Anda di halaman 1dari 3

NAMA : ELVARA YOLANDA

NIM : B10018176

KELAS :D

DOSEN PENGAMPU : DHENY WAHYUDHI, S.H., M.H.

MATA KULIAH : VIKTIMOLOGI

Carilah sebuah kasus di lingkungan sekitar anda kemudian analisislah kasus tersebut dan
kaitkan dengan aspek-aspek viktimologi, baik itu korban fisik maupun tidak.

Kasus Tabrak Lari


Beberapa waktu lalu ada kasus tabrak lari di lingkungan sekitar saya tepatnya di
Kelurahan Simpang III Sipin, Kecamatan Kota Baru, Kota Jambi dimana seorang pengendara
motor menabrak seorang pengendara motor lainnya lalu pelaku melarikan diri.

Korban tabrak lari dari sudut pandang viktimologi


Istilah tabrak lari bukanlah istilah hukum. Namun menjadi bahasa sehari-hari yang
lumrah karena seringnya digunakan dalam tata bahasa kita, tabrak lari ialah ketika terjadi
kecelakaan lalu lintas pelaku tidak bertanggung jawab, dengan membiarkan korban begitu
saja tanpa menghentikan kendaraannya, atau tabrak lari. Tabrak lari adalah peristiwa tabrakan
yang menabrak meninggalkan korbannya.

Perbuatan tersebut merupakan perbuatan yang keji dan tak bertanggung jawab, perbuatan
tersebut sangatlah merugikan korban dibanyak variable atau hal. Padahal didalam Undang-
Undang sebenarnya perilaku demikian telah disinggung yaitu dalam UU No 22 tahun 2009
yang berbunyi sebagai berikut

“Setiap orang yang mengemudikan kendaraan bermotor yang terlibat kecelakaan lalu
lintas dan dengan sengaja tidak menghentikan kendaraannya, tidak memberi pertolongan,
atau tidak melaporkan kecelakaan lalu lintas kepada kepolisian negara republik Indonesia
terdekat sebagaimana dimaksud dalam pasal 231ayat (1) huruf a, huruf b, dan huruf c tanpa
alasan yang patut dipidana dengan pidana penjara paling lama 3 tahun atau denda paling
banyak Rp. 75.000.000, (tujuh puluh lima juta rupiah)”
Disini Korban sangat lah dirugikan, didalam perspektif viktimologi maka korban
memiliki beberapa aspek yaitu diantaranya:
1. Luka Fisik
2. Kerugian Materi
3. Kerugian Sosial dan Psikologis
4. Lamanya penderitaan
5. Perhatian Terhadap Korban Tindak Pidana

 Luka Fisik
Tentu saja korban mengalami luka fisik setelah ditabrak oleh pelaku, luka fisik ini adalah
luka yang terlihat dengan kasat mata, luka fisik ini bisa bervariasi mulai dari luka fisik ringan
seperti lecet sampai luka fisik berat seperti patah tulang yang bahkan mengharuskan untuk di
amputasi (definisi dari luka berat sendiri diatur didalam pasal 90 Kitab Undang-undang
Hukum Pidana).

 Kerugian materi
Disini korban juga pasti mengalami kerugian materi, seperti kerugian materi dari pakaian
yang rusak akibat tabrak lari tersebut sampai dengan biaya-biaya yang keluar untuk
perawatan luka fisik yang timbul dari tabrakan tersebut.

 Kerugian social dan psikologis


Kerugaian social dan psikologis mungkin bentuknya bisa dibilang abstrak karena tak bisa
dilihat secara riil, namun bisa dibuktikan dengan keterangan ahli, misalnya menjadi pendiam
atau trauma akibat dari kejadian tabrak lari tersebut.

 Lamanya penderitaan
Dalam kasus tabrak lari pun dipastikan korban akan mengalami penderitaan, namun
jangka waktunya ialah berbeda-beda tergantumg subyek orangnya.

 Perhatian terhadap korban tindak pidana


Disini perhatian akan korban ialah sangat minim, korban bisa menjadi korban untuk
kedua kalinya karena didalam system korban seakan tidak diperhatikan, misalnya saja
didalam SPP, korban agak kurang diperhatikan karena segala hal di SPP seakan hanya
menitikberatkan perhatiannya kepada pelaku saja sehingga agak melupakan korban, padahal
korban sudah banyak mengalami kerugian tetapi malah mendapat kerugian tambahan akibat
dari system yang ada.

Anda mungkin juga menyukai