Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kalium adalah penting untuk fungsi normal dari otot, jantung, dan saraf. Hal
ini memainkan peran penting dalam mengontrol aktivitas otot polos (seperti otot
yang ditemukan di saluran pencernaan) dan otot rangka (otot-otot ekstremitas dan
dada), serta otot-otot jantung. Hal ini juga penting untuk transmisi normal sinyal
listrik seluruh sistem saraf dalam tubuh.
Kadar normal kalium sangat penting untuk menjaga irama jantung normal
listrik. Kedua kadar kalium darah rendah ( hipokalemia ) dan kadar kalium darah
tinggi (hiperkalemia) dapat menyebabkan ritme jantung abnormal .
Hyperkalemia adalah umum, hal itu didiagnosis pada sampai dengan 8% dari
pasien rawat inap di AS Untungnya, kebanyakan pasien memiliki hiperkalemia
ringan (yang biasanya ditoleransi dengan baik). Namun, kondisi yang
menyebabkan hiperkalemia ringan bahkan harus diobati untuk mencegah
perkembangan ke hiperkalemia yang lebih parah. Tingkat yang sangat tinggi
kalium dalam darah (hiperkalemia berat) dapat menyebabkanserangan jantung dan
kematian.Bila tidak dikenali dan diobati dengan benar, hasil hiperkalemia berat
dalam tingkat kematian sekitar 67%.

B. Rumusan Masalah

1. Apakah yang dimaksud dengan Hipokalemia ?


2. Apa penyebab seseorang dapat menderita Hipokalemia?
3. Bagaimana Patofisiologi Hipokalemia?
4. Bagaimana Manifestasi Klinis Penderita Hipokalemia ?
6. Bagaimana Pemeriksaan Dignostik pada penderita Hipokalemia ?
7. Bagaimana Penatalaksanaan Medis penderita Hipokalemia ?
8. Bagaimana Asuhan Keperawatan yang diberikan pada Klien yang mengalami
Hipokalemia?

C. Tujuan Penulisan
Tujuan penelitian ini dibedakan menjadi dua yakni :
1. Tujuan umum
Tujuan penelitian ini secara umum adalah agar mahasiswa dapat memahami
penyakit Hipokalemia, sehingga mampu membuat Asuhan Keperawatan pada
penderita Hipokalemia

2. Tujuan khusus
Untuk mengetahui pengertian Hipokalemia
Untuk mengetahui Asuhan keperawatan pada klien penderita Hiperkalemia
dan Hipokalemia

BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi
Kalium merupakan salah satu dari banyak elektrolit dalam tubuh Anda. Hal
ini ditemukan di dalam sel. Tingkat normal kalium sangat penting untuk
pemeliharaan jantung, dan fungsi sistem saraf.
Hipokalemia adalah ketidakseimbangan elektrolit dan diindikasikan oleh
tingkat rendah kalium dalam darah. Nilai dewasa normal untuk kalium 3,5-5,3
mEq / L.
B. Etiologi
Penyebab lain hipokalemia meliputi:
1. Peningkatan ekskresi (atau kerugian) dari kalium dari tubuh Anda.
2. Beberapa obat dapat menyebabkan kehilangan kalium yang dapat
menyebabkan hipokalemia. Obat yang umum termasuk diuretik loop
(seperti Furosemide). Obat lain termasuk steroid, licorice, kadang-kadang
aspirin, dan antibiotik tertentu.
3. Ginjal (ginjal) disfungsi - ginjal tidak dapat bekerja dengan baik karena
suatu kondisi yang disebut Asidosis Tubular Ginjal (RTA). Ginjal akan
mengeluarkan terlalu banyak kalium. Obat yang menyebabkan RTA
termasuk Cisplatin dan Amfoterisin B.
4. Kehilangan cairan tubuh karena muntah yang berlebihan, diare, atau
berkeringat.
5. Endokrin atau hormonal masalah (seperti tingkat aldosteron meningkat) aldosteron adalah hormon yang mengatur kadar potasium. Penyakit

tertentu dari sistem endokrin, seperti aldosteronisme, atau sindrom


Cushing, dapat menyebabkan kehilangan kalium.
6. Miskin diet asupan kalium
(Price & Wilson, 2006)
Adapun penyebab lain dari timbulnya penyakit hipokalemia : muntah
berulang-ulang, diare kronik, hilang melalui kemih (mineral kortikoid berlebihan
obat-obat diuretik).
(Ilmu Faal, Segi Praktis, hal 209)

C. Patofisiologi
Kalium adalah kation utama cairan intrasel. Kenyataannya 98 % dari
simpanan tubuh (3000-4000 mEq) berada didalam sel dan 2 % sisanya (kira-kira
70 mEq) terutama dalam pada kompetemen ECF. Kadar kalium serum normal
adalah 3,5-5,5 mEq/L dan sangat berlawanan dengan kadar di dalam sel yang
sekitar 160 mEq/L. Kalium merupakan bagian terbesar dari zat terlarut intrasel,
sehingga berperan penting dalam menahan cairan di dalam sel dan
mempertahankan volume sel. Kalium ECF, meskipun hanya merupakan bagian
kecil dari kalium total, tetapi sangat berpengaruh dalam fungsi neuromuskular.
Perbedaan kadar kalium dalam kompartemen ICF dan ECF dipertahankan oleh
suatu pompa Na-K aktif yang terdapat dimembran sel.
Rasio kadar kalium ICF terhadap ECF adalah penentuan utama potensial
membran sel pada jaringan yang dapat tereksitasi, seperti otot jantung dan otot
rangka. Potensial membran istirahat mempersiapkan pembentukan potensial aksi
yang penting untuk fungsi saraf dan otot yang normal. Kadar kalium ECF jauh
lebih rendah dibandingkan kadar di dalam sel, sehingga sedikit perubahan pada

kompartemen ECF akan mengubah rasio kalium secara bermakna. Sebaliknya,


hanya perubahan kalium ICF dalam jumlah besar yang dapat mengubah rasio ini
secara bermakna. Salah satu akibat dari hal ini adalah efek toksik dari
hiperkalemia berat yang dapat dikurangi kegawatannya dengan meingnduksi
pemindahan kalium dari ECF ke ICF. Selain berperan penting dalam
mempertahankan fungsi nueromuskular yang normal, kalium adalah suatu
kofaktor yang penting dalam sejumlah proses metabolik.
Homeostasis kalium tubuh dipengaruhi oleh distribusi kalium antara ECF dan
ICF, juga keseimbangan antara asupan dan pengeluaran. Beberapa faktor
hormonal dan nonhormonal juga berperan penting dalam pengaturan ini, termasuk
aldostreon, katekolamin, insulin, dan variabel asam-basa.
Pada orang dewasa yang sehat, asupan kalium harian adalah sekitar 50-100
mEq. Sehabis makan, semua kalium diabsorpsi akan masuk kedalam sel dalam
beberapa menit, setelah itu ekskresi kalium yang terutama terjadi melalui ginjal
akan berlangsung beberapa jam. Sebagian kecil (<20%) akan diekskresikan
melalui keringat dan feses. Dari saat perpindahan kalium kedalam sel setelah
makan sampai terjadinya ekskresi kalium melalui ginjal merupakan rangkaian
mekanisme yang penting untuk mencegah hiperkalemia yang berbahaya. Ekskresi
kalium melalui ginjal dipengaruhi oleh aldosteron, natrium tubulus distal dan laju
pengeluaran urine. Sekresi aldosteron dirangsang oleh jumlah natrium yang
mencapai tubulus distal dan peningkatan kalium serum diatas normal, dan tertekan
bila kadarnya menurun. Sebagian besar kalium yang di filtrasikan oleh
gromerulus akan di reabsorpsi pada tubulus proksimal. Aldosteron yang
meningkat menyebabkan lebih banyak kalium yang terekskresi kedalam tubulus

distal sebagai penukaran bagi reabsorpsi natrium atau H+. Kalium yang
terekskresi akan diekskresikan dalam urine. Sekresi kalium dalam tubulus distal
juga bergantung pada arus pengaliran, sehingga peningkatan jumlah cairan yang
terbentuk pada tubulus distal (poliuria) juga akan meningkatkan sekresi kalium.
Keseimbangan asam basa dan pengaruh hormon mempengaruhi distribusi
kalium antara ECF dan ICF. Asidosis cenderung untuk memindahkan kalium
keluar dari sel, sedangkan alkalosis cenderung memindahkan dari ECF ke ICF.
Tingkat pemindahan ini akan meingkat jika terjadi gangguan metabolisme asambasa, dan lebih berat pada alkalosis dibandingkan dengan asidosis. Beberapa
hormon juga berpengaruh terhadap pemindahan kalium antara ICF dan ECF.
Insulin dan Epinefrin merangsang perpindahan kalium ke dalam sel. Sebaliknya,
agonis alfa-adrenergik menghambat masuknya kalium kedalam sel. Hal ini
berperan penting dalam klinik untuk menangani ketoasidosis diabetik. (Price &
Wilson, edisi 6, hal 341)
D. Manifestasi klinik
1. CNS dan neuromuskular; lelah, tidak enak badan, reflek tendon dalam
menghilang.
2. Pernapasan; otot-otot pernapasan lemah, napas dangkal (lanjut)
3. Saluran cerna; menurunnya motilitas usus besar, anoreksia, mual
mmuntah.
4. Kardiovaskuler; hipotensi postural, disritmia, perubahan pada EKG.
5. Ginjal; poliuria,nokturia.
(Price & Wilson, 2006, hal 344)

E. Pemeriksaan Diagnostik
1. Kalium serum : penurunan, kurang dari 3,5 mEq/L.
2. Klorida serum : sering turun, kurang dari 98 mEq/L.
3. Glukosa serum : agak tinggi.

4. Bikarbonat plasma : meningkat, lebih besar dari 29 mEq/L.


5. Osmolalitas urine : menurun.
6. GDA : pH dan bikarbonat meningkat (Alkalosit metabolik).
(Doenges 2002, hal 1049)

F. Penatalaksanaan
Adapun penatalaksanaan penyakit hipokalemia yang paling baik adalah
1.

pencegahan. Berikut adalah contoh-contoh penatalaksanaannya :


Pemberian kalium sebanyak 40-80 mEq/L.
2. Diet yang mengandung cukup kalium pada orang dewasa rata-rata 50-100
mEq/hari (contoh makanan yang tinggi kalium termasuk kismis, pisang,
aprikot, jeruk, advokat, kacang-kacangan, dan kentang).
3. Pemberian kalium dapat melalui oral maupun bolus intravena dalam botol
infus.
4. Pada situasi kritis, larutan yang lebih pekat (seperti 20 mEq/L) dapat diberikan
melalui jalur sentral bahkan pada hipokalemia yang sangat berat, dianjurkan
bahwa pemberian kalium tidak lebih dari 20-40 mEq/jam ( diencerkan
secukupnya) : pada situasi semacam ini pasien harus dipantua melalui
elektrokardigram (EKG) dan diobservasi dengan ketat terhadap tanda-tanda
lain seperti perubahan pada kekuatan otot. (Brunner & Suddarth, 2002, hal
260).
G. Komplikasi
Adapun komplikasi dari penyakit hipokalemia ini adalah sebagai berikut :
1. Akibat kekurangan kalium dan cara pengobatan yang kurang hati-hati
dapat menimbulkan otot menjadi lemah, kalau tidak diatasi dapat
menimbulkan kelumpuhan.

2. Hiperkalemia yang lebih serius dari hipokalemia, jika dalam


pengobatan kekuarangan kalium tidak berhati-hati yang memungkinkan
terlalu banyaknya kalium masuk kedalam pembuluh darah.(Ilmu Gizi,
1991, hal 99) Selain itu juga adapun hal-hal yang dapat timbul pada
hipokalemia yaitu :
1. Aritmia (ekstrasistol atrial atau ventrikel) dapat terjadi pada keadaan
2.
3.
4.
5.

hipokalemia terutama bila mendapat obat digitalis.


Ileus paralitik.
Kelemahan otot sampai kuadriplegia.
Hipotensi ortostatik.
Vakuolisasi sel epitel tubulus proksimal dan kadang-kadang tubulus

distal.
6. Fibrosis interstisial, atropi atau dilatasi tubulus.
7. pH urine kurang akibatnya ekskresi ion H+ akan berkurang.
8. Hipokalemia yang kronik bila ekskresi kurang dari 20 mEq/L. (Ilmu
penyakit Dalam, 2001, hal.308)
H. Pengobatan
1. Pemberian K melalui oral atau Intravena untuk penderita berat.
2. Pemberian kalium lebih disenangi dalam bentuk oral karena lebih
mudah.
3. Pemberian 40-60 mEq dapat menaikkan kadar kalium sebesar 1-1,5
mEq/L, sedangkan pemberian 135-160 mEq dapat menaikkan kadar
kalium sebesar 2,5-3,5 mEq/L. Bila ada intoksikasi digitalis, aritmia,
atau kadar K serum Bila kadar kalium dalam serum > 3 mEq/L, koreksi
K cukup per oral.
4. Monitor
kadar kalium tiap 2-4 jam untuk menghindari hiperkalemia terutama
pada pemberian secara intravena.
5. Pemberian K intravena dalam bentuk larutan KCl disarankan melalui
vena yang besar dengan kecepatan 10-20 mEq/jam, kecuali disertai
aritmia atau kelumpuhan otot pernafasan, diberikan dengan kecepatan

40-100 mEq/jam. KCl dilarutkan sebanyak 20 mEq dalam 100 cc NaCl


isotonik.
6. Acetazolamide untuk mencegah serangan.
7. Triamterene atau spironolactone apabila acetazolamide tidak
memberikan efek pada orang tertentu.

10

BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN HIPOKALEMIA

A. Pengkajian
1. Aktifitas atau istirahat
Gejala : kelemahan umum, latergi.
2. Sirkulasi
Tanda :
Hipotensi
Nadi lemah atau menurun, tidak teratur.
Bunyi jantung jauh.
Perubahan karakteristik EKG.
Disritmis, PVC, takikardia / fibrasi ventrikel.
3.

Eliminasi

Tanda :
Nokturia, poliuria bila faktor pemberat pada hipokalemia meliputi

GJK atau DM.


Penurunan bising usus, penurunan mortilitas, usus, ilues paralitik.

Distensi abdomen.
4. Makanan / cairan
Gejala : Anoreksia, mual, muntah.
5. Neurosensori
Gejala : parestesia
Tanda :
Penurunan status mental / kacau mental, apatis, mengantuk, peka
rangsangan, koma, hiporefleksia, tetani, paralisis.
Penurunan bising usus, penurunan mortilitas, usus, ileus paralitik.
Distensi abdomen
6. Nyeri / kenyamanan
Gejala : nyeri / kram otot.

11

7.

Pernapasan
Tanda : hipoventilasi / menurun dalam pernapasan karena kelemahan atau
paralisis ototdiafragma. (Marilyn E. Doenges 2002 hal 1048)
Karena hipokalemia dapat mengancam jiwa, penting artinya untuk
memantau timbulnya hipokalemia pad pasien-pasien yang beresiko.
Adanya keletihan, anoreksia, kelemahan otot, penurunan mortilitas usus,
parestesia, atau disritmia harus mendorong perawat untuk memeriksa
konsentrasi kalium serum. Jika tersedia, elektrokardiogram dapat
memberikan informasi yang bernmanfaat. Pasien-pasien yang menerima
digitalis yang berisiko mengalami defisiensi kalium harus dipantau dengan
ketat

terhadap

tanda-tanda

terjadinya

toksisitas

digitalis

karena

hipokalemia meningkatkan aksi digitalis. Pada kenyataannya, dokter


biasanya memilih untuk mempertahankan kadar kalium serum lebih besar
dari 3,5 mEq/L (SI : 3,5 mmol/L) pada pasien-pasien yang menerima
digitalis. (Brunner & Suddarth, 2002, hal.261)

B. Diagnosa Keperawatan
1. Perubahan pola

nutrisi

berhubungan

dengan anoreksia, mual

dan

muntah.Kadar kalium kembali dalam batas normal


Kriteria Hasil :

mEq /

Kadar kalium kembali dalam batas normal adalah 3,5-5,0

L(mEq / L
Menyatakan pemahaman

tentang

kondisi,

program

pengobatan
12


efek

Menyatakan tindakan yang diperlukan dan kemungkinan


samping obat

Intervensi
1.

Monitor pemberian kadar kalium tiap 2-4 jam untuk menghindari


hiperkalemia terutama pada pemberian secara intravena. Beri kalium

2.

sebanyak 40-80 mEq/L.


Diet yang mengandung cukup kalium pada orang dewasa rata-rata 50-100
mEq/hari (contoh makanan yang tinggi kalium termasuk kismis, pisang,

3.

aprikot, jeruk, advokat, kacang-kacangan, dan kentang).


Pemberian kalium dapat melalui oral maupun bolus intravena dalam botol
infus.

13

2. Kurangnya pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi.


Kriteria hasil :
a.

Menyatakan pemahaman tentang kondisi, program pengobatan

b. Menyatakan tindakan yang diperlukan dan kemungkinan efek samping obat


Intervensi :
a. Anjurkan/catat pendidikan tentang obat. Termasuk mengapa obat diperlukan;
bagaimana dan kapan minum obat; apa yang dilakukan bila dosis terlupakan
b.

Kaji ulang kebutuhan kalium

c.

Memberikan informasi dalam bentuk tulisan bagi pasien untuk dibawa

pulang
d.

Anjurkan pasien melakukan pengukuran nadi dengan tepat

e.

Kaji ulang kewaspadaan keamanan, yang memerlukan intervensi medis

14

BAB IV
KESIMPULAN
Kalium merupakan salah satu dari banyak elektrolit dalam tubuh Anda. Hal
ini ditemukan di dalam sel. Tingkat normal kalium sangat penting untuk
pemeliharaan jantung, dan fungsi sistem saraf.
Penyebab lain hipokalemia meliputi:
1. Peningkatan ekskresi (atau kerugian) dari kalium dari tubuh Anda.
2. Beberapa obat dapat menyebabkan kehilangan kalium yang dapat
menyebabkan hipokalemia. Obat yang umum termasuk diuretik loop
(seperti Furosemide). Obat lain termasuk steroid, licorice, kadangkadang aspirin, dan antibiotik tertentu.
3. Ginjal (ginjal) disfungsi - ginjal tidak dapat bekerja dengan baik
karena suatu kondisi

yang

disebut Asidosis Tubular Ginjal

(RTA). Ginjal akan mengeluarkan terlalu banyak kalium. Obat yang


menyebabkan RTA termasuk Cisplatin dan Amfoterisin B.
4. Kehilangan cairan tubuh karena muntah yang berlebihan, diare, atau
berkeringat.
5. Endokrin atau

hormonal

masalah

(seperti

tingkat

aldosteron

meningkat) - aldosteron adalah hormon yang mengatur kadar


potasium. Penyakit

tertentu

dari

sistem

endokrin,

seperti

aldosteronisme, atau sindrom Cushing, dapat menyebabkan kehilangan


kalium.
(Price & Wilson, 2006)
Tanda dan gejalanya adalah:

15

1. CNS dan neuromuskular; lelah, tidak enak badan, reflek tendon dalam
menghilang.
2. Pernapasan; otot-otot pernapasan lemah, napas dangkal (lanjut)
3. Saluran cerna; menurunnya motilitas usus besar, anoreksia, mual
mmuntah.
4. Kardiovaskuler; hipotensi postural, disritmia, perubahan pada EKG.
5. Ginjal; poliuria,nokturia.
(Price & Wilson, 2006, hal 344)

DAFTAR PUSTAKA

16

Guyton & hall. Kalium dalam cairan ekstraselular. EGC. 1997.


Mesiano taufik. Periodik paralisis. Available from http : //www.ommy &
nenny.com
Ricardo Gabriel, dkk. Hipokalemic periodic paralisys. Available from
http : //www.associacion medica argentina.com
Anonim.

Hipokalemic

periodic

paralisys.

Available

from http:

//www.genetics.com
Anonim. Periodic paralisys. Available from http : //www.NINDS.com
Ranienh.

Hipokalemic

periodic

paralisys.

Available

from http:

paralisys.

Available

from http:

//www.webscapes.com
Anonim.

Hipokalemic

periodic

//www.medlineplus.com
http://www.mayoclinic.com/health/hyperkalemia/MY00940 16 juni 2011

17

Anda mungkin juga menyukai