HIPERGLIKEMIA
DISUSUN OLEH :
S18028
TAHUN 2020/2021
LAPORAN PENDAHULUAN
HIPERGLIKEMIA
A. KONSEP PENYAKIT
1. Definisi
Hiperglikemia adalah keadaan dimana kadar gula darah melonjak atau
berlebihan yang akhirnya akan menjadi penyakit yang disebut diabetes
mellitus (DM) yaitu suatu kelainan yang terjadi akibat tubuh kekurangan
hormone insulin akibatnya glukosa tetap beredar di dalam aliran darah dan
sukar menembus dinding sel. Keadaan ini biasanya disebabkan oleh stress,
infeksi dan konsumsi obat-obatan tertentu ( Setiawati, 2018).
Hiperglikemia merupakan suatu keadaan meningkatnya kadar glukosa
darah dalam tubuh seseorang yang melebihi kadar normal. Penyebab
belum pasti tetapi sering dihubungkan dengan kurangnya insulin dan
factor predisposisi yaitu genetic, umur dan obesitas. Hiperglikemia yang
tidak dikontrol secara terus menerus akan berkembang menjadi penyakit
diabetes meliitus dan merupakan factor resiko untuk penyakit metabolic
lainnya. Sebagian besar dewasa muda usia 20-30 tahun dengan IMT >23
kg/m2 mempunyai kadar glukosa darah sesaat normal (Darose, 2017).
2. Etiologic (Menurut : Paramitha 2017)
Peningkatan kadar gula darah bisa disebabkan oleh banyak hal misalnya
terlalu banyak mengkonsumsi karbohidrat, tidak mengkonsumsi obat
diabetes atau mengkonsumsi obat diabetes yang tidak tepat dosisnya,
bahkan dalam keadaan stress atau sakit juga dapat memicu peningkatan
kadar glukosa darah.
Pada keadaan sakit atau stress akan terjadi aktivasi system aksis
hypothalamus pituitary adrenal (HPA) dengan dilepaskannya kortisol dari
kelenjar adrenal. Peningkatan kortisol mengakibatkan peningkatan dari
pelepasan epinefrin, norepinefrin, glucagon dan growth hormone.
Glucagon inilah mediator hormonal primer dalam proses glukogenesis
yang nantinya akan meningkatkan kadar gula darah.
3. Manifestasi Klinik (Menurut : Setiawati, 2018)
a. Kadar gula darah sewaktu melebihi angka 200 mg/dL atau kadar gula
darah puasa melebihi 126mg/dL
b. Polyuria ( banyak dan sering kencing)
c. Polipagia ( banyak makan)
d. Polidipsi ( banyak minum)
e. Kelemahan tubuh, lesu cepat lelah dan tidak bertenaga
f. Berat badan menurun
g. Rasa kesemutan, karena iritasi ( perangsangan ) pada serabut-serabut
saraf
h. Infeksi saluran kencing
i. Glukosuria
j. Luka yang sukar sembuh
4. Klasifikasi (Menurut : Parisa, 2016)
Hiperglikemia terdiri atas 2, yakni :
a. Hiperglikemia akut
Hiperglikemia akut terjadi jika kadar glukosa darah meningkat atau
menurun tajam dalam waktu singkat. Komplikasi akut yang biasanya
terjadi adalah hipoglikemia, keadaan kadar glukosa darah kurang dari
50mg/dL.
b. Hiperglikemia kronis
Hiperglikemia kronis dapat mendorong produksi radikal bebas yang
berlebihan dari proses auto oksidasi glukosa, progresi protein dan
terjadi perubahan keseimbangan antioksidan tubuh. Pembentukan
radikal bebas yang berlebihan dapat memicu penurunan antioksidan
enzimatik tubuh dan kerusakan jaringan, sehingga menimbulkan
atherosclerosis dan katarak
5. Komplikasi (Menurut : Setiawati, 2018 ).
a. Komplikasi akut
1) Ketoasidosis diabetic terjadi apabila terdapat kekurangan insulin,
produksi berlebihan beta hidroksibutirat dan asam asetoasetat
( badan keton) oleh hati menyababkan peningkatan konsentrasi
keton dan peningkatan pelepasan asam lemak bebas. Sebagai
akibat dari kehilangan bikarbonat ( yang terjadi bila terbentuk
keton), penyangga bikarbonat tidak terjadi dan terjadi asidosis
metabolic yang disebut DKA.
2) Hyperosmolar hyperglicemic state ( HHS) ditandai dengan
osmolaritas plasma 340 mOsm/L atau lebih ( kisaran normal
adalah 280-300 mOsm/L), naiknya kadar glukosa darah dengan
cepat (Lebih dari 600 mg/DL dan seringkali 1000-2000 mg/dL)
dan dengan perubahan tingkat kesadaran yang berat
b. Komplikasi kronis
1) Perubahan pada system kardiovaskuler meliputi, penyakit arteri
coroner yang merupakan factor resiko utama terjadinya infark
miokard, kemudian ada hipertensi dan stroke ( cedera
cerebrovaskuler)
2) Penyakit vaskuler perifer, menyebabkan infusiensi vascular perifer
dengan klaudikasi ( nyeri) intermiten di tungkai bawah dan ulkus
pada kaki
3) Retinopati diabetic, struktur kapiler retina mengalami perubahan
aliran darah yang menyebabkan iskemia retina dan kerusakan
sawar retina darah sehingga pasien mengalami kebutaan
4) Nefropati diabetic yaitu penyakit ginjal yang ditandai dengan
adanya albumin dalam urine, hipertensi, edema dan insufisiensi
ginjal progresif
5) Perubahan pada system saraf perifer dn otonom terdiri dari
neuropati viservisceralropati perifer ( neuropati somatic) biasanya
ditandai dengan jari kaki dan kaki bergerak ke atas. Neuropati
visceral ( neuropati otonom) menyebabkan berbagai manifestasi,
bergantung pada SSO yang terkena
6) Peningkatan kerentanan terhadap infeksi
6. Patofisiologi dan Pathway ( Menurut : Setawati, 2018)
Hiperglikemia dapat disebabkan oleh defisiensi insulin yang dapat
disebabkan oleh proses autoimun, kerja pancreas yang berlebih dan
herediter. Insulin yang menurunkan mengakibatkan glukosa sedikit yang
masuk ke dalam sel. Hal itu bisa menyebabkan lemas dengan kadar
glukosa darah meningkat. Kompensasi tubuh dengan meningkatkan
glucagon sehigga terjadi proses gluconeogenesis. Selain itu tubuh akan
menurunkan penggunaan glukosa oleh otot, lemak dan hati sert
peningkatan produksi glukosa oleh hati dengan pemecahan lemak
terhadap kelaparan sel. Hiperglikemia dapat meningkatkan jumlah urin
yang mengakibatkan dehidrasu sehingga tubuh akan meeningkatkan rasa
haus (polidipsi). Penggunaan lemak untuk menghasilkan glukosa untuk
memproduksi badan keton yang dapat mengakibatkan anorexia (tidak
nafsu makan), nafas bau keton dan mual hingga terjadi asidosis.
Dengan menurunkannya insulin dalam darah asupan nutrisi akan
menngkat sebagai akibat kelaparan sel. Menurunnya glukosa intrasel
menyebabkan sel mudah terinfeksi. Gula darah yang tinggi dapat
menyebabkan penimbunan glukosa pada dinding pembuluh darah yang
membentuk plak sehingga pembuluh darah menjadi keras
( arterosklerosis) dan bila plak itu terlepas akan menyebabkan thrombus.
Ketidakstabilan
kadar glukosa darah Kerusakan antibody
Kekebalan tubuh
menurun
Resiko
infeksi Neuropati sensori
perifer
Gangrene
Kerusakan
integritas kulit
B. ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian ( Menurut : Setiawati, 2018)
a. Identitas pasien dan penanggung jawab
b. Aktivitas/ istirahat
1) Gejala : lemah, letih, sulit bergerak/berjalan, kram otot, tonus otot
menurun, gangguan tidur atau istirahat
2) Tanda : takikardia dan takipnea pada keadaan istirahat atau dengan
aktivitas letargi/disorientasi, koma, penurunan otot
c. Sirkulasi
1) Gejala : adanya riwayat hipertensi, im akut, klaudikasi, kebas dan
kesemutan pada ekstermitas, ulkus pada kaki, penyembuhan yang
lama
2) Tanda : takikardia, perubahan darah postural, nadi yang
menurun/tidak ada, disritmia
d. Integritas ego
1) Gejala : stress, tergantung pada orang lain, masalah finansial yang
berhubungan dengan kondisi
2) Tanda : ansietas, peka rangsang
e. Eliminasi
1) Gejala : perubahan pola berkemih, nokturia, rasa nyeru, kesulitan
berkemih
2) Tanda : urine encer, pucat kuning, abdomen keras
f. Makanan/cairan
1) Gejala : hilang nafsu makan, mual muntah
2) Tanda : kulit kering, turgor jelek, kekakuan
g. Neurosensory
1) Gejala : pusing/pening, sakit kepala, kesemutan, kebas
2) Tanda : disorientasi, mengantuk, letargi, stupor, gangguan memori
h. Nyeri/kenyamanan
1) Gejala : abdomen tegang, nyeri
2) Tanda : wajah meringis dengan palpitasi
i. Penapasan
1) Gejala : merasa kurang oksigen, batuk dngan atau tanpa sputum
2) Tanda : lapar udara, batuk, frekuensi napas meningkat
j. Keamanan
1) Gejala : kulit kering, gatal, ulkus
2) Tanda : demam, kulit rusak, lesi
k. Seksualitas
1) Gejala : raba vagina ( cenderung infeksi), masalah impoten pada
pria
2. Diagnose Keperawatan ( Menurut : Buku Standar Diagnosis
Keperawatan Indonesia (SDKI), 2017)
a. Ketidakstabilan kadar glukosa darah berhubungan dengan resistensi
insulin dibuktikan dengan lelah atau lesu, kadar glukosa dalam darah
tinggi (D. 0027)
b. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan neuropati perifer
dibuktikan dengan kerusakan lapisan kulit, nyeri, kemerahan (D.0129)
3. Perencanaan Keperawatan ( Menurut : Buku Standar Luaran
Keperawatan Indonesia (SLKI), Buku Standar Intervensi Keperawatan
Indonesia (SIKI), 2018)
a. Ketidakstabilan kadar glukosa darah berhubungan dengan resistensi
insulin dibuktikan dengan lelah atau lesu, kadar glukosa dalam darah
tinggi (D. 0027)
Kasengke, J., Assa, Y.A., Panuntu, M.E. 2015. Gambaran Gula Darah Sesaat
Pada Dewasa Muda. Jurnal e-Biomedik Vol 2 No 2
Lemone, P., Burke, M.K., Baudoff, G. 2015. Keperawatan Medikal Bedah.
Jakarta : EGC
Paramitha, N. C. 2017. Pengaruh Ekstra Daun Pepaya Terhadap Perubahan
Diameter Sel Langerhans Mencit Hiperglikemi Yang Diinduksi
Aloksan. Karya Tulis Ilmiah Universitas Muhammadiyah Malang
Parisa, N. 2017. Efek Ekstra Daun Salam Pada Kadar Glukosa Darah
Sewaktu, Kadar Profil, Kolesterol Dan Diabetik Kardiomiopati Pada
Diabetes Mellitus. Skripsi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta