1) ISRA R SUDAI
2) TRESYANA MOHI
3) ROSALINDA PAKAYA
4) NUR AIN GENTI
5) PUTRI MUSTIKA YUSTITIA
6) FITRIA PAKAYA
7) PRATIWI DITA P. NAITO
8) YUSUF K. SULEMAN
9) SLAMED A. MAHMUD
10) AMAT BIKI
11) DINDA ANGO
PRODI S1KEPERAWATAN
T.A 2019
1
BAB I
PENDAHULAN
A. KONSEP PENYAKIT
1. Pengertian
Hiperglikemia, atau gula darah tinggi adalah suatu kondisi di mana
jumlah yang berlebihan glukosa beredar dalam plasma darah.
Hiperglikemia merupakan keadaan peningkatan glukosa darah dari
pada rentang kadar puasa normal 80 – 90 mg/dl darah, atau rentang
non puasa sekitar 140 – 160 mg /100 ml darah.
2. Manifestasi klinik
Gejala awal umumnya yaitu (akibat tingginya kadar glukosa
darah) polipagi, polidipsi, dan poliuri.
1) Kelainan kulit, gatal-gatal, kulit kering
2) Rasa kesemutan, kram otot
3) Penurunan berat badan
4) Kelemahan tubuh dan luka yang tidak sembuh-sembuh
2
4. Psikososial pasien hiperglikemia
a. Pasien dan keluarga
Faktor psikologis pada pasien yang menderita hiperglikemia dapat
dilihat dari kepribadian seseorang sebagai faktor yang membuatnya unik
dan berbeda. Pasien yang menderita hiperglikemia sikapnya kepada orang
sekitar terutama kepada keluarganya suka timbul rasa bersalah kepada istri
dan anak karena sering marah. Karena orang yang menderita
hiperglikemia akan mengalami reaksi depresi. Akan ada reaksi penolakan,
tidak bias menerima kenyataan bahwa dirinya mengidap penyakit
hiperglikemia dan menyalahkan hasil laboratorium dan semuanya ini tidak
memberikan hasil pengobatan yang baik
5. Penanganan hiperglikemia
1) Diet.
a. Komposisi makanan
a) Karbohidrat 60-70 %
b) Protein 10-15%
c) Lemak 20-25%
b. Jumlah kalori perhari
a) Antara 1100-2300 kkal
b) Kebutuhan kalori basal :
laki-laki : 30 kkal/kg BB
perempuan 25 kkal/kg BB
3
2) Latihan jasmani
Manfaat latihan jasmani :
a) Menurunkan kadar glukosa darah (mengurangi resistensi
insulin, meningkatkan sensivitas insulin)
b) Menurunkan berat badan
c) Mencegah kegemukan
d) Mengurangi kemungkinan terjadinya komplikasi
aterogenik, gangguan lipid darah peningkatan tekanan
darah, hiperkoagulasi darah
e) Endurance : latihan daya tahan untuk meningkatkan
kemampuan kardiorespirasi, seperti jalan (jalan santai/cepat,
sesuai umur), jogging, berenang, dan bersepeda.
4
BAB II
KASUS
A. SKENARIO KASUS
B. KATA KUNCI
1. Lemah
Menurut kamus besar Bahasa indonesia (KKBI) yaitu (1) tidak kuat :
tidak bertenaga : badannya karena baru sembuh dari sakit
2. Lapar
Arti kata lapar di KKBI adalah:berasa ingin makan (karena perut
kosong). Kelaparan adalah suatu kondisi di mana tubuh masih
membutuhkan makanan, biasanya saat perut telah kosong baik dengan
sengaja maupun tidak sengaja untuk waktu yang cukup lama. Kelaparan
5
adalah bentuk ekstrem dari nafsu makan normal. Istilah ini umumnya
digunakan untuk merujuk kepada kondisi kekurangan gizi .
3. Sesak napas
Sesak nafas (dyspnea) adalah perasaan yang dirasakan oleh seseorang
mengenai ketidaknyamanan atau kesulitan dalam bernapas. Sesak napas
dapat disebabkan oleh gangguan dalam sistem pernapasan (hidung,
tenggorokan, paru-paru) atau gangguan yang berasal dari luar paru-paru
(jantung)
4. Kepala Pusing
Pusing adalah istilah yang sering digunakan untuk menggambarkan
berbagai sensasi yang dialami, seperti limbung, kehilangan
keseimbangan, atau seperti akan pingsan. Pusing dapat dialami oleh
berbagai usia, namun umumnya dirasakan oleh orang dewasa.
5. Mual
Mual adalah perasaan tidak menyenangkan yang ada sebelum muntah.
Ini biasa disertai berkeringat, bertambahnya air liur, dan kontraksi ritmis
otot-otot dinding perut. Dalam sumber lain Mual adalah suatu kondisi di
mana seseorang mempunyai perasaan yang menekan dan tidak nyaman
sebelum muntah
6. GDS : 443 mg/dl,
7. Pola napas ireguler
RR:30x/m
TD:130/90mmHg,
N:108x/m,
SB:38 C.
8. CRT <2 dtk
9. GCS :15
10. HB 11,7 gr/dl
11. leukosit 19.600 103/µL
12. trombosit 303 103/µL
13. LED 102 mm/jam.
6
C. PERTANYAAN DAN JAWABAN
NO. PERTANYAAN JAWABAN
1. Apa yang menyebabkan - Kadar gula terlalu tinggi
badan menjadi lemah pada - Kadar gula darah terlalu
penderita hiperglikemia ? rendah
- Anemia
- Infeksi
- Depresi
2. Mengapa pada penderita Pada keadaan normal, tubuh
hiperglikemia mudah mendapatkan pasokan gula dari
merasakan lapar dan haus? makanan, setelah dicerna dan masuk
ke dalam darah dapat digunakan
sebagai sumber energi, terdapat
hormon insulin yang bertugas untuk
mengambil gula tersebut dari darah
ke dalam sel-sel tubuh, namun pada
penderita diabetes melitus (DM)
terjadi kekurangan hormon insulin,
yaitu pada DM tipe 1 atau sel-sel
tubuh menjadi kurang peka terhadap
hormon insulin yaitu pada DM tipe
2, sehingga gula tetap ada di dalam
darah yang menyebabkan kadar gula
darah menjadi tinggi, dapat
diketahui melalui pemeriksaan
darah. Seperti dijelaskan diatas sel-
sel tersebut kekurangan gula sebagai
sumber energi karena gula tetap ada
di dalam darah, hal inilah yang
menyebabkan penderita DM mudah
7
lelah dan ngantuk. Dikarenakan sel-
sel tubuh dalam keadaan kurang
gula, maka otak merespon untuk
meningkatkan asupan makanan
sehingga terjadilah rasa lapar. Kadar
gula darah yang tinggi bersifat
menarik air, sehingga menyebabkan
air di dalam sel tertarik keluar yang
membuat respon otak untuk
menimbulkan rasa haus. Salah satu
sel yang kekurangan air adalah lensa
mata sehingga menimbulkan
gangguan fokus, selain itu kadar
gula darah yang tinggi dapat
merusak saraf-saraf kecil, salah
satunya adalah saraf penglihatan
mata sehingga dapat menimbulkan
pandangan kabur.
3. Apa yang menyebabkan sesak Hiperglikemia dapat menyebabkan
napas pada penderita kondisi yang disebut ketoasidosis,
hiperglikemia ? juga dikenal sebagai ketoasidosis
diabetes (DKA) atau koma diabetes.
Hal ini terjadi karena tubuh memiliki
insulin yang tidak mencukupi untuk
mengolah glukosa menjadi bahan
bakar, sehingga tubuh memecah
lemak untuk digunakan menjadi
energi. Saat tubuh memecah lemak,
keton diproduksi sebagai produk
sampingan. Beberapa keton
dieliminasi melalui urine, tapi tidak
8
semuanya. Sampai pasien direhidrasi
ulang (diberi cairan lagi), dan insulin
yang adekuat dipulihkan, keton tetap
berada di dalam darah. Keton dalam
darah menyebabkan mual, sakit
kepala, kelelahan, atau muntah.
Gejalanya meliputi:
- Sesak napas
- Mulut kering
- Sakit perut
9
vasokonstriksi.
10
"Akibatnya tubuh akan mengalami
dehidrasi sehingga membutuhkan
banyak minum. Jika seseorang
banyak minum, maka buang air
kecilnya juga akan menjadi lebih
sering," ujar Prof Sri
D. PENYIMPANGAN KDM
Faktor resiko
Insufisiensi insulin
hiperglikemia
E. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Keletihan
2. Defisit nutrisi
3. Ansietas
4. Defisit pengetahuan
F. INTERVENSI KEPERAWATAN
No Diagnosa (SDKI) Tujuan (SLKI) Intervensi (SIKI)
1 keletihan Setelah dilakukan Manajemen energy
tindakan Observasi
keperawatan 1. monitor pola dan
selama 1x24 jam jam tidur
maka tingkat 2. monitor
keletihan kelelahan fisik
menurun. Dengan dan emosional
12
kriteria hasil : Terapeutik
1. Sakit kepala 3. sediakan
2. gelisah lingkungan
nyaman dan
rendah stimulus
(mis. Cahaya,
suara,
kunjungan)
4. lakukan latihan
rentang gerak
pasif dan/atau
aktif
5. fasilitasi duduk
disisi tempat
tidur, jika tidak
dapat berpindah
atau berjalan
Edukasi
6. anjurkan tirah
baring
7. anjurkan strategi
koping untuk
mengurangi
kelelahan.
Kolaborasi
8. kolaborasi
dengan ahli gizi
tentang cara
meningkatkan
asupan makanan
2 Defisit nutrisi Setelah dilakukan Promosi berat badan
13
tindakan Observasi
keperawatan 1. monitor adanya
selama 1 x 24 mual dan muntah
jam maka status 2. monitor berat
nutrisi membaik. badan
Dengan kriteria terapeutik
hasil : 3. sediakan
1. nyeri makanan yang
abdomen tepat sesuai
2. nafsu makan kondisi pasien
(mis. Makanan
dengan tekstur
halus, makanan
yang diblender,
makanan cair
yang diberikan
melalui NGT
atau gastrostomi,
total perenteral
nutrition sesuai
indikasi)
4. berikan
suplemen jika
perlu
Edukasi
5. jelaskan jenis
makanan yang
bergizi tinggi,
namun tetap
terjangkau
3 Ansietas Setelah dilakukan Terapi releksasi
14
tindakan Observasi
keperawatan 1. periksa
selama 1 x 24 ketegangan otot,
jam maka tingkat frekuensi nadi,
ansietas tekanan darah,
menurun. Dengan dan suhu
kriteria hasil : sebelum dan
1. perilaku sesudah latihan
gelisah 2. monitor respon
2. perilaku terhadap terapi
tegang relaksasi
Terapeutik
3. ciptakan
lingkungan
tenang dan tanpa
gangguan
dengan
pencahayaan dan
suhu ruang
nyaman, jika
memungkinkan
4. gunakan pakaian
longgar
Edukasi
5. jelaskan tujuan,
manfaat,batasan,
dan jenis
relaksasi yang
tesedia (mis.
Music,
meditasi,napas
15
dalam, relaksasi
otot progresif)
6. anjurkan
mengambil
posisi nyaman
4 Defisit Setelah dilakukan Promosi berat badan
pengetahuan tindakan Observasi
keperawatan 1. identifikasi
selama 1 x 24 kemungkinan
jam maka tingkat penyebab BB
pengetahuan kurang
meningkat. 2. monitor berat
Dengan kriteria badan
hasil : 3. monitor jumlah
1. perilaku kalori yang di
sesuai konsumsi sehari-
pengetahuan hari
Terapeutik
4. berikan
perawatan
mulut sebelum
pemberian
makan,jika perlu
5. berikan
suplemen,jika
perlu
6. berikan pujian
pada
pasien/keluarga
untuk
peningkatan
16
yang di capai
Edukasi
7. jelaskan jenis
makanan yang
bergizi
tinggi,namun
tetap terjangkau
8. jelaskan
peningkatan
asupan kalori
yang di butuhkan
17
DAFTAR PUSTAKA
Sustrani Lanny Dkk. 2004. Diabetes. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama
Tim poksa SDKI DPD PNII,2017. Standar luaran Keperawatan Indonesia, Edisi
01, cetakan II, Jakarta Selatan 12610
18