Anda di halaman 1dari 25

SISTEM MUSKULOSKELETAL

(OSTEOARTHRITIS)
DOSEN PENGAJAR : Ns. Sahran., M.kep

Kelompok 9 :
1. Azizah Inayah
2. Sukma Wijaya
3. Wike Meika Febriani
4. Yopen Maediansyah
5. Yuike Desri Yanti
Definisi
● Osteoartritis yang dikenal sebagai penyakit sendi degeneratif atau
osteoartrosis (sekalipun terdapat inflamasi) merupakan kelainan
sendi yang paling sering ditemukan dan kerapkali menimbulkan
ketidakmampuan (disabilitas). (Smeltzer , C Suzanne, 2002 hal
1087)
● Osteoarthritis adalah penyakit tulang degeneratif yang ditandai oleh
pengeroposan kartilago artikular (sendi). Tanpa adanya kartilago
sebagai penyangga, maka tulang dibawahnya akan mengalami iritasi,
yang menyebabkan degenerasi sendi (Elizabeth J.Corwin, 2009)
Etiologi
Beberapa penyebab dan faktor predisposisi
adalah sebagai berikut:
1. Umur
2. Pengausan (wear and tear)
3. Kegemukan
4. Trauma
5. Keturunan
6. Akibat penyakit radang sendi lain
7. Joint Mallignment
Manifestasi Klinis
1. Rasa nyeri pada sendi
Merupakan gambaran primer pada osteoartritis, nyeri akan
bertambah apabila sedang melakukan sesuatu kegiatan fisik.

2. Kekakuan dan keterbatasan gerak


Biasanya akan berlangsung 15 – 30 menit dan timbul setelah
istirahat atau saat memulai kegiatan fisik.

3. Peradangan
Sinovitis sekunder, penurunan pH jaringan, pengumpulan cairan
dalam ruang sendi akan menimbulkan pembengkakan dan
peregangan simpai sendi yang semua ini akan menimbulkan rasa
nyeri.
LANJUTAN…
4. Mekanik
Nyeri biasanya akan lebih dirasakan setelah melakukan aktivitas lama dan akan berkurang
pada waktu istirahat. Mungkin ada hubungannya dengan keadaan penyakit yang telah
lanjut dimana rawan sendi telah rusak berat. Nyeri biasanya berlokasi pada sendi yang
terkena tetapi dapat menjalar, misalnya pada osteoartritis coxae nyeri dapat dirasakan di
lutut, bokong sebelah lateril, dan tungkai atas. Nyeri dapat timbul pada waktu dingin, akan
tetapi hal ini belum dapat diketahui penyebabnya.

5. Pembengkakan SendI
Pembengkakan sendi merupakan reaksi peradangan karena pengumpulan cairan
dalam ruang sendi biasanya teraba panas tanpa adanya pemerahan.

6. Deformitas
7. Disebabkan oleh distruksi lokal rawan sendi.
8. Gangguan Fungsi
Timbul akibat Ketidakserasian antara tulang pembentuk sendi.
Patofisiologi

Osteoartritis pada beberapa kejadian akan mengakibatkan terbatasnya


gerakan. Hal ini disebabkan oleh adanya rasa nyeri yang dialami atau
diakibatkan penyempitan ruang sendi atau kurang digunakannya sendi
tersebut.
Perubahan-perubahan degeneratif yang mengakibatkan karena peristiwa-
peristiwa tertentu misalnya cedera sendi infeksi sendi deformitas
congenital dan penyakit peradangan sendi lainnya akan menyebabkan
trauma pada kartilago yang bersifat intrinsik dan ekstrinsik sehingga
menyebabkan fraktur ada ligamen atau adanya perubahan metabolisme
sendi yang pada akhirnya mengakibatkan tulang rawan mengalami erosi
dan kehancuran, tulang menjadi tebal dan terjadi penyempitan rongga
sendi yang menyebabkan nyeri, kaki kripitasi, deformitas, adanya
hipertropi atau nodulus.
Pemeriksaan Diagnostik

1. Untuk OA tidak ada pemeriksaan laboratorium yang diagnostik, tetapi


pemeriksan laboratorium yang spesifik dapat membantu mengetahui penyakit
yang mendasari pada OA sekunder.

2. Dengan uji serologik dengan pendeteksian di dalam cairan sinovium dan/ serum
adanya makromolekul (mis, glikosaminoglikan) yang dilepas oleh tulang rawan /
tulang yang mengalami degenerasi.

3. Sinar-X.
Gambar sinar X pada engsel akan menunjukkan perubahan yang terjadi pada
tulang seperti pecahnya tulang rawan.
LANJUTAN…

4. Tes darah.
Tes darah akan membantu memberi informasi untuk memeriksa rematik.

5. Analisa cairan engsel


Dokter akan mengambil contoh sampel cairan pada engsel untuk kemudian
diketahui apakah nyeri/ngilu tersebut disebabkan oleh encok atau infeksi.

6. Artroskopi
Artroskopi adalah alat kecil berupa kamera yang diletakkan dalan engsel tulang.
Dokter akan mengamati ketidaknormalan yang terjadi.

7. Foto Rontgent menunjukkan penurunan progresif massa kartilago sendi


sebagai penyempitan rongga sendi
Penatalaksanaan Medis
1. Medikamentosa
a. Analgesic yang dapatdipakai adalah asetaminofen dosis 2,6-4,9 g/hari
atau profoksifen HCL.

b. Jika tidak berpengaruh, atau tidak dapat peradangan maka OAINS,


seperti fenofrofin, piroksikam,ibuprofen dapat digunakan. Dosis untuk
osteoarthritis biasanya ½-1/3 dosis penuh untuk arthritis rematoid.

c. Injeksi cortisone. Dokter akan menyuntikkan cortocosteroid pada


engsel yang mempu mengurangi nyeri/ngilu

d. Suplementasi-visco. Tindakan ini berupa injeksi turunan asam


hyluronik yang akan mengurangi nyeri pada pangkal tulang.
Lanjutan…
2. Perlindungan sendi
Osteoartritis mungkin timbul atau diperkuat karena mekanisme tubuh
yang kurang baik. Perlu dihindari aktivitas yang berlebihan pada sendi
yang sakit. Pemakaian tongkat, alat-alat listrik yang dapat memperingan
kerja sendi

3. Diet
Diet untuk menurunkan berat badan pasien osteoartritis yang gemuk
harus menjadi program utama pengobatan osteoartritis.

4. Dukungan psikososial
Dukungan psikososial diperlukan pasien osteoartritis oleh karena sifatnya
yang menahun dan ketidakmampuannya yang ditimbulkannya.
Lanjutan…
5. Fisioterapi
Fisioterapi berperan penting pada penatalaksanaan osteoartritis, yang meliputi
pemakaian panas dan dingin dan program latihan ynag tepat. Pemakaian panas yang
sedang diberikan sebelum latihan untk mengurangi rasa nyeri dan kekakuan. ject
Timeline

6. Operasi
Operasi perlu dipertimbangkan pada pasien osteoartritis dengan kerusakan sendi
yang nyata dengan nyari yang menetap dan kelemahan fungsi.

7. Terapi konservatif mencakup penggunaan kompres hangat,


penurunan berat badan,
…Pengkajian…
1. Riwayat Kesehatan
Adanya keluhan sakit dan kekakuan pada tangan, atau pada tungkai. Perasaan
tidak nyaman dalam beberapa periode/waktu sebelum pasien mengetahui dan
merasakan adanya perubahan pada sendi.

2. Pengkajian osteoarthtritis
a. Aktivitas/istirahat
Gejala : nyeri sendi karena pergerakan, nyeri tekan, yang memburuk dengan
stress dengan sendi, kekakuan senda pada pagi hari, biasanya terjadi secara
bilateral dan simetris.

Tanda : malaise, keterbatasan ruang gerak, atrofi otot, kulit kontraktur atau
kelainan pada sendi dan otot.
Lanjutan..
b. Kardiovaskuler
Gejala : fenomena Raynaud jari tangan/kaki, missal pucat intermitten, sianotik
kemudian kemerahan pada jari sebelum warna kembali normal

c. Integritas ego
Gejala : factor-faktor stress akut/kronis missal finansial, pekerjaan,
ketidakmampuan, factor-faktor hubungan social, keputusan dan
ketidakberdayaan.

d. Makanan / cairan
Gejala : ketidakmampuan untuk menghasilkan atau mengonsumsi makanan
atau cairan adekuat : mual, anoreksia, dan kesulitan untuk mengunyah. Tanda :
penurunan berat badan, dan membrane mukosa kering.
KPI Dashboard
e. Hygiene
Gejala : berbagai kesulitan untuk melaksanakan aktivitas perawatan
pribadi secara mandiri, ketergantungan pada orang lain.

F. Neurosensory
Gejala : kebas/ kesemutan pada tangan dan kaki, hilangnya sensasi pada jari
tangan. Tanda : pembengkakan sendi simetri

g. Nyeri/kenyamanan
Gejala : fase akut dari nyeri ( disertai / tidak disertai pembengkakan jaringan
lunak pada sendi ), rasa nyeri kronis dan kekakuan
( terutama pada pagi hari )
Lanjutan…
h. Keamanan
Gejala : kulit mengkilat, tegang, nodus subkutaneus.
Lesi kulit, ulkus kaki, kesulitan dalam menangani
tugas/pemeliharaan rumah tangga, demam ringan
menetap, kekeringan pada mata, dan membrane
mukosa.

i. Interaksi social
Gejala : kerusakan interaksi dengan keluarga/orang
lain, perubahan peran, isolasi.
Lanjutan…

2. Riwayat Psiko Sosial

Pasien dengan RA mungkin merasakan adanya


kecemasan yang cukup tinggi apalagi pada pasien
yang mengalami deformitas pada sendi-sendi
karean ia merasakan adanya kelemahan-kelemahan
pada dirinya dan merasakan kegiatan sehari-hari
menjadi berubah.
Diagnosa Keperawatan
● Intoleransi Aktivitas b/d tirah baring dan imobilitas, kelemahan umum,
gaya hidup kurang gerak
● Ansietas b/d ancaman atau perubahan pada kesehatan, kebutuhan yang
tidak terpenuhi
● Gangguan citra tubuh b/d penyakit, ditandai dengan deformitas sendi
● Resiko jatuh b/d penurunan kekuatan ekstremitas bawah, kelemahan umum
● Defisiensi pengetahuan tentang proses penyakit b/d keterbatasan kognitif,
kurang familier dengan sumber-sumber informasi
● Nyeri b/d penyempitan rongga sendi
● Defisit perawatan diri b/d gangguan muskuloskeletal, kelemahan
Intervensi Keperawatan
1. Intoleransi Aktivitas b/d tirah baring dan imobilitas, kelemahan umum, gaya
hidup kurang gerak
Kriteria Hasil :
a. Menoleransi aktivitas yang biasa dilakukan
b. b. Menunjukkan toleransi aktivitas
c. c. Mendemonstrasikan penghematan energi
Intervensi :
d. Kaji tingkat kemampuan klien berpindah dari tempat tidur, berdiri,
ambulasi.
e. Evaluasi motivasi dan keinginan pasien untuk meningkatkan aktivitas
f. Tentukan penyebab keletihan
g. Pantau asupan nutrisi untuk memastikan sumber-sumber energi yang
adekuat
Lanjutan…
2. Ansietas b/d ancaman atau perubahan pada kesehatan, kebutuhan yang tidak
terpenuhi
Kriteria hasil :
a. Ansietas berkurang, dibuktikan oleh tingkat ansietas hanya ringan hingga sedang
b. Menunjukkan pengendalian diri terhadap ansietas yang dibuktikan oleh indikator
1-5 (tidak pernah, jarang, kadang-kadang, sering, atau selalu)
Intervensi :
a. Kaji dan dokumentasikan tingkat kecemasan pasien
b. Gali bersama pasien tentang teknik yang berhasil dan tidak berhasil menurunkan
ansietas
c. Bantu pengalihan ansietas melalui radio, TV, permainan untuk menurunkan
ansietas dan memperluas fokus
d. Kolaborasi pemberian obat untuk menurunkan ansietas
Lanjutan…

3. Gangguan citra tubuh b/d penyakit, ditandai dengan deformitas sendi


Kriteria Hasil :
a. Gangguan citra tubuh berkurang yang dibuktikan oleh selalu menunjukkan
adaptasi dengan ketunadayaan fisik
b. Menunjukkan citra tubuh

Intervensi :
a. Kaji dan dokumentasikan respons verbal dan nonverbal pasien terhadap tubuh
klien
b. Identifikasi mekanisme koping yang biasa digunakan klien
c. Tentukan harapan klien tentang citra tubuh berdasarkan tahap perkembangan
Lanjutan…
4. Resiko jatuh b/d penurunan kekuatan ekstremitas bawah, kelemahan umum
Kriteria Hasil :
Resiko jatuh akan menurun atau terbatas, yang dibuktikan oleh keseimbangan, gerakan
terkoordinasi, perilaku pencegahan jatuh, kejadian jatuh, dan pengetahuan : Pencegaha
Jatuh

Intervensi :
a. Lakukan pengkajian resiko jatuh pada pasien
b. Identifikasi karakteristik lingkungan yang dapat meningkatkan potensi jatuh
c,. Ajarkan klien bagaimana posisi terjatuh yang dapat meminimalkan cedera
d. Bantu pasien saat ambulasi
e. Sediakan alat bantu berjalan
Lanjutan…
5. Defisiensi pengetahuan tentang proses penyakit b/d keterbatasan
kognitif, kurang familier dengan sumber-sumber informasi
Kriteria Hasil :
Mengidentifikasi kebutuhan terhadap informasi tambahan tentang
proses penyakit

Intervensi :
a. Kaji tingkat pengetahuan klien saat ini dan pemahaman terhdapa
materi
b. Tetapkan tujuan pembelajaran bersama yang realistis dengan klien
c. Pilih metode dan strategi penyuluhan yang sesuai
d. Beri waktu pada klien untuk mengajukan pertanyaan dan
mendiskusikan permasalahannya
Lanjutan…
6. Nyeri b/d penyempitan rongga sendi
Kriteria Hasil :
a. Melaporkan nyeri dapat dikendalikan
b. Menunjukkan pengurangan tingkat nyeri

Intevensi :
a. Kaji tingkat nyeri
b. Ajarkan penggunaan teknik non farmakologis pengendalian nyeri setelah atau
selama aktivitas yang menimbulkan nyeri
c. Kolaborasi pemberian analgesik untuk mengurangi nyeri (berat)
d. Kendalikan faktor lingkungan yang memengaruhi respon pasien terhadap
ketidaknyamanan
Lanjutan…
7. Defisit perawatan diri b/d gangguan muskuloskeletal,
kelemahan
Kriteria Hasil :
Menunjukkan perawatan diri : Aktivitas kehidupan
sehari-hari dapat terpenuhi

Intervensi :
a. Kaji kemampuan personal hygiene
b. Pantau adanya perubahan kemampuan fungsi
c. Dukung kemandirian klien dalam personal hygiene,
bantu klien hanya jika diperlukan
d. Libatkan keluarga dalam pemberian asuhan
e. Akomodasi pilihan dan kebutuhan klien seoptimal
mungkin
Thankyou
CREDITS: This presentation template
was created by Slidesgo, including icons
by Flaticon and infographics & images
by Freepik.

Anda mungkin juga menyukai