Anda di halaman 1dari 21

MATERI OKSIGENASI

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah ilmu keperawatan dasar

Disusun oleh :

Detia Wahyuningsih

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN NERS

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BUDI LUHUR CIMAHI

KOTA CIMAHI

2023
LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN

KEBUTUHAN OKSIGENASI

A. KONSEP DASAR PENYAKIT

1. DEFINISI OKSIGENASI
Oksigenasi adalah pemenuhan akan kebutuhan oksigen (O²).
Kebutuhan fisiologis oksigenasi merupakan kebutuhan dasar manusia
yang digunakan untuk kelangsungan metabolisme sel tubuh, untuk
mempertahankan hidupnya, dan untuk aktivitas berbagai organ atau
sel. Apabila lebih dari 4 menit orang tidak mendapatkan oksigen maka
akan berakibat pada kerusakan otak yang tidak dapat diperbaiki dan
biasanya pasien akan meninggal. Kebutuhan oksigenasi merupakan
kebutuhan dasar manusia yang di gunakan untuk kelangsungan
metabolisme sel tubuh mempertahankan hidup dan aktivitas berbagai
organ atau sel. Dalam keadaan biasa manusia membutuhkan sekitar
300 cc oksigen setiap hari (24 jam) atau sekitar 0,5 cc tiap menit.
Respirasi berperan dalam mempertahakan kelangsungan metabolisme
sel. Sehingga di perlukan fungsi respirasi yang adekuat. Respirasi juga
berarti gabungan aktifitas mekanisme yang berperan dalam proses
suplai O² ke seluruh tubuh dan pembuangan CO² (hasil pembakaran
sel). Terapi oksigen merupakan salah satu terapi pernafasan dalam
mempertahankan oksigenasi. Tujuan dari terapi oksigen adalah untuk
memberikan transpor oksigen yang adekuat dalam darah sambil
menurunkan upaya bernafas dan mengurangi stress pada miokardium

2. FISIOLOGI KARDIOVASKULER
Sistem kardiovaskuler merupakan organ sirkulsi darah yang
terdiri dari jantung, komponen darah dan pembuluh darah yang
berfungsi memberikan dan mengalirkan suplai oksigen dan nutrisi
keseluruh jaringan tubuh yang di perlukan dalam proses metabolisme
tubuh. Sistem kardivaskuler memerlukan banyak mekanisme yang
bervariasi agar fungsi regulasinya dapat merespons aktivitas tubuh,
salah satunya adalah meningkatkan aktivitas suplai darah agar
aktivitas jaringan dapat terpenuhi. Pada keadaan berat, aliran darah
tersebut, lebih banyak di arahkan pada organ-organ vital seperti
jantung dan otak yang berfungsi memlihara dan mempertahankan
sistem sirkulasi itu sendiri.

a. ANATOMI DAN FISIOLOGI KARDIOVASKULER


Anatomi Jantung Jantung berbentuk seperti pir/kerucut
seperti piramida terbalik dengan apeks (superior-posterior:C-II)
berada di bawah dan basis ( anterior-inferior ICS – V) berada di
atas. Pada basis jantung terdapat aorta, batang nadi paru,
pembuluh balik atas dan bawah dan pembuluh balik. Jantung
sebagai pusat sistem kardiovaskuler terletak di sebelah rongga
dada (cavum thoraks) sebelah kiri yang terlindung oleh costae
tepatnya pada mediastinum. Untuk mengetahui denyutan
jantung, kita dapat memeriksa dibawah papilla mamae 2 jari
setelahnya.
Jantung difiksasi pada tempatnya agar tidak mudah
berpindah tempat. Penyokong jantung utama adalah paru yang
menekan jantung dari samping, diafragma menyokong dari
bawah, pembuluh darah yang keluar masuk dari jantung
sehingga jantung tidak mudah berpindah
1. Faktor yang mempengaruhi kedudukan jantung adalah :
a) Umur: Pada usia lanjut, alat-alat dalam rongga toraks
termasuk jantung agak turun kebawah
b) Bentuk rongga dada: Perubahan bentuk tora yang
menetap (TBC) menahun batas jantung menurun
sehingga pada asma toraks melebar dan membulat
c) Letak diafragma: Jika terjadi penekanan diafragma
keatas akan mendorong bagian bawah jantung ke atas
d) Perubahan posisi tubuh: proyeksi jantung normal di
pengaruhi oleh posisi tubuh
2. Fungsi dan Cara kerja jantung :
Sebagai bagian dari sistem kardiovaskular (peredaran
darah), adalah memompa darah yang kaya oksigen dan
nutrisi, kemudian mengedarkannya ke seluruh tubuh,
termasuk sel-sel, organ, dan jaringan tubuh. Namun tak
hanya itu, jantung juga berfungsi memompa produk hasil
metabolisme tubuh (limbah) dan karbondioksida ke paru-
paru untuk melakukan pertukaran dengan oksigen. Dalam
menjalankan tugasnya, jantung melibatkan empat ruang
utama di dalam mekanisme kerjanya. Keempat ruang
jantung tersebut adalah atrium kanan (serambi kanan),
atrium kiri (serambi kiri), ventrikel kanan (bilik kanan), dan
ventrikel kiri (bilik kiri). Serambi kanan berperan sebagai
penerima darah kotor kemudian dialirkan ke bilik kanan.
Selanjutnya, bilik kanan akan memompa darah kotor
tersebut (darah yang mengandung sedikit oksigen) ke paru-
paru untuk melakukan pertukaran gas di alveolus dan
mengisi pembuluh darah kapiler dengan darah yang
mengandung oksigen. Kemudian, darah yang kaya oksigen
tersebut akan dialirkan ke serambi kiri.Setelah melewati
serambi kiri, darah akan menuju bilik kiri jantung untuk
diedarkan ke seluruh tubuh melalui pembuluh darah
(pembuluh darah besar arteri). Itulah urutan cara kerja
sistem peredaran darah manusia yang berulang setiap
harinya. Fungsi ini yang membuat jantung menjadi organ
vital dalam tubuh.

3. FISIOLOGI PERNAFASAN
Peristiwa bernapas terdiri dari 2 bagian:
a) Menghidup udara (inspirasi)
Inspirasi adalah terjadinya aliran udara dari sekeliling masuk
melalui saluran pernapasan sampai keparu-paru. Proses inspirasi :
volume rongga dada naik/lebih besar, tekanan rongga dada
turun/lebih kecil.
b) Menghembuskan udara (ekspirasi)
Tidak banyak menggunakan tenaga, karena ekspirasi adalah suatu
gerakan pasif yaitu terjadi relaxasi otot-otot pernapasan. Proses
ekspirasi : volume rongga dada turun/lebih kecil, tekanan rongga
dada naik/lebih besar.

4. ETIOLOGI
Proses pemenuhan oksigen di dalam tubuh terdiri dari atas tiga
tahapan, yaitu ventilasi, difusi dan transportasi.
a. Ventilasi
Merupakan proses keluar masuknya oksigen dari atmosfer ke
dalam alveoli atau dari alveoli ke atmosfer. Proses ini di
pengaruhi oleh beberapa factor:
a) Adanya kosentrasi oksigen di atmosfer. Semakin tingginya
suatu tempat, maka tekanan udaranya semakin rendah.
b) Adanya kondisi jalan nafas yang baik.
c) Adanya kemampuan toraks dan alveoli pada paru-paru untuk
mengembang di sebut dengan compliance. Sedangkan recoil
adalah kemampuan untuk mengeluarkan CO² atau
kontraksinya paru-paru.
b. Difusi
Difusi gas merupakan pertukaran antara O² dari alveoli ke kapiler
paru-paru dan CO² dari kapiler ke alveoli. Proses pertukaran ini
dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu:
a) Luasnya permukaan paru-paru.
b) Tebal membrane respirasi/permeabilitas yang terdiri atas
epitel alveoli dan interstisial. Keduanya dapat mempengaruhi
proses difusi apabila terjadi proses penebalan.
c) Pebedaan tekanan dan konsentrasi O². Hal ini dapat terjadi
sebagaimana O² dari alveoli masuk kedalam darah secara
berdifusi karena tekanan O² dalam rongga alveoli lebih tinggi
dari pada tekanan O² dalam darah vena vulmonalis.
d) Afinitas gas yaitu kemampuan untuk menembus dan
mengikat HB.
c. Transportasi gas
Transfortasi gas merupakan proses pendistribusian O² kapiler ke
jaringan tubuh dan CO² jaringan tubuh ke kapiler. Transfortasi
gas dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu :
a) Curah jantung (kardiak output), frekuensi denyut nadi.
b) Kondisi pembuluh darah, latihan perbandingan sel darah
dengan darah secara keseluruhan (hematokrit), serta elitrosit
dan kadar Hb.

5. FAKTOR PREDISPOSISI
Adapun faktor-faktor yang menyebabkan klien mengalami
gangguan oksigenasi menurut NANDA (2013),yaitu hiperventilasi,
hipoventilasi, deformitas tulang dan dinding dada, nyeri,cemas,
penurunan energy,/kelelahan, kerusakan neuromuscular, kerusakan
muskoloskeletal, kerusakan kognitif / persepsi, obesitas, posisi tubuh,
imaturitas neurologis kelelahan otot pernafasan dan adanya perubahan
membrane kapiler-alveoli.
a. Faktor Fisiologi
a) Menurunnya kapasitas pengingatan O2 seperti pada anemia.
b) Menurunnya konsentrasi O2 yang diinspirasi seperti pada
obstruksi saluran napas bagian atas.
c) Hipovolemia sehingga tekanan darah menurun mengakibatkan
transport O2 terganggu.
d) Meningkatnya metabolisme seperti adanya infeksi, demam, ibu
hamil, luka, dan lain-lain.
e) Kondisi yang memengaruhi pergerakan dinding dada seperti
pada kehamilan, obesitas, muskulus skeleton yang abnormal,
penyalit kronik seperti TBC paru.
b. Faktor Perkembangan
a) Bayi prematur yang disebabkan kurangnya pembentukan
surfaktan.
b) Bayi dan toddler adanya risiko infeksi saluran pernapasan akut.
c) Anak usia sekolah dan remaja, risiko infeksi saluran
pernapasan dan merokok.
d) Dewasa muda dan pertengahan : diet yang tidak sehat, kurang
aktivitas, stress yang mengakibatkan penyakit jantung dan
paru-paru.
e) Dewasa tua : adanya proses penuaan yang mengakibatkan
kemungkinan arteriosklerosis, elastisitas menurun, ekspansi
paru menurun.
c. Faktor Perilaku
a) Nutrisi : misalnya pada obesitas mengakibatkan penurunan
ekspansi paru, gizi yang buruk menjadi anemia sehingga daya
ikat oksigen berkurang, diet yang tinggi lemak menimbulkan
arterioklerosis.
b) Exercise akan meningkatkan kebutuhan oksigen.
c) Merokok : nikotin menyebabkan vasokontriksi pembuluh
darah perifer dan koroner.
d) Substansi abuse (alcohol dan obat-obatan) : menyebabkan
intake nutrisi/Fe menurun mengakibatkan penurunan
hemoglobin, alcohol, menyebabkan depresi pusat pernapasan.
e) Kecemasan : menyebabkan metabolism meningkat
d. Faktor Lingkungan
a) Tempat kerja
b) Suhu lingkungan
c) Ketinggian tempat dan permukaan laut

6. FATOFISIOLOGI
Proses pertukaran gas dipengaruhi oleh ventilasi, difusi dan
trasportasi. Proses ventilasi (proses penghantaran jumlah oksigen yang
masuk dan keluar dari dan ke paru-paru), apabila pada proses ini
terdapat obstruksi maka oksigen tidak dapat tersalur dengan baik dan
sumbatan tersebut akan direspon jalan nafas sebagai benda asing yang
menimbulkan pengeluaran mukus. Proses difusi (penyaluran oksigen
dari alveoli ke jaringan) yang terganggu akan menyebabkan
ketidakefektifan pertukaran gas. Selain kerusakan pada proses
ventilasi, difusi, maka kerusakan pada transportasi seperti perubahan
volume sekuncup, afterload, preload, dan kontraktilitas miokard juga
dapat mempengaruhi pertukaran gas (Brunner & Suddarth, 2002).
VENTILASI

DIFUSI

PROSES PERTUKARAN GAS

KETIDAKEFEKTIFAN BERSIHAN JALAN NAFAS

GANGGUAN POLA NAFAS

TRANSPORT AKTIF

7. MANIFESTASI KLINIS
a. Suara napas tidak normal.
b. Perubahan jumlah pernapasan.
c. Batuk disertai dahak.
d. Penggunaan otot tambahan pernapasan.
e. Dispnea.
f. Penurunan haluaran urin.
g. Penurunan ekspansi paru.
h. Takhipnea

8. TANDA DAN GEJALA


Adanya penurunan tekanan inspirasi/ ekspirasi menjadi tanda
gangguan oksigenasi. Penurunan ventilasi permenit, penggunaaan otot
nafas tambahan untuk bernafas, pernafasan nafas faring (nafas cuping
hidung), dispnea, ortopnea, penyimpangan dada, nafas pendek, nafas
dengan mulut, ekspirasi memanjang, peningkatan diameter anterior-
posterior, frekuensi nafas kurang, penurunan kapasitas vital menjadi
tanda dan gejala adanya pola nafas yang tidak efektif sehingga
menjadi gangguan oksigenasi (NANDA, 2013). Beberapa tanda dan
gejala kerusakan pertukaran gas yaitu takikardi, hiperkapnea,
kelelahan, somnolen, iritabilitas, hipoksia, kebingungan, sianosis,
warna kulit abnormal (pucat, kehitam-hitaman), hipoksemia,
hiperkarbia, sakit kepala ketika bangun, abnormal frekuensi, irama
dan kedalaman nafas (NANDA, 2013).

9. PEMERIKSAAN FISIK
a. Mata
a) Konjungtiva pucat (karena anemia)
b) Konjungtiva sianosis (karena hipoksemia)
c) Konjungtiva terdapat pethechia (karena emboli lemak atau
endokarditis)
b. Kulit
a) Sianosis perifer (vasokontriksi dan menurunnya aliran darah
perifer)
b) Penurunan turgor (dehidrasi)
c) Edema periorbital.
c. Jari dan kuku
a) Sianosis
b) Clubbing finger.
d. Mulut dan bibir
a) Membrane mukosa sianosis
b) Bernapas dengan mengerutkan mulut.
e. Hidung
Pernapasan dengan cuping hidung
f. Vena leher
Adanya distensi/bendungan
g. Dada
a) Retraksi otot Bantu pernapasan (karena peningkatan aktivitas
pernapasan, dispnea, obstruksi jalan pernapasan)
b) Pergerakan tidak simetris antara dada kiri dan dada kanan.
c) Tactil fremitus, thrills (getaran pada dada karena udara/suara
melewati saluran/rongga pernapasan
d) Suara napas normal (vesikuler, bronchovesikuler, bronchial)
e) Suara napas tidak normal (creklerlr/rales, ronkhi, wheezing,
friction rub/pleural friction)
f) Bunyi perkusi (resonan, hiperesonan, dullness)
g) Pola pernafasan
a) Pernapasan normal (eupnea)
b) Pernapasan cepat (tacypnea)
c) Pernapasan lambat (bradypnea)

10. PEMERIKSAAN PENUNJANG


Pemeriksaan diagnostik yang dapat dilakukan untuk
mengetahui adanya gangguan oksigenasi yaitu :
a. Pemeriksaan fungsi paru
Untuk mengetahui kemampuan paru dalam melakukan
pertukaran gas secara efisien.
b. Pemeriksaan gas darah arteri
Untuk memberikan informasi tentang difusi gas melalui
membrane kapiler alveolar dan keadekuatan oksigenasi.
c. Oksimetri
Untuk mengukur saturasi oksigen kapiler
d. Pemeriksaan sinar X dada
Untuk pemeriksaan adanya cairan, massa, fraktur, dan proses-
proses abnormal.
e. Bronkoskopi
Untuk memperoleh sampel biopsy dan cairan atau sampel
sputum/benda asing yang menghambat jalan nafas.
f. Endoskopi
Untuk melihat lokasi kerusakan dan adanya lesi.
g. Fluoroskopi
Untuk mengetahui mekanisme radiopulmonal, misal: kerja
jantung dan kontraksi paru.
h. CT-SCAN
Untuk mengintifikasi adanya massa abnormal.

11. MASALAH KEBUTUHAN OKSIGEN


a. Hipoksia
Merupakan kondisi tidak tercukupinya pemenuhan kebutuhan
oksigen dalam tubuh akibat defisiensi oksigen.
b. Perubahan Pola Nafas
a) Takipnea, merupakan pernafasan dengan frekuensi lebih
dari 24x/ menit karena paru-paru terjadi emboli.
b) Bradipnea, merupakan pola nafas yang lambat abnormal, ±
10x/ menit.
c) Hiperventilasi, merupakan cara tubuh mengompensasi
metabolisme yang terlalu tinggi dengan pernafasan lebih
cepat dan dalam sehingga terjadi jumlah peningkatan O2
dalam paru-paru.
d) Kussmaul, merupakan pola pernafasan cepat dan dangkal.
e) Hipoventilasi merupakan upaya tubuh untuk mengeluarkan
CO2 dengan cukup, serta tidak cukupnya jumlah udara yang
memasuki alveoli dalam penggunaan O2.
f) Dispnea, merupakan sesak dan berat saat pernafasan.
g) Ortopnea, merupakan kesulitan bernafas kecuali dalam
posisi duduk atau berdiri.
h) Stridor merupakan pernafasan bising yang terjadi karena
penyempitan pada saluran nafas
c. Obstruksi Jalan Nafas
Merupakan suatu kondisi pada individu dengan pernafasan yang
mengalami ancaman, terkait dengan ketidakmampuan batuk
secara efektif. Hal ini dapat disebabkan oleh sekret yang kental
atau berlebihan akibat infeksi, imobilisasi, serta batuk tidak
efektif karena penyakit persarafan.
d. Pertukaran Gas
Merupakan kondisi pada individu yang mengalami penurunan
gas baik O2 maupun CO2 antara alveoli paru-paru dan sistem
vaskular.

12. PENATALAKSANAAN
a. Bersihan Jalan Nafas Tidak Efektif
a) Pembersihan jalan nafas
b) Latihan batuk efektif
c) Suctioning
d) Jalan nafas buatan
b. Pola Nafas Tidak Efektif
a) Atur posisi pasien ( semi fowler )
b) Pemberian oksigen
c) Teknik bernafas dan relaksasi
c. Gangguan Pertukaran Gas
a) Atur posisi pasien ( posisi fowler )
b) Pemberian oksigen
c) Suctioning
B. KONSEP DAN ASUHAN KEPERAWATAN

1. PENGKAJIAN
a. Bersihan jalan nafas tidak efektif
a) Data subjektif
1) Pasien mengeluh sesak saat bernafas
2) Pasien mengeluh batuk tertahan
3) Pasien tidak mampu mengeluarkan sekresi jalan nafas
4) Pasien merasa ada suara nafas tambahan
b) Data objektif
1) Pasien tampak tersengal-sengal dan pernafasan dangkal
2) Terdapat bunyi nafas tambahan
3) Pasien tampak bernafas dengan mulut
4) Penggunaan otot bantu pernafasan dan nafas cuping
hidung
5) Pasien tampak susah untuk batuk
6) Pola nafas tidak efektif
b. Pola nafas tidak efektif
a) Data subjektif
1) Pasien mengatakan nafasnya tersengal-sengal dan dangkal
2) Pasien mengatakan berat saat bernafas
b) Data objektif
1) Irama nafas pasien tidak teratur
2) Orthopnea
3) Pernafasan disritmik
4) Letargi

2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
a. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan:
a) Sekresi kental/belebihan sekunder akibat infeksi, fibrosis kistik
atau influenza.
b) Imobilitas statis sekresi dan batuk tidak efektif
c) Sumbatan jalan nafas karena benda asing
b. Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan:
a) Lemahnya otot pernafasan
b) Penurunan ekspansi paru
c) Gangguan Pertukaran Gas berhubungan dengan:
d) Perubahan suplai oksigen
e) Adanya penumpukan cairan dalam paru
f) Edema paru

3. INTERVENSI KEPERAWATAN
Diagnosa yang diangkat:
a. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas b/d peningkatan sputum
ditandai dengan batuk produktif
b. Ketidakefektifan pola nafas b/d posisi tubuh ditandai dengan
bradipnea
c. Gangguan pertukaran gas b/d berkurangnya keefektifan permukaan
paru

NO TUJUAN DAN INTERVENSI RASIONAL


DX KRITERIA HASIL

1 Setelah dilakukan 1) Auskultasi dada a. Pernafasan rochi,


tindakan keperawatan untuk karakter bunyi wheezing
selama 1 x 24 jam nafas dan adanya menunjukkan
diharapkan bersihan secret. tertahannya secret
jalan napas efektif 2) Berikan air minum obstruksi jalan nafas
sesuai dengan kriteria: hangat b. Membantu
3) Beri posisi yang mengencerkan
a. Menunjukkan
nyaman seperti secret
jalan nafas bersih
posisi semi fowler c. Memudahkan
b. Suara nafas
4) Sarankan keluarga pasien untuk
normal tanpa
agar tidak
suara tambahan memakaikan bernafas
c. Tidak ada pakaian ketat kepada d. Pakaian yang ketat
penggunaan pasien menyulitkan pasien
otot bantu 5) Kolaborasi untuk bernafas
nafas penggunaan e. Kelembapan
d. Mampu nebulizer mempermudah
melakukan pengeluaran dan
perbaikan mencegah
bersihan jalan pembentukan
nafas mucus tebal pada
bronkus dan
membantu
pernafasan

2 Setelah dilakukan 1) Kaji frekuensi a. Mengetahui


tindakan keperawatan pernafasan frekuensi
selama1 X 24 jam pasien. pernafasan
diharapkan pola napas 2) Tinggikan paasien
efektif dengan kriteria : kepala dan b. Duduk tinggi
bantu memungkinkan
a. Menunjukkkan
mengubah ekpansi paru
pola nafas
posisi. dan
efektif dengan
3) Ajarkan memudahkan
frekuensi nafas
teknik pernafasan
16-20
bernafas dan c. HE dapat
kali/menit dan
relaksasi yang memberikan
irama teratur
benar pengetahuan
b. Mampu
4) Kolaborasika pada pasien
menunjukkan
n dalam tentang teknik
perilaku
pemberian bernafas
peningkatan
obat
fungsi paru
d. Pengobatan
mempercepat
penyembuhan
dan
memperbaiki
pola nafas

3 Setelah dilakukan 1) Auskultasi a. Weezing atau


tindakan keperawatan dada untuk
mengiindikasi
selama1 X 24 jam karakter bunyi
diharapkan pertukaran nafas dan akumulasi
gas dapat dipertahankan adanya secret.
sekret/ketidakm
dengan kriteria : 2) Beri posisi
yang nyaman ampuan
a. Menunju seperti posisi
kkan membersihkan
semi fowler
perbaikan 3) Anjurkan jalan napas
ventilasi dan untuk bedrest,
oksigenasi sehingga otot
batasi dan
jaringan bantu aktivitas aksesori
b. Tidak ada sesuai
sianosis digunakan dan
kebutuhan
4) Ajarkan teknik kerja
bernafas dan
pernapasan
relaksasi yang
benar. meningkat.
5) Kolaborasikan
b. Memudahkan
terapi oksigen
pasien untuk
bernafas
c. Mengurangi
konsumsi
oksigen pada
periode
respirasi.
d. HE dapat
memberikan
e. pengetahuan
pada pasien
tentang teknik
bernafas
b. Memaksimalka
n sediaan
oksigen
khususnya
ventilasi
menurun

4. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Impementasi merupakan tindakan yang sudah direncanakan dalam
rencana tindakan keperawatan
a. Mandiri : aktivitas perawat yang didasarkan pada kemampuan
sendiri dan bukan merupakan petunjuk/perintah dari petugas
kesehatan
b. Delegatif : tindakan keperawatan atas intruksi yang diberikan oleh
petugas kesehatan yang berwenang
c. Kolaboratif : tindakan perawat dan petugas kesehatan yang lain
dimana didasarkan atas keputusan bersama.

5. EVALUASI KEPERAWATAN
a. Dx 1 : menunjukkkan adanya kemampuan dalam
a)Menunjukkan jalan nafas paten
b)Tidak ada suara nafas tambahan
c)Mampu melakukan perbaikan bersihan jalan nafas
b. Dx 2 :
a)Menunjukkan pola nafas efektif dengan frekuensi dan
kedalaman nafas yang normal
b)Tidak ada sianosis

c. Dx 3:
a)Perbaikan ventilasi dan oksigenasi jaringan
b)Tidak ada gejala distres pernafasan

6. PROMOSI KESEHATAN TERKAIT KEBUTUHAN


OKSIGENASI
a. PROMOSI KESEHTAN TENTANG ETIKA BATUK DAN
BERSIN DI LINGKUNGAN SEKITAR
1) Gunakanlah masker sesuai standar
2) Tutup mulut dan hidung ketika bersin dan batuk
3) Tutup mulut dan hidung menggunkan lengan tangan atas
4) Buanglah tissue dan masker yang telah dipakai kedalam
tempat sampah infeksius
5) Cuci tangan dengan benar secara teratur dan gunakan
sabun/handscrub berbasis alkohol
b. PROMOSI KESEHATAN TENTANG TEKNIK BATUK
EFEKTIF
1) Anjurkan minum air hangat sebelum memulai latihan batuk
efektif
2) Atur posisi duduk dengan mencondongkan badan kedepan
3) Tarik nafas dalam melalui hidung dan hembuskan melalui
mulut sebanyak 4-5 kali. Pada tarikan nafas dalam yang
terkahir nafas di tahan selama 1-2 detik.
4) Angkat bahu dan dada dilonggarkan serta batukan dengan
kuat dan spontan, keluarkan dahak dengan bunyi
“huft..huft..huft”
5) Lakukan berulangkali sesuai kebutuhan
6) Hindari batuk yang terlalu lama karena dapat menyebabkan
kelelahan dan hipoksia.
c. PROMOSI KESEHATAN TENTANG PENCEGAHAN PADA
PASIEN ASMA
1) Pencegahan paparan asap rokok
2) Usahakan di tempat tidur tidak ada barang berbulu seperti
boneka
3) Usahakan jika keluar rumah menggunakan masker
4) Menjaga kebersihan lingkungan rumah dari debu
5) Usahakan menghindari minuman dan makanan yang memicu
terjadinya gangguan pernafasan
DAFTAR PUSTAKA

Brunner &Suddarth. (2002). Keperawatan Medikal Bedah. EGC. Jakarta

Mubarak, Wahit Iqbal & Cahyani, Nurul. 2007. Kebutuhan Dasar. Jakarta :
EGC

Nanda International (20013). Diagnosis Keperawatan: definisi & Klasifikasi.


Jakarta:EGC

Potter & Perry. 2005. Fundamental Keperawatan. Jakarta:EGC

Tarwonto dan Wartonah.2006. Kebutuhan Dasar Manusia dan Asuhan


Keperaweatan. Jakarta: Salemba Medika.

Anda mungkin juga menyukai