Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN PENDAHULUAN

ISOLASI SOSIAL

DISUSUN OLEH

NAMA: DEWI DAMAYANTI

NPM: 18200000055

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INDONESIA MAJU (STIKIM)

JAKARTA

TA. 2021
ISOLASI SOSIAL

I. Kasus [masalah utama]: Isolasi sosial

II. Proses terjadinya masalah:


A. Pengertian
Isolasi Sosial adalah keadaan di mana individu mengalami penurunan atau bahkan sama
sekali tidak mampu berinteraksi dengan orang lain di sekitarnya. (Keliat, et al, 2006)
Isolasi sosial adalah kesendirian yang dialami individu dan dirasakan dijauhi orang lain,
merupakan tingkat negatif atau mengancam (NANDA, 2005)
B. Psikodinamika
1. Faktor Predisposisi
a. Faktor biologis
1) Adanya faktor genetic inheritance
Hipotesis dopamin, dimana gejala muncul terutama karena aktivitas
hiperdopaminergik (crow, 1980)
2) Studi neuroanatomik, temuan adalah pembesaran ventrikular, atropi serebellar,
fungsi premorbid buruk, respons terapi buruk, dan kerusakan kognitif (black et
al, 1988)
b. Faktor perkembangan
1) Gangguan peran, di mana terjadi perpisahan/kehilangan orangtua, gangguan
hubungan dengan orangtua pada masa anak-anak
2) Pengalaman traumatic yaitu penganiayaan, adopsi peran orangtua yang buruk
c. Faktor sosiokultural
Budaya keterbatasan berhubungan dengan orang lain antara lain perilaku
diskriminasi, migrasi, hospitalisasi
2. Faktor presipitasi
a. Stresor sosiokultural yaitu perceraian, mobilitas, tradisi, hospitalisasi
b. Stresor psikologis
 tingkat ansietas berkepanjangan atau intens
 gangguan personalitas borderline
 peningkatan otonomi dan separasi
 konsep diri rentan
 kegagalan dalam berhubungan misalnya ideal tinggi, terlalu mengevaluasi,
kecewa tidak terpenuhi kebutuhan yang tidak realistic, rasionalisasi dan
devaluasi serta penolakan orang lain sehingga individu mengalami cedera
narsisistik
3. Mekanisme koping
a. Proyeksi adalah memindahkan tanggung jawab perilaku antisocial diri sendiri pada
orang lain.
b. Splitting adalah ketidakmampuan mengintegrasi aspek baik dan buruk diri sendiri dan
objek lain.
c. Identifikasi proyektif yaitu memindahkan tanggung jawab perilaku antisocial diri
sendiri pada orang lain, secara tidak sadar umumnya pada penderita borderline
personality.
4. Rentang Respons

RENTANG RESPONS NEUROBIOLOGIS

Respons Adaptif Respons Maladaptif


 Pikiran logis  Kadang pikiran  Gangguan proses pikir
 Persepsi akurat terganggu  Halusinasi
 Emosi konsisten  Ilusi  Pertukaran proses emosi
dengan pengalaman  Emosi berlebihan atau
 Perilaku sesuai kurang  Perilaku tidak terorganisir
 Hubungan yang  Perilaku yang tidak  Isolasi sosial
harmonis biasa
 Menarik diri
Rentang respons neurobiologis menurut Stuart & Laraia, 2005 adalah sebagai berikut:
a. Respons adaptif
1) Pikiran logis adalah pikiran yang mengarah pada kenyataan
2) Persepsi akurat adalah pandangan yang tepat pada kenyataan
3) Emosi konsisten dengan pengalaman adalah perasaan yang timbul dari hati sesuai
dengan pengalaman
4) Perilaku sesuai adalah perilaku yang dilakukan oleh individu sesuai dengan
stimulus atau harapan respons
5) Hubungan sosial harmonis adalah segala sesuatu yang berhubungan baik mengenai
masyarakat
b. Respons psikososial
1) Kadang pikiran terganggu
2) Ilusi adalah interpretasi atau penilaian yang salah tentang penerapan yang
sungguh terjadi, karena rangsangan panca indera.
3) Emosi berlebihan atau kurang: masalah emosi termasuk afek datar yaitu rentang
dan intensitas ekspresi emosi terbatas
4) Perilaku yang tidak biasa yaitu katatonia, gangguan pergerakan, gangguan
perilaku sosial
5) Menarik diri adalah percobaan untuk menghindari interaksi dengan orang lain
atau hubungan dengan orang lain
c. Respons maladaptif
1) Waham adalah merupakan salah satu gagasan yang menetap, keyakinan yang
salah, yang tidak sesuai dengan latar belakang budaya klien
2) Halusinasi adalah ketidakmampuan individu mengidentifikasi dan
menginterpretasikan stimulus sesuai dengan informasi yang diterima melalui
pancaindera
3) Pertukaran proses emosi: Ketidakmampuan memunculkan emosi yang tepat
terhadap stimulus atau ketidakmampuan berlebihan terhadap pengendalian kontrol
diri (locus of control)
4) Perilaku tidak terorganisir merupakan suatu perilaku yang tidak teratur
5) Isolasi sosial merupakan kondisi kesendirian yang dialami individu dan diterima
sebagai ketentuan oleh orang lain sebagai suatu keadaan negatif atau mengancam

III. A. Pohon masalah:

Risiko Gangguan Persepsi Sensorik: Halusinasi

Isolasi Sosial Core Problem

Harga Diri Rendah

B. Masalah keperawatan dan data yang perlu dikaji:

1. Masalah Keperawatan dan Data yang Perlu Dikaji


Isolasi sosial
DS :
- Ungkapan tentang ketidaknyamanan situasi social, cepat bosan, lambat
- Ekspresi perasaan berbeda dari orang lain, kesepian, merasa ditolak oleh orang
lain, tidak berarti
DO :
- Disfungsi interaksi, nonkomunikatif, tidak ada kontak mata
- Asyik dengan pemikirannya sendiri, sulit berkonsentrasi
- Iritabel, tidak sabar dengan interaksi
- Sedih, afek datar sampai tumpul
- Perilaku menyendiri, aktivitas menurun, lesu, tidur posisi janin
IV. Diagnosa keperawatan: Isolasi sosial

V. Rencana tindakan keperawatan:

1. Bina hubungan saling percaya


2. Penuhi kebutuhan dasar klien
3. Interaksi sering dan singkat
4. Dengarkan dengan sikap empati
5. Beri umpan balik yang positif
6. Ciptakan suasana yang ramah dan bersahabat
7. Jujur dan menepati semua janji
8. Susun dan tulis daftar kegiatan harian bersama klien sesuai dengan jadwal ruangan, minat
serta kemampuan klien
9. Bimbing klien untuk meningkatkan hubungan sosial secara bertahap mulai dari klien-
perawat, klien dua orang perawat, klien-dua perawat-dan klien lain, klien dengan
kelompok kecil, klien dengan kelompok besar
10. Bimbing klien untuk ikut ambil bagian dalam aktivitas kelompok seperti dalam terapi
aktivitas kelompok : sosialisasi
11. Berikan pujian saat klien mampu berinteraksi dengan orang lain
12. Diskusikan dengan keluarga untuk mengaktifkan support system yang ada
Daftar Pustaka

Kaliat, B. A. 2006. “ Proses Keperawatan dan Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta : EGC

Anda mungkin juga menyukai