1. Definisi
ukuran normal. Pembesaran ini dapat terjadi pada kelenjar yang normal
wanita hamil dan ibu menyusui. Struma nodosa terdapat dua jenis, toxic
2. Anatomi
thyroidea dan basisnya terdapat dibawah, setinggi cincin trachea ke-4 atau
ini melekatkan kelenjar ini ke larynx dan trachea. Juga sering didapatkan
garis tengah. Lobus ini merupakan sisa jaringan embryonic thyroid yang
hipofaring. Bagian atas dari lobus ini dikenal sebagai pole atas dari
kelenjar tiroid, dan bagian bawah disebut sebagai pole bawah. Suatu pita
thyroidea.
tergantung kepada ukuran tubuh dan suplai Iodium. Lebar dan panjang
dari isthmus sekitar 20 mm, dan ketebalannya 2-6 mm. Ukuran lobus
lateral dari pole superior ke inferior sekitar 4 cm. Lebarnya 15-20 mm,
dan ketebalan 20-39 mm. Kelenjar tiroid terletak antara fascia colli media
esophagus, pembuluh darah besar, dan saraf. Kelenjar tiroid melekat pada
trakea dan fascia pretrachealis dan melingkari 2/3 bahkan sampai 3/4
lingkaran.
dinamakan false capsule atau surgical capsule. Seluruh arteri dan vena,
bagian posterior antara kedua lobus tiroid. Aa. carotis superior dextra et
diatur oleh nervus recurrens dan cabang dari nervus laryngeus superior,
terdiri dari pembuluh limfe superior yang menerima cairan limfe dari
pinggir atas isthmus, sebagian besar permukaan medial lobus lateral, dan
permukaan ventral dan dorsal bagian atas lobus lateral dan pembuluh
limfe inferior yang menerima cairan limfe dari sebagian besar isthmus
pool atas kanan dan kiri, karena ligasi tinggi pada arteri tersebut dapat
3. Fisiologi
Sel tiroid adalah satu-satunya sel dalam tubuh manusia yang dapat
Iodin ini akan bergabung dengan asam amino tirosin yang kemudian akan
tenaga (ATP = adenosin tri fosfat). T3 bersifat lebih aktif daripada T4. T4
yang tidak aktif itu diubah menjadi T3 oleh enzim 5-deiodinase yang ada
di dalam hati dan ginjal. Proses ini juga berlaku di organ-organ lain
kerena itu hal yang mengganggu jalur di atas akan menyebabkan produksi
T3 dan T4.
bahan baku hormone tiroid. Zat ini dipekatkan kadarnya menjadi 30-40
penting untuk mengatur sekresi dari kelenjar tiroid. TSH dihasilkan oleh
atau stres lain. Pada masa-masa tersebut dapat ditemui hiperplasi dan involusi
belum diketahui.
2) Kelebihan iodium: jarang terjadi dan pada umumnya terjadi pada penyakit
3) Goitrogen :
tiroid
5) Hiperplasi dan involusi kelenjar tiroid. Pada umumnya ditemui pada masa
6) Riwayat radiasi kepala dan leher : Riwayat radiasi selama masa kanak-
5. Patofisiologi
usus, masuk ke dalam sirkulasi darah dan ditangkap paling banyak oleh
kelenjar tiroid. Dalam kelenjar, iodium dioksida menjadi bentuk yang aktif
pengaturan umpan balik negatif dari sekresi Thyroid Stimulating Hormon dan
merupakan hormon metabolik tidak aktif. Beberapa obat dan keadaan dapat
6. Pathway
Terlampir....
7. Klasifikasi
pada penderita ini tidak dijumpai adanya toksin), bila produksi hormon
tiroksin berlebihan.
(Roy, 2011):
1) Berdasarkan jumlah nodul: bila jumlah nodul hanya satu disebut struma
nodosa soliter (uninodosa) dan bila lebih dari satu disebut struma
multinodosa.
nodul tiroid yaitu nodul dingin, hangat, dan panas. Nodul dingin apabila
fungsi nodul sama dengan bagian tiroid lainnya. Dan nodul panas bila
8. Manifestasi Klinis
Beberapa penderita struma nodosa non toxic tidak memiliki gejala sama
sekali. Jika struma cukup besar, akan menekan area trakea yang dapat
debar, gelisah, berkeringat, tidak tahan cuaca dingin, dan kelelahan. Beberapa
tidak nyaman diarea leher, dan suara yang serak. Pemeriksaan fisik struma
nodosa non toxic berfokus pada inspeksi dan palpasi leher untuk menentukan
ukuran dan bentuk nodular. Inspeksi dilakukan oleh pemeriksa yang berada di
depan penderita yang berada pada posisi duduk dengan kepala sedikit fleksi
atau leher sedikit terbuka. Jika terdapat pembengkakan atau nodul, perlu
(diffus atau noduler kecil), gerakan pada saat pasien diminta untuk menelan
palpasi dimana pasien diminta untuk duduk, leher dalam posisi fleksi.
ibu jari kedua tangan pada tengkuk penderita. Struma nodosa tidak termasuk
kanker tiroid, tapi tujuan utama dari evaluasi klinis adalah untuk
9. Komplikasi
1) Kalorigenik
2) Termoregulasi
fosfolipid meningkat.
6) Vitamin A. Konversi provitamin A menjadi vitamin A di hati
karotenemia.
8. Pemeriksaan Penunjang
2009):
1) Pemeriksaan laboratorium.
2) Pemeriksaan radiologi.
tiroid :
(5) Untuk mengetahui lokasi dengan tepat benjolan tiroid yang akan
3) Biopsi aspirasi jarum halus (Fine Needle Aspiration Biopsy). Biopsi ini
10. Penatalaksanaan
1) Penatalaksanaan konservatif
cairan yang harus diminum di rumah sakit, obat ini ini biasanya diberikan
a) Lobektomi tiroid parsial, yaitu pengangkatan bagian atas atau bawah satu
lobus
dan istmus
dan eksisi sengaja dari satu atau lebih kelenjar paratiroid dapat menyebabkan
komplikasi ini.
hormon dalam jumlah adekuat, keadaan ini ditandai dengan adanya lesu,
cepat lelah, kulit kering dan kasar, produksi keringat berkurang, serta kulit
terlihat pucat. Tanda-tanda yang harus diobservasi pasca tiroidektomi adalah
hipokalsemia yang ditandai dengan adanya rasa kebas, kesemutan pada bibir,
jari-jari tangan dan kaki, dan kedutan otot pada area wajah (Urbano, FL,
ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
1. Identifikasi klien
2. Keluhan utama
keluhan yang dirasakan pada umumnya adalah nyeri akibat luka operasi.
Ada anggota keluarga yang menderita sama dengan klien saat ini.
6. Riwayat psikososial
Akibat dari bekas luka operasi akan meninggalkan bekas atau sikatrik
7. Pemeriksaan Fisik
1) Keadaan umum
dengan tanda-tanda vital yang meliputi tensi, nadi, pernafasan dan suhu
yang berubah.
Pada klien dengan pre operasi terdapat pembesaran kelenjar tiroid. Pada
terpasang drain. Drain perlu diobservasi dalam dua sampai tiga hari.
3) Sistim pernafasan
Biasanya pernafasan lebih sesak akibat dari penumpukan sekret efek dari
4) Sistim Neurologi
Pada pemeriksaan reflek hasilnya positif tetapi dari nyeri akan didapatkan
5) Sistim gastrointestinal
lambung akibat anestesi umum, dan pada akhirnya akan hilang sejalan
6) Aktivitas/istirahat
7) Eliminasi
8) Integritas ego
Mengalami stres yang berat baik emosional maupun fisik, emosi labil,
depresi.
9) Makanan/cairan
10) Kehilangan berat badan yang mendadak, nafsu makan meningkat, makan
tyroid.
12) Keamanan
berair, pruritus, lesi eritema (sering terjadi pada pretibial) yang menjadi
sangat parah.
13) Seksualitas
Pre operasi
spasme laryngeal.
2. Gangguan komunikasi verbal b.d cedera pita suara atau kerusakan laring,
Post operasi
6. Gangguan rasa nyaman nyeri b.d agen injuri fisik (luka post operasi).
Gangguan citra tubuh b.d Setelah dilakukan tindakan a. Monitor apakah klien bisa melihat a. Dengan melakukan intervensi ini, perawat bisa
Perubahan bentuk pada keperawatan ...x24 jam diharapkan bagian tubuh mana yang berubah melihat perubahan apakah yang terjadi pada
leher citra tubuh klien kembali normal , klien saat melihat bagian tubuhnya yang
dengan kriteria hasil: berubah
a. Kesadaran diri b. Bantu klien untuk mendiskusikan b. Dengan mendiskusikan perubahan-perubahan
b. Harga diri kembali seperti semula perubahan-perubahan bagian tubuh bagian tubuh klien, perawat bisa mengetahui
yang disebabkan adanya penyakit atau persepsinya terhadap perubahan tubuhnya
pembedahan dengan cara yang tepat
c. Bantu klien memisahkan penampilan c. Membantu klien untuk menaikkan persepsinya
fisik dari perasaan berharga secara terhadap bagian tubuhnya yang berubah
pribadi, dengan cara yang tepat
POST OPERASI
Gangguan rasa nyaman Setelah dilakukan tindakan a. Kaji TTV dan KU pasien terhadap a. Mengetahui cara efektif mengatasi nyeri
nyeri b.d agen injuri fisik keperawatan selama ...X24 jam nyeri
(luka post operasi). diharapkan nyeri pasien berkurang b. Kaji nyeri secara komprehensif b. Mengetahui tingkat nyeri pasien
dengan KH : c. Ajarkan teknik relaksasi nafas dalam c. Mengurangi nyeri dan memberikan rasa nyaman
a. Skala nyeri 1-3 d. Atur posisi tidur pasien pada posisi d. Memposisikan pasien dalam posisi nyaman
b. Pasien mampu mengontrol nyeri senyaman mungkin
c. TTV dalam batas normal e. Edukasi tentang aktivitas yang dapat e. Memberi alternatif menurnkan nyeri
mengangkat dan menurunkan nyeri
f. Kolaborasi dengan dokter pemberian f. Mengurangi nyeri pasien
analgetik
Resiko infeksi b.d adanya Setelah dilakukan tindakan a. Kaji TTV pasien a. Mengetahui peningkatan suhu sebagai tanda
port de entri kuman atau keperawatan selama ...X24 jam infeksi
bakteri diharapkan tidak adanya tanda dan b. Kaji adanya tanda dan gejala infeksi b. Mengetahui akan timbulanya infeksi pada luka
gejala infeksi dengan KH : (sebagai komplikasi yang mungkin timbul pada
a. Pasien terbebas dari tanda dan c. Lakukan perawatan luka dengan teknik luka)
gejala infeksi aseptik tiap 2x sehari c. Mempercepat proses penyembuhan luka dan
b. Angka lekosit dalam rentan normal d. Anjurkan pasien untuk meningkatkan mencegah terjadinya infeksi
4.000-10.000 u/L intake nutrisi TKTP d. Meningkatkan status imunitas pasien
c. TTV dalam batas normal e. Edukasi pasien dan keluarga untuk
menjaga personal hygiene e. Mencegah terjadinya pertumbuhan kuman
f. Kolaborasi dengan dokter dalam f. Mencegah terjadinya infeksi
pemberian antibiotik
DAFTAR PUSTAKA
Grace., PA & Borley., N.R. (2007). Surgery at a glance. Edisi 3. Alih bahasa dr.
Vidhia Umami. Jakarta : Erlangga Medical Series.
Incidence and Prevalence Data. (2012). 241.0 nontoxic uninodular goiter; thyroid
nodule. Capitola : Timely Data Resources, Inc. Style Sheet
Johan, S.M. 2006. Nodul Tiroid. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Jilid III, Edisi
IV. Jakarta : FKUI
Roy, H. (2011). Short textbook of surgery : with focus on clinical skills. New
Delhi : Jaypee Brothers Medical Publishers
Tonacchera, M., Pinchera, A., & Vitty, P., (2009). Assesment of nodular goiter.
Journal of best practice & research clinical endocrinology and metabolism.
Pisa : Elsevier