A PANDANGAN HUKUM DA
N AGAMA BAGI PELAKU A
BORTUS
OLEH KELOMPOK ABORTUS :
Abnormalitas embrio atau janin merupa Bila lingkungan di endometrium di seki Radiasi, virus, obat-obatan, dan sebagai
kan penyebab paling sering untuk abort tar tempat implantasi kurang sempurna nya dapat mempengaruhi baik hasil kon
us dini dan kejadian ini kerap kali diseb sehinga pemberian zat-zat makanan pad sepsi maupun lingkungan hidupnya dala
abkan oleh cacat kromosom. a hasil konsepsi terganggu m uterus.
Sebab-sebab psikosomatik, tress dan emos Kelainan pada plasenta, misalnya endarte
i yang diiketahui dapat mempengaruhi fung ritis vili korialis karena hipertensi menah
si uterus lewat hipotalamus-hipofise 7 2 un
Faktor-faktor hormonal
Misalnya penurunan sekresi pro SOCIAL Trauma
gesteron 6 3
Faktor maternal seperti pneumonia, typu Kelainan traktus genetalia, seperti inkom
s, anemia berat, keracunan dan toksoplas petensi serviks, retroversi uteri, mioma ut
mosis 5 4 eri dan kelainan bawaan uterus
5
8. Penyebab dari segi Maternal
1) Penyebab secara umum:
(1) Infeksi
2) Penyebab yang bersifat lokal: a. Virus, misalnya cacar, rubella, hepatitis
(1) Fibroid, inkompetensia serviks b. Infeksi, bakteri, misalnya streptokokus
(2) Radang pelvis kronis, endometrtis c. Parasit, misalnya malaria
(3) Retroversi, kronis (2) Infeksi kronis
(4) Hubungan seksual yang berlebihan sewaktu hamil, a. Sifilis, biasanya menyebabkan abortus pada
sehingga menyebabkan hiperemia dan abortus.
trimester kedua.
b. Tuberkulosis paru aktif.
9. Penyebab dari segi Janin c. Keracunan, misalnya keracunan tembaga,
1) Kematian janin akibat kelainan bawaan. timah, air raksa, dll.
2) Mola hidatidosa d. Penyakit kronis,
3) Penyakit plasenta dan desidua misalnya inflamasi misalnya Hipertensi, nephritis
dan degenerasi diabetes, anemia berat, penyakit
jantung, toxemia gravidarum
e. Gangguan fisiologis, misalnya Syok,
ketakutan, dll.
f. Trauma fisik.
6
C A M A B O R T U S
MACAM - M A
7
C A M A B O R T U S
MACAM - M A
Abortus habitualis adalah abortus spontan Kalau janin muda yang telah mati tertaha
yang terjadi 3 kali atau lebih berturut-turut n di dalam rahim selama 2 bulan atau lebi
h, maka keadaan itu disebut missed aborti
on
o c a t u s a r t i f i c i a l i s o c a t u s c r i m i n a l i s
Abortus prov Abortus prov
Pengguguran kehamilan, biasanya dengan alat-alat, pengguguran kehamilan tanpa alasan medis yang s
dengan alasan bahwa kehamilan membahayakan m ah dan dilarang oleh hukum. Abortus provokatus kr
embawa maut bagi ibu, misalnya karena ibu berpen iminalis adalah interupsi kehamilan sebelum janin
yakit berat. . Abortus provocatus pada hamil muda mampu hidup atas permintaan wanita yang bersang
dapat dilakukan dengan pemberian prostaglandin. kutan, tetapi bukan karena alasan penyakit janin ata
Pada hamil yang tua dilakukan hysterotomi u gangguan kesehatan ibu. Sebagian besar abortus
yang dilakukan saat ini termasuk dalam katagori in
i.
9
A R K A N K E S E H
E R D A S
ANALISIS B
ATA N
Kerusakan kanker leher Rahim
Hal ini terjadi karena leher Rahim robek akibat peng
gunaan alat aborsi.
Pendarahan hebat
Wanita yang mendapat kehamilan tak di
Pendarahan terjadi karena leher Rahim robek dan te
inginkan kebanyakan memilih jalan abo
rbuka lebar.
rsi untuk menyelesaikan masalahnya. H Infeksi
al ini tentu membahayakan dan memilik Penggunaan peralatan medis yang tidak steril kemud
i dampakan buruk di kemudian hari. Ab
ian dimasukkan dalam
orsi juga bisa terjadi karena kehamilan
Kematian
yang bermasalah sehingga mau tidak m
Kehabisan banyak darah akibat pendarahan dan infe
au harus segera digugurkan
ksi bisa membuat sang ibu meninggal.
Resiko kanker
Seperti kangker serviks, kangker payudara, indung t
elur dan hati.
Mengingat firman Allah SWT, dalam surat Al- An’a
m 1521, Al- Isra 31, Al-Furqan 67-71, Al-Hajj 5, Al
-Mukminun 12-14, dan hadis nabi riwayat Bukhori
ANALISIS BER dari Abdullah RA, Hadis nabi riwayat ibnu Majjah.
Ditinjau dari hukum islam aborsi juga menimbulkan
11
N G U R A N G I A B
T U K M E
SOLUSI UN
ORSI
1 2 3
Pemerintah perlu meningkatkan Revitalisasi program Kependudu Pemerintah pusat perlu mendoro
anggaran program pembinaan pe kan dan Keluarga Berencana (K ng setiap pemerintah daerah unt
layanan kesehatan ibu dan repro KB) di Indonesia. Kini saatnya p uk membuat Rencana Aksi Daer
duksi sebesar 3% dari total angg emerintah melakukan perbaikan ah (RAD) Penurunan AKI. RAD
aran sektor kesehatan dalam AP dalam desain program KKB merupakan implementasi dari Re
BN 2014. ncana Aksi Nasional (RAN)
12
DASAR HUKUM INDONESIA
Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP)
Pasal 299
(1) Barangsiapa dengan sengaja mengobati seorang wanita atau menyuruhnya supaya diobati, dengan sengaja
memberitahukan atau ditimbulkan harapan, karena pengobatan itu hamilnya dapat digugurkan, diancam pidana penjara
paling lama empat tahun
(2) Jika yang berbuat demikian untuk mencari keuntungan atau menjadikan perbuatan tersebut sebagai pencaharian atau
kebiasaan atau jika ia seorang tabib, bidan atau juru obat, pidananya dapat ditambah sepertiga
(3) Jika yang bersalah melakukan kejahatan tersebut dalam menjalankan pencaharian, maka dapat dicabut haknya untuk
melakukan pencaharian itu
Pasal 346
Seorang wanita yang sengaja menggugurkan atau mematikan kandungannya atau menyuruh orang lain untuk itu,
diancam dengan pidana penjara paling lama empat tahun
DASAR HUKUM INDONESIA
Pasal 347
Barang siapa dengan sengaja menggugurkan atau mematikan kandungan seorang wanita tanpa persetujuannya, diancam
dengan pidana penjara paling lama dua belas tahun.
Jika perbuatan itu mengakibatkan kematian wanita tersebut, dikenakan pidana penjara paling lama lima belas tahun
Pasal 348
(1) Barang siapa dengan sengaja menggugurkan atau mematikan kandungan
seorang wanita dengan persetujuannya, diancam dengan pidana penjara
paling lama lima tahun enam bulan.
(2) Jika perbuatan itu mengakibatkan matinya wanita tersebut, dikenakan pidana
penjara paling lama tujuh tahun
DASAR HUKUM INDONESIA
UU No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
Sebelum UU No. 36 Tahun 2009 lahir, masalah abortus provocatus telah diatur dalam pasal 15 UU No. 23 Tahun 1992
yang menyatakan bahwa “Dalam keadaan darurat sebagai upaya untuk menyelamatkan jiwa ibu hamil dan tau janinnya
dapat dilakukan tindakan medis tertentu”.
UU No.23 Tahun 1992 hanya menyatakan adanya keadaan darurat sebagai upaya penyelamatan jiwa sebagai kondisi
yang melegalkan tindakan abortus provocatus. Namun dalam UU No. 36 Tahun 2009, syarat terhadap kondisi
dibolehkannya abortus provocatus tersebut bertambah luas. Hal ini bisa dilihat dari ketentuan pasal 75. Dalam ayat (1)
memuat prinsip Negara atas tindakan aborsi yakni “Setiap orang dilarang melakukan aborsi”. Pelanggaran terhadap
ketentuan ini diancam dengan sanksi pidana berupa penjara maksimal 10 tahun dan denda maksimal satu milyar rupiah
Sementara ayat (2) pasal 75 mengecualikan larangan tindakan aborsi apabila memenuhi persyaratan/indikasi medis
sebagai berikut:
• Indikasi kedaruratan medis yang didetejsu sejak usia dini kehamilan, bnaik yang mengancam nyawa ibu dan/atau
janin
• Janin yang menderita penyakit genetic berat dan/atau cacat bawaan, maupun yang tidak dapat diperbaiki sehingga
menyulitkan bayi tersebut hidup di luar kandungan, atau
• Kehamilan akibat perkosaan yang dapat menyebabkan trauma psikologis bagi korban perkosaan
Tindakan aborsi tersebut hanya dapat dilakukan setelah melalui konseling dan/atau penasihatan pra tindakan dan
diakhiri dengan konseling pasca tindakan yang dilakukan oleh konselor yang kompeten dan berwenang
g a s k a n a d a n y
- u n d a n g m e n e
a n j u t , u n d a n g n n y a a b o
Lebi h l h a d a p d i i z i k a
t a n t e k n i s t e r
a persyar a
rsi yakni:
Sebelum kehamila Oleh tenaga ksehat Dengan persetujua Dengan izin suam Dilakukan di temp
n berumur 6 (ena an yang memiliki n ibu hamil yang b i, kecuali korban p at penyedia/fasilita
m) minggu dihitun keterampilan dan k ersangkutan erkosaan s layanan kesehata
g dari hari pertama ewebanagan yang n yang berkompete
haidterakhir, kecua memiliki sertifikat n dan berwenang
li dalam hal kedaru
ratan medis
16
DASAR HUKUM INDONESIA
Peraturan Pemerintah Nomor 61 Tahun 2014 tentang Kesehatan Reproduksi
Peraturan Pemerintah No. 61 Tahun 2014 merupakan peraturan pelaksana dari UU Keehatan yang
menyangkut kesehatan reproduski. Oleh Karena itu di dalam norma-norma hukumnya, PP ini masih
lebih banyak mengulangi si norma yang sebelumnya telah dimuat di dalam UU Kesehatan. Antara lain
ketentuan tentang konsep definitive tentang kesehatan reproduksi sebagai suatu keadaan sehat secara
fisik, mental dan sosial secara utuh, tidak semata-mata dari penyakit atau kecacatan yang berkaitan
dengan sistem, proses dan fungsi reproduksi
Ruang lingkup pengaturan di dalam PP Kesehatan Reproduksi ini mencakup:
• Pelayanan kesehatan ibu
• Pelayanan kedaruratan medis dan perkosaan sebagai pengecualian atas larangan aborsi\
• Reproduksi dengan bantuan atau kehamilan di luar cara alamiah
Ada beberapa penyebab abortus diantaranya disebabkan oleh kelainan pada plasenta, misalnya
endarteritis vili korialis karena hipertensi menahun, faktor maternal seperti pneumonia, typus, anemia
berat, keracunan dan toksoplasmosis, kelainan traktus genetalia, seperti inkompetensi serviks, retroversi
uteri, mioma uteri dan kelainan bawaan uterus, trauma dan beberapa faktor lainnya. Ada beberapa
macam, abortus imminens - threatened abortion, abortus insipiens - inevitable abortion, abortus
inkompletus , abortus kompletus, abortus habitualis, missed abortion, abortus infeksiosa, abortus septic,
abortus provokatus. Dampak pada kesehatan wanita seperti kerusakan kanker leher rahim, pendarahan
hebat, infeksi, kematian, kanker dan juga berdampak psikologis. Analisis menurut agama, Mahzab
Syaii dan juga mahzab Hambali pada prinsipnya aborsi diharamkan tetapi berdasar ijtihad para
ulama,dibolehkan jika dilakukan oleh dokter atau tenaga kesehatan yang berwenang berdasar indikasi
medis menyelamatkan jiwa ibu. Solusi untuk mengurangi aborsi pemerintah perlu meningkatkan
anggaran program pembinaan dll
KES IM PU LAN
SARAN
Bagi tenaga kesehatan atau medis agar selalu menjaga kode etiknya
Bagi tenaga kesehatan dan sumpah profesi dalam melakukan atau mengaborsi seseorang.
19
THANK YOU!
Do You Have Any Questions?