Anda di halaman 1dari 19

 

PROSES KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN PENYAKIT ANEMIA


 

proses keperawatan pada pasien dengan penyakit anemia

Enjelina Marlina
241911001
• Anemia adalah berkurangnya kadar eritrosit (sel darah merah) dan
kadar hemoglobin (Hb) dalam setiap millimeter kubik darah dalam
tubuh manusia (Menurut Nursalam 2010).
• Hampir semua gangguan pada sistem peredaran darah disertai
dengan anemia yang ditandai dengan warna kepucatan pada tubuh,
penurunan kerja fisik dan penurunan daya tahan tubuh. Penyebab
anemia bermacam-macam diantaranya adalah anemia defisiensi zat
besi (Ani, 2016).
KASUS ANEMIA DI DUNIA
Di antara negara-negara Asia Tenggara, di dunia
tercatat sebagai salah satu negara yang jumlah
penderita anemianya cukup banyak. Menurut data
dari Riset Kesehatan Dasar tahun 2013, jumlah
penderita anemia di Indonesia terdiri dari 26,4
persen anak-anak, 12,4 persen laki-laki usia 13-18
tahun, 16,6 persen laki-laki di atas 15 tahun, 22,7
persen perempuan usia 13-18 tahun, 22,7 persen
wanita usia 15-49 tahun, dan 37,1 persen ibu
hamil (Riskesdas, 2018).
KASUS ANEMIA DI INDONESIA
Angka anemia di Indonesia sebanyak 72,3%. Kekurangan besi pada
remaja mengakibatkan pucat, lemah, letih, pusing, dan menurunnya
konsentrasi belajar. Penyebabnya, antara lain: tingkat pendidikan orang
tua, tingkat ekonomi, tingkat pengetahuan tentang anemia dari remaja
putri, konsumsi Fe, Vitamin C, dan lamanya menstruasi. Jumlah
penduduk usia remaja (10-19 tahun) di Indonesia sebesar 26,2% yang
terdiri dari 50,9% laki-laki dan 49,1% perempuan. Selain
itu,berdasarkan hasil Riskesdas tahun 2013, prevalensi anemia di
Indonesia yaitu 21,7% dengan penderita anemia berumur 5-14 tahun
sebesar 26,4% dan 18,4% penderita berumur 15-24 tahun. Data Survei
Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 2012 menyatakan bahwa
prevalensi anemia pada balita sebesar 40,5%, ibu hamil sebesar 50,5%,
ibu sebesar 45,1%, remaja putri usia 10-18 tahun sebesar57,1% dan usia
19-45 tahun sebesar 39,5%. Wanita mempunyai risiko terkena anemia
paling tinggi terutama pada remaja putri. Angka prevalensi anemia di
Indonesia, yaitu pada remaja wanita sebesar 26,50%, pada wanita usia
subur sebesar 26,9%, pada ibu hamil.(Jimkesmas, 2017).
KASUS ANEMIA DI SUMATRA UTARA
• Angka Anemia di Sumatera Utara menunjukkan kenaikan
yaitu 33,03% tahun 2003, naik menjadi 53,09% tahun 2005
dan menjadi 76,67% di tahun 2006 serta mengalami
penurunan sedikit menjadi 75% di tahun 2007 dan tahun
2008 turun menjadi 68,85%, angka ini masih jauh dari target
yang ditentukan yaitu 80% (Dinkes Propsu, 2010).
Berdasarkan Profil Dinas Kesehatan Kota Medan (2010),
survei anemia yang dilaksanakan tahun 2005 di 4 kabupaten
/ kota di Sumatera Utara, yaitu Kota Medan, Binjai, Kab.Deli
Serdang dan Langkat,diketahui bahwa 40,50% pekerja
wanita menderita anemia. Salah satu upaya yang dilakukan
untuk menurunkan prevalensi anemia adalah dengan
pemberian tablet besi (Fe) sebanyak 90 tablet selama masa
kehamilan (Dinkes Propsu, 2010).
Anatomi Anemia
Macam-Macam sel darah
1. SEL DARAH MERAH (ERITROSIT )
Eritrosit merupakan sel yang telah berdiferensiasi dan
mempunyai fungsi
khusus untuk transfor oksigen, selnya berbentuk
cakram (bikonkaf) bila dilihat pada bidang datar
bentuknya bundar. Jumlah eritrosit jauh lebih besar dari
pada unsur darah lain (Syaifuddin, 2009). Eritrosit
berbentuk cakram bikonkaf dengan diameter 7,5
mikron, tebal bagian tepi 2 mikron dan bagian tengah 1
mikron atau kurang, tersusun atas membran yang
sangat tipis dan tidak mempunyai inti sel (Tarwoto dan
wartonah, 2010), berfungsi untuk mengantarkan
oksigen dari paru- paru ke jaringan dan karbondioksida
dari jaringan ke paru-paru (Irianto, 2004).
Leukosit (sel darah putih)
Leukosit merupakan sel-sel yang berinti, tidak berwana dan
bentuknya lebih
besar dari eritrosit, tetapi jumlahmya lebih sedikit dari eritrosit,
dalam setiap mm3
darah terdapat 6.000 sampai 10.000 leukosit (Pearce, 2009).
Leukosit memiliki dua golongan, yaitu leukosit bergranula dan
leukosit tidak bergranula

Granulosit adalah leukosit yang


didalam sitoplasmanya memiliki
Leukosit memiliki dua butir-butir kasar (granula). Jenisnya
adalah eosinofil, basofil, dan netrofil
golongan, yaitu leukosit
bergranula dan leukosit
tidak bergranula:
Agranulosit adalah leukosit
yang sitoplasmanya tidak
memiliki granula, jenisnya
adalah limfosit (sel T dan
sel B) dan monosit.
TROMBOSIT
• Trombosit (Platelet) adalah sel darah yang fungsi
utamanya adalah membantu proses pembekuan
darah. Nah, di dalam dunia medis, kondisi saat
jumlah trombosit yang rendah disebut
trombositopenia.

• Trombosit merupakan sel kecil kira-kira sepertiga


ukuran sel darah merah,terdapat 150.000 sampai
400.000 trombosit dalam setiap mm3 darah dan
memiliki masa hidup sekitar 1-2 minggu atau kira-
kira 8 hari, berperan penting dalam proses
pengumpulan darah (Pearce, 2009).
Etiologi Anemia

Penyebab Anemia :
• Diet yang tidak mencukupi.
• Absorbsi yang menurun.
• Kebutuhan yang meningkat pada kehamilan.
• Perdarahan pada saluran Cerna, menstruasi, donor darah.
• Hemoglobinuria.
• Penyimpangan besi yang berkurang, seperti pada
hemosiderosis paru.
 
Patofisiologi Anemia
• Menurut penelitian dari Neeta Kumar bahwa ada banyak
jenis radikal bebas yang terbentuk di dalam tubuh dan zat
besi memiliki kemampuan untuk mengalami kerusakan.
Kerusakan zat besi dapat dipengaruhi oleh adanya lipid
yang teroksidasi. Lipid yang mengalami oksidasi yaitu asam
lemak tak jenuh ganda akibat dari reaksi yang ditimbulkan
oleh radikal bebas. Radikal hidroksil (OH-) yang
mengektraksi satu hidrogen dari lemak tak jenuh ganda
sehingga membentuk radikal lemak (Sari, 2016).
Peringkatan hidroperoksida menyebabkan kerusakan sel
darah merah dan akhirnya menyebabkan kematian sel
darah merah atau yang disebut Anemia tersebut
(Iuchi,2012).
Tanda-Tanda gejala Anemia
Tanda – tanda yang biasa terjadi pada penderita anemia adalah sering mengalami 5L
1. lemah
2. lesu
3. letih
4. lelah
5. lalai
Selain itu
6. bibir tampak pucat
7. lidah licin dan susahbuang air besar.

Selain itu tanda – tanda anemia yang kadang muncul yaitu sesak nafas akibat jumlah darah
yang rendah, sehingga menurunkan tingkat oksigen dalam tubuh, sehingga penderita anemia
sering merasa sesak nafas.Selanjutnya, denyut jantung meningkat atau palpitasi akibat tubuh
mengalami kekurangan oksigen.Selain tanda – tanda tersebut, kadang penderita anemia juga
mengalami pusing, mudah mengantuk, dan hilangnya nafsu makan (Supariasa, 2002).
Komplikasi Penyakit Anemia
• Jika dibiarkan tanpa penanganan, anemia berisiko
menyebabkan beberapa komplikasi serius, seperti: 
1. Kesulitan melakukan aktivitas akibat kelelahan.
2. Masalah pada jantung, seperti gangguan irama jantung
(aritmia) dan gagal jantung.
3. Gangguan pada paru-paru, misalnya hipertensi pulmonal.
4. Komplikasi kehamilan, antara lain melahirkan
prematur atau bayi terlahir dengan berat badan rendah.
5. Gangguan proses tumbuh kembang jika anemia terjadi
pada anak-anak atau bayi.
6. Rentan terkena infeksi.
Penatalaksana Medis
Penatalaksaan Medis Menurut Engram, (1999).
penatalaksanaan pada pasien dengan anemia yaitu :
1. Memperbaiki penyebab dasar.
2. Suplemen nutrisi (vitamin B12, asam folat, besi)
3. Transfusi darah

Pengobatan lain
4. Diet : sebaiknya diberikan makanan bergizi
dengan tinggi protein terutama yang berasal
dari protein hewani.
5. Vitamin c : vitamin c diberikan 3 x 100 mg/hari
untuk meningkatkan absorpsi besi.
ASSESMENT
terdiri dari:
A. Primer Assesment
Terdiri dari:
1. Biodata Pasien
Data Subjektif :
a) Riwayat penyakit saat ini: pingsan secara tiba-tiba atau penurunan kesadaran, kelemahan, keletihan berat
disertai nyeri kepala, demam, penglihatan kabur, dan vertigo.
b) Riwayat sebelumnya : gagal jantung, dan/atau perdarahan massif.
2. Data Objektif
a) Airway : tidak ada sumbatan jalan napas (obstruksi)
b) Breathing : sesak sewaktu bekerja, dipsnea, takipnea, dan orthopnea
c) Circulation : CRT > 2 detik, takikardi, bunyi jantung murmur, pucat pada kulit dan membrane mukosa
(konjunctiva, mulut, faring, bibir) dan dasar kuku. (catatan: pada pasien kulit hitam, pucat dapat tampak
sebagai keabuabuan), kuku mudah patah, berbentuk seperti sendok (clubbing finger), rambut kering, mudah
putus, menipis, perasaan dingin pada ekstremitas.
d) Disability (status neurologi) :Sakit/nyeri kepala, pusing, vertigo, tinnitus, ketidak mampuan berkonsentrasi,
insomnia, penglihatan kabur, kelemahan, keletihan berat, sensitif terhadap dingin
3. Sekunder Assessment
A. Five intervention :
-Untuk Mengecek Hipotensi(darah rendah),
-takikardia(denyut jantung yang cepat),
-dispnea(sesak napas)
-ortopnea(rasa tidak nyaman saat bernafas pada saat berbaring berbaring)
-takipnea(pernafasan cepat)
-demam
-hemoglobin
- hemalokrit menurun.
B. Give comfort
Adanya nyeri kepala hebat yang bersifat akut dan dirasakan secara tiba-tiba, nyeri yang
dialami tersebut hilang timbul.
C. Head to toe
a) Daerah kepala : konjunctiva(area putih dari mata) pucat, sclera jaundice(penyakit kuning)
b) Daerah dada : Tidak ada jejas akibat trauma, bunyi jantung murmur, bunyi napas wheezing.
c) Daerah abdomen : splenomegali (pembesaran pada limpa)
d)Daerah ekstremitas : penurunan kekuatan otot karena kelemahan, clubbing finger (kuku
sendok), perasaan dingin pada ekstremitas.
Diagnosa keperawatan
• 1. Perfusi Jaringan
Perubahan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan penurunan sel darah
merah yang diperlukan untuk pengiriman oksigen/nutrien ke sel. (Doengoes,
2000).
• 2. Intoleransi aktivitas
berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai oksigen (pengirim) dan
kebutuhan (Doengoes, 2000).
• 3. Nutrisi Kurang dari kebutuhan
Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan kegagalan
untuk mencerna/absorbsi nutrien yang diperlukan untuk pembentukan SDM
normal (Doengoes, 2000).
• 4. Kontipasi Diare
Konstipasi berhubungan dengan penurunan masukan diet, perubahan proses
pencernaan, efek samping terapi obat (Doengoes, 2000).

Anda mungkin juga menyukai