/ bicara &  Prosedur pembedahan : c. Frenektomi
pengunyahan 1. Persiapan pra bedah Tndakan pembedahan pd frenulum
2. mukosa yg melapisinya mengalami ulkus a. Pemk. Umum  info k.u pasien Frenulum  lipatan jar mukosa yg terletak di
3. mengganggu pola perencanaan gigi tiruan b. Pemk. Lokal  lengkung rhg, linggir alv, hub vestibulum dr mukosa bibir, pipi serta lidah
 Cara pembedahan : RA&RB, mukosa (lunak,N,kenyal), otot & Tanda klinis frenulum abnormal :
1. dgn lokal anes / narkose umum perlekatan otot, drh vestibulum Frenulum lingualis : gerakan lidah terbatas, ggn
2. insisi palatum, kmd flap dibuka’ c. Pemk. Ro  tgk kepdt tlg, tgk resorbsi tlg,posisi pengucapan, ggn penelanan & pengunyahan
3. torus dibagi bbrp bagian sinus maks,letak for mentalis, posisi kanalis Bbrp tehnik frenektomi :
4. tlg tajam dihaluskan mand, adanya benda asing Untuk frenulum labialis
5. lakukan irigasi d. Pemk. Lab  darah , urine  diperiksa atas - vertical incision
6. kelebihan mukosa dibuang & lakukan penjahitan indikasi & jenis operasi - cross diamond incision
 Komplikasi : 2. Beberapa tehnik bedah praprostetik - vestibular sulcus extension
1. Perdarahan a. Alveolplasty / alveoktomi - tehnik Z plasty
2. Hematoma 1. Primary / simple
3. Fraktur palatum - segera stlh pencabutan g/ Tehnik Cross Diamond :
4. Perforasi dasr sinus maksilaris - buat flap mukoperisteal yg tinggi 1. bibir angkat s/ t’lihat frenl tegang, kmd gunakan 2 arteri
5. Dihisensi - flap tdk lebih 2/3 soket clamp u/ menjepit frenulum
- tlg dihaluskan & dibersihkan 2. lakukan insisi sepanjang pinggir frenulum
BEDAH PRAPROSTETIK - jar lunak berlebih dibuang 3. luka jahit

25
DEVIL’ S NOTES DEVIL’ S NOTES DEVIL’ S NOTES

Tehnik ankilotomi pd frenulum lingualis : 3. P’btk kista & tumor : folikel sekitar gi/ m’alami
1. lidah angkat keatas shg t’lihat frenl lingualis degenerasi jd epitel kistik m’sbb tjdnya kista
2. dgn gunting tajam frenl dipotong mulai dr ujung lidah ke
IBM 2 ( DRG. ALWIN ) folikuler & ameloblastoma
perlekatannya di tlg mandibula 4. Keluhan nerologis : hlg timbul, konstan, wkt tt. Dpt
3. dilakukan penjahitan GIGI IMPAKSI tbts pd gi/ ringan atau hebat g/ RA & Rb. Dan dpt
d. Vestibuloplasty m’sebar yg dip’saraf N. V
Tindk p’bedah’ dilakukan u/ m’dalam vestibulum  Archer : g/ slrh / sbgn tdk dpt b’erupsi k/ t’halang baik 5. Resorbsi Patologis : tek pd g/ tetangga m’sbb
dgn cara m’ubah letak p’lekat’ g/, tlg, jar lunak shg erupsi tdk pd posisi seharusnya resorbsi g/ tetangga
Vestibulum yg dangkal di’sbb :  Peterson : g/ gagal b’erupsi scr normal menuju lengkung 6. Fraktur rahang : dpt m’sbb kelemahan pd drh tlg
1. Resorbsi tlg rahang dlm waktu yg diharapkan, k/ dihalangi gigi sebelah, akibat ber- struktu  mdh patah
2. Perlekatan otot yg terlalu tinggi lap tlg / jar lunak 7. Komplikasi lain : tinitus, otitis, rdg pd iris
3. Jar parut krn proses infk/trauma  E/ ( Waite )  Yg plg srg impaksi M3 RB & RA & C atas
Macam vestibuloplasty : 1. Bila tdp ggn p’tumbh & p’kemb rahang serta p’gerak
1. Submukosa gigi ke arah ant, ggn tsb dpt diakibatkan kondisi Klasifikasi gigi Impaksi :
2. Dgn cangkok kulit  dr gluteal patologis & m;sbb penebalan jar A. M3 RB ( Archer )
3. Dgn cangkok mukosa  dari mukosa palatal / 2. B’hub dgn teori Mendell, faktor herediter b’peran 1. Pell & Gregory
mukosa bukal akibat ketdkseimbangan ukuran rhg yg kecil & g/ yg a. B’dsr hub ramus mand dgn M2 dgn m’banding
Tehnik vestibuloplasty submukosa : besar lebar mesio-distal dgn jarak distal M2 ke ramus
1. Mukosa diinsisi semilunar dimulai dr regio M1 3. Berkuurangnya ukuran mand scr evolusi, krn mand
kiri ke M1 kanan perubahan kebiasaan makan dr keras ke lunak, shg Kls 1 : MD M3 < jarak D M2 keramus
2. Gunting mukosa dilepask’ dr perios tdk ada rangsangan Kls 2 : MD M3 > D M2 keramus
3. Mukosa dijahitkan pd vestibulum  E/ ( Berger dlm Archer ) Kls 3 : Slrh/sbg M3 b’ada dlm ramus
4. Dilakukan splint dr compound dan dijahitkan 1. Lokal b. B’dsr letak M3 dlm tlg
pd linggir alv a. Ktdkteraturan g/ tetangga Pos A : Bag t’ttg M3 pd grs oklusal
5. Splint dilepas stlh 10 hari b. Kepadatan jar & tlg sekitar Pos B : Dibwh bid oklu, tp msh diatas grs oklu
e. Peninggian linggir alv c. Rdng kronik lama shg m+ kpdt jar mks M2
Dilakuk’ pd tlg mand yg tginya < 1,5 cm d. Rhg tdk b’kembang sempurna Pos C : Dibwh grs sevikal M2
Tindakan ini bertujuan u/ : e. G/ sulung yg t’lbt / cepat tanggal 2. George Winter
1. Menambah besar & lebar rahang 2. Sistemik B’dsr perbandingan sb pjg g/ M3 thp sb pjg M2, yaitu
2. Menambah kekuatan rahang a. Prenatal, herediter & perkawinan ras posisi vertikal, horisontal, inverted, mesioangular,
3. Memperbaiki jar pdkg gigi tiruan b. Post natal, peny yg m’aruhi p’kemb & p’tumb distoangular, bukoangular, lingoanguler
Pd tindk ini m’lukan motivasi pasien krn anak:Riketsia,anemia sifilis kgnt B. M3 RA ( Archer )
memerlukan waktu yg lama c. Kondisi lain yg jrg : Kleidokranial disostosis , 1. B’dsr letak M3 dlm tlg
Tehnik peninggian linggir alv : oksisepalus, progeria, akondroplasia, celah langir Kls A : Bg t’rdh M3 pd bid oklu M2
1. dgn cangkok tulang autogenous  tlg  G/ impaksi dpt menimbulkan kelainan : Kls B : Diantara bid oklu & grs servik M2
diperolrh dr iliaka / costae 1. Karies : tjd pengumpulan mkn yg sukar dibersih’,sukar Kls C : Diatas grs servik M2
2. osteotomi  dgn maksud menambah tinggi dilk peraw sblm g/ diambil 2. Perbandingan sb pjg M3 thp sb pjg M2, yaitu posisi
linggir alv, tdp 2 tehnik : visor osteotomi & 2. Infeksi : akibat p’luas karies mel jar perio. Awal p’rdg vertikal, horisontal, distoanguler, mesioanguler
sandwich osteotomi berupa operkulitis & perikoronitis, perikoronitis inverted, bukoanguler, lingoanguler
3. penambahan bhn alloplastic  hidroxilapatit timbul sbg proses infl akut/kronis disertai 3. Hub M3 thp sinus maks
limfadenitis sljtnya jadi supuratif dpt jadi abses a. Sinus approximation (SA) : tdk tdp tlg / tdp tlg
perikoronal, submand, paraparingeal yg tipis antara gi/ dgn sinus

26
DEVIL’ S NOTES DEVIL’ S NOTES DEVIL’ S NOTES

b. Non (NSA) : tdp ketebalan tlg yg lbh dr 2mm RB : Panoramik, periapikal, oklusal, lateral oblik, a. Bor : yg tajam, tlg disekitar impaksi diambil, tdk
antara M3 dgn sinus maks bitewing’s dianjurkan tenaga yg kuat & hrs disertai
C. Klasifikasi gigi C RA ( Archer ) RA : Panoramik, periapikal, oklusal, water’s view semprotan air u/ m’hindari panas b’lbh
1. Kls I : C di drh palatum dlm posisi vertikal, horisontal c. Penjelasan pd pend, yg mungkin tjd mis pdrh, b. Chiesel : m’guna mallet & chiesel yg tajam, tlg
/semivertikal pembengk, sukar buka mulut( informed consent ) sekitar g/ dipotong & diklr, hrs disertai
2. Kls II : C di bag bukal/labial dlm posisi vertikal, 2. Mempertimbangkan faktor yg m’sulit odontektomi : m’fiksasi rhg m’cgh pth tl
horisontal / semivertikal a. akar g/ yg abnormal c. Kombinasi bor & chiesel : tlg yg menutupi gi/
3. Kls III : C didrh palatum & bukal/labial b. hipersementosis dilubangi dgn bor jrk masing2 lbg 4cm, kmd
4. Kls IV : C pd proc.alv boasanya posisi vertikal antara c. kpdt tlg yg tinggi masing lbg dihub satu sama lain dgn chiesel &
I & P1 d. hub dgn kanalis mand / sinus maks mallet & tlg dikeluarkan
5. Kls V : C pd drh edontulous e. lap operasi yg sempit akibat trismus, lidah besar, 3. Pengambilan gi/
 Pengambilan gi/ scr pembedahan : odontektomi juga m.orbikularis oris kcl Jika tlg disekitar tlh hlg g/ dpt dikeluarkan
 Indikasi odontektomi : 3. Mempersiapkan alat pembedahan 4. Stlh gi/ diklr’, tlg tajam dihls’ dgn kikir, trs p’bersih’
1. Peraw thp kelainan yg diakibat o/ gi/ B. Prosedur pembedahan M3 impaksi soket dr jar patologis, sisagigi & tlg. Drh pembedahan
2. Sbg tindakan profilaksis 1. Insisi & pembuatan flap pd p’ambil M3 dirigasi dhn NaCil fisiologis, flap dikembalikan &
3. Dgn t/ transplantasi M3 ke posisi M2/1 Prinsip p’buat flap sama dgn kasus lain, syarat flap : lakukan p’jht u/ p’smbh luka primer
 KI odontekromi ( Peterson ) : a. alas flap lebar, t/ suplay drh thp flap C. Perawatan pasca bedah
1. Dlm kead infk akut b. cukup lebar, pand oprs ckp & m’mdh pb 1. Intruksi : tdk byk b’kumur,m’isap luka & meraba luka
2. Kes umum yg beresiko : ggn f/ CV, ggn mek p’thn c. cuku lebar shg me- k’rsk jar lunak akibat trauma dgn jari/lidah. Kompres pd pipi 15 mt tiap 30 mt, jaga
tbh/pembk drh. Terpaksa  hati2 alat bedah kbrsh mulut
3. Usia lanjut : bnyk klasifikasi, shg kurang fleksibel dlm M3 bwh impaksi sebagian, insisi dimulai dr linea 2. Pemberian obat2 : u/ me- komplikasi, biasanya Ab,
menahan daya odontektomi oblique eksterna ramus mand jrk 1,5-2,5 dr distal analgetik, antiinflamsi
4. Posisi gi/, jika diarea dimana pembdh m’bhy pemb M2. Sayatan s/ distal M3 diteruskan melalui servikal 3. Perawatan luka bedah : dibersihkan tiap hr dg
saraf, drh & m’sbb kerusakan jar yg banyak M3-mesio bukal M3, dr mesiobukal M2 diteruskan ke antiseptik, dibuka hr ke 4-7 pasca bedah
 Bbrp cara pengambilan gi/ : mucobukalfold dgn sdt 45, sayatan hrs menembus
1. Tehnik Split Bone peristeum shg flap yg dibaut adlh flap Komplikasi Odontektomi :
O/ Sir William Kelsey Fry, jar tlg hrs ckp banyak mukoperiosteal btk triangular. A. Slm pembedahan
diambil u/ memudah’ g/ dikeluar’ dgn daya yg kecil Pd impaksi seluruhnya sayatan dimulai dr linea oblique 1. Pdrhan : tek yg kuat dgn elevator m’sbb t’dorongnya
2. Tehnik odontotomi / tooth division / tooth sectioning eksterna s/ distal M2 & ditrskan mel servik M2 s/ gigi kearah apikal & merusak kanlis mand & merobek
Memotong g/ jd bbrp bag kecil sblm dikeluarkan, mesiobukal M2 & ditrskan ke arah mukobukalfold dgn A.alv inf shg tjd pdrh. RA akibat kerusakan A.paltinus
proses ini lbh byk tlg dipertahankan (dikemukakan sdt 45. 2. Trauma thp N.mand : tek thp kanalis mand selain
Pell & Gregory), keuntungan : Pd M3 atas, insisi dimulai dr fisura pterygopalatina, m’sbb kerusakan a.alv inf juga kerusakan N.alv.inf.
a. Pembuangan tlg sdkt diant permk palatal & bukal melewati tuberositas Bila diket tlg yg neken diangkat, kanlis mand
b. Lap operasi ckp luas & luka op yg kecil maks s/ bag distal M2 kmd m’ikuti servikal M2 & dibersihkan & syraf dibebaskan dr tek
c. Kemungkinan fraktur mand diperkecil b’belok kearah mukobukal fold dgn sdt 45. 3. Trauma N.lingualis : pd pe’ambil posisi linguoanguler,
d. Kerusakan g/ tetangga dpt dihindari Selain flap trianguler, pembdh M3 dpt juga dgn akibat p’guna dr arah lingual
Pelaksanaan Odontektomi Envelope flap, dgn m’buat insisi dr linea obliqua 4. Kerusakan alat : salah dlm m’guna & alat sdh rapuh, u/
A. Persiapan sblm pembedahan eksterna kearah distal M2 & 1, kalau diperlukan insisi tahu letak di Ro
1. Persiapan pasien s/ P1 5. Kerusakan g/ tnga : p’guna lat dgn tek yg besar.
a. Pemk objek & subjek u/ infor lokal &sis 2. Pengambilan jar tlg P’guna elevator di mesial gi/ dpt m’rsk p.drh g/ sblh,
b. Pemk Ro : tahu klasifikasi, btk, jmlh, hub dgn Bnyknya tgt kbthn, dpt dilkk dgn : suplay t’gg  nekrotik
kanalis mand / sinus maks. Ro yg digunakan ;

27
DEVIL’ S NOTES DEVIL’ S NOTES DEVIL’ S NOTES

6. Perforasi sinus maks : pd gi/ RA akibat tek yg 3. Menangulangi kec pd peraw endo, mis : perforasi sal c. Lepas’ jar mukoperios dgn elevator perios, flap
besar/ posisi gigi t’ltk pd dsr sinus akar, alat endo patah di 1/3 apeks angkat dgn retraktor jar shg t’lihat tlg di drh
7. Emfisema : pembengkakan k/ masa udara dicelah jar 4. Keadaan yg tdk m’mkn u/ m’lkk p’isi sal akar scr apikal
ikat, akibat p’guna bor kec. tinggi dimana tiupan angin sempurna, mis : akar bengkok, fraktur 1/3 apikal d. Tlg diapikal dibuang sckpnya dgn bor bundar s/
m’dorong udara msk ke jar. Tanda pd palpasi tdp  Kontraindikasi : bag apikal g/ t’buka
krepitasi 1. M’drt kel sistmk yg tak t’kontrol;hipertensi e. Bag apikal g/ dipotong dgb nor & pemotongan ini
8. Fraktur mand : p’guna elevator yg b’lbh / p’buang tlg 2. G/ saku gusi dlm & k’gy g/ yg m’sbb dukungan tlg alv lbh baik dimiring’ kearah insisal dgn maksud
yg tll bnyk shg tlg jd tpis u/ g/ yg diapiko kurang m’mdh pandangan kearah for apikal
9. Raktur tlg alv : pd M3 bwh tjd di lingual,fragmen tlg 3. Diperkirakan gagal atas anatomis. Mis : akar mskke f. Kelainan di drh apikal dibersihkan dgn kuret
diambil / dpt juga diimobilisasi dgn penjahitan sinus maks/apikal sulit dicapai shg tindk apiko akan ujung akar & tlg dihalus dgn bone file & drh
mukosa lingual & bukal. M3 atas srg di tub. Maks m’buang tlg yg bnyk periapikal diirigasi u/ m’bersih serbuk tlg & g/
10. Dislokasi kondilus : akbt tek b’lbh / pembkuaan mulut 4. Infek akut / inflamasi pd drh p’bdh g. Flap dikembalikan & penutupan-p’jhtan
tll lebar, dpt sgr dikembl’ h. Peraw pasca bedah
B. Setelah pembedahan Tahap Apikoektomi : 1. beri obat, mis : AB, analgetik
1. Pdrh pasca bedah : stlh 6 jam/lbh. < 24 jam k/ jahit’ A. Persiapan pembedahan 2. drp p’bdh hindar’ dr trauma & jaga
lepas, bekuan drh lepas/ p’rbh tek drh. > 24 jam 1. Pemk klinis : anamnesa & pemk bojek scr inspeksi, kebersihan
rusak bekuan drh k/ infeksi palapsi, perkusi dpt diket kead lokal & sistemik 3. jahitan dilepas hr ke4-7
2. Pembengkakan : suatu rangsang fisis th jar, shg 2. Pemk Ro, dpt diperoleh : 4. pemk Ro ulangan u/ m’ket keberhasilan
m’nimbul rx tbh berupa p’rdg. P’cegah dgn kompres a. pjg akar pembedahan, adanya benda asing & p’isi sal
dingin pd pipi stl p’bdh selesai b. sal akar akar
3. Trismus ( skr buka mulut k/ bbrp otot kejang o/ c. keadaan akar g/  Komplikasi apikoektomi
p’cabut g/ ) srg pd p’ambil M3 bwh akibat p’rdg yg d. keadaan membran periodontal 1. Slm pembedahan
m’sbr keotot. Srg diktkan pd pend yg takut buka e. kel periapikal a. rasa nyeri
mulut k/skt 3. Pemk lab : dilk atas indikasi b. perforasi sinus maks
4. Rasa sakit : rx p’rdg / infeksi B. Pelaksanaan Apikoektomi c. perdarahan primer
5. Alv osteitis : akibat t’lepas bekuan drh / tdk t’btk 1. Persiapan pasien : kondisi sehat tlh mengerti 2. Pasca bedah
bekuan drh pd soket. Proses infk ikut b’prn (thoma), maksud & tuj pembdh a. rasa nyeri
tjd stlh 2hr pasca bdh dgn rasa skt & bau tdk sedap 2. Persiapan alat b. pembengkakan
6. Infeksi : akibat kelalaian dlm kebersihan luka pasca 3. Persiapan operator c. echimosis
bedah / juga benda asing, mis fragmen t’tinggal. Infk 4. Pelaksanaan apikoektomi : d. parestesi
dpt menyebar ke drh b’bhy & m’sbb sumbat jln napas a. Satu tahap : 1x kunjungan, dgn pengisian sal e. infeksi
 septik shock sakar dulu kmd apikoektomi, apiko dulu kmd f. perdarahan sekunder
pengisian asal akar
APIKOEKTOMI b. 2 tahap, peraw endo dulu, stlh bbrp mg / hr baru OPERKULEKTOMI
apiko  lbh dianjurkan krn kemungkinan drh
 Archer : pemotongan bag apikal g/ serta kuretase jar masuk sal dpt di-, sterilitas sal akar baik  operkulum  jar ikat padat yg menutup 2/3 mahkota
patologis di drh periapikal,srgkali hanya g/ ant 5. Prosedur pembedahan  operkulum : srg t’infk, tek M3 atas , media bakteri
 Indikasi apikoektomi : a. Rencana flap apakah trapezium,  dilakukan u/ peraw, profilaksis
1. G/ kel patologis didrh <1/3 apikal, mis : kista, abses semiluner/horisontal  jenis : kauksi, insisi
periapikal b. Insisi sesuai pola yg direncanakan PENANGGULANGAN PERDARAHAN
2. U/ m’baiki peraw endo : underfilled/ overfilled di 1/3
apikal

28
DEVIL’ S NOTES DEVIL’ S NOTES DEVIL’ S NOTES

 Def : Perdarahan adlh keluarnya cairan darah dari pemb. - sulit diketahui sumbernya  sukar ditanggulangi Dingin dpt menyebabkan kontriksi pemb. drh 
darah dlm ruang extra vaskuler krn hilangnya kontinuitas  Akibat perdarahan : penggunaan hrs intermiten  tdk dianjurkan > 20 mt
pemb. darah 1. Lokal 8. Elektrokoagulasi
 Klasifikasi : Perdarahn kecil biasanya jarang membahayakan, Alat ini menggumpalkan drh & menghentikan
1. Pemb. darah yg terkena kecuali  mengeani bital spt otak, rongga pleura dan perdarahan
2. Waktu terjadi pericard B. Penatalaksanaan Sistemik
3. Lokasi perdarahan 2. Sistemik 1. Mengembalikan vol. Drh
4. Sebab terjadinya Perdarahn akut & masif  fatal  syok hipovolemik a. Pemberian kristaloid
1.) Pembuluh darah yg terkena :  Penanggulangan perdarahan krn trauma : Lauratan glukosa 5 %
a. Arteri 1. Membersihkan luka / debridement dr bekuan drh Larutan NaCl 0,9 %
- warna darah merah terang atau benda asing lainnya, pd luka terinfeksi  luka Larutan RL
- keluar intermiten sesuai denyut jantung dibuka & dibersihkan dr jar nekrotik b. Koloid
b. Vena 2. Mencari sumber perdarahan Pemberian transfusi drh  preserved blood atau
- warna darah merah gelap Tekan daerah perdarahan  dgn tampon  tentukan fresh whole blood
- keluar secara tetap jenis perdarahan : arteri / vena, jumlah drh yg hilang, 2. Pemberian haemostatika
c. Kapiler perdarahan dr tulang / jar lunak a. Pemberian preparat yg berefek
- keluar secara merembes 3. Melakukan perawatan - memperkuat pemb darah
2.) Waktu terjadinya : Tentukan tindakan penatalaksanaan - menaikan risistensi kapiler
a. Primer  akibat terputusnya pemb. darah  mis krn - mengurangi permeabilitas kapiler
trauma operasi A. Penatalaksanaan Lokal b. Dpt diberikan p.o atau parenteral
b. Intermidiate  terjadi stlh 24 jam  krn 1. Penekanan lokal : Cth : Adona forte, dicynone, anaroxyl hesna dan
meningkatnya tekanan darah - langsung  pd sumber hemostatin
c. Sekunder  terjadi stlh 48 jam  adanya proses - tak langsung  pd jar sekitar pdrhn  Pemk lab :
infeksi Cara penekanan efektif pd kapiler / vena, biasa 1. Tes fungsi vaskuler  tornoquet tes  rumple leede
3.) Lokasi terjadinya : dikombinasi dgn adrenalin 1: 1000 yg dibasahkan pd 2. Tes f/ trombosit  menghitung jmlh trombo,
a. Eksternal  keluar dr kulit/ jar dibwhnya tampon retraksi bekuan, wkt pdrh
b. Internal  tdk keluar dr kulit tapi masuk ke jar 2. Penjepitan & penjahitan 3. Tes pembekuan drh  waktu pembk, trombin time,
sekitarnya - Pemb drh kecil  dilakukan penjepitan plasma protrombin time
4.) Sebab terjadinya : - Pemb drh besar  penjahitan 4. Screening tes  tes hematologi u/ tahu kelaian scr
a. Mekanik  akibat trauma mekanik 3. Bone chip & bone wax umum : bleeding time & koagulasi time, platelet
b. Spontan  akibat kelainan / ggn mekanisme Untuk menutupi perdarahan di tulang counting, capilary fragility tes , Hb, retraksi bekuan
hemostatis, misalnya : 4. Splint
- kelainan vaskuler Menekan daerah pdrh & menstabilkan jar dr gerakan DEBRIDEMENT
- kelainan mekanisme pembekuan darah 5. Aplikasi haemostatic agent lokal  Suatu prosedur u/ perawatan luka dgn cara melepaskan &
 Menurut volume drh yg hilang : U/ menyumbat luka & bersifat dpt diabs, kurang membuang slrh benda asing & jar di sekitar luka
1. Severe efektif pd pdrh b esar  mis : gel foam, gelatin  Tujuan :
- akibat terputusnya pemb drh besar sponge, fibrin foam 1. Membuang benda asing pd luka
- sumber dpt diket sgr & ditanggulangi segera 6. Aplikasi Oxycel & surgicel 2. Mengeksisi jar yg terkontaminasi & mengalami
2. Slight Oxycel melepaskan selulosa  punya afinitas thp Hb devitalisasi / nekrotik
- hanya sdkt darah yg hilang shg tbtk Cloth  tersedia dlm btk kapas / kain. 3. Pembersihan luka
3. Profuse Surgicel adlh btk oxycel yg disempurnakan 4. Penutupan luka
- terputusnya pemb. darah yg sgt besar 7. Aplikasi es  Tindakan debridemwnt berhub dgn luka

29
DEVIL’ S NOTES DEVIL’ S NOTES DEVIL’ S NOTES

 Macam luka : - Infeksi primer : infeksi yang terjadi pertama kali


1. Tertutup oleh mikroorganisme
- kontusio / memar - Infeksi sekunder : infeksi pada jaringan yang
- hematoma sebelumnya sudah terinfeksi primer
2. Terbuka - Infeksi nasokomial : infeksi yang terjadi pada waktu
Yaitu berhub dgn udara luar penderita di rawat di RS yang bersumber dari
- vulnus scissum / sayat penderita lain
- vulnus laseratum / compng-camping 3. Inflamasi : reaksi dari tubuh terhadap masuknya
- vulnus ekskoreasi / goresan mikroorganisme dengan gejala rubor, kalor, dolor,
- vulnus punctum / tusuk fungsiolesa, tumor
- vulnus sclopectorum / tembak 4. Bakteriemi : adanya m.o yang menyebar pada pembuluh
- vulnus mossum / gigitan binatang darah yang bersumber pada fokus infeksi
 Tindakan debridement : 5. Septikemi : adanya m.o dan zat2 toksik yang menyebar
1. Pembersihan luka & sekitar luka  dgn kapas halus / dalam pembuluh darah secara konstans dan terus menerus
sikat halus dgn antiseptik 6. Sepsis : reaksi umum / tubuh terhadap m.o patogen atau
2. Lakukan penyuntikan lokal toksinnya yang ditandai dengan gejala2 inflamasi dan Gambar 1: Perlekatan otot pada mandibula dari arah lingual
3. Pembilasan luka  dibilas dgn antiseptik , mis ; gejala2 klinis dan manifestasi sistemik
Perhidrol 3 %, betadine, rivanol / NaCl fisiologis, dgn 7. Asepsis : suatu cara untuk menghindari infeksi atau
tuj/ menghilangkan benda asing & jar lunak yg kontaminasi organisme patogen, seperti mensterilkan
melekat pd luka intrumen, menggunakan masker, sarung tangan, dst
4. Perbaikan & penutupan luka 8. Sterilisasi : suatu proses menghancurkan semua m.o
Pd bbrp luka yg memerlukan penutupan , dgn termasuk virus dan spora bakteri pada suatu bahan atau
penjahitan primer / situasi, hal yg perlu diperhatikan benda
adlh dicegahnya dead space 9. Desinfeksi : Suatu cara untuk menghancurkan
 Hal yg perlu dipertimbangkan dlm perawtan luka adlh mikroorganisme patogen dengan bahan-bahan yang
Golden Period  keadaan dimana luka dianggap blm diaplikasikan pada benda mati, tidak termasuk spora
terkontaminasi o/ bakteri shg luka dpt ditutup scr primer bakteri.
dgn penyembuhan yg sempurna 10. Dekontaminasi : bermacam-macam bentuk tindakan
 Pd wajah golden period berkisar 12 jam stlh luka kontrol infeksi yang dilakukan dengan pembersihan
 Luka yg dikhawatirkan tetanus, dpt diberi : sederhana, desinfeksi atau sterilisasi
1. ATS ( anti tetanus serum ) 11. Antiseptis : penggunaan agen kimiawi secara eksternal
2. Toxoid tetanus pada permukaan yang hidup (kulit atau mukosa) untuk
menghancurkan organisme atau menghambar pertumbuhan
m.o
Gambar 2: perlekatan tulang fasial & mandibula dari arah
Penyebaran cairan (eksudat ke jaringan sekitar/lokasi bukal
I N F E KS I abses/selulitis) dipengaruhi oleh: (edit)
1. Jumlah eksudat pada jaringan tersebut
DEFINISI ISTILAH 2. Resistensi jaringan sekitar
1. Kontaminasi: menempelnya m.o pada jaringan tubuh 2. Anatomi landmark
2. Infeksi : masuknya kuman ke dalam jaringan yang akan 3. Gravitasi
menimbulkan reaksi dari jaringan tersebut

30
DEVIL’ S NOTES DEVIL’ S NOTES DEVIL’ S NOTES

ii. Spasium sublingual


iii. Spasium submandibular
2. Spasium fasialis sekunder
i. Spasium masseter
ii. Spasium pterigomandibular
iii. Spasium temporal
3. Spatium fasialis servikalis
a. Spasium faringeal lateral
b. Spasium retrofaringeal
c. Spasium prevertebra

DEFINISI

SELULITIS FASIALIS
Suatu keadaan infeksi akut pada jaringan ikat longgar yang
menimbulkan rasa sakit dimana terdapat pembengkakan yang
Gambar . lokasi penyebaran eksudat dari infeksi gigi
meluas dengan batas difus dan tidak terdapat pus
berdasarkan struktur disekitarnya II. Deep cervical fascia
A. Anterior layer
ABSES
FASIA PADA DAERAH OROMAKSILOFASIAL (Topazian, a. Investing fascia (over the neck)
Suatu kumpulan pus yang terlokalisir di dalam jaringan organ
2002) b. Parotideomasseteric
atau ruang terbatas yang terjadi akibat jaringan dan sisa
I. Superficial fascia (connective tissue → subcutaneous c. Temporal
leukosit yang hancur
space) B. Middle layer
a. Sternohyoid-omohyoid division
FLEGMON
b. Sternothyroid-thyrohyoid division
Suatu selulitis bilateral yang akut yang melibatkan spasia
c. Viseral devision
submandibula, sublingual dan submental.
i. Bucopharyngeal
ii. Pretracheal
OSTEOMIELITIS
iii. Retropharyngeal
Peradangan dari seluruh struktur tulang meliputi medula,
C. Posterior layer
korteks dan periosteum yang dimulai dengan infeksi pada
a. Alar division
bagian medula.
b. Prevertebral division
PATOFISIOLOGI INFEKSI
SPATIUM FASIALIS
Terjadinya infeksi berkaitan dengan ketidakseimbangan pada
3 faktor yaitu:
1. Spasium fasialis primer
- faktor host
a. Spasium maksilaris primer
- faktor lingkungan
i. Spasium kaninus
- faktor bakteri
ii. Spasium bukalis
iii. Infratemporalis
b. Spasium mandibulais primer
i. Spasium submental

31
DEVIL’S NOTES DEVIL’S NOTES DEVIL’ S NOTES

Faktor lingkungan : adanya perubahan dalam lingkungan


Faktor bakteri berkaitan dg
- faktor virulensi : kualitas bakteri seperti daya invasi,
toksisitas, enzim dan produksi2 lainnya
- kuantitas : jumlah m.o yang dapat menginfeksi host

Penyebaran infeksi gigi melalui 3 tahap:


- tahap abses dentoalveolar
- tahap menyangkut spasium
- tahap komplikasi

Faktor host
Pertahanan tubuh lokal,seluler dan humoral
Lokal : kulit dan membran mukosa
Seluler : keterlibatan sel-sel leukosit dan PMN. Diawali
dengan proses keradangan: dilatasi kapiler, terkumpulnya
cairan edema, penyumbatan limfatik oleh fibrin, kemotaksis
untuk fagositosis, dst
Humoral : reaksi antigen antibodi serta aktivitas komplemen
Organisme penyebab infeksi gigi pada umumnya adalah:
(pengenalan bakteri, kemotaksis oleh PMN, proses opsonisasi
Aerob : Gram (+) dan (-) coccus, gram (+) dan (-) batang
dan fagositosis)
DEVIL’ S NOTES DEVIL’ S NOTES DEVIL’ S NOTES

(Staphyllococus, Streptococcus grup D, Neisseria, Sebagian membentuk lapisan tlg baru (masa akut lewat)
Corynebacterium, Hemophilus) disebut involukrum yang mengurung sekuester. Involukrum Ada 3 proses dlm osteomielitis
Anaerob : Gram (+) dan (-) coccus, gram (+) dan (-) batang yang tembus disebut kloaka. Osteolisis, osteosklerotik, osteoporosis
(Streptococcus, Peptococcus, Peptostreptococcus,
Lactobasillus, Actinomyces, Fusobacterium) Gejala : tanda-tanda infeksi akut (sakit, demam, malaise),
limfadenopati regional, trismus, parestesi, bengkak
Indikasi untuk kultur dan tes sensitifitas Kronis : gejala mereda, supurasi abses
1. Infeksi yang berkembang cepat
2. Infeksi sesudah pembedahan Radiografis:
3. Infeksi yang tidak memberi respons Akut : setelah 10-12 hr baru terlihat : Lesi dan kerusakan tlg
4. Infeksi yang rekuren baru keliatan sebagai destruksi trabekula dengan pelebaran
5. Penderita dengan defisiensi imun tulang2 spongiosa sebagai gbr moth eaten appearance
6. Osteomielitis Kronis : sekuester, involukrum,
7. Bila curiga aktinomikosis
Lab : shift to the left, PMN lebih banyak, leukositosis
OSTEOMIELITIS Terapi : Drug of choice : penisilin, klindamisin, sefalosporin,
lincomisin
Klasifikasi Drainase, ekstraksi gigi penyebab, suportif, sekuesterektomi
Osteomielitis supuratif
a. O. Supuratif akut Osteomilities Non Supuratif
b. O. supuratif kronis Skelorosis dan Garre → daya tahan tbh baik, virulensi rendah,
- Primer ada neoosteogenesis. Terlihat penambahan densitas tulang
- Sekunder (radioopak) dan skelerosis tulang pada bagian perifer
c. O. pada anak Biasa pada orang muda

Osteomielitis non supuratif Fokal kronis


a. Osteomielitis schlerosis kronis Ro: masa radioopak dari tlg skelerosis di bawah apeks gigi,
Gambar : Pemilihan Antibiotik:
- Fokal mirip sementoblastoma. Lesi halus berbatas tegas dengan tlg
- Difus normal
b. Osteomielitis Garre
TRAUMATOLOGI
c. Osteomielitis aktinomikosa Skeloris Difus kronis
d. Osteomielitis radiasi Gejala ringan, sering tidak disadari
Macam-macam kedaruratan pada medis
Ro: skeloris tulang difus, batas dg tlg normal tidak jelas 1. Gawat darurat : mengancam kehidupan nyawa
Osteomieilitis Supuratif Akut 2. Gawat tidak darurat : tidak ditolong segera tidak
Infeksi supuratif pada medula → pus → tekanan dlm medula Pengelolaan osteomielitis
membahayakan nyawa : infeksi
besar → mendorong infeksi meluas sepanjang spongiosa medial 1. Antibiotik
3. Tidak gawat tidak darurat : kasus TMJ (dislokasi)
dan lateral ke bagian korteks tulang → menembus sistem 2. Sequesterektomi
Havers dan Volkman → periosteum → iskemia dan kematian 3. Sauserisasi
Kedaruratan apa saja pada trauma
tulang (sekuester) → ruptur perios → pus mencapai jar lunak 4. Nekrotomi
1. Bahaya respirasi (sumbatan jalan nafas)
(fistel). 5. Dekostisasi 2. Bahaya kardiovaskuler (syok hipovolemik)
6. Hiperbarik 3. Bahaya neruologis : TTIK
7. Reseksi

33
DEVIL’ S NOTES DEVIL’ S NOTES DEVIL’ S NOTES

Definisi 2. Debridement : membersihkan luka, membuang 7. menentukan klasifikasi dan lokalisasi fraktur
Fraktur : terputusnya ontinuitas tulang atau tulang rawan atau jaringan nekrotik dan benda asing
gigi 3. Hemostasis Macam-macam fraktur maksila
Fissura : keretakan tulang (btk tlg tidak berubah) 4. Penghilangkan tegangan pada penutupan luka : Berdasarkan lokasi
Infraksio : tidak terputusnya kontinuitas tulang (tlg tdk putus undermining, jahitan subkutis 1. Fraktur proc alveolaris
jadi 2 bagian 5. Penutupan kulit : hecting 2. Fraktur vertikal (meliputi palatum durum)
Vulnus : terputusnya kontinuitas jaringan lunak 6. Antibiotika 3. Le Fort I/ Guerin/Transversal/Horizontal/Floating
Max
Macam-macam trauma Nb. Pemberian TT (aktif) dan ATS (pasif) dws: 250-500 u, 4. Le Fort II/Pyramidal
1. Trauma datang dari luar tubuh anak di atas 10 th 250, 5-10 th, 125 u, 5. Le Fort III/ Transverse
2. Trauma dari dalam tubuh facial/Craniofacialdisjuction
3. Trauma langsung mengenai tulang Trauma jaringan keras 6. Nasoethoid
4. Trauma tidak langsung mengenai tulang Macam-macam jenis fraktur 7. Komplek zygomatic
1. Complete 8. Orbita : blow in blow out (dasar sinus pecah)
Trauma jaringan lunak 2. Incomplete 9. Panfacial/Multiple
Berdasarkan besarnya kerusakan jaringan 3. Greenstick
1. Luka dg kerusakan jar yang min 4. Simple/Close Macam-macam fraktur mandibula
2. Luka bersih dg kerusakan jar cukup luas tanpa 5. Compound/Open (plg banyak sesuai no urut)
nekrosis 6. Single 1. Angulus mandibula
3. Luka kotor dengan kerusakan jaringan yang luas 7. Multiple 2. Kondilus
disertai nekrosis jaringan 8. Comminuted 3. Corpus pad adaerah molar
9. Depressed 4. Corpus pada daerah mentalis
Berdasarkan kemungkinan infeksi 10. Impacted 5. Symphisis mandibula
1. Luka yang bersih 11. Complicated 6. Corpus pada daerah kuspid
2. Luka yang berpotensi menjadi infeksi 7. Ramus mandibula
3. Luka yang terinfeksi Tanda klinis 8. Median line
1. Gejala aspesifik : gejala umum (hilang kesadaran) dan 9. Coronoid
Berdasarkan bentuk luka gejala lokal (sakit, perdarahan, bengkak, dst)
1. Luka abrasi/ekskoriasi 2. Gejala spesifik Penatalaksanaan fraktur
2. Luka memar/kontusio - displacement/dislocation fragmen tlg Initial asessment: Airway, Breathing, Circulation
3. Luka laserasi/ robekan - abnormalitas mobility Secondary assesment
4. Luka sayat/insisi - krepitasi - Perawatan umum thd komplikasi yang menyertai
5. Luka tusuk/vulnus punktum - discolorisasi - Perawatan pada luka jar lunak
6. Luka tembus/vulnus penetratum - diability - Pemeriksan klinis yang teliti dg ront foto
7. Luka tembak /vulnus schlopetorium - Menentukan tipe dan mcm fraktur
8. Luka gigitan/vulnus mossum Menegakkan diagnosa fraktur - Mencegah dan merawat infeksi
9. Luka bakar 1. mengetahui riwayat kecelakaan - Memberikan imobilisasi sementara yang tepat
2. melakukan pemeriksaan fisik - Memilih cara pemberian anastesi yg tepat
Penanganan luka jaringan lunak 3. melihat dan memeriksa gejala fraktur - Memilih reduksi
1. Imobilisasi dan elevasi bagian yang terluka untuk 4. pemeriksaan inspeksi - Fiksasi dan imobilisasi
mengurangi rasa nyeri dan edema 5. pemeriksaan manual
6. radiografis Reduksi

34
DEVIL’ S NOTES DEVIL’ S NOTES DEVIL’ S NOTES

Mengembalikan fragmen pada posisi yang tepat 2. Pesawat Craniomandibula : gigi berada dlm
(Close red dan open red) keadaan oklusi dan disatukan dg intermax
wiring fixation & external traction
Indikasi open reduksi 3. Malar Mandibular fixation
1. Tidak cukup gigi geligi untuk fiksasi C. Fiksasi internal : transosseous wiring/pin/plating
2. Fraktur ramus ascendens dan kondilus dg
displacement yang besar Immobilisasi
3. Fraktur corpus mandibula dg displacement yang besar Mempertahankan fiksasi, meniadakan rasa sakit, krepitasi,
4. Non union fraktur fungsiolesa
5. Mal union fraktur
6. Fibrous union fraktur Pada Close reduction : fiksasi dan imobilisasi dilakukan
7. Delayed union bersamaan
8. Dg Bone grafting dan bedah orthognatik
9. Ada interposisi antara fragment2 tulang Pada Open reduction : tindakan reduksi dan imobilisasi
dilakukan terpisah
Indikasi close reduksi
1. Gigi-gigi RAdan RB cukup banyak sehingga oklusi
masih cukup baik sehingga dapat dipakai sebagai
pegangan untuk fiksasi
2. Pasien edentulous dengan fraktur corpus mandibula
dg displacement minimal (protesa tembus ke tlg dan
ikat)

Fiksasi
Mempertahankan fragmen yang telah direposisi tetap pada
tempatnya
Macamnya untuk mandibula:
1. Indirect dental fixation : pengikatan gigi2 RA&RB dg
kawat atau arch bar (Intermaxillary wiring)
2. Direct dental fixation : dg splint, bar, rigid arch bar
(Intramaxillary wiring)
3. Indirect skeletal fixation : External pin fixation,
Circumferencial witing, Head cap, Head bandage
4. Direct skeletal fixation: Plating, Intraosseous wiring
(ekstra dan intra oral), Intar Medulary wire/pin

Maksilla
A. Fiksasi intramaksilaris dan intermaksilaris
B. Fiksasi eksternal
1. Pesawat Craniomaksila : Head appliance

35
DEVIL’S NOTES DEVIL’S NOTES DEVIL’ S NOTES

SARAF ipsilateral
Anatomi saraf V. Trigeminal Inability to feel touch,
(opthalmicu weakness of masseter
s, max,
mand)
VI. Abdusencen Inability of eye to look
t ipsilateral
VII. Facial Inability to raise eyebrows,
hold eyelids close,
symmetrically smile, pucker
(mengerutkan) and evert low
lip
VIII. Acusticus Poor hearing or vertiga
IX. Glossophary Failure of uvula to elevate on
ngeal stroke
X. Vagus Failure of uvula to elevate on
stroke
XI. Accesory Weakness in turning head
XII. Hypoglossal Deviation of tongue to one
Klasifikasi side
- Neuropraksia : berkurangnya fungsi serabut2 saraf
perifer dalam waktu singkat akibat penekanan, obat atau Facial nerve
rangsangan dingin dan menyebabkan paralisis sementara
pada serabut motorik dan sensorik
- Aksonotmesis : kerusakan cukup berat atau cedera
regangan yang menyebabkan terputusnya kontinuitas
akson tetapi jaringan ikat pendukungnya tetap utuh
- Neurotmesis : suatu cedera yang parah pada jaringan
saraf ditandai dengan putusnya batang saraf
-

Cranial nerve

Cranial nerve Abn test result


I. Olfactory Unable to identify odor
II. Optic Failure of pupil to constrict or
presence
III. Oculomotor Failure of pupil to constrict or
presence of ptosis
IV. Trochlear Inability of eye to look
DEVIL’S NOTES DEVIL’S NOTES DEVIL’ S NOTES

TMJ

Anatomi
TMJ dibentuk oleh kondilus mandibula yang terletak tepat
pada fossa mandibula dari tulang temporal. Keduanya
dipisahkan oleh diskus artikularis
Diskus artikularis terbagi 3 bidang sesuai dengan
ketebalannya:
- Anterior border
- Zona intermediate (bg tengah)
- Posterior border (zona bilaminer)
o Superior : serat2 kolagen
o Inferior (zona fasiculata) : pembuluh darah

Gambar: anatomi TMJ

Gerakan membuka mulut


DEVIL’ S NOTES DEVIL’ S NOTES DEVIL’ S NOTES

Macam-macam Kelainan TMJ (Okeson)


1. Dearangement of condyle-disc complex
a. Disc displacement
b. Disc dislocation with reduction
c. Disc dislocation without reduction
2. Structural incompatibility of the articular surfaces
a. Deviation in form
 Disc
 Condyle
 Fossa
b. Adherences and adhesions
 Disc to condyle
 Disc to fossa
c. Subluxation (hypermobility)
Pada saat membuka mulut 35-40 mm hanya rotasi, membuka Terminologi TMJ d. Spontaneous dislocation
mulut 40-50 mm gerakan rotasi dan translasi. Ankilosis : imobilisasi atau fiksasi sendi akibat keadaan 3. Inflammatory disorder of the TMJ
Rotasi: diskus bergerak sedikit ke posterior, kondilus ke patologis yang dapat bersifat intrakapsuler atau a. Synovitis/capsulitis
anterior, retrodiscal tissu dlm kead istirahat, m pterigoid ekstrakapsuler b. Retrodiscitis
lateral inferior kontraksi, m pterigoid lateral superior Artralgia : rasa sakit pada sendi c. Arthritides
relaksasi Artritis : radang sendi  Osteoarthritis
Translasi: diskus berserta kondilus bergerak ke anterior Osteoartritis : keradangan sendi dengan etiologi tidak  Osteoarthrosis
mengikuti guiding line sampai eminentia artikularis, sedangkan diketahui ttp dianggap berkaitan dengan umur  Polyarthritides
retrodiscal tissu, m pterigoid lateral inferior dan superior Artritis rheumatoid: keradangan sendi yang melibatkan sendi2 d. Inflammatory disorder of associated
kontraksi lain (poliartikular) akibat autoimune structures
Artrosis : proses degenerasi sendi bukan akibat keradangan  Tempora tendinitis
Gerakan menutup mulut Krepitus : bunyi derak pada sendi  Stylomandibular ligament inflammation
Diskus artikularis bergerak ke anterior, kondilus ke posterior Discitis : suatu keadaan dimana diskus interarticularisdan
untuk mempertahankan kedudukan kondilus agar tetap berada perlekatannya mengalami keradangan dan sakit bila dipalpasi I. Internal Deragement
pada zona intermediate, m pterigoid lateral superior Dislokasi /luksasi : pergeseran abnormal dari satu tulang atau
kontraksi, retrodiscal tissue dan m. perigoid lateral inferior sendi
relaksasi Subluksasi : dislokasi sebagian atau dislokasi swareduksi pada
sendi
Pergeseran anterior : pergeseran discus baik swareduksi atau
nonswa reduksi
Closed Lock : kegagalan swa reduksi diskus yang mengalami
pergerseran ke anterior
Mialgia : sakit pada otot
Gambar: Normal & Internal derangement
Miospasme : spasme atau kejang otot
Pengertian
Pseudoartrosis : persendian palsu akibat tidak menyatunya
- Hubungan anatomis yang tidak normal antara meniskus,
tulang setelah mengalami fraktur
kondilus mandibular, fossa glenoidalis dan eminensia
Trismus : spasme otot pengunyahan
artikularis (Kawamura, 1997)

38
DEVIL’S NOTES DEVIL’S NOTES DEVIL’ S NOTES

- Suatu bunyi klik yang khas dari sendi karena perubahan Gambar: Close lock
tempat dari diskus atau kemungkinan lain karena adanya
obstruksi mekanik pada pembukaan mulut (Gray, 1994) Internal Dearangement with reduction : diskus masih dapat
- Perubahan tempat dari diskus artikularis yang kembali tanpa bantuan..
mengakibatkan tidak normalnya kontak antara permukaan gejala klinis ada open & closed clicking (reciprocal click
sendi dan penyebab masalah mekanik (Stengenga, 1991) pembukaan mulut normal dan tanpa nyeri, midline mandibular
- Gangguan mekanik sendi yang terlokalisir yang berhubungan deviation.
dengan kelancaran gerakannya (Gawelin, 2002)

Mekanisme Terjadinya ID
Normal
Kondilus bergerak ke anterior oleh tarikan m.pterigoid lat sup,
ligamen retrodiskal supe meregang, memutar diskus di bagian
posterior kondilus. Tekanan interartikularis akibat otot
Gambar: Internal Dearangement with reduction
pembuka mulut akan mempertahankan kondilus tetap pada
intermediate zone dan mencegah anterior border bergerak ke
Internal Derangement without reduction /close lock jaw
posterior
Gambar: Resiprocal clik diskus tidak dapat kembali ke posisi normal pada kondilus.
Diskus berada tetap pada posisinya selama pergerakan.

Keadaan lebih parah, diskus berada jauh lebih anteromedial,


Perubahan morfologi, discal ligament memanjang, diskus
posterior border menipis, lateral discal ligamen, superior
tergelincir melalui permukaan artikularis dari kondilus.
retrodiscal ligamen lebih memanjang, sperior discal lamina
Tarikan otot terus menerus menyebabkan posterior border
kehilangan elastisitas, gerakan translasi kondilus akan
diskus memanjang dan diskus dapat bergerak lebih ka antero
dihambat oleh kondilus → close lock jaw
medial. Posterior border menipis, kondilus terletak pada Gambar: Internal Dearangement without reduction
posterior border → displacement
Gejala klinis: Clicking (-), Nyeri, terbatas pembukaan
Pada saat menutup rahang, kondilus bergerak translasi mulut & defleksi mandibula.
melewati diskus (tidak ada pada sendi normal). Selama
pergerakan, terjadi peningkatan interartikular. Terdengar Etiology
bunyi klik pada saat kondilus melewati posterior border 1. Makrotrauma : tarikan berlebih akibat fraktur,
menuju intermediate zone → single click kontusio sendi, trauma iatrogenik
2. Mikrotrauma : clenching, bruxism, kebiasaan
Semakin kronis diskus terletak lebih ke anterior dan kondilus mengunyah tidak khas, menggigit kuku
terletak lebih posterior dari posterior border. Klik kedua 3. Osteoartritis
terdengar pada saat kondilus bergerak dari intermediate zone 4. Faktor oklusal : maloklusi kelas II
menuju posterior border → reciprocal click
Terapi
1. Nonbedah
a. Reposisi
DEVIL’S NOTES DEVIL’S NOTES DEVIL’ S NOTES

c. Disektomi : pengambilan discus

Gambar : reposisi

b. Artroskopi : irigasi sendi dg alat


b. Fisioterapi II. Ankylosis
c. Farmakoterapi Adalah perlekatan permukaan kapsuler sendi yang disebabkan
d. Occlusal splinting (8-10 mg) adanya perlekatan jaringan fibrous atau tulang pada sendi dan
dapat melibatkan kondilus, diskus dan fossa sehingga
mandibula tidak dapat bertranslasi pada fossa.

Klasifikasi
1. Ankilosis Intrakapsuler
Menurunnya pembukaan mulut karena kelainan di
dalam sendi akibat : perlekatan antara permukaan
Gambar : Occlusal splint kapsuler sendi yang melibatkan kondilus, diskus dan
kompleks fossa karena pembentukan jaringan fibrous
atau tulang.
2. Ankilosis Ekstrakapsuler
2. Bedah Menurunnya pembukaan mulut disebabkan adanya
a. Artrosentesis : irigasi sendi kelainan di luar sendi : kontraktur otot, pemanjangan
proc coronoid, trauma pada daerah arkus
zigomatikus, infeksi otot temporalis, fiksasi
intermaksiler tll lama, infeksi gigi dan telinga.

Terapi
Konvensional
- Penyuntikan kortikosteroid pada daerah interkapsular
untuk merusak fibrokartilago artikuler
- Arthroscopic surgery
Bedah
- Gap arthroplasty
DEVIL’S NOTES DEVIL’S NOTES DEVIL’ S NOTES

- Osteoarthrectomy - Kontraksi otot dan spasme mengunci proc condylus


- Kondilektomi sehingga menyebabkan terhalangnya gerakan menutup
- Kondilotomi
- High condilar shave V. Keradangan sendi
 Synovitis
III. Subluksasi/hypermobility  Capsulitis
Clinical description of the condyle as it moves  Retrodiscitis
anterior to the crest of the articular eminence. It is not a  Artritis : osteoartritis, osteoarthrosis,
pathologic condition but reflects a variation in anatomic from polyarthritis
of the fossa  Temporal tendinitis
 Stylomandibular ligament inflamation
The patient reports a locking sensation whenever the jaw is
opened too wide. The patient can return the mouth to the Definitive treatment biasanya gak ada
closed position but often reports a little difficulty. Supportive treatment : antibiotik, analgetik, muscle
relaxant
Clinical characteristics
During the final stage of maximal mouth opening, the condyle Gambar2
can be seen to suddenly jump forward with a “thud” (bunyi
gedebuk) sensation.

Therapy
Surgical alteration of the joint itself and eminectomy (too
agresive)
Supportif therapy :
- the patient must learn to restrict opening so as not
to reach the point of translation that initiates the
interference
- wearing the device develops a myostatic contracture
of the elevator muscles, thus limiting mouth opening
to the point of subluxation

IV. Dislokasi
- Dislokasi unilateral dan bilateral kemungkinan besar
terjadi bila mandibula mengalami benturan/pukulan
saat dalam posisi terbuka. Pukulan dari anterior akan
menekan symphisis lebih jauh ke arah inferoposterior
sehingga mengakibatkan pergeseran yang melebihi
batas normal sehingga menimbulkan dislokasi
- Kapsula dan ligamen temporomandibula mengalami
gangguan sehingga memungkinkan processus condylys
bergerak lebih ke depan dari eminentia artikularis
dan ke superior pada saat membuka mulut
DEVIL’ S NOTES DEVIL’ S NOTES DEVIL’ S NOTES

3. Keseimbangan psikologis : hal-hal diatas tidak jarang Bedah orthognati ialah suatu tindakan bedak koreksi pada RA
BEDAH ORTHOGNATI IBM 2 ( DRG IDA AYU ) mempengaruhi. Masalah psikologis seperti rendah diri, maupun RB yang ditujukan untuk memperbaiki kelainan tsb
faktor lain yg menjadi latar belakang motivasi keinginan diatas.
Pendahuluan dirawat, harapan atau bayangan mengenai hasil
Sistem Stomagtonati adalah sistem yg scr anatomis perawatan yang akan dicapai harus dapat digali dari Etiologi Disgnati :
meliputi : organ yang berperan pada proses anamnesa karena pada pasien disgnati seringkali A. Kongenital
1. Pengucapan dan bicara perubahan organis disertai dengan perubahan psikologis 1. Teratogenik
Terdiri dari ; bibir, gigi, langit lunak/keras, uvula dan 2. Hemifasia mikrostomia
lidah Terminologi jenis disgnati mengacu pada penampilan klinis 3. Mandibulofasial disostosis
2. Pengunyahan dan penelanan mandibula, yaitu: 4. Sindrom kraniodisostosis
Terdiri dari ; tulang RA & RB, gigi, otot pengunyahan,  Prognati : mandibula terletak lebih ventral 5. Fasial clefting
TMJ, langit dan lidah  Retrognati : mandibula terletak lebih dorsal 6. Celah bibir dan langit-langit
 Mikrognati : mandibula berukuran kecil 7. Pada kelainan spt celah bibir/langit, Sindrom Crouzon
Kelainan pada organ ini saling berkaitan dan saling  Makrogeni : dagu berukuran besar (Gbr 1A), Piere Robin (Gbr 1B), Treacher Collins (Gbr
mempengaruhi secara langsung.  Mikrogeni : dagu berukuran kecil 1C) dan agenasi gigi maupun aplasia prosedur kondilus
sering disertai simptom dentofasial.
Istilah orthognati secara harfiah berasal dari Orthos yang Pada sefalometri penampilan klinis mandibula ini dapat mutlak
berarti lurus dan Gnathos yang berarti rahang. Meluruskan merupakan kelainan mandibula, atau relatif dimana kelainan
rahang berarti : terletak pada tulang fasial lain atau pada jaringan lunak.
1. Mengikut sertakan gigi
2. Mempengaruhi sendi TMJ yg dlm fungsinya sgt tergantung DISGNATI
dari keadaan rahang dan gigi Disgnati adalah sindrom kelainan dentofasial dimana hubungan
3. Menyebabkan otot-otot pengunyahan yng seluruhnya rahang beserta gigi antara RA & RB, dan/atau antara rahang
berikatan pada tulang rahang untuk menyesuaikan diri pada A B C
dan tulang fasial maupun jar.lunak tidak seimbang secara
kedudukan yang baru Gambar 1: Kelainan kongenital
fungsional maupun estetik.
Adalah suatu keadaan deformitas dentofasial atau
Bedah orthognati sebenarnya telah dilakukan sejak 40 thn yg B. Gangguan pada masa pertumbuhan
dentoskeletal yang :
lalu (Derek Henderson, 1985) dgn tujuan untuk melakukan 1. Penyakit :
1. merupakan ketidakseimbangan ukuran, btk, dan fungsi gigi
koreksi dentoskeletal atau dentofasial yang dikenal dengan a. Radang, mis : rheumatoid artritis
dan RA atau RB
istilah Disgnati dimana perawatan konsevatif yang lain tidak b. Infk, mis : osteomielitis, noma
2. menyebabkan kelainan fungsi s. stomatognati
mencapai hasil yang memuaskan. Di FKG Unpad telah mulai c. Hormonal, mis : akromegali
3. menyebabkan kelainan estetik wajah
dirintis sejak 1983 dalam kerja sama dengan Vrije Unversiteit d. Displasi, mis : displasia kondilus
4. dapat disertai dengan kelainan psikologis
Amsterdam. e. Gangguan neromuskular
2. Kebiasaan buruk, mis ; mengisap jempol, tidur atau
Penanganan kasus dentofasial atau dentoskeletal telah
Koreksi ini dimaksudkan untuk mencapai : mengunyah satu sisi
berkembang pesat dan merupakan perwatan interdispliner
1. Keseimbangan fungsional sistem stomatognati yang 3. Gangguan fungsi pengunyahan
khususnya Bedah Maksilofasial dan Orthodonti dan
meliputi otot-otot pengunyahan, tulang mandibula dan 4. Kehilangan dini dari gigi dapat merubah dimensi dan
membentuk subdivisi bidang ilmu Bedah Orthognati atau
maksila, lengkung dan oklusi gigi-gigi serta TMJ ukuran rahang
Surgical Orthodontics.
2. Keseimbangan estetik dari ukuran, btk, dan 5. Trauma :
perbandingan bagian wajah terutama sepertiga tengah a. Pasca luka jar lunak dan/ keras
dan sepertiga bawah wajah b. Trauma bedah pasca labio-palatochizis

42
DEVIL’ S NOTES DEVIL’ S NOTES DEVIL’ S NOTES

c. Trauma fisik, dapat perinatal, masa kanak dan Setiap disgnati ditandai dengan adanya disoklusi yang Keadaan dimana relasi antara RA & RB sgt berjauhan.
remaja mengakibatkan ggn fungsi dalam derajat yang berbeda- Biasanya karena tidak bergigi dalam waktu lama sehingga
d. beda. posisi mandibula makin ke depan, pd psn anodontia
e. Fraktur Pada prognati dgn open bite, insisif tidak dapat menggigit disertai prognati yg ekstrim
dan pengunyahan sering terganggu. Hal ini selanjutnya
C. Herediter dapat menyebabkan ggn gastrointestinal. 5. Faktor psikologis (Hambatan psikologis)
Herediter dapat juga berperan dlm hal prilaku Palatal bite/deep yang biasanya menyertai terognati Primer : oleh krn keadaan fisik
mengunyah, menggigit serta bentuk dan ukuran gigi dan menyebabkan trauma pada palatum dan jar periodontium Sekunder : tanggapan atau reaksi lingkungan
rahang yang diturunkan dari kedua ortu gigi ant atas dengan akibat ekstrusi dan longgarnya gigi Sebenarnya setiap orang mempunyai rasa tidak puas
tsb. mengenai penampilan fisiknya dalam derajat yang
Indikasi perawatan orthognatik Keaadaan lain adalah cross bite, excessive overbite, berbeda-beda. Disebut primer bila memang disebabkan
Penderita disgnati dirawat oleh suatu tim yang terdiri dari deviasi midline, protrusi dan gummy smile. oleh keadaan penderita akan keadaan fisiknya. Hal ini
SpBM, Orthodonti, Prostodonti. menjadi sekunder bila hambatan psikologis terjadi karena
Pada usia 8-14 thn keadaan atau kecenderungan disgnati Bila disoklusi memerlukan pergeseran gigi lebih dari bats- adanya tanggapan/pendapat/reaksi dari lingkungan
dirawat Ortodonti dimana pada usia ini masih dimungkinkan batas di bawah ini maka dipertimbangkan suatu indikasi padahal pada awalnya penderita tidak merasa terganggu.
modifikasi dari pertumbuhan rahang dengan yg pada bedah orthognati. Batas tsb adlh : Perawatan fisik berupa bedah orthognati dapat membantu
prinsipnya adalah untuk menahan pertumbuhan rahang yang 1. Insisf atas dpt digerakan ke post maksimal 6mm. keadaan ini.
berlebih atau sebaliknya merangsang pertumbuhan rahang Kurang dari 6mm bila posisi awal tegak tidal flared Misal : Bila hasil perawatan othodonti yang berupa
yang kurang. Lewat usia ini maka ketidakseimbangan rahang 2. Insisif bwh dpt digerakkan ke posterior maks 2mm, kompromi/kamuflase memang memperbaiki letak, susunan,
sulit sekali dimanipulasi shg salah satu dari dua kemungkinan bila lebih terjadi relaps ukuran dan oklusi gigi, tetapi tidak merubah profil,
dibawah ini akan terjadi : 3. Overbite dpt dinaikan maks 4mm padahal penderita mempunyai hambatan psikologis, perlu
1. Keadaan kompromi dimana dicapai kontak gigi atas dan 2. Kelainan TMJ dipertimbangkan suatu reposisi rahang. Seringkali
bawah semasimal mungkin tanpa merubah Pada retrognati absolut karena def mandibula maka sbg lingkungan menghindar untuk berbicara atau menyarankan
kertidakseimbangan hubungan RA dan RB kompensasi pada saat mengunyah ada kecenderungan sesuatu pada seseorang penderita apalagi bila kelainannya
2. Relapsnya disgnati karena letak gigi pada rahang yang pasen untuk menarik mandibula ke depan dan cukup mengganggu. Karena itu informasi yang realistis
sangat tidak sesuai dgn arah daya pada saat rahang menyebabkan habitual hipermobilitas dan menimbulkan dari dr, drg, spesialis dan petugas medis lain yang terkait
berfungsi keluhan sendi atau otot. Hal sebaliknya terjadi pada akan sgt membantu.
3. Hambatan psikologis prognati dimana kompensasi untuk memaksimalkan oklusi Sebaliknya bila seseorang tidak puas dengan
4. Primer : oleh krn keadaan fisik pada gilirannya membebani TMJ. penampilannya padahal dari segi fungsi dan estetik
5. Sekunder : tanggapan atau reaksi lingkungan Bila disgnati disertai dengan : normal, maka harus berhati-hati akan adanya harapan
a. Bunyi clicking pada TMJ pasen yg tidak realistis.
Bedah Othognati diindikasikan bila terdapat : b. Pola pergerakan pembukaan dan penutupan mulut
1. Disoklusi tidak satu garis lengkung melainkan berjenjang 6. Faktor estetik
2. Kelainan TMJ (stepwise) Profil kurang baik atau wajah asimetri
3. Kelainan pengucapan/bicara c. Rasa sakit pada TMJ pada saat membuka dan
4. Pre prosthetic pada anodontia prognati mandibula yag menutup mulut, perlu diteliti kemungkinan indikasi Indikasi dan Kontraindikasi
ekstrim bedah orthognati Perawatan kelainan dentofasial dapat berupa :
5. Hambatan psikologis 3. Bicara 1. Perawatan orthodonti dimana pertumbuhan rahang
6. Faktor estetik Kesulitan pada pengucapan atau bicara, misal pada masih dapat dimodifikasi. Perawatan biasanya
keadaan open bite dan prognati yang ekstrim dapat mengaktifkan otot dan memodifikasi pertumbuhan tlng
1. Dis-oklusi diperbaiki dengan bedah orthognati dan hanya dapat dilakukan sampai usia 12 tahun
4. Pre Prostetik

43
DEVIL’ S NOTES DEVIL’ S NOTES DEVIL’ S NOTES

2. Perawatan orthodonti dimana pertumbuhan tdk dpt lagi 4. Memudahkan tindakan bedah dengan membuka atau mandibular advancement ) dengan tehnik sagital split
dimodifikasi tapi masih dapat dilakukan kompromi atau menutup rahang interdental sesuai keperluan (SS) dapat tanpa atau disertai genioplasti.
kamuflase shg yang dihasilkan adalah kompensasi dental Tujuan perawatan orthodonti pra bedah adlh : Untuk D. Retrognati mandibula relatif dengan sudut mandibula
pada ketidakharmonisan skeletal (corective). Kelainan memudahkan tindakan pembedahan pada waktu menggeser curam.
gigi yg berupa crowded/malignment hampir selalu dapat letak tulang rahang ke posisi yg direncanakan tanpa Perawatan :
dikoreksi dengan perawatan orthodonti, tetapi tetap adanya rintangan oklusi atau kontak gigi. Bila diperlukan dpt dilakukan ekspansi RA dengan
ada keterbatasan sejauh mana gigi dapat digerakan, Untuk mempersiapkan susunan dan posisi gigi pada masing kortikotomi diukur dari M2 kiri kanan < 5mm.
terutama pada cross bite, deep bite, open bite, protrusi rahang dimana stlh rahng digeserkan gigi dapat beroklusi Pergeseran ke ventral < 5mm diukur dari garis
insisif yg desrtai dengan kelainan bentuk, ukuran dan dalam posisi kls I Angle dgn interdigitasi yang baik. paranasal.
dimensi rahang. Hal-hal tsb pada tahap pra bedah seringkali merupakan E. Retrognati mandibula absolut dengan sudut
Mis pd kls II Angle dgn mikrognati, sulit untuk dekompensasi yaitu mengembalikan gigi atas dan bawah mandibula curam
menggerakan secara bodily gigi bwh kedepan dan gigi yang berkontak secara kompensasi, misal : pada kls III
atas ke blkng sanpai terjadi oklusi, sehingga yang Angle dimana anterior bawah sgt retrusi dan sgt protrusi
dilakukan adalah gerakan tipping dengan hasil dental dlm usaha mencari kontak maka dekompensasi akan
KLASIFIKASI ANGLE
kompensasi menyebabkan gigi tidak berkontak dan crosbite seolah-
3. Kombinasi antara perawatan orthodonti dan olah lebih parah.
pembedahan. Tahap dapat berlangsung 4-1 thn. Pada kasus ttt dpt
Perawatan orthodonti memperbaiki lengkung, susunan mencapai 2 tahun.
dan angulasi gigi, sedangkan pembedahan memperbaiki Tahap Bedah :
ukuran, letak dan hubungan rahang. Tipe disgnati dan jenis perawatannya ;
A. Prognati mandibula dgn sudut mandibula datar atau
Kontraindikasi : normal
Umur adlah hal yg sgt penting pada bedah orthognati. Perawatan :
Biasanya pertumbuhan tulang berlangsung sampai umur 18 Mandibula digeser ke belakang ( setback ) dengan
tahun. Saat ini adalah batas minimal untuk dilakukannya tehnik bedah Vertical Ramus Osteotomy (VRO).
perawatan bedah. Pada kasus retrognati dgn sudut mandibula Pergeseran biasnya 6-7mm. Mak 10 mm.
normal operasi dapat dilakukan di bawah umur ini. Tetapi pada Osteotomi Le Fort I dilakukan bila, pertama defisien
prognati dgn kecenderungan open bite, harus menunggu sampai jelas terletak pada maksila atau kedua, bila
pertumbuhan selesai. pergeseran RB saja akan melebihi 10mm. Dalam hal ini
LF I dilakukan bersama-sama dgn VRO yg disebut
Tahap perawatan kelainan Dentoskeletal : bedah secara bimaksiler.
A. Perawatan Orthodonti Pra Bedah B. Prognati mandibula dgn sdt mandibula curam.
Maksud perawatan orthodonti pra bedah adalah unt : Perawatan :
1. Merapihkan susunan letak gigi pada masing rahang VRO. Kadang diperlukan rapid palatal expansion (RPE)
atas maupun bwh terlepas dari hubungan oklusi atas dengan atau tanpa kortikotomi bila diskrepansi
dan bawah dengan memperhatikan terbentuknya ukurann RA dan RB sgt ekstrim dan RA hipoplatis.
kurva Spee dan Monson Seringkali diperlukan tindakan bedah bimaksiler.
2. Mencapai bentuk dan ukuran lengkung yang C. Retrognati mandibula dgn sdt mandibula datar.
proposional Perawatan :
3. Menentukan posisi AP dan sup-inf dari gigi I dlm LF I. Disini juga sering diperlukan bedah bimaksiler
inklinasi yg senormal mungkin thp basal tulang rahang bersama dengan pergeseran mandibula ke depan (

44
DEVIL’ S NOTES DEVIL’ S NOTES DEVIL’ S NOTES

 Deviasi rahang dan dagu (C)


 Sukar menutup bibir/hipertonus otot
 Asimetri dan ketidak seimbangan dimensi-dimensi wajah
(D)

A B C D
Intra Oral ; Dilihat jumlah, bentuk, ukuran, letak dan susunan
gigi, gusi, lidah, pipi, langit, dst:
 Malalignment gigi (A)
 Cross bite (A)
 Deep bite
 Open bite (B)
 Gummy smile © Beberapa sudut dan garis yg penting pada rencana perawatan
adalah :
 S : Titik tengah cekungan sella turtisca
 N : Titik terdepan dari sutura frontonasalis
ANALISA, DIAGNOSA DAN RENCANA  A : Titik plg belakang dari tulang basal maksila
A B C
 B : Titik paling belakang dari tulang basal
BEDAH dibuat berdasarkan : 2. Analisa Radiologis (Skeletal)
mandibula
1. Pemeriksaan klinis Sefalometri dibuat untuk menganalisa kedudukan, ukuran,
 Pg : Titik terdepan dari tonjolan dagu
a. Ekstra Oral bentuk dan perbandingan bagian rahang, wajah dan kepala,
 Gn : Titik yang letaknya ditengah anatara Pg
b. Intra Oral serta profil jar.lunak untuk menebtukan diagnosa disgnati.
dan titik terbawah dagu
2. Radiologis Sefalometri penting untuk :
 Go : Titik potong anatara garis singgung tepi
3. Analisa model 1. Menentukan jenis kelainan ; retrognati, prognati atau
ramus dengan garis singgung tepi bawah mandibula
4. Evaluasi psikologis progeni
 SNA : Sudut yg terbentuk oleh SN dan AN.
5. Analisa fotografi 2. Menentukan jenis operasi
Normal 78-86
1. Pemeriksaan Klinis 3. Prognosa dalam stabilitas hasil operasi
 SNB : Sudut ini memperlihatkan kedudukan
Anamnesa dan pemeriksaan fisik umum. Selanjutnya Dari Ro lain dilihat adanya gigi-gigi impaksi yang dpt berada
mandibula thp kepala, N 76-84
pemeriksaan khusus meliputi : pd garis pemotongan tulang. Juga kualitas dari tulang rahang
 SNPg : Sudut ini memperlihatkan kedudukan dagu
Extra Oral : Inspeksi profil, rahang : ukuran-sudut-simetri- dan keadaan TMJ.
thp kepala. Biasanya 2-3 drjt > dari SNB
relasi, otot pengunyahan, fasial, gigi open bite, deep bite-
 SNGoGn : Sudut ini memperlihatkan kedudukan tepi
crossbite-protrusi,tonus bibir, tulang pipi, paranasal. Secara
bawah mandibula thp kepala
garis besar dapat dilihat adanya :
 SNFH : Sudut ini memperlihatkan kedudukan
 Retrognati dgn atau tanpa adanya protrusi maksila dan
rahang atas thp kepala
gigi-gigi (A)
Pada sefalometri juga dilihat profil jar.lunak menurut Kole dan
 Prognati dgn atau tanpa retroposisi maksila atau gigi-gigi
Gonzales Ulloa.
(B)

45
DEVIL’S NOTES DEVIL’S NOTES DEVIL’ S NOTES

Dari panoramic dapat dilihat kondilus, keadaan molar terakhir


dan kelainan laian. Kadang juga diperlukan dental foto,
schedel dan foto TMJ dalam keadaan terbuka dan tertutup

3. Analisa Model
Dibuat model studi dimana dipelajari hasil akhir dari
perawatan ortodonti pra bedah, yaitu :
a. Kurve Spee dan Monson RA&RB harmonis
b. Gigi-gigi yang mengalami kontak prematur dan masih
dapat diatasi dgn grinding
c. Apakah interdigitasi cukup atau diperlukan suatu
oklusal guidance berupa wafer

Pada model dilakukan penghitungan dan penandaan serta


1/5
simulasi reposisi skeletal yang akan, kearah mana dan berapa 1/5 1/5 1/5 1/5
jauh maksila dan/atau mandibula harus digeser.

Gambar: Hk 1/5
Gambar: landmark pd wajah
a. Os malar
b. Dorsum hidung (Saddle/datar)
c. Proyeksi puncak hidung
d. Sdt naso-labial (lebar/900/kcl)
1/3
4. Evaluasi psikologis
e. Sdt labio-mental 90 0
Dilakukan untuk memastikan motivasi penderita dalam f. Sdt mento-cervical 900
menempuh perawtan guna mencegah harapan penderita yang
keliru akan hasil pembedahan 1/3
6. Analisa fotografi
5. Analisa Profil (wajah close up & profil) Dibuat foto wajah dan gigi dalam keadaan oklusi secara close
1/3
Dibuat seri foto close-up wajah dari depan dan samping untuk up dari depan, samping kiri dan kanan. Disini dapat dilihat
mengamati estetik, simetri dan keseimbangan perbandingan 1/3 simetri, ratio bagian wajah dan sebagai bahan perbandingan
2/3
bagian-bagian wajah. Juga sebagai bahan perbandingan pra dan pasca bedah.
penampilan wajah sebelum dan sesuad operasi.
Klasifikasi pada kelainan orthognati sbg berikut :
A. Disgnati Anteroposterior
Retrognati
Tipe 1 :
Gigi atas protrusif, diastema antara gigi ant da
Gambar: Hk 1/3 distoklusi. Skeletal terlihat bahwa dimensi RB kecil shg
didapatkan retrognati murni. RA dapat normal atau >
DEVIL’ S NOTES DEVIL’ S NOTES DEVIL’ S NOTES

besar dari normal shg didapatkan disgnati yg ekstrim. D. Kombinasi A, B, C 1. Pengaturan besar dan bentuk lengkung, mungkin dgn
Keadaan ini diperparah bila didapatkan open bite. ekstrasi (15,25 dan 34,44) atau tanpa ekstrasi
Tipe 2 : DIAGNOSA DAN RENCANA PERAWATAN 2. Pengaturan letak yang mendatar, biasanya karena
Keadaan gigi sama spt diatas, RA besar tapi bawah normal proses adaptasi, dibuat menjadi lebih tegak. Untuk
shg secara klinis terlihat seolah-olah RB terlihat mundur. A. Prognati mandibula dengan tepi mandibula datar atau sementara, visual klinis profil terlihat lebih ekstrim
Keadaan ini disebut retrognati relatif normal 3. Pengaturan inklinasi tegak lurus bila diindikasikan
Tipe 3 : Perawatan orthodonti : bedah bimaksiler sudut tegak lurus jangan terlalu
Keadaan gigi dan lengkung dalam relasi klas I Angle, 1. Bentuk lengkung yg harmonis dan seimbang tegak karena rotasi maksila akan menyebabkan sudut
ukuran dan bentuk rahang masih dalam batas normal tapi 2. Kurve Spee dan Monson lebih tegak lagi
ukuran dagu/proc mentalis kecil shg posisi RB terlihat 3. Lihat perbandingan besar lengkung rahang atas dan Tehnik Bedah :
lebih dorsal. Juga merupakan retrognati relatif bawah 1. Odontektomi M3 bila tdp impaksi 6 bulan pra
4. Penyudutan osteotomi
Prognati Tehnik bedah : 2. Le Fort I osteotomi
Tipe 1 ; 1. Mandibular setback dengan vertical ramus osteotomi. 3. Kemungkinan koreksi bimaksiler ( bila koreksi satu
Gigi bawah dapat rata, berjejal atau labioversi. Secara Pergeseran biasanya 6-7mm. Maksimal 10 mm dan rahang akan menghasilkan rahang yang terlalu lebar
skeletal dimensi RB normal tapi maksila atau tulang fasial garis osteotomi harus agak miring atau panjang )
terutama tlg pipi (os malar) atau bagian tengah wajah 2. Segment osteotomi pada rahang bawah tidak 4. Tanpa/dengan chinplasty
mengalami hipoplasia. Kasus ini merupakan prognati menguntungkan karena bagian ini kecil dan tipis 5. Terjadi clockwise autorotation RB
relatif. 3. Le Fort I osteotomi dilakukan bila defisien jelas 6. Diperlukan wafer bila tinggi oklusi akan dinaikan
Tipe 2 ; terletak pada maksila, atau bersamaan dengan VRO 7. Segmental anterior osteotomi jarang dilakukan
Kedudukan gigi atas dapat rata atau berjejal, gigi bawah bila pergeseran hanya RB melebihi batas yaitu > 10mm 8. Lama fiksasi intermaksiler 5 minggu
dapat rata, berjejal atau labioversi. Sering disertai 4. Lama fiksasi intermaksiler + skeletal 6 minggu
dengan overbite dan overjet yang dalam. Dgn sefalometri D. Retrognati mandibuler relatif dengan sudut mandibula
terlihat dimensi RB > besar. RA dapat normal atau > kecil. B. Prognati Mandibula dengan sudut mandibula curam curam
Keadaan ini disebut prognati murni. Perawatan orthodonti : Perawatan orthodonti :
Tipe 3 ; 1. Lengkung yang baik 1. Pengaturan besar dan bentuk lengkung rahang
Kedudukan, lengkung dan hubungan lengkung atas dan 2. Kurve Spee dan Monson 2. Perhatikan inklinasi Iatas dengan perhitungan pada
bawah baik tetapi ukuran dagu besar/panjang dan 3. Open bite tidak usah ditutup bedah koreksi RA inklinasi ini akan menjadi lebih
terletak ventral shg secara klinis terlihat prognati 4. Penyudutan tegak lurus jangan curam tegak
relatif. 5. Bila ekspansi RA maksimal, cross bite posterior dapat 3. Pengaturan kurve Spee
ditolerir Tehnik Bedah :
B. Disgnati Supero-Inferior Tehnik bedah : 1. Bila diperlukan dapat dilakukan ekspansi RA dgn
Ketidakseimbangan antara segmen 1/3 atas-tengah-bawah 1. Mandibular setback, pergeseran mandibula ke dorsal kortikotomi diukur antara M2 kiri-kanan < 5mm
wajah dengan tehnik vertical ramus osteotomy 2. Pergeseran ke ventral diukur dari garis paranasal <
Terlihat jelas bila mengenai 1/3 bawah, terdiri dari : 2. Kadang diperlukan rapid palatal expansion dgn/tanpa 5mm
1. Hiperplasi mandibula / maksila kortikotomi bila diskrepansi ukuran RA & RB sgt 3. Lama fiksasi intermaksiler + skeletal : 4 minggu
2. Hipoplasi mandibula / maksila ekstrim dimana RA hipoplastis
3. Hiperplasi dagu 3. Sering diperlukan koreksi bimaksiler E. Retrognati mandibula absolut dengan sudut mandibula
4. Hipoplasi dagu 4. Lama fikasasi intermaksiler + skeletal : 6 minggu curam
C. Disgnati Medio-Lateral Perawatan ortodonti :
Penyimpangan ukuran, btk dan dimensi rahang arah C. Retrognati mandibula dengan sudut mandibula datar 1. Pengaturan besar dan bentuk lengkung rahang
mediolateral Perawatan ortodonti : 2. Perhatikan inklinasi tegak lurus

47
DEVIL’ S NOTES DEVIL’ S NOTES DEVIL’ S NOTES

Osteotomi untuk memperpanjang mendibula dapat


HEMIFASIAL MIKROSOMIA dilakukan 3 macam yaitu
defek kongenital yang ditandai dengan anomali kraniofasial (a) Ramus osteotom
yang asimetris, bervariasi dan progresif. HFM meliputi (b) Angular osteotomy
kelainan skeletal, jaringan lunak dan komponen neuromuskular (c) Corpus osteotomy
dari lengkung brakhial pertama dan kedua Macam osteotomi mandibula:
a. Sagital split osteotomi : tehnik mandibular
Gejala klinis pada HFM ini meliputi ekspresi patologis dengan advancement dengan menggeser mandibula ke ventral
variasi yang luas seperti adanya defek rahang dan tulang (depan). (U/BSSO)
skeletal lainnya, jaringan lunak, kulit, otot mastikasi, telinga b. Vertical ramus osteotomi : Untuk menggeser
dan sistem saraf mandibula kearah ventral. Pemotongan tulang
dilakukan pada ramus, tehnik mandibular setback dng
Pruzanky mengklasifikasikan berdasarkan defisiensi menggeser mandibula ke dorsal/posterior (IVRO)
mandibula, yaitu (Mc Carthy, 1997) Gambar 6: c. Segmental osteotomi : mandibula dipotong pada
Tipe I: Hipoplasia ringan pada ramus dan corpus mandibula daerah premolar dan secara horisontal subapikal,
Tipe II: Kondilus dan ramus kecil, kepala kondilus datar, fosa kemudian segmen digeser
glenoid tidak ada. Kondilus berputar pada permukaan d. Genioplasti/chinplasty : dagu dapat diperpendek,
infrafemporal yang datar atau konveks. Prosesus koronoid diperpanjang atau digeser
mungkin tidak ada.
Tipe III: Ramus mungkin hanya berupa lamina tulang yang
tipis ataupun tidak ada. Tidak ada TMJ

Gambar: IVRO
Perawatan
Sagital Split Osteotomi
Anak:
Untuk menggeser mandibula kearah ventral. Pemotongan
Perawatan nonbedah: functional appliance
tulang dilakukan pada ramus dan corpus digeser ke depan
Perawatan bedah:
Tahap I : Augmentasi jaringan lunak
Tahap II : Relasi rahang
Tahap III : Modifikasi bentuk/kontur Vertikal ramus osteotomi

Dewasa
Koreksi pada HFM Valgenik tipe I dan IIA koreksi maksila Segmental Osteotomi
dilakukan dengan osteotomy Le Fort I. Mandibula dipotong pada daerah premolar dan horisontal
Rekonstruksi mandibula adalah dengan bilateral osteotomy. dibawah apeksgigi, kemudian segmen digeser ke depan
Bone graft dapat dilakukan bila dibutuhkan, tergantung
anatomi dan tingkat malformasi

Gambar; BSSO
JENIS-JENIS OSTEOTOMI
1. Osteotomi Mandibula
Pemotongan tulang mandibula dilakukan untuk menggeser
mandibula kearah ventral, atau dorsal.

48
DEVIL’ S NOTES DEVIL’ S NOTES DEVIL’ S NOTES

2. Osteotomi Maksila
Pemotongan tulang maksila dilakukan untuk dapat menggeser
maksila ke ventral, superior dan inf. Juga dapat dilakukan
sedikit perputaran horisontal.
a. Le Fort I osteotomi : maksila dipotong di atas apeks
gigi, melalui dasar sinus dan septum nasalis
b. Le Fort II osteotomi : maksila dipotong melalui garis
Le Fort II. Dilakukan bila bagian perinasal dan
zigomatikomaksilaris sangat datar/hipoplastis
c. Le Fort III osteotomi : dilakukan pada kelainan
craniofasial
d. Segmental osteotomi : anterior tehnik Wassmund,
Wunderer – posterior tehnik Schuchard, Kuffner,
Perko-Bell Gambar : Le Fort II osteotomi
e. Posterior Maxillary Segmental Osteotomy
f. Quadrangular Osteotomy
Gambar: Segmental osteotomy

Genioplasti/Chinplasti
Dagu dipotong untuk memperpendek, memperpanjang atau
menggeser saja

Gambar : Le Fort III osteotomi

Gambar : Le Fort 1 osteotomi

Gambar: Genioplaty

49
DEVIL’ S NOTES DEVIL’ S NOTES DEVIL’ S NOTES

Gambar : Segmental maksila osteotomi 2. Subperiosteal implant


- ditempatkan diatas tulang dibawah gusi

Distraksi Osteognesis

Definisi:
proses biologis terjadinya pembentukan tulang baru secara
bertahap pada segmen tulang setelah dilakukan osteotomi

DO meliputi beberapa fase


1. fase bedah (surgical/osteotomy phase),
2. periode latensi (latency phase), 5-7 hr
3. fase distraksi (distraction phase), 1 mm/hr dibagi
dlm 2 kali smp jarak yang diinginkan
4. fase konsolidasi (consolidation phase) 3 mg-3 bln
5. pelepasan alat atau remodeling
Gambar 1 : Implan Subperiosteal (Peterson,1998)
Keuntungan IMPLANTOLOGI
3. Transosteal implant
perubahan tulang yang terjadi secara bertahap sehingga
- menembus tulang rahang
jaringan sekitarnya termasuk di dalamnya otot dan tendon, Definisi
jaringan saraf, kartilago, pembuluh darah dan kulit dapat Suatu bahan yang relatif inert (biometerial) yang ditanam ke
beradaptasi dengan baik. dalam rulang rahang atau di atas tulang rahang melalui
pembedahan untuk menggantikan satu atau beberapa akat gigi
Alat distraksi dapat dibagi atas
- unidirectional, bidirectional dan multidirectional Macam-macam dental implant
- eksternal dan internal 1. Endosseous implant
- Ditanam di dlm tlg rahang
- Ada 2 mcm : root form dan Blade form
Laporan kasus:

Gambar 2 : Implan transosteal (Peterson,1998)

Lokasi pemasangan implant dental

Gambar: Endoosseusn implant root & blade form

50
DEVIL’ S NOTES DEVIL’ S NOTES DEVIL’ S NOTES

3. Penderita yang menolak pengikiran gigi untuk


pemasangan restorasi jenis fixed Late complications
4. Koordinasi otot mulut yang kurang baik sehingga o Gingival recession
stabilisasi gigi tiruan lepasan sukar dicapai o Loosening of the implant
5. Refleks muntah tinggi sehingga sulit memakai gigi o Implant fracture
A. B. tiruan lepasan o Peri-implant infection
o Mandible fracture
C. Kontra Indikasi
Gambar: Jarak aman terhadap struktur penting diskitar 1. Penyakit akut dan terminal
implant (McGlumpy, 2003): 2. Kehamilan Kalsifikasi resobsi tulang:
A. Implant terhadap bagian superior dari syaraf alveolar 3. Penyakit metabolik tidak terkontrol
inferior; 4. Radiasi tumor
B. Implant terhadap bagian anterior dari syaraf alveolar 5. Pengharapan yang tidak realistis
inferior, 6. Motivasi tidak pantas
C. Implant terhadap sinur maksilaris 7. Tidak memungkinkan restorasi prosto

Bahan-bahan dental implant Kriteria keberhasilan


- Stainless steel, Co-Cr-Mo, alloy, Gold Alloy, PMMN – Clinical immobility
(Biotelerate) (distant osteogenesis/ fibrous scar) – Ability to bear load
- Titanium, tantalum Aluminium Oxide Ceramic – No associated symptoms
(bioinert) : Contact osteogenesis – No damage to adjacent structures Gambar 2 : Klasifikasi resobsi tulang maksila (Caswood, 1999)
- Bioglass, Bioceramics, Ca-Phosphate Apatite – No progressive peri-implant radiolucency
(bioactive) : True bond osteogenesis/Chemical bond – Minimal loss of crestal bone height
to bone
- Titanium with rough surface/spray : Bond Komplikasi
osteognesis Physical and Chemical 1. Komplikasi Intraoperatif
Hemorrage
Apa bahan yang paling banyak digunakan Nerve Damage
Prinsip osseointegrasi Perforation of the Antrum or Nasal Cavity
Osseointegrasi adalah berkontaknya implant dental dengan Damage to Adjacent Teeth
jaringan tulang yang sehat Failure to Obtain Primary Stability
Fracture of Implant or Instrument
Fibrooseointegrasi L kontrak jaringan implant dengan jaringan Foreign Bodies
kolagen yang padat dan sehat antara implant dengan tulang Emphysema in the Face and Neck Region

Indikasi dan Kontra Indikasi 2. Komplikasi pascaoperatif Gambar 3 : Klasifikasi resobsi tulang maksila (Caswood, 1999)
Indikasi Early complications
1. Penderita yang kehilangan semua atua sebagian gigi  Wound Edema
geliginya  Postoperative bleeding and hematoma
2. Penderita yang memerlukan restorasi jenis bridge  Loosening of the implant
dengan bentangan panjang  Early infection
 Nerve damage

51

Anda mungkin juga menyukai