0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
9 tayangan6 halaman
Dokumen tersebut membahas tentang isolasi sosial yang merupakan masalah utama. Isolasi sosial adalah kesendirian yang dialami individu dan dirasakan dijauhi orang lain. Faktor risiko isolasi sosial antara lain gangguan persepsi, rendahnya harga diri, dan faktor predisposisi seperti genetik, perkembangan, sosial dan kultural. Diagnosa keperawatan untuk kasus ini adalah isolasi sosial, dengan rencana tindak
Deskripsi Asli:
Judul Asli
3. LP ISOLASI SOSIAL_ Kep. Jiwa_ DEWI D_18200000055
Dokumen tersebut membahas tentang isolasi sosial yang merupakan masalah utama. Isolasi sosial adalah kesendirian yang dialami individu dan dirasakan dijauhi orang lain. Faktor risiko isolasi sosial antara lain gangguan persepsi, rendahnya harga diri, dan faktor predisposisi seperti genetik, perkembangan, sosial dan kultural. Diagnosa keperawatan untuk kasus ini adalah isolasi sosial, dengan rencana tindak
Dokumen tersebut membahas tentang isolasi sosial yang merupakan masalah utama. Isolasi sosial adalah kesendirian yang dialami individu dan dirasakan dijauhi orang lain. Faktor risiko isolasi sosial antara lain gangguan persepsi, rendahnya harga diri, dan faktor predisposisi seperti genetik, perkembangan, sosial dan kultural. Diagnosa keperawatan untuk kasus ini adalah isolasi sosial, dengan rencana tindak
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INDONESIA MAJU (STIKIM)
JAKARTA
TA. 2021 ISOLASI SOSIAL
I. Kasus [masalah utama]: Isolasi sosial
II. Proses terjadinya masalah:
A. Pengertian Isolasi Sosial adalah keadaan di mana individu mengalami penurunan atau bahkan sama sekali tidak mampu berinteraksi dengan orang lain di sekitarnya. (Keliat, et al, 2006) Isolasi sosial adalah kesendirian yang dialami individu dan dirasakan dijauhi orang lain, merupakan tingkat negatif atau mengancam (NANDA, 2005) B. Psikodinamika 1. Faktor Predisposisi a. Faktor biologis 1) Adanya faktor genetic inheritance Hipotesis dopamin, dimana gejala muncul terutama karena aktivitas hiperdopaminergik (crow, 1980) 2) Studi neuroanatomik, temuan adalah pembesaran ventrikular, atropi serebellar, fungsi premorbid buruk, respons terapi buruk, dan kerusakan kognitif (black et al, 1988) b. Faktor perkembangan 1) Gangguan peran, di mana terjadi perpisahan/kehilangan orangtua, gangguan hubungan dengan orangtua pada masa anak-anak 2) Pengalaman traumatic yaitu penganiayaan, adopsi peran orangtua yang buruk c. Faktor sosiokultural Budaya keterbatasan berhubungan dengan orang lain antara lain perilaku diskriminasi, migrasi, hospitalisasi 2. Faktor presipitasi a. Stresor sosiokultural yaitu perceraian, mobilitas, tradisi, hospitalisasi b. Stresor psikologis tingkat ansietas berkepanjangan atau intens gangguan personalitas borderline peningkatan otonomi dan separasi konsep diri rentan kegagalan dalam berhubungan misalnya ideal tinggi, terlalu mengevaluasi, kecewa tidak terpenuhi kebutuhan yang tidak realistic, rasionalisasi dan devaluasi serta penolakan orang lain sehingga individu mengalami cedera narsisistik 3. Mekanisme koping a. Proyeksi adalah memindahkan tanggung jawab perilaku antisocial diri sendiri pada orang lain. b. Splitting adalah ketidakmampuan mengintegrasi aspek baik dan buruk diri sendiri dan objek lain. c. Identifikasi proyektif yaitu memindahkan tanggung jawab perilaku antisocial diri sendiri pada orang lain, secara tidak sadar umumnya pada penderita borderline personality. 4. Rentang Respons
RENTANG RESPONS NEUROBIOLOGIS
Respons Adaptif Respons Maladaptif
Pikiran logis Kadang pikiran Gangguan proses pikir Persepsi akurat terganggu Halusinasi Emosi konsisten Ilusi Pertukaran proses emosi dengan pengalaman Emosi berlebihan atau Perilaku sesuai kurang Perilaku tidak terorganisir Hubungan yang Perilaku yang tidak Isolasi sosial harmonis biasa Menarik diri Rentang respons neurobiologis menurut Stuart & Laraia, 2005 adalah sebagai berikut: a. Respons adaptif 1) Pikiran logis adalah pikiran yang mengarah pada kenyataan 2) Persepsi akurat adalah pandangan yang tepat pada kenyataan 3) Emosi konsisten dengan pengalaman adalah perasaan yang timbul dari hati sesuai dengan pengalaman 4) Perilaku sesuai adalah perilaku yang dilakukan oleh individu sesuai dengan stimulus atau harapan respons 5) Hubungan sosial harmonis adalah segala sesuatu yang berhubungan baik mengenai masyarakat b. Respons psikososial 1) Kadang pikiran terganggu 2) Ilusi adalah interpretasi atau penilaian yang salah tentang penerapan yang sungguh terjadi, karena rangsangan panca indera. 3) Emosi berlebihan atau kurang: masalah emosi termasuk afek datar yaitu rentang dan intensitas ekspresi emosi terbatas 4) Perilaku yang tidak biasa yaitu katatonia, gangguan pergerakan, gangguan perilaku sosial 5) Menarik diri adalah percobaan untuk menghindari interaksi dengan orang lain atau hubungan dengan orang lain c. Respons maladaptif 1) Waham adalah merupakan salah satu gagasan yang menetap, keyakinan yang salah, yang tidak sesuai dengan latar belakang budaya klien 2) Halusinasi adalah ketidakmampuan individu mengidentifikasi dan menginterpretasikan stimulus sesuai dengan informasi yang diterima melalui pancaindera 3) Pertukaran proses emosi: Ketidakmampuan memunculkan emosi yang tepat terhadap stimulus atau ketidakmampuan berlebihan terhadap pengendalian kontrol diri (locus of control) 4) Perilaku tidak terorganisir merupakan suatu perilaku yang tidak teratur 5) Isolasi sosial merupakan kondisi kesendirian yang dialami individu dan diterima sebagai ketentuan oleh orang lain sebagai suatu keadaan negatif atau mengancam
III. A. Pohon masalah:
Risiko Gangguan Persepsi Sensorik: Halusinasi
Isolasi Sosial Core Problem
Harga Diri Rendah
B. Masalah keperawatan dan data yang perlu dikaji:
1. Masalah Keperawatan dan Data yang Perlu Dikaji
Isolasi sosial DS : - Ungkapan tentang ketidaknyamanan situasi social, cepat bosan, lambat - Ekspresi perasaan berbeda dari orang lain, kesepian, merasa ditolak oleh orang lain, tidak berarti DO : - Disfungsi interaksi, nonkomunikatif, tidak ada kontak mata - Asyik dengan pemikirannya sendiri, sulit berkonsentrasi - Iritabel, tidak sabar dengan interaksi - Sedih, afek datar sampai tumpul - Perilaku menyendiri, aktivitas menurun, lesu, tidur posisi janin IV. Diagnosa keperawatan: Isolasi sosial
V. Rencana tindakan keperawatan:
1. Bina hubungan saling percaya
2. Penuhi kebutuhan dasar klien 3. Interaksi sering dan singkat 4. Dengarkan dengan sikap empati 5. Beri umpan balik yang positif 6. Ciptakan suasana yang ramah dan bersahabat 7. Jujur dan menepati semua janji 8. Susun dan tulis daftar kegiatan harian bersama klien sesuai dengan jadwal ruangan, minat serta kemampuan klien 9. Bimbing klien untuk meningkatkan hubungan sosial secara bertahap mulai dari klien- perawat, klien dua orang perawat, klien-dua perawat-dan klien lain, klien dengan kelompok kecil, klien dengan kelompok besar 10. Bimbing klien untuk ikut ambil bagian dalam aktivitas kelompok seperti dalam terapi aktivitas kelompok : sosialisasi 11. Berikan pujian saat klien mampu berinteraksi dengan orang lain 12. Diskusikan dengan keluarga untuk mengaktifkan support system yang ada Daftar Pustaka
Kaliat, B. A. 2006. “ Proses Keperawatan dan Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta : EGC
Intelijen: Pengantar psikologi kecerdasan: apa itu kecerdasan, bagaimana cara kerjanya, bagaimana kecerdasan berkembang, dan bagaimana kecerdasan dapat memengaruhi kehidupan kita