Oleh :
Dwi Ananda
(204291517034)
DAFTAR ISI............................................................................................................2
1.1. Pengertian..................................................................................................3
1. Kondisi Klien..........................................................................................13
2. Diagnosa Keperawatan............................................................................13
3. Tujuan Keperawatan................................................................................13
1. Fase Orientasi..........................................................................................14
2. Fase Kerja................................................................................................15
3. Fase Terminasi........................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................17
2
BAB I
KONSEP DASAR
1.1. Pengertian
Skizofrenia (Schizophrenia) adalah gangguan yang terjadi pada fungsi otak
yang mempengaruhi persepsi pasien, cara berfikir, bahasa, emosi dan perilaku
sosialnya (neurogical disease that affects a person’s perfection thingking,
language, emotion, and social behavior): (Yosep, 2009). Menurut Maramis (1998)
dalam Muhith ( 2015), skizofrenia merupakan salah satu gejala yang sering
ditemukan pada klien gangguan jiwa. Halusinasi merupakan gangguan persepsi
dimana klien mempersepsikan sesuatu yang sebenarnya tidak terjadi. Suatu
penerapan panca indera tanpa ada rangsangan dari luar. Suatu penghayatan yang
dialami seperti suatu persepsi melalui panca indra tanpa stimulus eksternal
(persepsi palsu).
Halusinasi pendengaran adalah gangguan stimulus dimana mendengar
suara-suara terutama suara orang, biasanya pasien mendengar suara orang yang
sedang membicarakan Apa yang sedang dipikirkannya dan memerintahkan untuk
melakukan sesuatu (Prabowo, 2014).
Rentang repon halusinasi dapat dilihat pada gambar ddi halaman berikut ini.
3
• Pikiran logis. • Kadang pikiran • Gangguan proses
• Persepsi akurat terganggu pikir / delusi
• Perilaku sesuai • Ilusi • Halusinasi
• Hubungan positif • Emosi berlebihan • Sulit berespon
• Emosi konsisten / kurang dengan
dengan • Perilaku tidak pengalaman
pengalaman biasa • Perilaku tidak
• Menarik diri terorganisir
• Isolasi sosial.
4
g. Emosi berlebihan / kurang : manifestasi perasaan / efek keluar berlebihan /
kurang.
h. Perilaku tidak sesuai / biasa : yaitu perilaku individu berupa tindakan nyata
dalam penyelesaian masalahnya tidak diterima oleh normanorma sosial /
budaya umum yang berlaku.
i. Perilaku aneh / tidak biasa : perilaku individu berupa tindakan nyata dalam
menyelesaikan masalahnya tidak diterima oleh norma-norma sosial / budaya
umum yang berlaku.
j. Menarik diri : yaitu percobaan untuk menghindari interaksi dengan orang
lain menghindari hubungan dengan orang lain.
k. Isolasi sosial : menghindari dan dihindari oleh lingkungan sosial dalam
berinteraksi.
5
Hubungan interpersonal yang tidak harmonis Serta adanya peran ganda
yang bertentangan dan sering diterima oleh anak akan mengakibatkan stres
dan kecemasan yang tinggi dan berakhir dengan gangguan orientasi realitas.
5) Faktor genetik.
Gen apa yang berpengaruh dalam skizoprenia belum diketahui ,tetapi Hasil
studi menunjukkan bahwa faktor keluarga menunjukkan hubungan yang
sangat berpengaruh pada penyakit ini. (Yosep, 2009 dan Prabowo, 2014).
Tabel 1. Gejala pencetus respon Stuar & Laraia (2005) dalam Muhith (2015).
Kesehatan - Nutrisi kurang.
- Kurang tidur.
- Ketidakseimbangan Irama sirkadian.
- Kelelahan infeksi.
- Obat-obatan sistem saraf pusat.
- Kurangnya latihan.
- Hambatan Untuk menjangkau pelayanan kesehatan.
6
Lingkunagan - Lingkungan yang memusuhi kritis.
- Masalah di rumah tangga.
- Kehilangan kebebasan hidup, pola aktivitas sehari-hari.
- Kesukaran dalam berhubungan dengan orang lain.
- Isolasi sosial. Kurang dukungan sosial.
- Tekanan kerja ( kurang keterampilan dalam bekerja). -
Stigmasasi.
- Kemiskinan.
- Kurangnya alat transportasi.
- Ketidakmampuan mendapat pekerjaan.
Sikap/Perilaku - Merasa tidak mampu / harga diri rendah.
- Putus asa / tidak percaya diri.
- Merasa gagal / kehilangan motivasi menggunakan
keterampilan diri.
- Kehilangan kendali diri / (Demoralisasi).
- Merasa punya kekuatan berlebihan dengan gejala
tersebut.
- Merasa Malang ( tidak mampu memenuhi kebutuhan
spiritual).
- Bertindak tidak seperti orang lain dari segi usia maupun
kebudayaan.
- Rendahnya kemampuan sosialisasi.
- Perilaku agresif.
- Perilaku kekerasan.
- Ke tidak ada kekuatan pengobatan.
- Tidak ada kekuatan penanganan gejala.
7
adalah suara-suara yang menyuruh klien untuk mengambil tindakan,
seringkali membahayakan diri / orang lain yang dianggap berbahaya.
b. Halusinasi penglihatan.
Mencakup melihat bayangan yang sebenarnya tidak ada sama sekali,
misalnya cahaya / orang yang sudah meninggal, / mungkin sesuatu yang
bentuknya menakutkan, misalnya melihat monster. Halusinasi ini
merupakan jenis halusinasi yang kedua yang paling sering terjadi.
c. Halusinasi penghidu ( penciuman).
Meliputi mencium aroma / bau padahal tidak ada. Bau tersebut dapat
berupa file tertentu seperti urine / feses / bau yang sifatnya lebih umum
misalnya bau busuk / bau yang tidak sedap. Jenis halusinasi ini seringkali
ditemukan pada klien demensia, kejang dan stroke.
d. Halusinasi taktil (peraban).
Mengacu pada sensasi seperti aliran listrik yang menjalar ke seluruh tubuh /
binatang kecil yang merayap di kulit. Halusinasi taktil paling sering
ditemukan pada klien yang mengalami putus alkohol
e. Halusinasi pengecapan.
Mencakup rasa yang tetap ada dalam mulut, / perasaan bahwa masakan
Terasa seperti sesuatu yang lain. Rasa tersebut dapat berupa rasa logam /
pahit / mungkin seperti rasa tertentu.
f. Halusinasi kinestetik.
Halusinasi kinestetik adalah kondisi merasa badan bergerk dalam subuah
ruang atau anggota badannya bergerak.
8
c. Menarik diri : sulit mempercayai orang lain dan asyik dengan stimulus
internal
d. Keluarga mengingkari masalah yang dialami oleh klien.
9
tekanan intra meninggi, gangguan Irama jantung. Kontraindikasi terhadap
penyakit hati, penyakit darah, epilepsi kelainan jantun.
c. Trihexyphenidyl (THP)
Segala jenis penyakit parkinson, termasuk paska ensefalitis dan idiopatik
sindrom Parkinson akibat obat misalnya reserpina dan fenotiazine.
Memiliki efek samping diantaranya mulut kering, penglihatan kabur pusing
mual muntah bingung agitasi, konstipasi, takikardia dilatasi ginjal, retensi
urine. Kontraindikasi terhadap hi%sitive trihexyphenidyl (THP),
glaucoma sudut sempit, psychosis berat psikoneurosis.
10
- Verbalisasi terhadap halusinasi
merasakan sesuatu - Anjurkan melakukan distraksi
melalui indra - Ajarkan pasien dan keluarga cara mengontrol
pengecapan halusinasi
menurun Kolaborasi
- Distorsi sensori - Kolaborasi pemberian obat antipsikotik dan
menurun antiansietas
- Perilaku halusinasi
menurun Mnimalisasi Rangsangan (I.08241)
- Menarik diri Observasi
menurun - Periksa status mental, status sensori, dan tingkat
- Melamun menurun kenyamanan
- Curiga menurun Terapeutik
- Mondar-mandir - Diskusikan tingkat toleransi terhadap beban sensori
menurun - Batasi stimulus lingkungan
- Jadwalkan aktivitas harian dan waktu istirahat
- Kombinasikan prosedur/tindakan dalam satu waktu
Edukasi
- Ajarkan cara meminimalisasi stimulus
Kolaborasi
- Kolaborasi dalam meminimalisasikan
prosedur/tindakan
- Kolaborasi pemberian obat yang mempengaruhi
persepsi stimulus
11
- Monitor kebutuhan nutrisi, cairan dan eliminasi
Terapeutik
- Lakukan supervise dan servelensi dalam memonitor
tindakan
- Beri posisi nyaman untuk mencegah aspirasi dan
kerusakan kulitubah posisi tubuh secara periodic
- Libatkan pasien dan/atau keluarga dalam membuat
keputusan
Edukasi
- Jelaskan tujuan dan prosedur pengekangan
- Latih rentang gerak sendi sesuai kondisi pasien
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian agen psikotropika untuk
pengekangan kimiawi
12
BAB II
STRATEGI PELAKSANAAN
2. Diagnosa Keperawatan
- Perubahan Persepsi Sensori : Halusinasi
3. Tujuan Keperawatan
- Klien dapat membina hubungan saling percaya
- Klien dapat mengidentifikasi jenis halusinasi
- Klien dapat mengidentifikasi isi halusinasi
- Klien dapat mengidentifikasi waktu dan frekuensi halusinasi
- Klien dapat mengidentifikasi situasi yang menimbulkan halusinasi
- Klien dapat mengidentifikasi respon klien terhadap halusinasi
- Klien dapat menghardik halusinasi
- Klien dapat memasukkan ke dalam jadwal kegiatan harian
13
4. Rencana Tindakan Keperawatan
- Bina hubungan saling percaya dengan prinsip komunikasi teraupetik
- Bantu klien mengenal halusinasinya meliputi : isi, jenis, waktu, frekuensi,
situasi, dan respon saat terjadi halusinasi.
- Latih klien untuk mengontrol halusinasi dengan cara menghardik
- Anjurkan klien untuk memasukan dalam jadwal kegiatan harian.
14
2. Fase Kerja
Apakah bapak mendengar suara tanpa ada wujdunya ? Apa yang dikatakan
suara itu ? Apakah bapak melihat sesuatu, bayangan, makhluk ? seperti apa
kelihatannya ? apakah terus-menerus terlihat dan terdengar, atau hanya
sewaktu-waktu saja ? berapa sehari bapak melihatnya ? pada keadaan apa,
apakah pada waktu sendirian ?
Apa yang bapak rasakan saat mengalami hal itu ? apa yang bapak lakukan ?
Bagaiman kalau kita belajar cara mencegah suara-suara dan bayangan itu agar
tidak muncul.
Pertama dengan cara menghardik suara tersebut, kedua dengan cara bercakap-
cakap, ketiga melakukan kegiatan yang sudah terjadwal dan ke empat minum
obat secara teratur. Bagaimana kalau kita belajar satu dulu yaitu dengan
menghardik.
Caranya : saat suara itu muncul langsung bapak tutup telinga dan katakan
“pergi saya tidak mau dengar, kamu suara palsu!” dan apabila bapak melihat
sesuatu seperti bayangan/ makhluk bapak tutup mata dan katakan “pergi-pergi,
saya tidak mau melihat, kamu tidak nyata”! begitu diulang-ulanh sampai suara
dan bayangan itu hilang.
Ayo..!! silahkan bapak coba. Iya..bagus itu bapak sudah bapak bisa. Sebaiknya
latihan ini bapak lakukan secara rutin, sehingga jika sewaktu-waktu halusinasi
itu muncul bapak sudah terbiasa.
3. Fase Terminasi
- Evaluasi Subjektif
Bagaimana perasaan bapak dengan obrolan kita tadi ? bapak merasa senang
tidak dengan latihan tadi ?
- Evaluasi Objektif
Dapatkah bapak mempragakan cara menghardik yang tadi kita lakukan ?
- Rencana tindak lanjut
Kalau suara-suara atau bayangan itu muncul lagi, silahkan bapak coba cara
tersebut! bagaimana kalau kita buat jadwal latihannya ? nanti dilakukan ya
pak.
15
- Kontrak yang akan datang
1. Topik
Bagaimanan kalau besok kita ngobrol-ngobrol lagi tentang cara lain,
yaitu berbicara dengan orang lain saat suara / bayangan itu muncul lagi.
2. Waktu
Kira-kira waktunya kapan ya ? Bagaiamana kalau besok jam 09.00 Wib,
bisa !
3. Tempat
Kira-kira tempat yang enak buat kita ngobrol besok dimana ya ? apa
masih di sini atau cari tempat yang lain ?
16
DAFTAR PUSTAKA
Keliat dan Akemat. 2006. Modul Model Praktik Keperawatan Profesional Jiwa.
FKUI : Jakarta
Prabowo. 2014. Konsep dan Aplikasi Asuhan Keperawatan Jiwa. Nuha Medika :
Yogyakarta
17