Anda di halaman 1dari 43

PENGANTAR GERIATRI

GERONTOLOGI (Geros = tua, logos = ilmu) :


semua disiplin ilmu yg mempelajari proses menua
dan masalah pada usia lanjut

GERONTOLOGI MEDIK :
cabang dari gerontologi dan kedokteran yg mem-
pelajari aspek medik dari proses menua dan masalah
pada usia lanjut

GERIATRI (Geros = tua, iatria = to care) :


British Geriatric Society :
cabang dari Ilmu Penyakit Dalam yang menangani
aspek promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif
serta psikososial dari penyakit penyakit pada usia
lanjut
TEORI PENUAAN
Teori Radikal Bebas
• Radikal bebas : senyawa kimia yg berisi
elektron yg tidak berpasangan
• Produk sampingan berbagai proses selular
atau metabolisme normal yg melibatkan O2
• Bersifat merusak, sangat reaktif, dapat
bereaksi dengan DNA, protein, asam lemak
tak jenuh
• Contoh : reactive oxygen species (ROS), dan
reactive nitrogen species (RNS)
Teori Glikosilasi
• Proses glikosilasi nonenzimatik, yg
menghasilkan pertautan glukosa-protein —
advanced glication end products (AGEs)
• AGEs menyebabkan penumpukan protein &
makromolekul — disfungsi pada
hewan/manusia yg menua
• AGEs berakumulasi di jaringan
(kolagen,hemoglobin,lensa mata)
• Jaringan ikat kurang elastis & kaku
Teori DNA repair

• Dikemukakan Hart & Setlow


• Ada perbedaan pola laju repair kerusakan DNA
yg diinduksi sinar UV
• Spesies yg mempunyai umur terpanjang — laju
DNA repair terbesar (mamalia & primata)
Pemanjangan Telomer

• Setiap sel mempunyai kemampuan untuk


membelah (50 kali)
• Setiap sel membelah, telomer semakin pendek
• Akhirnya telomer tidak dapat memendek lagi —
kematian sel (proses menua)
Kromosom -- Telomere
Kematian sel/apoptosis
Banyak teori proses menua
• Aging by program
• Teori gen & mutasi gen
• Cross-linkage theory
• Teori autoimun, dll

Tidak ada 1 teori tunggal yang dapat


menjelaskan seluruh proses menua
ASSESMENT GERIATRI

DEFINISI :
... Suatu analisis multi-disiplin yang dilakukan oleh
seorang geriatris atau suatu tim inter-disipliner
geriatri atas seorang penderita usia lanjut untuk
mengetahui kapabilitas medis, fungsional, dan
psiko-sosial agar dapat dilakukan penatalaksanaan
menyeluruh dan berkesinambungan ...
TUJUAN ASSESMENT GERIATRI
1. Menegakkan :
• Diagnosis kelainan fisik / psikis yang bersifat
fisiologik
• Diagnosis kelainan fisik / psikologis yang bersifat
patologik

2. Menegakkan :
• Adanya gangguan organ / sistem (impairment),
ketidakmampuan (disabilitas), dan
ketidakmampuan sosial (handicap)

3. Mengetahui sumber daya sosial-ekonomi dan


lingkungan
TIM INTER-DISIPLINER (minimal)

• Dokter yang mengetahui berbagai penyakit organ /


sistem

• Tenaga sosio-medik yang meneliti keadaan sosial /


lingkungan penderita

• Tenaga Perawat yang meng-ases dan


mengadakan upaya keperawatan pada penderita
PSIKOLOGI LANSIA
PERKEMBANGAN PSIKOLOGIS
• Masa ini adalah saat-saat untuk mensyukuri segala sesuatu yang sudah ia
capai di masa lalu
• Banyak waktu untuk berpikir mengenai kehidupan dan kegiatan yang telah
dilakukan  pada masa tua, banyak yang mulai berpikir mengenai kematian
• Kematian teman, saudara, dan pasangan hidup dapat menimbulkan depresi
yang mendalam pada kalangan lansia
• Membutuhkan perawatan dan penanganan yang lebih dari pihak keluarga
• Pada masa ini, orang tua dengan kesehatan yang baik cenderung lebih
merasa bahagia dalam menjalani kehidupannya
• Mulai ada persiapan untuk ‘kehidupan akan datang’ setelah kematian 
biasa-
nya dilakukan oleh orang-orang pada usia ini
• Biasanya lebih akrab dengan anak dan cucu dibanding masa sebelumnya,
yakni ketika mereka sibuk bekerja
• Pada masa ini, perawatan kesehatan dan peningkatan kualitas kehidupan
merupakan hal yang penting untuk para lansia
PSIKOLOGIGI ERIK ERIKSON
FASE BAYI (0-1 TAHUN)

1. Aspek Psikoseksual : Sensori Oral


2. Krisis Psikososial : Kepercayaan VS
Kecurigaan
FASE ANAK-ANAK (1-3 TAHUN)

Tahap ini paralel dengan fase anal dari Freud. Teori Erikson
lebih luas; anak memperoleh kepuasan bukan hasil dari
keberhasilan mengontrol otot-otot anus saja, tetapi juga dari
keberhasilan mengontrol fungsi tubuh yang lain, seperti
urinasi, berjalan, melempar, memegang, dan sebagainya.
Kesemuanya itu dikembangkan melalui hubungan
interpersonal, sehingga anak juga mengalami ragu dan malu,
belajar bahwa usahanya untuk menjadi otonom bisa berhasil
bisa juga gagal.
1. Aspek Psikoseksual : Otot Anal – Uretral
2. Krisis Psikososial : Otonomi VS Malu dan Ragu
3. Virtue : Kemauan
4. Ritualisasi – Ritualisme : Bijakasana VS Legaisme
USIA BERMAIN (3-6 TAHUN)

Tahap ini sama dengan periode falis dari Freud, namun isi
kegiatan atau proses perkembangan didalamnya antara
Freud dengan Erikson berbeda. Menurut Erikson ada
banyak perkembangan penting pada fase bermain ini,
yakni identifikasi dengan orang tua, mengembangkan
gerakan tubuh, keterampilan bahasa, rasa ingin tahu, dan
kemampuan menentukan tujuan.
1. Aspek Psikoseksual : Perkelaminan – Gerakan
2. Konflik Psikososial : Inisiatif VS Perasaan Berdosa
3. Virtue : Tujuan – Sengaja
4. Ritualisasi – Ritualisme : Dramatik VS Impersonasi
USIA SEKOLAH (6–12 TAHUN)
Pada usia ini dunia sosial anak meluas keluar dari dunia
keluarga, anak bergaul dengan teman sebayanya, guru,
dan orang dewasa lainnya. Pada usia ini keingin-tahuan
menjadi sangat kuat dan hal itu menjadi berkaitan
dengan perjuangan dasar menjadi berkemampuan. Anak
yang berkembang normal akan tekun belajar membaca
dan menulis, belajar berburu dan menangkap ikan, atau
belajar keterampilan yang dibutuhkan masyarakat.
1.Aspek Psikososial : Terpendam (Laten)
2. Krisis Psikososial : Ketekunan VS Inferiorita
3. Virtue : Kompetensi
4. Ritualisasi – ritualisme : Formal VS Formalisme
ADOLESEN (12–20 TAHUN)

Tahap ini merupakan tahap yang paling penting diantara


tahap perkembangan lainnya, karena pada akhir tahap ini
orang harus mencapai tingkat identitas ego yang cukup
baik. Adolesen adalah fase adaptif dari perkembangan
kepribadian, fase mencoba-coba. Mereka mencoba-coba
berbagai cara dan mencoba-coba peran baru sambil terus
berusaha menemukan identitas ego yang mantap.
1. Fase Psikososial : Pubertas
2. Fase Psikososial : Identitas dan Kecanduan Identitas
3. Virtue : Kesetiaan
4. Ritualisasi – Ritualisme : Ediologi VS Totalisme
DEWASA AWAL (20–30 TAHUN)

Tahap ini ditandai dengan perolehan keintiman


pada awal periode, dan ditandai perkembangan
berketurunan pada akhir periode. Bagi sebagian
dewasa awal periode ini cukup singkat, mungkin
hanya beberapa tahun, tetapi bagi beberapa
dewasa awal yang lain bisa membutuhkan waktu
puluhan tahun.
1. Tahap Psikoseksual : perkelaminan
2. Krisis Psikososial : Keakraban VS Isolasi
3. Virtue : cinta
4. Ritualisasi – Ritualisme : Afiliasi VS Elitism
DEWASA (30–65 TAHUN)

Tahap dewasa adalah waktu menempatkan diri


di masyarakat dan ikut bertanggung jawab
terhadap apapun yang dihasilkan dari
masyarakat
1. Aspek Psikoseksual : Prokeativita
2. Krisis Psikososial : Generativita VS Stagnasi
3. Virtue : Kepedulian
4. Ritualisasi – Ritualisme : Gerasional VS
Otoritisme
USIA TUA (>65 TAHUN)

Menjadi tua bukan berarti menjadi tidak generatif.


Usia tua bisa menjadi waktu yang orang senang
bermain, menyenangkan, dan keajaiban, tetapi juga
bisa menjadi tempat orang pikun, depresi dan putus
asa
1.Aspek Psikoseksual : Generalisasi Sensualitas
2. Krisis Psikososial : Intergritasi VS Putus Asa
3. Virtue : Kebijaksanaan (wisdom)
4. Ritualisasi – Ritualisme : Integral VS Sapentisme
Masalah psikologis yang sering timbul pada usia
Berkaitan dengan fisik/kesehatan
• Menurunnya penampilan diri karena penuaan
• Stroke  multi-infract dementia: kebingungan, disorientasi, kehilangan
ingatan, muncul problem emosional (kecemasan, depresi)
• Alzheimer: serangan pada memori

Berkaitan dengan pekerjaan


• Pensiun: menimbulkan perasaan tidak berguna, post power syndrome
Berkaitan dengan penyesuaian keluarga dan sosial

• Keyakinan berdasarkan kepada adat istiadat/budaya: lansia sudah terlalu


tua untuk belajar hal-hal yang baru, melakukan hobi yang baru, dan lansia
akan tersisih dari pergaulan
• Meninggalnya pasangan (suami/istri)
• Ditinggalkan teman-temannya yang meninggal lebih dulu
FARMAKOLOGI PADA LANSIA
PERUBAHAN FARMAKOTERAPI
1.Perubahan farmakokinetika
(A,D,M,E)
Absorpsi :
-Tingginya konsumsi obat non resep
-Lambatnya pengosongan lambung
-Berkurangnya keasaman lamubung
Distribusi:
-Persentase air total dan lemak tubuh
menurun.
-Perubahan rasio albumin dan
globulin.
Metabolisme :
-Penurunan massa dan aliran darah
hepar.
-Penurunan kemampuan hepar
dalam penyembuhan penyakit
- Perpanjangan waktu paruh (T1/2)
Ekskresi :
Penurunan kapasitas fungsi ginjal 
penurunan klirens
2.Perubahan farmakodinamika
Perubahan sensitifitas reseptor
Gangguan mekanisme homeostatis
PERUBAHAN SOSIAL DAN
EKONOMI
• Inadequat nutrition
• Multiple drug therapy
Prinsip umum farmakologi pada
lansia (Leipzig)
1. riwayat pengobatan lengkap
2. Jangan memberikan obat sebelum waktunya
3. Jangan menggunakan obat terlalu lama
4. Kenali obat yang digunakan
5. Mulai dengan dosis renda naikkan perlahan-
lahan
6. Obati sesuai patokan
7. Beri dorongan supaya patuh berobat
8. Hati-hati menggunakan obat baru
Polifarmasi
Defining Polypharmacy

• “many pharmacies,”
•as the use of four or more medications or up to seven or
more medications (Baranzini, et al)
• the condition in which patients receive too many
medications, medications for too long, or medications in
exceedingly high doses (Michocki, Lamy, Hooper, and
Richardson)
• Penyebab:
– Penyakit yang diderita banyak dan kronis
– Obat diresepkan oleh beberapa dokter
– kurangnya koordinasi dalam pengelolaan pasien
– Gejala yang dirasakan pasien tidak jelas
– Pasien meminta resep
– Penambahan obat untuk menghilangkan efek
samping obat
Interaksi Obat
• Interaksi obat tidak hanya terjadi pada
polifarmasi saja (interaksi obat-obat),
melainkan:
– Obat-makanan
– Obat-zat lain yang masuk dari lingkungan
Beberapa contoh interaksi obat
Kerugian Akibat Polifarmasi
1. Efek samping meningkat
2. Bila timbul efek samping, sulit menentukan
penyebabnya dan mengacaukan antara gejala
penyakit yang dialami pasien dengan gejala yang
timbul akibat efek samping
3. Interaksi obat yang merugikan pasien, baik
inkompatibilitas, pada farmakokinetik maupun
dinamik
4. Meningkatkan biaya pengobatan pasien dengan
polifarmasi (obat tanpa indikasi yang jelas)
Setiabudy R. Masalah Polifarmasi dan Peresepan Obat Racikan. Dept. Farmakologi FKUI. 2011
Menghindari Polifarmasi – Interaksi &
Efek Samping pada Pasien Geriatri
• Tahu apa tujuan pemberian obat.
– Tatalaksana kausal. Diagnosis dan etiologi harus tegak
terlebih dahulu!
– Simptomatik  antinyeri
– Selalu pertimbangkan benefit/efek samping
• Reevaluasi pemberian obat secara berkala
– Teman sejawat  obat yang sama, interaksi
– Pasien  over-the-counter
• Gunakan dosis minimum yang paling efektif
• Pantau efek samping dengan ketat!
– Terutama  kelemahan, kebingungan, gg.kognitif,
anoreksia, BB turun, hasil lab memburuk
TERIMA KASIH
Pengukuran fungsi kognitif
MINI MENTAL TES
Pertanyaan
Penilaian
1. Tanggal berapakah hari ini ? (bulan, 0 – 2 kesalahan = baik
tahun)
3 – 4 kesalahan = gangguan
2. Hari apakah hari ini ? intelek ringan
3. Apakah nama tempat ini ? 5 – 7 kesalahan = gangguan
4. Berapa nomor telepon Bapak/Ibu ? intelek sedang
(bila tidak ada telepon, dijalan apakah 8- 10 kesalahan = gangguan
rumah Bapak/Ibu ? intelek berat
5. Berapa umur Bapak/Ibu ?
6. Kapan Bapak/Ibu Lahir ? (tanggal, Bila penderita tidak pernah
bulan, tahun) sekolah, nilai kesalahan
7. Siapa nama gubernur kita ? diperbolehkan + 1 dari nilai
(walikota/lurah/camat) diatas.
8. Siapa nama gubernur sebelum ini ?
(walikota/lurah/camat) Bila penderita sekolah lebih dari
9. Siapa nama gadis Ibu anda ? SMA, kesalahan yang
10.Hitung mundur 3-3, mulai dari 20 ! diperbolehkan – 1 dari atas.

Anda mungkin juga menyukai