BAB I
PENDAHULUAN
Tubuh dibantu oleh sistem otot untuk menjalankan tugasnya. Tidak hanya untuk
membantu kita berkedip, berjalan, mengangkat benda, atau mengunyah, tapi juga untuk
membantu pencernaan hingga membantu kerja jantung mengalirkan darah.
Sistem otot manusia terbentuk dari lebih 600 otot. Otot terbentuk dari sel-sel khusus
yang disebut serabut otot. Otot melekat pada tulang atau organ dalam dan pembuluh
darah. Setiap jenis otot memiliki fungsi tertentu, yang terutama adalah menciptakan gerakan.
Otot bergerak dengan memperpendek panjangnya, menarik tendon, dan menggerakkan tulang
lebih dekat satu sama lain. Tendon adalah pita elastis kuat dari jaringan ikat yang mengikat
otot ke tulang
Otot adalah suatu jaringan dalam tubuh manusia maupun hewan yang berperan sebagai
alat gerak aktif yang menggerakkan rangka tubuh manusia serta pergerakan dari organ dalam
tubuh. Otot merupakan salah satu dari empat kelompok jaringan pokok. Miologi adalah istilah
untuk ilmu yang mempelajari mengenai otot. Otot membentuk 43% berat badan dan lebih dari
1/3-nya merupakan protein tubuh dan ½-nya adalah tempat terjadinya aktivitas metabolik saat
tubuh istirahat. Proses vital di dalam tubuh seperti kontraksi jantung, kontriksi pembuluh darah,
pernafasan, gerakan peristaltic usus) terjadi karena adanya aktivitas otot.
Otot adalah alat gerak yang berfungsi menggerakkan tulang. Sel-sel otot mempunyai
kemampuan berkontraksi (bentuk sel otot memendek) dan melakukan relaksasi (kembali ke
ukuran semula). Oleh karena itu jaringan otot disebut sebagai alat gerak aktif.
Kuat tidaknya kontraksi otot tergantung pada MCV (Maximum Contaction Voluntary),
masa otot, otot yang dipanjangkan sebelum berkontaksi, otot yang diberi beban sebelum
berkontraksi, tingkat kelelahan, tingkat keteralihan dan suhu otot. Persentase efisiensi kerja
dari otot manusia adalah sekitar 18%-26%. Efisiensi didefinisikan sebagai rasio metabolism,
berdasarkan penggunaan oksigen.
Penamaan otot biasanya berkaitan dengan lokasi otot, jumlah origo, bentuk otot, besar
dan panjang otot atau berdasarkan fungsinya. Pada vertebrata, sistem ototnya serupa dengan
yang dimiliki oleh manusia, sedangkan pada sistem otot ivertebrata belum dimiliki atau belum
diketahui secara jelas sistem ototnya
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. C O L L U M
1. REGIONES COLLI
Collum merupakan bagian dari tubuh manusia yang terletak diantara thorax dan
caput, dengan batas-batasnya di sebelah cranial adalah basis mandibulae dan suatu garis
yang ditarik dari aungulus mandibulae menuju ke processus mastoideus, linea cuchea
suprema sampai ke protiberantia occipitalis externa.
Batas caudal dari ventral ke dorsal dibentuk oleh incisura jugularis sterni,
clavicula, acromion dan suatu garis lurus yang menghubungkan kedua acromia.
Bentuk umum dari collum adalah sebagia conus dengan basis menghadap ke caudal.
Bentuk collum ditentukan oleh processus spinosi, otot-otot, panniculus adiposus, os
hyoideum, trachea dan glandula thyreoidea. Bentuk collum ini tergantung juga dari
posisi kepala dan columna vertebralis.
Pada posisi anteflexi kepala dan leher maka processus spinosus dari vertebra
prominens sangat menonjol, kulit di sebelah ventral melipat-lipat. Pada posisi retroflexi
kepala dan leher maka kulit di sebelah dorsal melipat-lipat, sedangkan di sebelah
ventral akan kelihatan jelas larynx, trachea dan glandula thyreodea (terutama pada
wanita).
Dilihat dari lateral pada collum dapat dibedakan trigonum colli anterius,
trigonum colli laterale (trigonum colli posterius) dan regio nuchea.
Trigonum colli anterius dibatasi di sebelah cranial oleh basis mandibulae dan suatu
garis yang menghubungkan angulus mandibulae dengan processus mastoideus; di
sebelah ventral dibatasi oleh linea mediana dan batas di sebelah posterior dibentuk oleh
tepi anterior m.sternocleidomastoideus. trigonum ini dibagi oleh os hyoideum menjadi
regio suprahyoidea dan regio infrahyoidea.
Trigonum colli anterius di silangi oleh m.digastricus, m.stylohyoideus dan
m.omohyoideus venter superior sehingga membaginya menjadi empat buah segitiga
yang lebih kecil, yaitu :
1. Trigonum digastricum (trig.submadibulare ) yang dibentuk oleh m.digastricus
venter anterior et posterior dan basis mandibulae.
2. Trigonum submentale (trig.suprahyideum yang dibentuk oleh os hyoideum dan
kedua m.digastricus venter anterior kir dan kanan
3. Trigonum caroticum yang dibatasi oleh m.digastricus venter posterior ( cranial ! ),
m.omohyoideus venter superior (caudal), tepi anterior m.sternocleidomastoideus (
dorsal).
4. Trigonum musculare yang dibentuk oleh m.omohyoideus venter superior ( cranial),
tepi anterior m.sternocleidomastoideus (inferior) dan linea mediana anterior.
Trigonum colli anterius ditutupi oleh platysma myoides dan fascia colli. Lantai
atau dasar trig.submandibulare dibentuk oleh m.mylohyoideus dan m.hyoglossus. dan
isi daripada trigonum ini adalah glandula submandibularis, a.fascialis dan vena
fascialis; di sebelah posrerior, yaitu di dalam regio parotis terdapat sebagian dari
kelenjar parotis dan a.carotis externa. Lebih ke sebelah profunda terdapat a.carotis
interna, vena jugularis interna, N.IX dan N.X.
Lantai dari trigonum caroticum dibentuk oleh m.thyreohyoideus, m.hyoglossus,
m.constrictor pharyngis inferior et medius. Didalam trigonum ini terdapat a.carotis
communis, a.carotis externa, a.carotis interna dan vena jugularis interna. Di sini
terdapat juga a.thyreoidea superior, a.lingualis dan a.facialis (cabang-cabang dari
a.carotis externa), vena jugularis interna dan sebagian N.X, N.XI dan N.XII. struktur
yang terletak lebih profunda adalah larynx, pharynx, nervus laryngeus inernus et
externus.
Trigonum colli posterius dibatasi di sebelah inferior oleh permukaan superior
sepertiga bagian medial clavicula, di sebelah dorsal dibatasi oleh tepi anterior
m.trapezius dan di sebelah anterior dibatasi oleh tepi posterior
m.sternoclidomastoideus. oleh m.omohyideus venter inferior trigonum colli laterale
dibagi menjadi trigonum occipitale yang berada di sebelah cranialis dan trigonum
supraclavicularis yang berada di sebelah inferior (trigonum ini disebut juga trigonum
subclavius).
Atap dari trig.colli posterius dibentuk oleh fascia colli dan platysma myoides.
Lembaran fascia ini ditembusi oleh vena jugularis externa dan nn.supraclaviculares.
Di dalam trig.colli posterius (isinya) terdapat N.XI, lymphonodus plexus brachialis
dan bagian ketiga dari a.subclavia. N.XI (- Nervus accessorius) menyilang trig.colli
posterius di bagian medial an berada /terletak pada m.levator scapulae. Di bagian
profunda terletak plexus brachialis. Yang membentuk lantai trig.colli posterius adalah
m.splenius capitis, m.levator scapulae, m.scalenus medius et posterior dan bagian
cranialis m.serratus anterior. Otot-otot tersebut ini ditutupi oleh fascia prevertebralis.
Regio nuchae adalah daerah yang ditempati oleh m.trapezius daerah yang ditempati
oleh m.sternocleidomastoideus disebut regio sternocleidomastoideus.
2. LAPISAN OTOT
Lapisan otot pada collum terdiri atas otot-otot somatik, yang berada di sebelah
ventral dan dorsal columna vertebralis dan dikenal sebagai otot-otot prevertebralis dan
otot postvertebralis, termasuk juga otot-otot infrahyoideus, dan otot-otot branchialis,
yang membentuk otot pharynx otot larynx; Plastysma myodes termasuk juga otot
branchialis, ada kemungkinan m.sternocleidomastoideus dan m.trapezius berasal juga
dari arcus branchialis.
M.infrahyoideus yang berada di sebelah ventral gld.thyreoidea merupakan
lanjutan kearah cranial dari m.rectus abdominis, dan otot tersebut tadi melanjutkan ke
cranialis sebagai m.geniohyoideus. otot infrahyoideus dan m.genihyoideus
mendapatkan innervasi somato-motoris (seperti halnya m.rectus abdominis).
Di sebelah superficial dari otot-otot tersebut tadi terdapat m.sternocleidomastoideus.
Dilihat dari segi perkembangannya maka asal dari m.sternocleidomastoideus dan
m.trapezius adalah tidak jelas, tetapi kalau dipandang dari segi innervasinya, yaitu
innervasi oleh N.XII, maka dapat diduga bahwa asal kedua otot tersebut adalah dari
arcus branchialis.
Otot ini berbentuk suatu lembaran segiempat yang berada di sebelah superficila
fascia colli superficialis dan di sebelah profunda kulit, meluas dari regio pectoralis
(setinggi Costa 2) sampai ke wajah. Otot ini dapat dipersamakan dengan anniculus
carnosus pada mamlia yang apat menggerakkan kulit leher secara periodik.
Origo otot ini berada pada jaringan subcutaneus regio pectoralis, mengadakan insertio
pada basis mandibulae (serabut-serabut bagian anterior), sebagian melanjutkan diri
pada otot wajah (m.risorius) dan serabut-serabut yang paling anterior mengadakan
persilangan dengan pihak lainnya. Tepi lateral platysma myodes menyilang kelenjar
parotis. Innervasi diperoleh dari ramus cervicalis nervi facialis (N.VII). bila platysma
bearkontraksi sudut mulut dapat tertarik ke caudal dan pada kulit leher dapat terjadi
lipatan-lipatan longitudinal dan menekan vena-vena yang terletak di sebelah
profundanya. Pada usia lanjut dimana panniculus adiposus sudah berkurang maka tepi
medial platysma membentuk lipatan longitudinal pada kulit.
2.2. M.sternocleidomastoideus
Istilah clei memberi pengertian clavicula dan otot ini dapat disebut
m.sternomastoideus. otot ini meluas dari articulatio sternoclavicularis sampai pada
processus mastoidus, terletak oblique pada collum dan memisahkan regio colli
anterius daripada regio colli laterale.
Perlekatan di bagian inferior (origo) dengan perantaraan dua buah caput, yaitu:
- caput sternalis yang berupa tendo bulat, kecil dan melekat pada bagian lateral
permukaan ventral manubrium sterni
- caput clavicularis yang berbentuk lebar dan terdiri dari serabut-serabut otot dan
melekat pada sisi cranialis sepertiga bagian medila clavicula.
Di antara kedua caput ini terbentuk suatu celah berbentuk segitiga dan disitu
tampak ujung terminal vena jugularis interna. Perlekatan di bagian superior atau
insertio berada pada processus mastoideus dan pada 2/3 bagian lateral linea nuchae
superior.Innervasi motoris diperoleh dari N.XI dan sensibel berasal dari n.spinalis
segmental Cervical 2 – 3.
Peranan: kontraksi m.sternocleidomastoideus pada satu pihak menyebabkan
processus mastoideus atau telinga pada pihak bersangkutan turun ke caudal,
sedangkan mentum (chin) terangkat ke sisi yang berlawanan; keadaan ini dapat terjadi
karena spasme oleh berbagai causa dan posisi ini disebut torticollis atau wryneck.
Bilamana disertai dengan kontraksi otot-otot abductor dari pihak yang berlawanan
(konstraksi synergistis dari m.semispinalis, m.scalaneus medius, etc. ), maka hanya
terjadi gerakan rotasi pada articulatio atlanto epistrophei (= articulatio atlanto-axialis).
Kontraksi m.sternocleidomastoideus secara bersamaan pada kedua pihak dapat
mengakibatkan gerakan flexi kepala, namun bilamana posisi kepala sedemikian rupa
sehingga gaya beratnya berada di sebelah dorsal articulatio atlanto-occipitalis maka
yang terjadi adalah gerakan extensi. Bilamana terjadi kontraksi yang sinergistik dari
otot-otot kelompok erector spinae maka kontraksi kedua m.sternocleidomastoideus
dapat menimbulkan gerakan protraksi dari kepala (misalnya melihat melalui pundak
seseorang).
Dengan memindahkan punctum mobile menjadi punctum fixum
m.sternocleidomastoideus dapat berperan pada “forced inspiration” dengan
mengangkat ke cranialis bagian superior dinding ventral thorax.
Tepi anterior m.sternocleidomastoideus menutupi carotid sheath sampai setinggi tepi
cranialis cartilago thyreoidea, dan lebih ke cranialis lagi akan menutupi a.carotis
externa et interna; bagian lateral gld.thyreoidea turut juga ditutupinya.
Sepanjang tepi posterior otot ini terdapat lymphonodus cervicalis, dan kira-kira pada
pertengahannya terdapat punctum nervosum yang merupakan tempat keluarnya
cabang-cabang plexus cervicalis, seperti n.auricularis magnus, n.occipitalis minor,
nn.supraclaviculares dan n.cutaneus transversus colli.
Di sebelah cranialis dari punctum nervosum tampak N.XI menyilang trigonum
occipitale.Ujung caudal vena jugularis externa berjalan sepanjang tepi posterior
m.sternocledomastoideus.
Struktur-struktur yang terletak lebih profunda adalah :
1. Pada sepertiga bagian caudal terdapat m.scalenus anterior, di bagian superficialis
otot ini berjalan n.phrenicus, a.transversa cervicalis dan a.suprascapularis;
sedangkan plexus brachialis berada di sebelah profunda m.scalenus anterior.
Lebih ke bagian anterior terdapat otot-otot infrahyoideus, bersama dengan vena
jugularis anterior yang menyilangnya sebelah cranialis clavicula, dan lebih ke
profunda lagi terdapat a.subclavia dan carotid sheath.
2. Pada sepertiga bagian medial terdapat vena jugularis interna, vena facialis dan
vena lingualis, a.carotis externa et interna, dan N.X berada lebih ke posterior lagi;
lebih ke arah profunda terdapat ramus superior et inferior dari ansa cervicalis,
plexus cervicalis dan lymphonodus cervicalis profundus.
3. Pada sepertiga bagian cranial terdapat m.scalenus medius, m.levator scapulae dan
m.digastricus venter posterior; lebih ke cranialis terdapat m.splenius capitis dan
m.longissimus capitis beserta dengan vasa occipitalis.
2.3. M.trapezius
M.trapezius pada satu sisi berbentuk segitiga dan bersama-sama dengan sisi
yang lain berbentuk trapezius, letak superficial di leher (regio nuchae) dan pada
dinding dorsal thorax. Terdiri atas tiga bagian, yaitu pars superior (= pars descendens),
pars medialis (= pars transversa) dan pars inferior (= pars ascendens). Otot ini
berperan pada kepala dan scapula.
Pars superior mengadakan perlekatan (origo) pada sepertiga bagian medial linea
nuchae superior, protuberantia occipitalis externa, secara indirect (dengan perantaraan
ligamentum nuchae) melekat pada vertebra cervicalis I – IV dan secara direct
mengadakan perlekatan pada processus spinosus vertebra cervicalis ke VII
(selanjutnya pars medialis dan pars inferior mengadakan perlekatan pada processus
spinosus vertebra thoracalis I – XII). Insertionya berada pada permukaan dorsal
sepertiga bagian lateral clavicula dengan arah serabut dari craniomedial ke
caudolateral.
Serabut otot pars superior ini menutupi m.semispinalis capitis, sebagian dari
m.splenius capitis dan m.levator scapulae.Innervasi : komponen motoris dari N.XI
dan komponen proprioceptive dibawa oleh n.spinalis C.3 – 4.
Peranan : mengangkat gelang bahu (shoulder girdle) dan dengan sendirinya
mengangkat scapula. Kontraksi pada satu pihak mengakibatkan kepala berputar ke
arah pihak berlawanan, dan kontraksi pada kedua pihak secara bersamaan
menghasilkan gerakan extensi kepala.
2.7.2. M.sternothreoideus
Berada di sebelah profunda m.sternohyoideus, mengadakan origo pada
permukaan dorsal incisura jugularis sterni (di sebelah caudal origo m.sterno
hyoideus), arahnya cranio-lateral dan berinsersi pada linea obliqua laminae
cartilaginis thyreodeae. Dapat menarik cartilago thyreoidea ke caudal.
2.7.3. M.thyreohyoideus
Otot ini terbentang antara linea obliqua laminae cartilaginis thyreoidea dan
corpus ossis hyoidei. Bilamana os hyoideum di fiksasi maka m.thyreohyoideus dapat
menarik cartilago thyreoidea ke cranial.
2.7.4. M.omohyoideus
Terdiri atas ventaer superior dan venter inferior dengan suatu tendo perantara
diantaranya. Venter inferior mengadakan perlekatan pada bagian medial incisura
superior scapulae, letaknya miring menyilang leher di sebelah cranialis clavicula;
venter superior mengadakan perlekatan pada corpus ossis hyoidei. Tendo perantara
yang menghubungkan venter inferior dan venter superior difiksasi pada ujung
medialis clavicula. Otot ini dapat menarik corpus ossis hyoidei ke caudal. Gerakan os
hyoideum dan cartilago thyreoidea dilakukan pada waktu berbicara pada waktu
menelan. Otot-otot tersebut tadi dapat menfiksasi os hyoideum sehingga
memungkinkan otot-otot suprahyoidea berperan aktif.
Innervasi : otot-otot infrahyoideus ini, terkecuali m.thyreohyoideus, mendapat
persarafan dari ansa cervicalis (= ansa hypoglossi), yang dibentuk oleh n.spinalis C.1–
3. M.thyreoyoideus mendapatkan innervasi khusus dari n.spinalis C.1 melalui nervus
hypoglossus.
2.8.2. M.stylohyoideus
Berasal dari processus styloideus menuju (insersi) pada perbatasan corpus ossis
hyoidei dan cornu majus ossis hyoidei, dimana pada tempat ini dilalui oleh tendo
perantara m.digastricus (membentuk fascial loop). Mendapatkan innervasi dari N.VII.
2.8.3. M.mylohyoideus
Turut membentuk diaphragma oris dan otot ini memisahkan leher daripada
dasar/lantai cavum oris. Origonya berada pada linea mylohyoidea mandibulae,
serabut-serabut otot ini berjalan ke arah caudo dorsal dan berinsertio pada raphe
medianum, yang meluas dari corpus ossis hyoidei sampai pada symphsis menti.
Serabut yang paling dorsal melekat pada corpus ossis hyoidei. Linea mylohyoidea
berahir di sebelah caudal gigi molar III, tepi posterior otot ini berbentuk oblique dan
berakhir bebas. Dipersarafi oleh ramus mylohyoideus yang adalah cabang dari
n.alveolaris inferior.
Di sebelah superficial dari m.mylohyoideus terdapat platysma myodes dan
venter anterior m.digastricus, juga glandula submandibularis. Di sebelah profunda
dari otot ini terdapat m.hyoglossus, di apit oleh m.mylohyoideus dan m.hyoglossus
terletaklah n.lingualis, ganglion submandibulare, bagian profunda glandula
submandibularis, ductus submandibularis dan nervus hypoglossus.
2.8.4. M.geniohyoideus
Merupakan lanjutan ke cranial dari otot-otot infrahyoidea, sehingga bukan
merupakan otot lingua maupun branchialis. Berasal dari spina mentalis dan
mengadakan insertio pada corpus ossis hyoidei di sebelah superior insertio
m.mylohyoideus.
3. FASCIA COLLI
Fascia colli mempunyai fungsi untuk membungkus/melindungi otot dan
memudahkan gerakan suatu organ terhadap struktur disekitarnya (menghindari
gesekan dan memberi kesempatan suatu organ bergerak dengan bebas). Fascia ini
berada pada seluruh lingkaran leher.
Menurut bentuknya fascia colli dapat dibagi menjadi :
a. fascia berbentuk lembaran, dapat dilihat, dapat dipotong atau digunting dan dapat
dirobek, yang membentuk the investing layar, fascia prevertebralis, fascia
pretrachealis dan carotid sheath.
b. Berbentuk jaringan ikat longgar yang berada pada permukaan otot, tidak
berbentuk lembaran dan tidak mempunyai nama yang khusus, misalnya pipi dapat
menonjol karena makanan di dalam cavum oris atau dinding pharynx yang
berdeletasi karena dilewati oleh bolus yang besar, hal mana dimungkinkan oleh
sebab m.buccinator dan m.constrictor pharyngis dibungkus oleh jaringan ikat
longgar tersebut.
Seperti halnya pada extremitas maka pada collum diantara sesama otot
berbentuk celah yang memungkinkan otot-otot tersebut bebas bergerak. Menurut
letaknya fascia colli dapat dibagi menjadi fascia colli superficialis, fascia colli media
dan fascia colli profunda.
Fascia Colli Posterior di sebelah caudal melekat pada tepi ventral incisura
jugularis sterni, clavicula, acromion dan spina scapulae, selanjutnya berhubungan
dengan fascia superficialis dorsi. Di sebelah dorsal linea mediana fascia ini melekat
pada ligamentum supraspinale yang melekat pada ujung-ujung processus spinosi dan
di daerah leher menjadi septum nuchae. Di sebelah cranial ia melekat pada basis
mandibulae, melanjutkan diri sebagai fascia parotidei-masseterica untuk kemudian
melekat pada linea nuchae supreme dan protuberantia occipitalis externa.
Fascia ini melekat pada dataran ventral corpus ossis hyoidei. Pada linea mediana
fascia superficialis melekat (bersatu) pada fascia colli media.
Di sebelah ventrolateral fascia ini menjadi dua lembar (lamina profunda dan lamina
superficialis) dan membungkus m.sternocleidomastoideus dan ke arah lateral dorsal
terbelah dua lagi untuk membungkus m.trapezius. fascia ini berada di sebelah
superficialis dari otot-otot infrahyoidea.
Fascia Colli Media melekat pada corpus ossis hyoidei dan di sebelah caudal
melekat pada permukaan dorsal incisura jugularis sterni dan clavicula sampai
perlekatan m.omohyoideus pada margo superior scapulae. Dengan demikian di
cranialis incisura jugularis sterni terbentuk suatu sterni terbentuk celah yang
dinamakan spatium suprasternale yang berisikan corpus adiposum in jugulo (jaringan
lemak), arcus venosum in jugulo (pembuluh vena), kelenjar lymphe dan caput sternale
m.sternocleidomastoideus. pada tepi lateral fascia colli media terbelah dua dan
membungkus m.omohyoideus, selanjutnya berjalan di sebelah dorsal
m.sternohyoideus, di sebelah ventral dari m.sternothyreoideus dan m.thyrohyoideus.
Fascia colli media membentuk carotid sheath yang membungkus a.carotis communis
dan a.carotis internus, vena jugularis interna dan N.X.
Carotid sheath berbentuk lembaran pada sisi arteri, tetapi menjadi tipis
(merupakan jaringan ikat longgar) pada sisi vena jugularis interna dan keadaan ini
memungkinkan vena tersebut berdelatasi bilamana terjadi peningkatan aliran darah.
Carotid sheath mengadakan perlekatan pada tepi foramen caroticum, meluas ke caudal
mencapai arcus aortae. Di sebelah ventral bagian caudal carotid sheath melekat pada
lamina profunda fascia superficialis yang membungkus m.sternocleidomastoideus,
dan pada tempat ini terkait fascia pretrachealis. Diantara carotid sheath dan fascia
prevertebralis yang terdapat di sebelah dorsalnya terdapat jaringan ikat longgar.
Selain itu fascia colli media membentuk pula fascia pretrachealis, yang
melindungi permukaan-permukaan yang saling bergesekan. Struktur ini berada di
bagian profunda otot-otot infrahyoidea, melekat pada os hyoideum di linea mediana
dan pada linea obliqua cartilaginis thyreoidei di sebelah lateral. Pada tepi glandula
thyreoidea fascia ini terbelah dua dan membungkus glandula ini, tetapi tidak melekat
pada glandula thyreoidea kecuali pada bagian di antara isthmus dan cincin trachea 2
– 3 – 4.
Ke arah lateral ia bergabung dengan sisi ventral carotid sheath di bagian
profunda m.sternocleidomastoideus, dan ke arah caudal melekat/terkait pada tunica
adventitia arcus aortae. Tidak ada struktur apapun yang terletak diantara trachea dan
fascia pretrachealis sehingga gerakan naik turun dari trachea selama menelan dan
gerakan leher, dapat berlangsung dengan bebas.
Fascia Colli Profunda disebut juga fascia prevertebralis yang berbentuk suatu
lembaran dan berada di sebelah ventral otot-otot prevertebralis. Meluas dari basis
cranii di sebelah ventral m.longus capitis dan m.rectus capitis lateralis sampai pada
tepi caudal (ujung inferior) m.longus colli, yaitu setinggi corpus V.Th,3, ke arah
lateral menyilang m.scalenus anterior, scalenus medius dan m.levator scapulae,
selanjutnya makin menipis dan mencapai permukaan dorsal tepi anterior m.trapezius.
fascia ini di satu pihak melekat pada tuberculum anterius dari processus transversi
vertebrae cervicales dan di pihak lain melekat pada corpora vertebralia.
Pada trigonum colli posterius fascia prevertebralis menutupi otot-otot yang
membentuk lantai trigonum ini.
Salah satu peranan dari fascia prevertebralis adalah membuat suatu dasar yang
tetap (suatu basis yang fixed) dimana di atasnya pharynx, oesophagus dan carotid
sheath dapat bergerak selama proses menelan tanpa mendapat halangan dari kontraksi
otot-otot prevertebralis.
Di sebelah dorsal fascia prevertebralis terdapat suatu celah yang tertutup rapi
dan meluas sampai setinggi corpus V.Th.3. di sebelah ventral dari fascia prevertebralis
terbentuk suatu celah yang meluas mulai dari basis cranii sampai mencapai
diaphragma thoracis, bagian di sebelah cranial disebut spatium retropharyngealis yang
makin ke caudal berada di sebelah dorsal oesophagus, masuk ke dalam mediastinum
superior selanjutnya menuju ke mediastinum posterior.
Di daerah leher celah ini berada bebas di sebelah dorsal carotid sheath, meluas
ke regio colli posterior.Celah yang berada di sebelah ventral fascia prevertebralis di
batasi di bagian cranial dan lateral oleh perlekatan fascia bersangkutan, tetapi bebas
meluas ke arah caudal menuju mediastinum superius dan mediatinum anterius.
B. F A C I E S
1. OTOT MIMIK
Secara embryologis otot-otot ini berasal dari jaringan mesodermal arcus
brachialis ke II dan dipersarafi oleh nervus facialis. Secara morfologis merupakan
bagian dari panniculus carnosus yang berbentuk khusus; yang terpenting dari
panniculus carnosus adalah perlekatannya pada kulit sehingga menimbulkan lipatan-
lipatan kulit pada dahi dan leher.
Secara fungsional otot-otot ini membentuk kelompok (group) disekitar
lubang-lubang yang terdapat pada wajah, seperti mata, hidung dan mulut.
Ada yang membentuk sphincter dan ada yang membentuk dilator. Peranan otot-otot
ini adalah mengontrol lubang-lubang tersebut tadi dan ekspresi pada wajah adalah
manifestasi dari emosi/perasaan. Salah satu dari otot-otot ini, yaitu m.buccinator,
berperan pula sebagai otot mastikasi.
1.1.3. M.occipitofrontalis
Merupakan lapisan otot pada permukaan cranium yang terdiri atas venter
occipitalis, berasal dari sisi lateral linea nuchae suprema, dan venter frontalis, yang
berasal dari kulit di cranialis margo supra orbitalis.
Di antara kedua venter ini terdapat suatu aponeurose epicranialis (= galea
aponeurotica) yang menghubungkan kedua venter itu satu sama lain. Ke arah lateral
aponeurose ini melekat pada linea temporalis superior dan melanjutkan diri pada
fascia temporalis, yang menutupi m.temporalis. pars frontalis melanjutkan diri
menjadi m.procerus. Otot ini berperan untuk mengangkat alis mata dan membentuk
lipatan-lipatan dahi sebagai dari ekspresi wajah.
Di sebelah profunda m.occipitofrontalis terdapat jaringan ikat longgar dan ini
merupakan area berbahaya (dangerous area) dari “kepala”, oleh karena ditempat ini
dapat tertimbun darah atau pus tanpa memberi gejala sakit (innervasi yang kurang).
Selain daripada itu vena-vena disini berkomunikasi dengan vena emisari yang
bermuara ke dalam sinus venosus. Sehingga setiap infeksi di daerah ini dapat
menyebar ke dalam cavum cranii.
Lapisan cutis, m.occipitofrontalis dan jaringan ikat longgar tersebut taddi
membentuk suatu kesatuan yang dapat bergerak bersama-sama, dan berada di sebelah
luar pericranium; pada suatu kecelakaan (di pabrik misalnya) rambut dan seluruh
lapisan-lapisan tadi dapat tercabik.
Pericranium adalah periosteum (tabula externa) yang mempunyai hubungan
dengan tabula interna dengan perantaraan jaringan ikat pada sutura.
1.3.3.1. M.levator labii superioris alaeque nasi (= m.quadratus labii superioris caput
angulare) yang mengadakan origo pada processus frontalis ossis maxillae, berinsersi
pada cartilago alare dan lapisan superficial m.orbicularis oris dan juga pada kulit.
Berperan membuka nares dan mengangkat labium superius.
1.3.4.3. M.risorius adalah bagian dari platysma myoides (melekat pada fascia parotis)
yang mengadakan perlekatan pada kulit di sudut mulut. Otot ini dapat menarik sudut
mulut ke arah cranio-lateral sehingga memberi bentuk yang khas pada wajah, yaitu
risus sardonicus pada penderita tetanus.
1.3.4.4. M.mentalis berasal dari mandibula di sebelah caudal dari gigi incisivus,
berjalan ke caudal melalui m.depressor labii inferioris, mengadakan insersio pada
kulit dagu; dapat menarik kulit dagu ke atas.
2. M A N D I B U L A
2.1. Articulatio tempora-mandibularis
Adalah suatu persendiaan yang merupakan kombinasi antara hinge joint dan
plane joint. Dibentuk oleh pars anterior fossa mandibularis dan processus
condyloideus (capitulum mandibulae) mandibulae. Capsula articularisnya longgar
dan lemah, melekat pada bagian anterior, medial dan posteior. Di sebelah lateral
diperkuat oleh ligamentum temporomandibulare, ligamentum ini melekat di bagian
cranialis pada tuberculum articulare dan di bagian caudalis melekat pada processus
condyloideus dan pada permukaan postero-lateral collum medibulae. Arah dari
ligamentum ini adalah dari cranial menuju ke postero-caudal. Pada persendian ini
terdapat suatu discus articularis yang membagi cavum articulare menjadi dua bagian.
Permukaan superior dari discus berbentuk concave-concave dengan arah antero-
posterior, yang adalah sesuai dengan bentuk permukaan eminentia articularis
(tuberculum articulare) yang berbentuk convex dan permukaan fossa mandibularis
yang berbentuk concave. Sebaliknya permukaan inferior dari discus berbentuk
concave dan ini sesuai dengan permukaan processus condyloideus mandibulae
(capitulum mandibulae). Discus articularis mengadakan perlekatan pada capsularis
dan sebagian dari serabut-serabut m.pterygoideus lateralis melekat pada tepi anterior
dari discus.
Ligamentum accesorius yang terdapat di sini adalah :
a. ligamentum sphenomandibulare yang meluas mulai dari spina sphenoidalis
sampai kepada lingua dan tepi inferior foramen mandibulare
b. ligamentum stylomandibulare yang melekat pada tepi lateral processus styloideus
dan menuju ke tepi dorsalis ramus mandibulae di cranialis dari angulus
mandibulae
c. Raphe pterygomandibulare yang meluas mulai dari hamulus pterygoideus sampai
ke ujung posterior linea mylohyoidea.
2.2.1. M.temporalis
Melekat pada fossa temporalis di sebelah caudal linea temporalis inferior.
Serabut-serabut otot di bagian anterior berjalan vertikal, sedangkan serabut-serabut
di bagian posterior berjalan horizontal ke ventral menuju ke tempat insersinya pada
processus coronoideus. Fascia temporalis yang menutupi otot ini melekat pada linea
temporalis superior dan di sebelah caudal melekat pada arcus zygomaticus.
Peranan : serabut-serabutt anterior mengangkat (elevate) mandibula, sedangkan
serabut-serabut posterior menarik mandibula (retract).
2.2.2. M.masseter
Melekat mulai dari tepi caudal dan permukaan medial arcus zygomaticus dan
mengadakan insersi pada permukaan lateral ramus mandibulae dan processus
coronoideus. Sebagian besar daripada serabut-serabut otot ini berjalan ke arah caudo-
dorsal. Terletak superficial dan di bagian dorsal ditutupi oleh kelenjar parotis. Ductus
parotideus (stononis) berjalan ke anterior di sebelah superficial dari otot ini dan
membelok ke medial ketika tiba pada tepi anterior m.masseter. di antara otot ini dan
m.buccinator yang berada di sebelah profundanya terdapat jaringan lemak
(buccinator pad of fat) yang terdapat di sebelah ventral ramus mandibulae.
Peranan : mengangkat dan mendorong mandibulae (protract).