Anda di halaman 1dari 27

1

MAKALAH ASKEP LANSIA DENGAN PERUBAHAN FISIOLOGIS


SISTEM

(Untuk Memenuhi Tugas Keperawatan Gerontik)

Di susun Oleh kelompok 2 :

1. Dian fitria agustina (920173014)


2. Eva noor hadiyanti (920173018)
3. Ismaul wijayatri (920173024)
4. Kelvina (920173027)
5. Nawa evalatul hawa (920173036)
6. Rizka amalia (920173041)
7. Wahyu hidayah p (920173047)

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KUDUS


TAHUN AJARAN 2020
2

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat,
Inayah, Taufik, dan Hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah
yang berjudul “Makalah Askep Lansia Dengan Perubahan Fisiologis Sistem
Kardiovaskuler”. Semoga ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan,  petunjuk
maupun pedoman bagi pembaca dalam dunia psikososial dan budaya dan dunia kesehatan
untuk mengedukasikannya.
Harapan kami semoga makalah ini dapat membantu menambah pengetahuan dan
wawasan serta pengalaman bagi para pembaca, sehingga kami dapat memperbaiki bentuk
maupun isi dari makalah ini agar menjadi lebih baik kedepannya. Makalah ini, kami akui
masih banyak kekurangan karena pengalaman kami yang masih kurang.Oleh karena itu,
kami berharap para pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat
membangun untuk kesempurnaan makalah ini dan harap maklum.

Kudus,11 Agustus 2020

Penyusu

BAB I
3

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

system kesehatan merupakan suatu tatanan yang mencerminkan upaya bangsa


Indonesia untuk meningkatkan kemampuan mempunyai derajat kesehatn yang optimal
sebagai perwujudan kesejahteraan umum. Dalam visi Indonesia sehat 2010 gambaran
masyarakat Indonesia dimasa depan yang ingin dicapai melalui masyarakat ialah yang
ditandai dengan hidup dalam perilaku sehat yang memiliki kemampuan untuk menjangkau
pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata.

Asuhan kepearwatan lansia dimaksudkan unutk memberikan bantuan, bimbingan,


pengawasan, perlindungan, dan pertolongan kepada lanjut usia secara individual maupun
kelompok , seperti dirumah / lingkungan keluarga panti werda maupun puskesmas yang
diberikan oleh perawat.

Tujuan asuhan keperawatan lansia adalah agar lansia dapat melakukan kegiatan
sehari – hari secara mandiri, menolong dan merawat klien lansia yang menderita penyakit
atau mengalami gangguan tertentu, mencari upaya semaksimal mungkin agar klien lansia
yang menderita suatu penyakit masih dapat mempertahankan kebebasan yang maksimal
tanpa perlu suatu pertolongan.

Penyebab kematian karena penyakit jantung , pembuluh darah pada saat ini
menduduki urutan pertama pada lanjut usia, selanjutnya kanker dan ketiga stroke.
Kerjasama lintas program dan lintas sektoral dalam pembinaan lansia belum mantap. Oleh
karma itu perlu peran serta masyarakat dalam pembinaan lanjut usia perlu dikembangkan
secara optimal.

1.2 RUMUSAN MASALAH


A. Apa yang dimaksud denganSistem kardiovaskular?
B. Bagaimana Anatomi dan Fisiologi ?
C. Apa saja perubahan fisiologisjantung dan pembuluh darah pada lansia?
D. Apa saja etiologinya ?
4

E. Bagaimana patofisiologinya ?
F. Apa saja tanda dan gejala pada system kaardiovaskuler ?
G. Bagaimana asuahan keperawatan lanjut usia ?
H. Bagaimana pemerikaan fisiknya ?
I.
1.3 TUJUAN
1) Untuk mengetahui pengertianSistem kardiovaskular?
2) Untuk mengetahui bagaimanaAnatomi dan Fisiologi?
3) Untuk mengetahui apa saja perubahan fisiologisjantung dan pembuluh darah pada
lansia?
4) Untuk mengetahuiapa etiologinya?
5) Untuk mengetahuibagaimanapatofisiologinya?
6) Untuk mengetahui apatanda dan gejala pada system kaardiovaskuler?
7) Untuk mengetahui bagaimana asuahan keperawatan lanjut usia ?
8) Untuk mengetahuibagaimanapemerikaan fisiknya ?
9)

BAB II
5

PEMBAHASAN

A. Pengertian
Sistem kardiovaskular sangat erat kaitannya dengan jantung dan pembuluh
darah dimana jantung dan pembuluh darah merupakan satu kesatuan integrasi yang
mampu memberikan oksigen dan nutrient bagi setiap sel hidup untuk bertahan
hidup. Sistem ini bertanggung jawab atas pengangkutan darah kaya oksigen dan
nutrisi ke organ serta pengangkutan produk limbah metabolik yang selanjutnya akan
dibuang dari tubuh (Touhy & Jett, 2014).
Menua adalah suatu proses menghilangnya secara perlahan – lahan
kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri atau mengganti dan memepertahankan
fungsi normalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap infeksi dan memperbaiki
kerusakan yang diderita. ( COSTANTINIDES, 2014 ).
Batasan – Batasan lansia menurut WHO adalah

 Usia pertengahan ( middle age ) ialah kelompok usia 45 sd 59 tahun


 Lanjut usia ( erderly ) antara 60 dan74 tahun
 Lanjut usia tua ( old ) antara 75 dan 90 tahun
 Usia sangat tua ( very old ) diatas 90 tahun
Perubahan – perubahan yang terjadi pada lansia pada system cardiovaskuler yaitu :

 Elastisitas dinding aorta menurun


 Katup jantung menebal dan menjadi kaku
 Kemampuan jantung memompakan darah menurun 1 % setiap tahun
sesudah berumur 20 tahun menurun kontraksi dan volume
 Hilang elastisitas pembuluh darah
 Tekanan darah meninggi diakibatkan oleh meningkatnya resistensi dari
pembuluh darah perifer.
Gagal jantung adalah suatu keadaan dimana tidak lagi memompakan
darah secukupnya dalam memenuhi sirkulasai tubuh pada keadaan tertentu,
sedangkan pengisian kedalam jantung masih cukup tinggi.
6

Gagal jantung adalah sindroma klinik yang komplek dan diakibatkan


oleh ketidakmampuan janutng untuk m,emompakan darah secukupnya atau
meningkatkan cardiac out put yang cukup unutk metabolisme tubuh.

B. Anatomi dan Fisiologi


Sistem kardiovaskuler sering disebut sebagai sistem transportasi tubuh atau
sistem peredaran darah. Sistem ini memiliki tiga komponen utama, yaitu jantung,
pembuluh darah, dan darah.
1. Jantung

Jantung merupakan organ tubuh yang paling berperan didalam sistem


kardiovaskuler. Fungsi jantung adalah menompa darah ke seluruh bagian tubuh.
Lokasi jantung sendiri berada didekat paru-paru. Tepatnya di bagian kiri tengah
dada.

Jantung terdiri dari 3 lapis yaitu :

a. Pericardium (lapisan luar)


Merupakan lapisan pembungkus jantung yang terdiri dari jaringan ikat.
b. Miokardium (lapisan tengah )
Merupakan selaput jantung yang terdiri dari 3 macam otot yaitu : atrium,
ventrikel, dan serat khusus.
c. Endocardium (lapisan dalam)
Merupakan lapisan dalam jantung yang berhubungan langsung dengan ruangan
dalam jantung terdiri dari jaringan epitel.
2. Pembuluh darah
a. Pembuluh darah jantung
Pada dinding jantung terdapat pembuluh darah yang memberikan makanan
terhadap otot jantung.
b. Pembuluh adarah yang masuk
- Vena cava
Darah yang masuk ke atrium kiri keseluruh tubuh mengandung co2.
7

- Vena pulmonalis
Darah yang masuk ke atrium kiri yang berasal dari paru-paru mengandung
co2.
c. Pembuluh darah yang msuk keluar
- Aorta
Darah keluar dari ventrikel kiri ke seluruh tubuh mengandung co2.
- Arteri pulmonalis
Darah keluar dari ventrikel kanan ke paru-paru mengandung co2.
3. Darah
Darah terdiri atas plasma (55% dari volume darah) dan sel (45%). Serum
darah atau plasma terdiri dari :
- Air : 91%
- Protein : 8% (albumin, globulin, protrombin, dan fibrinogen.
- Mineral : 0,9% (natrium klorida, natrium bikarbonat, garam dari kalsium,
fosfor, magnesium, dan besi.
Sisanya diisi oleh sejumlah bahan organic yaitu: glucose, lemak,
urea, asam urat, kreatini, kolesterol, dan asam amino. Plasma juga terdiri
dari: gas oksigen dan karbondioksida, hormone-hormone, enzim dan
antigen. Sel darah terdiri atas eritrosit, leukosit, dan trombosit.

C. Perubahan Fisiologis Jantung dan Pembuluh Darah pada Lansia


1. Perubahan Miokardium
Perubahan meliputi amyloid deposits, akumulasi lipofuscin, degenerasi
basofilik, atrofi miokard atau hipertropi, katup kaku dan menebal, serta jumlah
jaringan ikat meningkat (Miller, 2012). Penuaan tidak mengakibatkan perubahan
ukuran jantung, tetapi dinding ventrikel kiri cenderung ketebalannya sedikit
meningkat. Hal ini diakibatkan oleh peningkatan densitas kolagen dan hilangnya
fungsi serat elastis, sehingga jantung menjadi mampu untuk distensi dengan
kekuatan kontraktil yang kurang efektif. Penebalan miokardium dan
miokardium yang kurang dapat diregangkan serta katup yang kaku,
8

menyebabkan terjadi peningkatan waktu pengisian diastolik. Peningkatan


tekanan pengisian diastolik digunakan untuk mempertahankan preload yang
adekuat (Stanley & Bare, 2016). Menurut Miller (2012) perubahan lain yang
terjadi terkait usia yaitu penebalan endokardium atrium, penebalan katup
atrioventrikular, dan kalsifikasi sebagian dari anulus mitral katup aorta.
Menurut Strait & Lakatta (2012), penebalan dinding ventrikel kiri
menyebabkan disfungsi diastolik dan peningkatan afterload. Selain itu,
berhubungan dengan produksi kolagen, ventrikel mulai menebal dan kaku, serta
terjadi penurunan jumlah sel miokard. Setiap perubahan yang terjadi akan
mengganggu kemampuan jantung untuk berkontraksi. Kontraktilitas menjadi
kurang efektif, sehingga membutuhkan lebih banyak waktu untuk
menyelesaikan siklus pengisian diastolik dan pengosongan sistolik. Kekakuan
pada dasar pangkal aorta menghalangi pembukaan katup secara lengkap,
sehinga menyebabkan obstruksi parsial terhadap aliran darah selama denyut
sistol. Menurut Stanley & Beare (2016) tidak sempurnanya pengosongan
ventrikel dapat terjadi selama waktu peningkatan denyut jantung (misalnya
olahraga, stres, dan demam).
2. Perubahan Mekanisme Neuro-conduction
Di mana miokardium menjadi semakin mudah irritable dan kurang
responsif terhadap impuls dari sistem saraf simpatik (Miller, 2012). Perubahan
yang berkaitan dengan usia menyebabkan konsekuensi fungsional, terutama
melibatkan elektrofisiologi jantung (sistem neuroconduction). Perubahan yang
terjadi dalam sistem neuroconduction yaitu penurunan jumlah sel alat pacu
jantung (pacemaker cells) dan ketidakteraturan dalam bentuk sel-sel alat pacu
jantung meningkat. Perubahan struktural memengaruhi konduksi sistem jantung
melalui peningkatan jumlah jaringan fibrosa dan jaringan ikat. Jumlah total sel
pacemaker mengalami penurunan seiring bertambahnya usia. Berkas his
kehilangan serat konduksi yang membawa impuls ke ventrikel (Stanley &
Beare, 2016).
3. Perubahan Pembuluh Darah
9

Terlihat sama seperti pada kulit dan otot yang mempengaruhi lapisan
(intima) dari pembuluh darah, terutama arteri. Perubahan yang paling signifikan
pada kulit adalah penurunan elastisitas, sama dengan pembuluh darah juga
mengalami penurunan elastisitas yang memungkinkan darah bersirkulasi (Touhy
& Jett, 2014). Kehilangan elastisitas mengganggu aliran koroner dan dapat
menyebabkan penyakit kardiovaskular.
Dinding arteri terdiri dari tiga lapisan yaitu tunika adventitia, tunika
media, dan tunika intima (Bolton & Rajkumar, 2011). Adapun perubahan yang
berkaitan dengan usia mempengaruhi dua dari tiga lapisan pembuluh darah dan
akibat yang ditimbulkan bervariasi, tergantung pada lapisan yang terkena.
Misalnya, perubahan dalam tunika intima (lapisan terdalam) memiliki dampak
yang paling serius dalam perkembangan aterosklerosis, sedangkan perubahan
dalam tunika media (lapisan tengah), berhubungan dengan hipertensi. Tunika
eksterna (lapisan terluar) tidak akan terpengaruh dari penuaan. Lapisan ini,
terdiri dari jaringan adiposa dan jaringan ikat yang mendukung serabut saraf dan
vasorum vasa, serta suplai darah untuk tunika media (Miller, 2012).
Tunika intima terdiri dari satu lapis sel endotel pada lapisan tipis
jaringan ikat. Fungsi tunika intima yaitu mengontrol masuknya lipid dan zat lain
dari darah ke dalam dinding arteri. Sel endotel yang utuh membuat darah
mengalir bebas tanpa adanya pembekuan. Namun, ketika sel-sel endotel
mengalami kerusakan, akan terjadi pembekuan.Tunika intima dapat menebal
karena fibrosis, proliferasi sel dan akumulasi lipid juga kalsium. Selain itu,
ukuran dan bentuk sel-sel endotel menjadi tidak teratur, sehingga perubahan
tersebut menyebabkan perbesaran dan pemanjangan arteri. Akibatnya, dinding
arteri lebih rentan mengalami aterosklerosis (Bolton & Rajkumar, 2011; Miller,
2012).
Tunika media terdiri dari lapisan tunggal atau beberapa sel otot polos
yang dikelilingi oleh elastin dan kolagen. Sel-sel otot polos yang terdapat pada
jaringan berfungsi untuk memproduksi kolagen, proteoglikan, dan serat elastis.
Lapisan ini mengendalikan pengembangan dan kontraksi arteri karena struktur
10

dari lapisan ini. Perubahan tunika media yang terjadi akibat penuaan yaitu
peningkatan kolagen dan penipisan serta kalsifikasi serat elastin yang
menyebabkan kekakuan pembuluh darah.Selain itu, perubahan yang terjadi pada
tunika media menyebabkan peningkatan resistensi perifer, gangguan fungsi
baroreseptor, dan berkurangnya kemampuan untuk meningkatkan aliran darah
ke organ vital. Perubahan tersebut dapat meningkatkan resistensi terhadap aliran
darah dari jantung, sehingga ventrikel kiri dipaksa untuk bekerja lebih keras.
Baroreseptor di arteri besar menjadi kurang efektif dalam mengontrol tekanan
darah, terutama selama perubahan postural. Secara keseluruhan, peningkatan
kekakuan pembuluh darah menyebabkan sedikit peningkatan tekanan darah
sistolik (Miller, 2012).
Pembuluh darah vena juga mengalami perubahan yang serupa dengan
arteri, tetapi pada tingkatan yang lebih rendah. Vena menjadi lebih tebal, lebih
dilatasi, dan kurang elastis seiring dengan bertambahnya usia. Katup vena besar
pada kaki menjadi kurang efisien dalam mengembalikan darah ke jantung,
sehingga edema ekstremitas bawah berkembang lebih cepat dan lansia lebih
berisiko mengalami thrombosis vena karena melemahnya sirkulasi vena.
Sirkulasi perifer selanjutnya dipengaruhi oleh penurunan massa otor dan
bersamaan dengan pengurangan pada permintaan oksigen (Miller, 2012; Touhy
& Jett, 2014).
4. Adanya Mekanisme Baroreflex
Terjadi dimana sudah menjadi proses fisiologis, ketika mengatur tekanan
darah tubuh akan meningkatkan atau menurunkan denyut jantung dan resistensi
pembuluh darah perifer. Resistensi pembuluh darah perifer berfungsi untuk
mengkompensasi penurunan sementara atau peningkatan tekanan arteri.
Baroreseptor di arkus aorta dan sinus karotis sebenarnya reseptor regang.
Penurunan distensi pada reseptor ini, menyebabkan penambahan aktivitas pada
sistem parasimpatik dan ihibisi sistem aliran saraf.
Proses menua mengakibatkan perubahan mekanisme baroreflex
termasuk pengerasan arteri dan pengurangan respon kardiovaskuar terhadap
11

stimulasi adrenergik. Selain itu terjadi perubahan miokardium, perubahan


afterload, dan perubahan mekanisme neuro-conduction. Untuk itu perawat perlu
mengerti perubahan tersebut untuk melihat keabnormalan apa yang mungkin
terjadi pada lansia untuk memberikan intervensi terbaik bagi lansia.
5. Tabel Perubahan Fisiologis Sistem Kardiovaskular Pada Lansia
Untuk memudahkan pemahaman, berikut merupakan tabel perubahan
fisiologis sistem kardiovaskular pada lansia:
Organ/
No. Perubahan Fisiologis Efek/Dampak
Jaringan
1. Jantung Miokardium mengalami hipertrofi Menyebabkan gagal jantung
yang dapat mengubah dinding
ventrikel kiri dan septum ventrikel
perlahan menebal
Struktur miokardium menunjukan Miokardium yang kurang dapat
terjadinya peningkatan kolagen diregangkan menyebabkan
dan jaringan ikat terjadi peningkatan waktu
pengisian diastolik.
Peningkatan tekanan pengisian
diastolik digunakan untuk
mempertahankan preload yang
adekuat
Penurunan jumlah sel pacemaker, Disritmia, terutama fibrilasi
SA node dan AV node kurang atrial dan Premature
efisien dalam menghantarkan Ventricular Contractions
impuls (PVCs), penurunan respon
denyut jantung terhadap stress
Inkompeten katup jantung Penurunan curah jantung
(stenosis/regurgitasi): mengalami (cardiac output), terdapat bunyi
penebalan dan kekakuan yang jantung murmur, hipertensi
disebabkan karena penuaan akibat ortostatik
kalsifikasi dan fibrosis.
12

Penurunan tekanan diastolic Faktor risiko terjadinya


cerebrovascular atau stroke
Bunyi jantung S4 semakin jelas Kemungkinan CAD (Coronary
Artery Disease), hipertensi,
stenosis aorta, atau anemia
berat
Penurunan reaksi miokardial dan Menurunkan aktivitas
pembuluh darah terhadap stimulus barorefleks (baroreseptor dan
β-adrenergik kemoreseptor) yang
berhubungan dengan
keseimbangan dalam kontrol
neuroendokrin
Penurunan sensitivitas Hipotensi postural, peningkatan
baroreseptor risiko jatuh
2. Pembuluh Peningkatan resistensi pembuluh Darah sulit untuk kembali ke
darah darah kapiler jantung dan paru-paru
Katup vena tidak berfungsi secara Varises dan pengumpulan darah
efisien di perifer membentuk edema
Penurunan elastisitas Hipertensi, oksigen jaringan
(arteriosclerosis), pembentukan menurun, penurunan respon
plak (atherosclerosis), dan baroreseptor (respon terhadap
dinding arteri perifer dan aorta panas dan dingin), hipertrofi
menebal karena terjadi ventrikel kiri, penurunan
peningkatan kolagen dan lemak tekanan diastolik, peningkatan
serta penurunan elastin serta tekanan sistolik, tekanan nadi
disfungsi endotelial meningkat
Dinding kapiler menebal Pertukaran nutrisi dan produk
limbah antara darah dan
jaringan lambat
3. Darah Darah mengalir lebih lambat Penyembuhan luka lebih lama
dan berpengaruh pada
metabolisme dan distribusi obat
13

lama
Penurunan jumlah darah yang Oksigen jaringan menurun,
dipompa di sepanjang sistem penurunan kapasitas untuk
kardiovaskuler latihan

D. Etiologi

a. Disfungsi miocard
misalnya : MCI, miocarditis

b. Beban volume yang berlebihan


disebabkan oleh : insufisiensi aorta, insufisiensi katub mitral

c. Beban tekanan yang meningkat


misalnya : penyempitan aorta, hipertensi

d. Gangguan pengisian ventrikal


misalnya: perikarditis tamponade jantung

E. Patofisiologi

Gagal jantung kiri

Karena adanya gangguanpemompaan darah oleh ventrikel kiri

curah janutng kiri menurun akibatnya tekanan akhir diastolic dalam ventrikel kiri dan
volume akhir diastolic dalam ventrikel kiri meningkat mengakibatkan pengisian darh ke
ventrikel ( atrium sulit sehingga tekanan atrium meningkat menimbulkan
hambatan aliran masuknya dari vena pulmonal kemudian terjadi bendungan paru yang
mengakibatkan beban ventrikel kanan meningkat karma adanya edema paru sehingga
ventrikel kanan kompensasi hipertropi dan dilatasi melampaui batas
kemampuannya.

Gagal jantung kanan


14

Karena adanya gangguan dan hambatan pada daya pompa ventrikel menimbulkan
tekanan akhir diastolic meningkat yang mengakibatkan beban atrium kanan dalam
mengisi ventrikel pada waktu diastolik. Masuknya darah dari vena cava superion dan
vena cava inferior mengalami hambatan menimbulkan bendungan vena sistemik
( vena jugularis dan hepar ) bila keadaan lebih berat oedema tumit dan acites.

Gagal jantung kongestik

Terjadi bila gagal janutng kiri dan kanan terjadi pada waktu yang sama.

4. WOC

Disfungsi beban tekanan beban volume gangguan pengisian

Miocard ventrikel

MCI hiperttnsi insufisiensi tamponade jantung

Miocarditis stenosis aorta mitral aorta

gagal jantung

Pengaruh simpatis pada arteri dan vena


15

Frekuensi jantung aliran balik vena., kekuatan kontraksi

Kegagalan konsumsi o2 oleh janutung

aliran adekuat kejantung urin out put kongesti vesicular

dan otak letargi pulmonal

kulit dingin

stenosis

Asidosisi jaringan

Iskemia miokard retensi Na + air

Aliran balik vena

Curah jantung

Dilatasi jantung

Hipertropi jantung

Isi sekuncup

F. Tanda Dan Gejala


16

a. Gagal jantung kanan

 bendungan sistemik

 acites

 hepatomegali

 vena jugularis meningkat

 BB meningkat

b. Gagal jantung kiri

 Curah jantung rendah

 Badan lemah

 Cepat lemah

 Keringat dingin

 gangguan sensoris

G. Asuhan keperawatan lanjut usia

1. Pengkajian

Tujuan :

 Menentukan kemampuan klien untuk memelihara diri sendiri

 Melengkapai dasar – dasar rencana perawatan individu

 Membantu menghindarkan bentuk dan penandaan klien

 Memberi waktu kepada klien untuk menjawab

Meliputi aspek :

 Pengkajian yang berhubungan dengan keluarga


17

a. Identitas : nama KK, alamat, komposisi keluarga ( nama, seks, hubungan


keluarga, pendidikan, pekerjaan ).
Tipe keluarga : mengenai jenis dan tipe keluarga

Suku bangsa : mengkaji asal / suku bangsa keluarga.

Agama : agama dan kepercayaan keluarga yang dianut yang dapat


mempengaruhi kesehatan.

Status social ekonomi keluarga, ditentukan oleh penghasilan seluruh anggota


keluarga

Aktivitas rekreasi keluarga.

b. Riwayat dan tahap perkembangan keluarga


 Tahap perkembangan keluarga saat ini : tahap perkembangan
keluarga ditentukan oleh keluarga tertua tugas perkembangan
keluarga yang belum terpenuhi : tugas keluarga yang belum
terpenuhi dan kendala yang dihadapi keluarga.
 Riwayat kesehatan keluarga inti : riwayat kesehatan keluarga inti.
Riwayat kesehatan masing – masing anggota keluarga, perhatian
terhadap upaya pencegahan penyakit.
 Riwayat keluarga sebelumnya
c. Lingkungan
 Karakteristik rumah : tentang rumah yang dihuni keluarga meliputi luas,
tipe, jumlah ruangan, pemanfaatan ruangan, jumlah ventilasi, perletakan
perabot rumah, sarana pembuangna air limbah dan MCK, sarana air bersih
danh minum yang digunakan.
 Karakteristik lingkungan : karakteristik dari tetangga, dan komunitas
setempat, yaitu tempat keluarga bertempat tinggal
 Mobilitas geografis keluarga menggambarkan mobilitas keluarga dan
anggita keluarga, mungkin keluarga sering berpindah tempat.
18

 Hubungan keluarga dengan lingkungan : menjelaskan mengenai waktu yang


digunakan keluarga untuk berkumpul serta perkumpulan keluarga yang
adadan sejauh mana keluarga berinteraksi
d. Struktur keluarga
 Struktur peran yang menjelaskan peran masing – masing anggota keluarga
secara formal maupun informal baik dikeluarga maupun dimasyarakat.
 Nilai atau norma keluarga yang dianut oleh keluarga.
 Pola komunikasi keluarga, bagaimana cara keluarga berkomunikasi, siapa
pengambil keputusan utama dan bagaimana peran anggota keluarga dalam
menciptakan komunikasi.
 Struktur kekuatan keluarga, kemampuan keluarga untuk mempengaruhi dan
mengendalikan anggota keluarga untuk mengubah perilaku yang
berhubungan dengan kesehatan.
e. Fungsi keluarga
 fungsi afeksi, gambaran diri anggota keluarga, perasaan memiliki dan
dimiliki anggota keluarga , dukunagn anggota keluarga, hubungan
psikososial dalam anggota keluarga, bagaimana keluarga mengembangkan
sikap saling menghargai.
 Fungsi sosialisasi, hubungan anggota keluarga, sejauh mana anggota
keluarga belajar tentang disiplin, nilai, norma budaya dan perilaku yang
berlaku dikeluarga dan masyarakat.
 Fungsi perawatan kesehatan, mengetahui kemampuan keluarga untuk
mengenal masalah kesehatan, mengambil keputusan, merawat anggota
keluarga, memodifikasi lingkungan, menggunakan fasilitas pelayanan
kesehatan.
f. Stress dan koping keluarga
 Stressor jangka pendek dan panjang
Stressor jangka pendek adalah stressor yang dialami keluarga dan
penyesuaian lebih kurang 6 bulan. Stressor jangka panjang memerlukan
waktu penyesuaian lebih 6 bulan.
19

 Kemamapuan keluarga berespon terhadap stressor


 Strategi koping
 Strategi adaptasi disfungsional
g. Pemeriksaan kesehatan
h. Harapan keluarga
 Pengkajian fokus pada lansia

1. fisik
 pandangan lansia tentang kesehatannya

 kegiatan yang mampu dilakukan lansia

 kebiasaan lansia merawat diri sendiri

 kekuatan fisik lansia : otot, sendi, penglihatan dan pendenganran

 kebiasaan makan, minum, istirahat/ tidur BAB dan BAK.

 Perubahan – perubahan fungsi tubuh yang sangat bermakna dirasakan

 Kebiasaan lansia dalam memelihara kesehatan, dan kebiasaan minum obat

 Masala seksual yang dirasakan

2. psikologis

 apakah mengenal masalah – masalah utamnya

 bagaimana sikapnya terhadap proses penuaan

 apakah dirinya merasa dibutuhkan atau tidak

 apakah harapan saat ini dan akan mendatang

3. social ekonomi

 darimana sumber keuangan lansia

 kesibukan lansia pada lansia pada waktu luang


20

 dengan siapa dia tinggal

 siapa yang biasa mengunjungi

 terlibat pada kegiatan keagamaan

4. spiritual

 keteraturan beribadah

 terlibat pada kegiatan keagamaan

 cara penyelesaian masalah

 sabar dan tawakal

 Pengkajian dasar

1. temperatur
2. denyut nadi : kecepatan irama dan volume

3. respirasi : kecepatan irama dan kedalaman

4. tekanan darah : saat baring, duduk berdiri

5. BB perlahan hilang pada tahun terakhir

6. tingkat orientasi

7. memory

8. pola tidur

9. penyesuaian psikososial

 Sistem persyarafan

1. kesemetrisan raut wajah

2. tingkat kesadaran adanya perubahan-perubahan dari otak

- tidak semua orang menjadi snile


21

- kebanyakan mempunyai daya ingatan menurun atau melemah

3. mata: pergerakan, kejelasan melihat, adanya katarak

4. pupil: kesamaan, dilatasi

5. ketajaman penglihatan menurun karena menua:

- jangan dites didepan jendela

- pergunakan tangan atau gambar

- cek kondisi kaca mata

6. sensory deprivation (gangguan sensorik)

7. ketajaman pendengaran

- apakah menggunakan alat bantu dengar

- tinutis

- serumen telinga bagian luar, jangan dibersihakan

8. adanya rasa sakit atau nyeri

 Sistem kardiovaskuler

1. sirkulasi perifer, warna, dan kehangatan


2. auskultasi denyut nadi apical

3. periksa adanya pembengkakan vena jugularis

4. pusing

5. sakit

6. edema

 System gastrointestinal
22

1. status gizi
2. pemasukan diet
3. anoreksia, tidak dicerna, mual, dan muntah

4. mengunyah dan menelan

5. keadaan gigi, rahang, dan ronnga mulut

6. auskultasi bising usus

7. palpasi apakah perut kembung ada pelebaran kolon

8. apakah ada konstipasi (sembelit), diare, dan inkontinensia alvi

 System genitourinarius

1. warna dan bau urine


2. distensi kandung kemih, inkontinensia (tidak dapat menahan untuk buang air
kecil)
3. frekuensi, tekanan, atau desakan

4. pemasukan dan pengeluaran cairan

5. disuria

6. seksualitas

- kurang minat untuk melaksanakan hubungan seks

- adanya kecacatan social yang mengarah ke aktivitas seksulitas

 System kulit

1. kulit
- temperature, tingkat kelembaban
- keutuhan luka, luka terbuka, robekan
- turgor (kekenyal;an kulit)

- perubahan pigmen
23

2. adanya jaringan parut

3. keadaan rambut

4. adanya gangguan – gangguan umum

 System musculoskeletal

1. kontraktur
- atrofi otot
- mengecilkan tendo
- ketidakadekuatnya gerakan sendi

2. tingkat mobilisasi

- ambulasi dengan atau tanpa bantuan / peralatan

- keterbatasan gerak

- kekuatan otot

- kemampuan melangkah atau berjalan

3. gerkan sendi

4. paralysis

5. kifosis

 Psikososial

1. menunjukan tanda- tanda meningkatnya ketergantungan


2. focus- focus pada bertambah
3. memperlihatkan semakin sempitnya perhatian
4. membutuhakan bukti nyata akan rasa kasih sayang yang berlebihan

H. Pemeriksaan fisik

No Pemeriksaan fisik
1. Keadaan umum dan ttv
24

2. Kepala :

 rambut

 mata

 telinga

 hidung

 mulut

3.
Kulit : turgor
4.
Leher
5.
Thorax :

 payudara

 jantung

 paru
6.
abdomen

 bising usus

 nyeri tekan

perkemihan
7.
 BAB & BAK

Eksteremitas
8.
 Nyeri

 Oedema

 Refleks patela
25

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Proses penuaan yang terjadi pada lansia akan diikuti dengan berbagai perubahan
yang terjadi pada sistem tubuhnya. Salah satunya yaitu perubahan pada sistem
kardiovaskular. Penurunan fungsi sistem kardiovaskular dapat terjadi secara struktural
dan fungsional yang dapat terjadi pada jantung dan pembuluh darah arteri maupun
vena. Selain karena bertambahnya usia, faktor lain yang memengaruhi kerja dari sistem
kardiovaskular pada lansia seperti aterosklerosis, ketidakefektifan fisik (physical
inactivity), merokok, kebiasaan makan (dietary habits), obesitas, hipertensi, gangguan
lipid (lipid disorders), sindrom metabolik, faktor psikososial, serta faktor keturunan dan
sosial-ekonominya. Faktor-faktor tersebut pun dapat menyebabkan gangguan patologis
pada sistem kardiovaskular. Untuk mengetahui gangguan yang terjadi, maka dapat
26

dilakukan pengkajian. Pengkajian pada sistem kardiovaskular terbagi menjadi lima


aspek antara lain, pengkajian dasar fungsi kardiovaskular, pengkajian tekanan darah,
identifikasi risiko pada penyakit kardiovaskular, pengkajian tanda dan gejala penyakit
jantung, dan pengkajian pengetahuan klien terhadap penyakit jantung. Gangguan
patologis yang sering dialami oleh lansia diantaranya, yaitu hipertensi dan gagal
jantung. Penderita hipertensi pada lansia lebih banyak diderita oleh wanita, sebaliknya
gagal jantung lebih banyak diderita oleh pria.

B. Saran
1. Mahasiswa keperawatan sebaiknya mengetahui perubahan fisiologis sistem
kardiovaskular yang terjadi pada lansia.
2. Mahasiswa keperawatan harus mengetahui faktor-faktor yang dapat memengaruhi
penurunan kerja sistem kardiovaskular pada lansia.
3. Mahasiswa keperawatan mampu melakukan pengkajian yang tepat pada sistem
kardiovaskular lansia.
4. Mahasiswa keperawatan mengetahui gangguan patologis yang sering terjadi
padasystemkardiovaskular lansia.
27

DAFTAR PUSTAKA

American Hearth Associations (2017). 2017 ACC/AHA/HFSA focused update of the 2013
ACCF/AHA guidelines for the management of heart failure. (C. W. Yancy, Performer)
American Heart Association. (2017). Guideline for the prevention, detection, evaluation, and
management of high blood pressure in adults. Diakses dari http://hyper.ahajournals.org
Bolton, E., & Rajkumar, C. (2011). The ageing cardiovascular system. Reviews in Clinical
Gerontology, 21(2), 99–109. http://doi.org/10.1017/S0959259810000389
Cardiol, J. G. (2016, Februari). Hearth failure in the elderly. Journal of Geriatric Cardiology,
13(2), 115-117. doi:10.11909/j.issn.1671-5411.2016.02.009
Deborah, F., & Patricia, K. (2015). Cardiac Assessment. Journal of Home Healthcare Now. Vol.
33 (9) p 466-472
James P.A., Oparil S., Carter B.L., Cushman W.C., Dennison-Himmelfarb C., Handler J., et al.
(2014). Evidence-based guideline for the management of high blood pressure in adults:
Report from the panel members appointed to the eighth Joint National Committee (JNC
8). JAMA. 2014; 311 (5): 507-20. doi:10.1001/jama.2013.284427.
Kementerian Kesehatan RI. (2014). InfoDATIN: Pusat data dan informasi kementerian
kesehatan RI, Hipertensi. Jakarta: Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan RI.
Lewis, M. C. (2015). Physiologic Changes in the Elderly. Retrieved from
https://www.pogoe.org/sites/default/.../2_Physiologic_Changes_In_The_Elderly.pdf
Lionakis, N., Mendrinos, D., Sanidas E., Favatas, G., & Georgopouluo, M.(2012). Hypertension
in The Elderly. World Journal of Cardiology. Vol 4 (5) p 135-147
Mauk, K. (2006). Gerontological Nursing. Sudbury, Mass.: Jones and Bartlett Publishers.
Miller, C. A. (2012). Nursing for wellness in order adults, 6 th edition. Philadelphia: Wolters
Kluwer Health, Lippincott Williams & Wilkins.
Potter, P, A., Perry, A, G., Stockert, P, A., & Hall, A, M. (2013). Fundamental ofnursing 8th
edition. Canada: Elsevier
Stanley, M. & Beare, P.G diterjemahkan oleh Nety Juniarti. (2006). Buku Ajar Keperawatan
Gerontik. Ed. 2. Jakarta: EGC

Anda mungkin juga menyukai