Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah ilmu keperawatan dasar
Disusun oleh :
Detia Wahyuningsih
KOTA CIMAHI
2023
LAPORAN PENDAHULUAN
KEBUTUHAN OKSIGENASI
1. DEFINISI OKSIGENASI
Oksigenasi adalah pemenuhan akan kebutuhan oksigen (O²).
Kebutuhan fisiologis oksigenasi merupakan kebutuhan dasar manusia
yang digunakan untuk kelangsungan metabolisme sel tubuh, untuk
mempertahankan hidupnya, dan untuk aktivitas berbagai organ atau
sel. Apabila lebih dari 4 menit orang tidak mendapatkan oksigen maka
akan berakibat pada kerusakan otak yang tidak dapat diperbaiki dan
biasanya pasien akan meninggal. Kebutuhan oksigenasi merupakan
kebutuhan dasar manusia yang di gunakan untuk kelangsungan
metabolisme sel tubuh mempertahankan hidup dan aktivitas berbagai
organ atau sel. Dalam keadaan biasa manusia membutuhkan sekitar
300 cc oksigen setiap hari (24 jam) atau sekitar 0,5 cc tiap menit.
Respirasi berperan dalam mempertahakan kelangsungan metabolisme
sel. Sehingga di perlukan fungsi respirasi yang adekuat. Respirasi juga
berarti gabungan aktifitas mekanisme yang berperan dalam proses
suplai O² ke seluruh tubuh dan pembuangan CO² (hasil pembakaran
sel). Terapi oksigen merupakan salah satu terapi pernafasan dalam
mempertahankan oksigenasi. Tujuan dari terapi oksigen adalah untuk
memberikan transpor oksigen yang adekuat dalam darah sambil
menurunkan upaya bernafas dan mengurangi stress pada miokardium
2. FISIOLOGI KARDIOVASKULER
Sistem kardiovaskuler merupakan organ sirkulsi darah yang
terdiri dari jantung, komponen darah dan pembuluh darah yang
berfungsi memberikan dan mengalirkan suplai oksigen dan nutrisi
keseluruh jaringan tubuh yang di perlukan dalam proses metabolisme
tubuh. Sistem kardivaskuler memerlukan banyak mekanisme yang
bervariasi agar fungsi regulasinya dapat merespons aktivitas tubuh,
salah satunya adalah meningkatkan aktivitas suplai darah agar
aktivitas jaringan dapat terpenuhi. Pada keadaan berat, aliran darah
tersebut, lebih banyak di arahkan pada organ-organ vital seperti
jantung dan otak yang berfungsi memlihara dan mempertahankan
sistem sirkulasi itu sendiri.
3. FISIOLOGI PERNAFASAN
Peristiwa bernapas terdiri dari 2 bagian:
a) Menghidup udara (inspirasi)
Inspirasi adalah terjadinya aliran udara dari sekeliling masuk
melalui saluran pernapasan sampai keparu-paru. Proses inspirasi :
volume rongga dada naik/lebih besar, tekanan rongga dada
turun/lebih kecil.
b) Menghembuskan udara (ekspirasi)
Tidak banyak menggunakan tenaga, karena ekspirasi adalah suatu
gerakan pasif yaitu terjadi relaxasi otot-otot pernapasan. Proses
ekspirasi : volume rongga dada turun/lebih kecil, tekanan rongga
dada naik/lebih besar.
4. ETIOLOGI
Proses pemenuhan oksigen di dalam tubuh terdiri dari atas tiga
tahapan, yaitu ventilasi, difusi dan transportasi.
a. Ventilasi
Merupakan proses keluar masuknya oksigen dari atmosfer ke
dalam alveoli atau dari alveoli ke atmosfer. Proses ini di
pengaruhi oleh beberapa factor:
a) Adanya kosentrasi oksigen di atmosfer. Semakin tingginya
suatu tempat, maka tekanan udaranya semakin rendah.
b) Adanya kondisi jalan nafas yang baik.
c) Adanya kemampuan toraks dan alveoli pada paru-paru untuk
mengembang di sebut dengan compliance. Sedangkan recoil
adalah kemampuan untuk mengeluarkan CO² atau
kontraksinya paru-paru.
b. Difusi
Difusi gas merupakan pertukaran antara O² dari alveoli ke kapiler
paru-paru dan CO² dari kapiler ke alveoli. Proses pertukaran ini
dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu:
a) Luasnya permukaan paru-paru.
b) Tebal membrane respirasi/permeabilitas yang terdiri atas
epitel alveoli dan interstisial. Keduanya dapat mempengaruhi
proses difusi apabila terjadi proses penebalan.
c) Pebedaan tekanan dan konsentrasi O². Hal ini dapat terjadi
sebagaimana O² dari alveoli masuk kedalam darah secara
berdifusi karena tekanan O² dalam rongga alveoli lebih tinggi
dari pada tekanan O² dalam darah vena vulmonalis.
d) Afinitas gas yaitu kemampuan untuk menembus dan
mengikat HB.
c. Transportasi gas
Transfortasi gas merupakan proses pendistribusian O² kapiler ke
jaringan tubuh dan CO² jaringan tubuh ke kapiler. Transfortasi
gas dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu :
a) Curah jantung (kardiak output), frekuensi denyut nadi.
b) Kondisi pembuluh darah, latihan perbandingan sel darah
dengan darah secara keseluruhan (hematokrit), serta elitrosit
dan kadar Hb.
5. FAKTOR PREDISPOSISI
Adapun faktor-faktor yang menyebabkan klien mengalami
gangguan oksigenasi menurut NANDA (2013),yaitu hiperventilasi,
hipoventilasi, deformitas tulang dan dinding dada, nyeri,cemas,
penurunan energy,/kelelahan, kerusakan neuromuscular, kerusakan
muskoloskeletal, kerusakan kognitif / persepsi, obesitas, posisi tubuh,
imaturitas neurologis kelelahan otot pernafasan dan adanya perubahan
membrane kapiler-alveoli.
a. Faktor Fisiologi
a) Menurunnya kapasitas pengingatan O2 seperti pada anemia.
b) Menurunnya konsentrasi O2 yang diinspirasi seperti pada
obstruksi saluran napas bagian atas.
c) Hipovolemia sehingga tekanan darah menurun mengakibatkan
transport O2 terganggu.
d) Meningkatnya metabolisme seperti adanya infeksi, demam, ibu
hamil, luka, dan lain-lain.
e) Kondisi yang memengaruhi pergerakan dinding dada seperti
pada kehamilan, obesitas, muskulus skeleton yang abnormal,
penyalit kronik seperti TBC paru.
b. Faktor Perkembangan
a) Bayi prematur yang disebabkan kurangnya pembentukan
surfaktan.
b) Bayi dan toddler adanya risiko infeksi saluran pernapasan akut.
c) Anak usia sekolah dan remaja, risiko infeksi saluran
pernapasan dan merokok.
d) Dewasa muda dan pertengahan : diet yang tidak sehat, kurang
aktivitas, stress yang mengakibatkan penyakit jantung dan
paru-paru.
e) Dewasa tua : adanya proses penuaan yang mengakibatkan
kemungkinan arteriosklerosis, elastisitas menurun, ekspansi
paru menurun.
c. Faktor Perilaku
a) Nutrisi : misalnya pada obesitas mengakibatkan penurunan
ekspansi paru, gizi yang buruk menjadi anemia sehingga daya
ikat oksigen berkurang, diet yang tinggi lemak menimbulkan
arterioklerosis.
b) Exercise akan meningkatkan kebutuhan oksigen.
c) Merokok : nikotin menyebabkan vasokontriksi pembuluh
darah perifer dan koroner.
d) Substansi abuse (alcohol dan obat-obatan) : menyebabkan
intake nutrisi/Fe menurun mengakibatkan penurunan
hemoglobin, alcohol, menyebabkan depresi pusat pernapasan.
e) Kecemasan : menyebabkan metabolism meningkat
d. Faktor Lingkungan
a) Tempat kerja
b) Suhu lingkungan
c) Ketinggian tempat dan permukaan laut
6. FATOFISIOLOGI
Proses pertukaran gas dipengaruhi oleh ventilasi, difusi dan
trasportasi. Proses ventilasi (proses penghantaran jumlah oksigen yang
masuk dan keluar dari dan ke paru-paru), apabila pada proses ini
terdapat obstruksi maka oksigen tidak dapat tersalur dengan baik dan
sumbatan tersebut akan direspon jalan nafas sebagai benda asing yang
menimbulkan pengeluaran mukus. Proses difusi (penyaluran oksigen
dari alveoli ke jaringan) yang terganggu akan menyebabkan
ketidakefektifan pertukaran gas. Selain kerusakan pada proses
ventilasi, difusi, maka kerusakan pada transportasi seperti perubahan
volume sekuncup, afterload, preload, dan kontraktilitas miokard juga
dapat mempengaruhi pertukaran gas (Brunner & Suddarth, 2002).
VENTILASI
DIFUSI
TRANSPORT AKTIF
7. MANIFESTASI KLINIS
a. Suara napas tidak normal.
b. Perubahan jumlah pernapasan.
c. Batuk disertai dahak.
d. Penggunaan otot tambahan pernapasan.
e. Dispnea.
f. Penurunan haluaran urin.
g. Penurunan ekspansi paru.
h. Takhipnea
9. PEMERIKSAAN FISIK
a. Mata
a) Konjungtiva pucat (karena anemia)
b) Konjungtiva sianosis (karena hipoksemia)
c) Konjungtiva terdapat pethechia (karena emboli lemak atau
endokarditis)
b. Kulit
a) Sianosis perifer (vasokontriksi dan menurunnya aliran darah
perifer)
b) Penurunan turgor (dehidrasi)
c) Edema periorbital.
c. Jari dan kuku
a) Sianosis
b) Clubbing finger.
d. Mulut dan bibir
a) Membrane mukosa sianosis
b) Bernapas dengan mengerutkan mulut.
e. Hidung
Pernapasan dengan cuping hidung
f. Vena leher
Adanya distensi/bendungan
g. Dada
a) Retraksi otot Bantu pernapasan (karena peningkatan aktivitas
pernapasan, dispnea, obstruksi jalan pernapasan)
b) Pergerakan tidak simetris antara dada kiri dan dada kanan.
c) Tactil fremitus, thrills (getaran pada dada karena udara/suara
melewati saluran/rongga pernapasan
d) Suara napas normal (vesikuler, bronchovesikuler, bronchial)
e) Suara napas tidak normal (creklerlr/rales, ronkhi, wheezing,
friction rub/pleural friction)
f) Bunyi perkusi (resonan, hiperesonan, dullness)
g) Pola pernafasan
a) Pernapasan normal (eupnea)
b) Pernapasan cepat (tacypnea)
c) Pernapasan lambat (bradypnea)
12. PENATALAKSANAAN
a. Bersihan Jalan Nafas Tidak Efektif
a) Pembersihan jalan nafas
b) Latihan batuk efektif
c) Suctioning
d) Jalan nafas buatan
b. Pola Nafas Tidak Efektif
a) Atur posisi pasien ( semi fowler )
b) Pemberian oksigen
c) Teknik bernafas dan relaksasi
c. Gangguan Pertukaran Gas
a) Atur posisi pasien ( posisi fowler )
b) Pemberian oksigen
c) Suctioning
B. KONSEP DAN ASUHAN KEPERAWATAN
1. PENGKAJIAN
a. Bersihan jalan nafas tidak efektif
a) Data subjektif
1) Pasien mengeluh sesak saat bernafas
2) Pasien mengeluh batuk tertahan
3) Pasien tidak mampu mengeluarkan sekresi jalan nafas
4) Pasien merasa ada suara nafas tambahan
b) Data objektif
1) Pasien tampak tersengal-sengal dan pernafasan dangkal
2) Terdapat bunyi nafas tambahan
3) Pasien tampak bernafas dengan mulut
4) Penggunaan otot bantu pernafasan dan nafas cuping
hidung
5) Pasien tampak susah untuk batuk
6) Pola nafas tidak efektif
b. Pola nafas tidak efektif
a) Data subjektif
1) Pasien mengatakan nafasnya tersengal-sengal dan dangkal
2) Pasien mengatakan berat saat bernafas
b) Data objektif
1) Irama nafas pasien tidak teratur
2) Orthopnea
3) Pernafasan disritmik
4) Letargi
2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
a. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan:
a) Sekresi kental/belebihan sekunder akibat infeksi, fibrosis kistik
atau influenza.
b) Imobilitas statis sekresi dan batuk tidak efektif
c) Sumbatan jalan nafas karena benda asing
b. Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan:
a) Lemahnya otot pernafasan
b) Penurunan ekspansi paru
c) Gangguan Pertukaran Gas berhubungan dengan:
d) Perubahan suplai oksigen
e) Adanya penumpukan cairan dalam paru
f) Edema paru
3. INTERVENSI KEPERAWATAN
Diagnosa yang diangkat:
a. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas b/d peningkatan sputum
ditandai dengan batuk produktif
b. Ketidakefektifan pola nafas b/d posisi tubuh ditandai dengan
bradipnea
c. Gangguan pertukaran gas b/d berkurangnya keefektifan permukaan
paru
4. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Impementasi merupakan tindakan yang sudah direncanakan dalam
rencana tindakan keperawatan
a. Mandiri : aktivitas perawat yang didasarkan pada kemampuan
sendiri dan bukan merupakan petunjuk/perintah dari petugas
kesehatan
b. Delegatif : tindakan keperawatan atas intruksi yang diberikan oleh
petugas kesehatan yang berwenang
c. Kolaboratif : tindakan perawat dan petugas kesehatan yang lain
dimana didasarkan atas keputusan bersama.
5. EVALUASI KEPERAWATAN
a. Dx 1 : menunjukkkan adanya kemampuan dalam
a)Menunjukkan jalan nafas paten
b)Tidak ada suara nafas tambahan
c)Mampu melakukan perbaikan bersihan jalan nafas
b. Dx 2 :
a)Menunjukkan pola nafas efektif dengan frekuensi dan
kedalaman nafas yang normal
b)Tidak ada sianosis
c. Dx 3:
a)Perbaikan ventilasi dan oksigenasi jaringan
b)Tidak ada gejala distres pernafasan
Mubarak, Wahit Iqbal & Cahyani, Nurul. 2007. Kebutuhan Dasar. Jakarta :
EGC