Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN KEPERAWATAN JIWA PADA ANAK JALANAN

memenuhi tugas matakuliah


Keperawatan Jiwa

DI SUSUN OLEH :

KELOMPOK 5

FITRIYA PAKAYA
MELIYA R. IBRAHIM
NURAIN GENTI
PUTRI MUSTIKA YUSTITIA
SARTIKA BLONGKOD
SRI WAHYUNIANT TALIB
TRESYANA MOHI

UNVERSITAS MUHAAMMADIYAH GORONTALO


FAKULTAS ILMU KESEHTAN
2019/2020
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Keperawatan kesehatan mental dan psikiatrik adalah suatu bidang
spesialisasi praktek keperawatan yang menerapkan teori perilaku manusia
sebagai ilmunya dan penggunaan diri sendiri secara terapeutik sebagai
kiatnya (ANA). Semuanya didasarkan pada diagnosis dan intervensi dari
adanya respons individu akan masalah kesehatan mental yang actual
maupun potensial. Pelayanan yang menyeluruh difokuskan pada
pencegahan penyakit mental, menjaga kesehatan, pengelolaan atau
merujuk dari masalah kesehatan fisik dan mental, diagnosis dan intervensi
dari gangguan mental dan akibatnya, dan rehabilitasi.Keperawatan jiwa /
mental diharapkan mampu mengkaji secara komprehensif, menggunakan
ketrampilan memecahkan masalah secara efektif dengan pengambilan
keputusan klinik yang komplek (advokasi), melakukan kolaborasi dengan
profesi lain, peka terhadap issue yang mencakup dilema etik, pekerjaan
yang menyenangkan, tanggung jawab fiskal. Kesehatan Jiwaadalah
Perasaan Sehat dan Bahagia serta mampu mengatasi tantangan hidup,
dapat menerima orang lain sebagaimana adanya serta mempunyai sikap
positif terhadap diri sendiri dan orang lain.
Keperawatan jiwa bukan hanya berfokus pada individu dengan
gangguan jiwa melainkan juga terhadap individu dengan masalah
psikososial dan kejiwaan. Salah satu individu dengan masalah psikososial
adalah anak jalanan

1.2 Tujuan Penulisan


1. Tujuan Umum
Untuk memenuhi tugas salah satu mata kuliah Keperawatan Jiwa serta
mengetahui bagaimana bentuk keperawatan kesehatan jiwa di masyarakat.
2. Tujuan Khusus:
Untuk mengetahui Asuhan Keperawatan jiwa di masyarakat khususnya
pada anak

1.3 Manfaat
Manfaat yang diharapkan oleh penulis adalah sebagai berikut :
1. Untuk masyarakat
Sebagai bahan informasi untuk menambah pengetahuan kesehatan
2. Untuk Mahasiswa
Sebagai bahan pembanding tugas serupa
Makalah ini bisa di jadikan bahan acuan untuk melakukan tindakan asuhan
keperawatan pada kasus keperawatan kesehatan jiwa masyarakat.
BAB II
PEMBAHASAN

A. KONSEP DASAR MEDIS


1. Definisi Anak Jalanan
Anak jalanan atau sering disingkat anjal adalah sebuah istilah
umum yang mengacu pada anak-anak yang mempunyai kegiatan
ekonomi di jalanan, namun masih memiliki hubungan dengan
keluarganya. Menurut Departmen Sosial RI (1999), pengertian tentang
anak jalanan adalah anak-anak di bawah usia 18 tahun yang karena
berbagai faktor, seperti ekonomi, konflik keluarga hingga faktor budaya
yang membuat mereka turun ke jalanan.
UNICEF memberikan batasan tentang anak jalanan, yaitu Street
Child are those who have abandoned their homes, school and
immediate communities before they are sixteen years of age, and have
drifted into a nomadic streat life. Berdasarkan hal tersebut, maka anak
jalanan adalah anak-anak berumur di bawah 16 tahun yang sudah
melepaskan diri dari keluarga, sekolah, dan lingkungan masyarakat
terdekantnya, larut dalam kehidupan berpindah-pindah di jalan raya.
Menurut UU no 23 tentang kesehatan jiwa menyebutkan penyebab
munculnya anak jalanan adalah:
1. Keluarga tidak perduli
2. Keluarga malu
3. Keluarga tidak tahu
4. Obat tidak diberikan
5. Tersesat ataupun karena Urbanisasi
2. ETIOLOGI
Faktor penyebab anak jalanan
1. faktor internal
Faktor internal yang menyebabkan terjadinya anak jalanan diantaranya
adalah:
a. Sifat malas dan tidak mau bekerja
b. Adanya cacat-cacat yang bersifat biologis-psikologis. Cacat
keturunan yang bersifat bilogis yaitu kurang berfungsinya organ
tubuh untuk memproduksi atau organ genital yang menimpa
sesorang. Cacat psikologis adalah kurang berfungsinya mental dan
tingkah laku seseorang untuk bersosialisasi di masyarakat.
c. Tidak ada kegemaran, tidak memiliki hobi yang sehat seseorang
anak yang tidak memiliki hobbi yang sehat atau kegemaran yang
positif untuk megisi waktu luangnya maka dengan mudah
melakukan tindakan negatif.
d. Ketidakmampuan penyesuaian diri terhadap perubahan lingkugan
yang baik dan kreatif ketidak mampuan penyesuaian diri atau
adaptasi terhadap perubahan lingkungan yang baik dan kratif
menimbulkan tindakan moral atau tindakan yang mengarah pada
peruabahan yang negatif.
e. Impian kebebasan berbgai masalah yang dihadapi anak didalam
keluarga dapat menimbulkan pemberontakan didalam dirinya dan
berusaha mencari jalan keluar. Seorang anak merasa bosan dan
tersiksa dirumah karena setiap hari menyiksa kedua orang tuanya
bertengkar dan tidak memperhatikan mereka, pada akhirnya dia
memilih kejalanan karena ia merasa memiliki kebebasan dan
memiliki banyak kawan yang bisa menampung keluh kesahnya.
f. Ingin memiliki uang sendiri berbeda dengan faktor dorongan dari
orang tua, uang yang didapatkan anak biasanya digunakan untuk
keperluan sendiri. Meskipun anak memberikan sebagain uangnya
kepad orang tua mereka, ini lebih bersifat suka rela dan tidak
memiliki dampak buruk terhadap anak apabila tidak memberi
sbagian uangnya ke orang tua atau keluarganya
2. Faktor eksternal
Fakor eksternal yang menyebabkan terjadinya anak jalan
diantaranya adalah:
a. Dorongan keluarga, keluarga dalam hal ini biasanya adlah ibu atau
kakak mereka, adalah pihak yang turut adil mendorong anak pergi
kejalanan. Biasanya dorongan dari keluarga dnegan cara mengajak
anak pergi kejalanan untuk membantu pekerjaan orang tuanya
(biasanya membantu mengemis) dan menyuruh anak untuk
melakukan kegiatan –kegiatan dijalanan yang menghasilkan uang.
b. Pengaruh teman pengaruh teman menjadi salah satu faktor yang
menyebabkan anak pergi kejalanan. Pengaruh teman menunjukan
dampak besar anak pergi kejalanan, terlebih bila dorongan pergi
kejalanan mendapatkan dukungan dari orang tua atau kelurga.
c. Kekerasan dalam keluarga tindakan kekerasan yang dilakkan oleh
anggota keluarga terhadap anak menjadi salah satu faktor yang
mendorong anak lari dari rumah dan pergi kejalanan.
3. Tanda dan Gejala Anak Jalanan
1. Orang dengan tubuh yang kotor sekali,
2. Rambutnya seperti sapu ijuk
3. Pakaiannya compang-camping dengan membawa bungkusan besar
yang berisi macam-macam barang
4. Bertingkah laku aneh seperti tertawa sendiri
5. Sukar diajak berkomunikasi
6. Pribadi tidak stabil
7. Tidak memiliki kelompok
B. KONSEP DASAR KEPERAWATAN
1. Pengkajian
a) Faktor predisposisi
1) Genetik
2) Neurobiologis : penurunan volume otak dan perubahan sistem
neurotransmiter.
3) Teori virus dan infeksi
b) Faktor presipitasi
1) Biologis
2) Sosial kutural
3) Psikologis
c) Penilaian terhadap stressor

Respon Adaptif Respon Maladaptif


- Berfikir logis - Pemikiran - Gangguan
- Persepsi akurat sesekali pemikiran
- Emosi konsisten - Terdistorsi - Waham/halusinasi
dengan - Ilusi - Kesulitan
pengalaman - Reaksi emosi pengolahan
berlebihDan - Emosi
- Perilaku sesuai tidak bereaksi - Perilaku kacau dan
- Berhubungan - Perilaku aneh isolasi social
social - Penarikan
tidak bisa
berhubungan
sosial
d) Sumber koping
1) Disonasi kognitif ( gangguan jiwa aktif )
2) Pencapaian wawasan
3) Kognitif yang konstan
4) Bergerak menuju prestasi kerja
e) Mekanisme koping
1) Regresi( berhubungan dengan masalah dalam proses informasi dan
pengeluaran sejumlah besar tenaga dalam upaya mengelola ansietas)
2) Proyeksi ( upaya untuk menjelaskan presepsi yang membingungkan
dengan menetapkan tanggung jawab kepada orang lain)
3) Menarik diri
4) Pengingkaran

2. Diagnosa Keperawatan
1. Harga Diri Rendah
2. Resiko perilaku kekerasan/Perilaku kekerasan
3. Defisit Perawatan Diri

3. Intervensi Keperawatan

NO DIAGNOSA TUJUAN DAN KRITERIA RENCANA TINDAKAN


KEPERAWATAN HASIL
1. Harga Diri Rendah Setelah dilakukan tindakan Manajemen perilaku
keperawatan 1x24 jam maka Observasi
harga diri menigkat dengan 1) identifikasi harapan
hasil : untuk mengendalikan
1) Penilaian diri positif perilaku
2) Perasaan memiliki Terapeutik
kelebihan atau 2) diskusikan tanggung
kemampuan positif jawab terhadap
3) Penerimaan penilaian perilaku
positif terhadap diri 3) jadwalkan kegiatan
sendiri terstruktur
4) Minat mencoba hal baru 4) cegah perilaku pasif
5) Berjalan menampakan dan agresif
wajah 5) hindari sikap
6) Postur tubuh menampakan mengancam dan
wajah berdebat
1. Edukasi
2. 6) informasikan keluarga
3. bahwa keluarga
sebagai dasar
pembentukan kognitif
2. Resiko perilaku Setelah dilakukan tindakan Pencegahan perilaku
kekerasan/perilaku keperawatan 1x24 jam maka kekerasan
kekerasan kontrol diri meningkat Observasi
dengan hasil : 1) monitor benda yang
1) verbalisasi ancaman berpotensi
kepada orang lain membahayakan
2) verbalisasi umpatan (mis. Benda tajam,
3) perilaku menyerang tali )
4) perilaku melukai diri Terapeutik
sendiriatau orang lain 2) pertahankan
5) perilaku merusak lingkungan bebas
lingkungan sekitar dari bahaya secara
6) perilaku agresif atau amuk rutin
7) suara keras 3) libatkan keluarga
8) bicara ketus dalam perawatan
Edukasi
4) latih cara
mengungkapan
perasaan secara
asertif
5) latih mengurangi
kemarahan secara
verbal dan non
verbal(mis.
Relaksasi dan
bercerita)
3. Defisit perawatan Setelah dilakukan tindakan Dukungan perawatan diri
Diri keperawatan 1x24 jam maka Observasi
perawatan diri meningkat 1) monitor tingkat
dengan hasil : kemandirian
1) kemampuan mandi 2) identifikasi
meningkat kebutuhan alat bantu
2) kemampuan kebersihan diri,
menggunakan pakaian berpakaian berhias
3) kemampuan makan dan makan
4) kemampuan ke toilet Terapeutik
5) verbalisasi keinginan 3) dampingi dalam
melakukan perawatan melakukan
diri perawatan diri
6) minat melakukan sampai mandiri
perawatan diri 4) fasilitasi
kemandirian, bantu
jika tidak mampu
melakukan
perawatan diri
5) jadwalkan rutinitas
perawatan diri
Edukasi
6) anjurkan melakukan
perawatan diri
secara konsisten
sesuai kemampuan
DAFTAR PUSTAKA

Astri, Herlina Kehidupan Anak Jalanan Di Indonesian: Faktor Penyebab,


Tatanan Hidup Dan Kerentanan Berprilaku Menyimpang, Aspirasi, Vol. 5, No.2,
Desember 2014.

Dhimyati, Khudzalifah dan Kelik Wardiono, 2004, Metode Penenlitian Hukum,


Surakarta: Muhammadiyah University Press.Gosita, Arif, 2000, Masalah
Perlindungan Anak, Jakarta: Sinar Grafik.

Marlina, 2012, Peradilan Pidana Anak di Indonesia, Bandung: PT. Refika


Aditama.

Marwan, M dan Jimmy P, 2009, Kamus Hukum Dictory Of Law Complete


Edition,Surabaya: Reality Publisher.

Anda mungkin juga menyukai