PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Gerak refleks merupakan bagian dari mekanisme pertahanan tubuh dan terjadi jauh
lebih cepat dari gerak sadar. Misalnya, menutup mata pada saat terkena debu. Untuk
terjadinya gerak refleks maka dibutuhkan struktur sebagai berikut : organ sensorik yang
menerima impuls misalnya kulit. Serabut saraf sensorik yang menghantarkan impuls
tersebut menuju sel-sel ganglion radiks posterior dan selanjutnya serabut sel-sel akan
melanjutkan impuls-impuls menuju substansi pada kornu posterior medulla spinalis.
Dengan petunjuk yang didapat selama pemeriksaan riwayat dan fisik, ahli medis dapat
menyususn sebuah diagnosis diferensial,yakni sebuah daftar penyebab yang mungkin
menyebabkan gejala tersebut. Beberapa tes akan dilakukan untuk meyakinkan penyebab
tersebut.Sebuah pemeriksaan yang lengkap akan terdiri diri penilaian kondisi pasien secara
umum dan sistem organ yang spesifik.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Teknik Pemeriksaan Saraf Kranial
2. Bagaimana Teknik Pemeriksaan Reflex
C. Tujuan Penulisan
1. Mampu Memhami Teknik Pemeriksaan Saraf Kranial
2. Mampu Memhami Teknik Pemeriksaan Reflex
1
BAB II
PEMBAHASA
2
(VIII) keseimbangan
N. Glosofaringeus (IX) Kemampuan Test gag reflex dan kemampuan
menelan, menelan
pergerakan lidah
dan gag reflek
N. Vagus (X) Sensasi faring, Inspeksi palatum dan uvula simetris
laring dam atau tidak, observasi kemampuan
kemampuan menelan
menelan
N. Assesorius (XI) Pergerakan Test kekuatan otot bahu dan test
kepala, otot leher kekuatan otot leher
dan bahu
N. Hipoglosus (XII) Kekuatan lidah Inspeksi lidah apakah simetris,
tremor atau atropi. Inspeksi
pergerakan lidah dan tes kekuatan
lidah
B. Pemeriksaan reflex
Reflek adalah reaksi dari rangsangan timbul akibat regangan otot. Reflex terbagi:
1. Reflex normal
2. Reflex tendon
3. reflex superfisia
Refleks Tendon
Refleks Bisep Lengan pasien disemifleksikan, Fleksi lengan bawah
ketok tendon bisep
Refleks radius Lengan bawah difleksikan dan Fleksi lengan bawah dan
pada prosesus stiloideus dari ulna pronasi
Refleks trisep Lengan bawah disemifleksikan, Ekstensi lengan bawah
ketok tendon trisep
3
Refleks patella Tungkai difleksikan dan Ekstensi tungkai bawah
digantung, ketok pada tendon
muskulus kuadriseps femoris, di
bawah atau di atas patella
Refleks achiles Tungkai bawah di fleksikan Plantar fleksi pada kaki
sedikit, ketok tendon achiles
Refleks Superfisial
Refleks kornea Kornea mata disentuh dengan Mata dipejamkan
sepotong kapas yang ujungnya
dibuat runcing
Refleks palatal Sentuh bagian palatal dan faring Elepasi palate
dan faringeal
Refleks dinding Gores dinding perut dengan Otot perut akan berkontraksi
perut benda yang agak runcing
1. Reflex patologis
Reflex babinsky, brudzinki, kernig, kaku kuduk, test lasugue dan klonus
a. Refleks Babinski
Refleks Babinski dapat diperiksa dengan cara pasien berbaring dengan
tungkai diluruskan. Goreskan benda yang agak runcing pada bagian lateral dari
tumit menuju pangkal jari. Reaksi positif jika terdapat gerakan gerakan dorso
fleksi ibu jari dengan jari-jari lainnya mekar
b. Tanda Brudzinski I
4
c. Tanda brudzinski II
e. Tanda kernig
Pasien berbaring telentang, paha diangkat dan fleksi pada sendi panggul
kemudian ekstensi tungkai bawah pada sendi lutut sejauh mungkin tanpa rasa
nyeri (+) bila ekstensi sendi lutut tidak mencapai sudut 135˚ disertai nyeri.
f. Tanda laseque
Pasien baring terlentang, dilakukan fleksi pada sendi panggul pada waktu
tungkai dalam sikap lurus (+) bila timbul nyeri di lekuk iskhiadikus atau tahanan
pada waktu fleksi < 60˚
g. Klonus
5
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Perawat perlu memberikan asuhan keperawatan yang berkualitas kepada klein yang
mengalami gangguan sistem persyarafan sehingga masalah kesehatan klien dapat teratasi
dengan baik dalam rangka meningkatkan status kesehatan klien. Langkah awal dalam
memberikan asuhan keperawatan yaitu pengkajian keperawatan. Dengan demikian setiap
mahasiswa keperawatan harus mampu memahami konsep dan teori tentang pengkajian
pada klien dengan gangguan system persyarafan sehingga diharapkan nantinya dapat
memberikan asuhan keperawatan yang berkwalitas pada klien yang mengalami gangguan
system persyarafan tersebut dengan cara melakukan anamnesa dan pemeriksaan fisik.
6
DAFTAR PUSTAKA
https://docplayer.info/69250074-Pemeriksaan-fisik-neurologi.html
https://www.academia.edu/19714655/Pemeriksaan_Fisik_Sistem_Persyarafan
https://id.wikipedia.org/wiki/Saraf_kranial