EFUSI PLEURA
OLEH:
NAHDATUL JANNAH
PO.71.3.201.18.1.069
CI INSTITUSI
H. NASRULLAH,S.ST.,M.Kes
DIII KEPERAWATAN
2020
PENGKAJIAN KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH
INFORMASI UMUM
Nama : Tn.A
Umur : 48 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Suku : Bugis
Tanggal Masuk Rumah Sakit : 11 Mei 2020
Tanggal Pengkajian : 12 Mei 2020
Sumber Informasi : Pasien dan Keluarga
Keluhan Utama : Sesak napas
Riwayat Keluhan Utama
Pasien rujukan dari RSUD Lasinrang dengan mula-mula sesak pada bulan februari 2020. Sesak hilang
timbul, di sertai nyeri dada terutama saat beraktifitas dan terkadang juga pada malam hari sesak timbul
kembali, ketika pasien sesak, pasien mencoba tidur dengan posisi duduk. Sebelum sesak pasien mengeluh
batuk selama kurang lebih selama satu bulan. Batuk tanpa disertai dahak, dan mengkonsumsi obat batuk
namun tidak sembuh. Karena sesak bertambah hebat, pasien ke UGD RSUD Lasinrang dan setelah di sana
kurang lebih 1,5 jam pasien dirujuk ke RS Fatima Pare-pare karena di RSUD Lasinrang semua ruang rawat
inap telah penuh.
klien pada tahun 2018 pernah masuk RSUD Lasinrang dan dilakukan pengisapan cairan
karena di paru sebelah kanan terdapat cairan.
Riwayat penyakit keturunan: keluarga mengaku tidak ada anggota keluarga yang
mengalami sakit seperti pasien. Keluarga mengatakan tidak ada riwayat keganasan, batuk lama,
batuk berdarah, keringat dingin, DM, HT, asma, alergi.
Pasien tidak mengkonsumsi alcohol, tetapi pasien adalah perokok berat dimana dapat
mengkonsumsi satu bungkus dalam sehari dan hal itu sudah dilakukan lebih dari 5 tahun. Dalam
sehari pasien mampu manghabiskan rokok 1 bungkus bahkan lebih. Pekerjaan pasien sebagai
ekspedisi di perak yang selalu keluar pada malam hari. Saat pengkajian pasien mengaku tidak
mengerti bahwa pola hidupnya dapat mengakibatkan kanker paru, hal tersebut merupakan
kurangnya sumber informasi bagi pasien.
POLA PERSEPSI DAN MANAJEMEN KESEHATAN
Subjektif
Instrumen Morse
FallScale
Paramet Status/Keada Sko
er an r
Riwayat Jatuh (baru-baru ini/dalam 3 bulan Tidak pernah 0
terakhir) Pernah 25
Penyakit penyerta (diagnosis sekunder) Ada 15
Tidak ada 0
Alat bantu jalan Tanpa alat bantu, tidak dapat jalan, kursi 0
roda
Tongkat , walker 15
Pemakaian infuse IV/heparin Ya 20
Tidak 0
Cara berjalan Normal, tidak dapat berjalan 0
Lemah 10
Terganggu 20
Status mental Menyadari kelemahannya 0
Tidak menyadari kelemahannya 15
0-24: risiko rendah; 25-44: risiko sedang; ≥45 : risiko tinggi
POLA NUTRISI DAN METABOLIK
Subjektif
Skala Tot
Norton al
Kondisi fisik Status mental Aktivitas Mobilitas Inkontinensia Sko
r
Baik 4 Alert 4 Aktif berjalan 4 Penuh 4 Tidak ada 4 17
Cukup baik 3 Apatis 3 Jalan dgn bantuan 3 Sedkit terbatas 3 Kadangkala 3
Buruk 2 Kacau 2 Dengan kursi roda 2 Sangat terbatas 2 Biasanya urine 2
Sangat buruk 1 Stupor 1 Selalu di tempat 1 Immobilitas 1 Urine dan feses 1
tidur
>18: risiko rendah 14-18: risiko sedang 10-14: risiko tinggi <10: sangat berisiko
tinggi
POLA ELIMINASI
Subjektif,
TOTAL 11
≤4: Kemandirian sangat rendah (ketergantungan total; 5-8: Kemandirian rendah; 9-11: Kemandirian sedang; ≥12 =
Kemandirian tinggi
POLA ISTIRAHAT TIDUR
Subjektif
Objektif
Lesu Responlambat
Memori saat ini : Normal Memori yang lalu:Tidak normal
Gelisah Kooperatif
Subjektif
Objektif
Objektif
Subjektif
Objektif
Subjektif
Sakit/dirawat mengganggu praktik keagamaan
No Diagnosis
Perencanaan
Keperawatan
Tujuan Intervensi Rasional
1. Bersihan Tuj:3X24jamb 1. Berikan posisi 1.Peninggian kepala tempat
jalan nafas ersihan jalan semi fowler (30° - tidur
tidak efektif nafas efektif 45°) mempermudah fungsi
berhubungan pernafasan dengan
dengan KH: menggunakan gravitasi, dan
adanya secret Secret bisa untuk meningkatkan ekspansi
tertahan di keluar(+) paru.
jalan nafas Ronkhi(-)
RR:16-
20x/menit 2. Ajarkan pasien 2. Nafas dalam membantu
untuk nafas dalam memenuhi kecukupan O2 dan
dan batuk efektif memobilisasi secret untuk
membersihkan jalan nafas
dan membantu mencegah
komplikasi pernafasan.
3.Lakukan postural
3. Memobilisasi secret untuk
drainage
membersihkan jalan nafas
dan membantu mencegah
komplikasi pernafasan.
3. Kolaborasi :
3. Pemberian oksigen dapat
pemberian
mengurangi sesak
oksigen setelah
beraktivitas bila
terjadi
peningkatan status
pernafasan
09.15/ 4. Berkolaborasi
pemberian ekspetoran pada P : Lanjutkan intervensi
pasien
09.20/ 5. Menganjurkan
pasien untuk banyak minum,
terutama air hangat.
10.00/ Mengajarkan posisi 10.30/
semi fowler (30° - 45°) S:
- Pasienmengeluh sesak
10.05/ Kolaborasi oksigen - Pasien mengatakan belum
tambahan sesuai dengan mengerti tentang HE yang
indikasi diberikan
10.10/ Mengajarkan pola
nafas efektif (teknik nafas
Rabu, 13 Mei dalam) O:
2020. 10.15/ Merikan HE penyebab - Pasiennampak sesak
sesak - Pasien nampak kebingungan
10.20/ Mengobservasi TTV
terutama RR dan nadi serta
status pernafasan(pernafasan A : Masalah belum teratasi
cuping hidung, retraksi otot
bantu nafas,kesimetrisan
dinding dada) P : Lanjutkan intervensi
10.25/ Berkolaborasi
melakukan torakosintesis
ulang atau pemasangan WSD
15.00/ Menganjurkan 15.40/
individu untuk istirahat 1 jam S : Pasien mengatakan
setelah makan (misalnya mengerti apa yang telah
berbaring dan duduk-duduk). dijelaskan tapi masih kesulitan
P: Intervensi dihentikan