Anda di halaman 1dari 14

Penuaan (usia lanjut) Interaksi stoma dan epitel-epitel Peningkatan DTH Apoptosis (kematian

(denidrotes testeron) sel)

Produksi hormone Stimulus DTH dan estradiol


Kondensasi dan
esterogen dan
fragmentasi sel
testosterone tidak
seimbang Proliferasi sel-sel epitel dan
stoma Sel yang telah mati
difagositosis oleh
Penurunan Peningkatan enzim lisosom
hormone hormone esterogen
testosteron
Pertambahan masa
prostat
Mempengaruhi Hyperplasia
RNA dalam pada jaringan
inti sel

Proliferasi sel-
sel prostat
BPH (BENIGNA
PROSTAT
HIPERPLASIA)

PRE OPERASI POST OPERASI

Pembesaran
kelenjar prostat Prosedur pembedahan

Pembesaran
terjadi di bagian
periuretra
Penyempitan Leher
vesikal urinaria (VU) dan
lumen uretra prostatika Terputusnya Prosedur anastesi
kontinuitas jaringan
Bekurangnya aliran urin
VU
SAB
Kerusakan
jaringan kulit
Peningkatan tekanan inta
vesikel
Penurunan Motorik
GANGGUAN
Kompensasi hipertropi INTEGRITAS KULIT
otot detrusor
Kelemahan anggota
gerak
Keadaan berlangsung lama

Penurunan kekutan
Otot detrusor melemah / tidak otot
mampu berkontraksi Penekanan serabut-
Kerusakan mukosa urogenital
serabut saraf
INTOLERAN
Akumulasi urin di VU
AKTIVITAS
Penurunan pertahanan tubuh Respon Nyeri
Urin Sulit / tidak bias di
ekskresikan

RISIKO INFEKSI NYERI AKUT


RETENSI URIN
NO DIAGNOSA TUJUAN DAN KRITERIA INTERVENSI (SIKI)
KEPERAWATAN (SDKI) HASIL (SLKI)
1. RETENSI URIN Setelah dilakukan intervensi Intervensi Utama :
berhubungan dengan keperawatan selama 1x24 jam Kateteriasi urin
peningkatan tekanan maka Eliminasi urin membaik Observasi :
uretra ditandai dengan dengan kriteria : 1. Periksa kondisi pasien (mis.kesadaran , tanda – tanda
sensasi penuh pada 1. Sensasi berkemih (meingkat) vital, daerah periental,distensi kandung kemih,
kandung kemih 2. Desakan berkemih inkontinesia urine, reflex berkemih)
Devinisi : (urgensi)(menurun) Terapeutik :
Pengosongan kandung 3. Distesnsi kandung kemih 1. Siapkan peralatan , bahan- bahan dan ruangan tindakan
kemih yang tidak lengkap. (menurun) 2. Siapkan pasien : bebaskan pakaian bawah dan
Penyebab : 4. Nokturia (menurun) posisikan dorsal rekumben untuk wanita dan supine
1. Peningkatan tekanan 5. Frekuensi BAK (membaik) untuk laki-laki
uretra 6. Karakteristik urin(membaik) 3. Pasang sarung tangan
2. Kerusakan arkus reflex 4. Bersihkan daerah perianal atau preposium dengan
3. Blok spingter cairan NaCl atau aquades
4. Disfungsi neurologis 5. Lakukan insesi kateter dengan menerapkan prinsip
(mis.trauma, penyakit aseptic
saraf) 6. Sambungkan kateter urin denga urin bag
5. Efek agen farmakologis 7. Isi balon dengan NaCl 0,9% sesuai anjuran pabrik
(mis. Atropine, 8. Fiksasi selang kateter diatas simpisis atau paha
bellsdonna, psikotropik, 9. Pastikan kantung urin ditempatkan lebih rendah dari
antihistamin, opiate) kandung kemih
Gejala dan tanda mayor 10. Berikan label waktu pemasangan
Subjektif Indikasi:
1. Sensasi penuh pada 1. Jelaskan tujuan dan prosedur pemasangan kateter urin
kandung kemih 2. Anjurkan menarik napas saat insersi selang kateter
Objektif
1. Dysuria/anuria
2. Distensi kandung kemih
Gejala dan tanda minor
Subjektif :
1. dribbling
Objektif :
1. inkontinensia berlebih
2. residu urin 150 ml atau
lebih
kondisi klinis terkait :
1. benigna prostat
hiperplasia
2. pembengkakan perianal
3. cedera medulla spinalis
4. rektokel
5. tumor disaluran kemih
2. RESIKO INFEKSI Setelah dilakukan intervensi Intervensi utama:
Definisi : keperawatan selama 1x24 jam Manajemen imunitas/vaksinasi
Beresiko mengalami maka Tingkat infeksi menurun Observasi
peningkatan terserang dengan Kriteria hasil : 1. Identifikasi riwyat kesehatan dan riwayat alergi
organisme patogenik a. Kebersihan tangan 2. Identifikasi kontraindikasi pemberian imunisasi
Factor resiko : (meningkat) (mis. Rekasi anafilaksis terhadap vaksin
1. Penyakit kronis(mis. b. Nafsu makan (meningkat) sebelumnya dan sakit parah dengan tanpa dengan
Diabetes militus) c. Demam (menurun) 3. Identifikasi status imunisasi setiap kunjungan
2. Efek prosedur invasive d. Kemerahan (menurun) kepeayanan kesehatan
3. Malnutrisi e. Nyeri (menurun) Terapeutik
4. Peningkatan paparan f. Bengkak (menurun) 1. Berikan suntikan suntikan pada bayi di bagian
organisme pathogen g. Caran berbau busuk (menurun) paha anterolateral
lingkungan h. Kadar sel darah putih 2. Dokumnetasikan informasi vaksinasi (mis.nama
5. Ketidakkuatan (membaik) produsen, tanggal kadaluwarsa)
pertahanan tubuh primer i. Kultur darah (membaik) 3. Jadwalkan imunisasi pada interval waktu yang
: j. Kultur urine (membaik) tepat
a) Gangguan k. Kultur sputum (membaik) Edukasi
peristaltic l. Kultur area luka( membaik) 1. Jelaskan tujuan, manfaat , reaksi yang terjadi,
b) Kerusakan m. Kadar sel darah putih jadwal, efek samping
integritas kulit (membaik) 2. Informasikan imunisasi yang diwajibkan
c) Perubahan pemerintah (mis. Hepatitis B, BCG, ifterik,
sekresi pH tetanus, pertussis, H influenza, folio, campak,
d) Penurunan kerja measles, rubella)
siliaris 3. Informasikan imunisasi yang melindungi terhadap
e) Ketuban pecah penyakit namun aat ii tidak diwajibkan emerintah
lama (mis. Influenza dan pneumokokus)
f) Ketuban pecah 4. Informasikan vaksinasi untuk kejadian kasus (mis.
sebelum Rabies dan tetanus)
waktunya 5. Informasikan penundaan pemberian imunisasi
g) Merokok tidak berarti mengulang jadwal imunisasi kembali
h) Statis cairan Pencegahan infeksi
tubuh Observasi
6. Ketidak adekuatan 1. Monitor tanda dan gejalan infeksi local dan
pertahanan tubuh sistemik
sekunder : Terapeutik
a) Penurunan 1. Batasi pengunjung
hemoglobin 2. Berikan perawaatn kulit pada area edema
b) Imununosupresi 3. Cuci tangan sebelum dan sedudah kontak dengan
c) Leukopenia pasien dan lingkungan pasien
d) Supresi respon 4. Pertahankan tehnik aseptic pada pasien beresiko
inflamasi tinggi
e) Vaksinasi tidak ade Edukasi
kuat 1. Jelaskan tanda dan gejala infeksi
Kondisi klinis terkait : 2. Ajarkan cara cuci tangan dengan benar
1. AIDS 3. Ajarkan etika batuk
2. Luka bakar 4. Ajarkan cara meeriksa kondisi luka atau luka
3. Penyakit paru obstruktif operasi
kronis 5. Anjurkan meningkatkan asupan nutrisi
4. Diabetes mellitus 6. Anjurkan meningkatkan asupan cairan
5. Tindakan invasive Kolaborasi
6. Kondisi penggunaan 1. Kolaborasi pemberian imunisasi jika perlu
terapi steroid
7. Penyalah gunaan obat
8. Ketuban pecah sebelu
waktunya (KPSW)
9. Kanker
10. Gagal ginjal
11. Imunosupresi
12. Lymphedema
13. Leukositopenia
14. Gangguan fungsi hati

3 NYERI AKUT Setelah dilakukan intervensi Intervensi utama :


keperawatan selama 1x24 jam Manajemen nyeri
maka tingkat nyeri menurun Observasi
dengan Kriteria hasil : 1. Identifikasi lokasi, karateristik, durasi, frekuensi,
a. Kemampuan menuntaskan kualitas, intensitas nyeri
aktivita (meningkat) 2. Identifikasi skala nyeri
b. Keluhan nyeri (menurun) 3. Identifikasi respon nyeri non verbal
c. Meringis (menurun) 4. Identifikasi factor yang memperbera dan
d. Sikap protektif (menurun) memperingan nyeri
e. Gelisah (menurun) 5. Identifikasi pengetahuan dan keyakinan tentang
f. Perasaan depresi (tertekan) nyeri
(menurun) 6. Identifikasi pengaruh budaya terhadap respon nyeri
g. Ketegangan otot (menurun) 7. Identifikasi pengaruh nyeri pada kualitas hidup
h. Frekuensi nadi (membaik) 8. Monitor kebersihan terapi komplementer yang
i. Pola napas (membaik) sudah diberikan
j. Nafsu makan (membaik) 9. Monitor efek samping peggunaan analgetik
Terapeutik
1. Berikan teknik nonfarmakologi untuk mengurangi
rasa nyeri (mis. TENS, hypnosis, akupresur, terapi
music, biofeedback, terapi pijat, aromatherapy,
teknik imajinasi terbimbing , kompres
hangat/dingin, terapi bermain)
2. Control lingkungan yang memperberat rasa nyeri
(mis. Suhu ruangan, pencahayaan, kebisingan)
3. Fasilitas istirahat dan tidur
4. Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri dalam
pemilihan strategi dalam meredakan nyeri
Edukasi
1. jelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri
2. jelaskan strategi meredakan nyeri
3. anjurkan monitor nyeri secara mandiri
4. anjurkan menggunakan analgetik secara tepat
5. ajarkan tehnik nonfarmakologi untuk mengurangi
rasa nyeri
Kolaborasi
1. Kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu

4 Setelah dilakukan intervensi Intervensi Utama


INTOLERAN keperawatan selama 1x24 jam Manajemen Energy
AKTIVITAS maka Toleransi Aktivitas a. Observasi
Meningkat dengan Kriteria hasil 1. Dentifikasi gangguan funsi tuuh yang kan
: mengakibatkan kelelahan
a. Frekuensi nadi (Meningkat) 2. Monitor kelelahan fisik dan emosional
b. Saturasi oksigen (meningkat) 3. Monitor pola dan jam tidur
c. Kemudahan dalam melakukan 4. Monitor lokasi dari ketidaknyamanan selama
Aktivitas sehari- melakukan aktivitas
hari(meningkat) b. Terapeutik
d. Kecepatan berjalan 1. Sediakan lingkungan nyaman dan rendah stimulus
(meningkat) (mis.cahaya, suara, kunjungan)
e. Jarak berjalan (meningkat) 2. Lakukan latihan rentang gerak pasif dan/ atau aktif
f. Kekuatan tubuh bagian atas 3. Berikan aktivitas distraksi yang menenangkan
(meningkat) 4. Fasilitas duduk di sisi tempat tidur, jika tidak dapat
g. Kekuatan tubuh bagian bawah berpindah atau berjalan
(meningkat) c. Edukasi
h. Toleransi dalam menaiki 1. Anjurkan tirah baring
tangga(meningkat) 2. Anjurkan melaksanakan aktivitas secara bertahap
i. Keluhan lelah (menurun) 3. Anjurkan menghubungi perawat jika tanda dan
j. Dyspnea saat aktivitas gejala kelelahan tidak berkurang
(menurun) 4. Ajarkan strategi koping untuk mengurangi
k. Dyspnea setelah aktivitas kelelahan
(menurun) d. Kolaborasi
l. Warna kulit (membaik) 1. Kolaborasi dengan ahli gizi tentang cara
m. Tekanan darah (membaik) meningkatkan asupan makanan
n. Frekuensi napas (membaik) Terapi Aktivitas
a. Observasi
1. Identifikasi deficit tingkat aktivitas
2. Identifikasi kemampuan berpartisipasi dalam
aktivitas tertentu
3. Identifikasi sumber daya untuk aktivitas yang
diinginkan
4. Identifikasi strategi meningkatkan partisipasi dalam
aktivitas
5. Identifikasi magna aktivitas rutin (mis. Bekerja)
dan waktu luang
6. Monitor respons emosional, fisik, social, dan
spiritual terhadap aktivitas
b. Terapeutik
1. Fasilitasi focus pada kemampuan, bukan deficit yang
dialami
2. Sepakati komitmen untuk meningkatkan frekuensi
dan rentang aktivitas
3. Fasilitasi memilih aktivitas dan tetapkan tujuan
aktivitas yang konsisten sesuai kemampuan fisik,
psikologis, dan social
4. Koordinasikan pemliham aktivitas sesuai usia
5. Fasilitasi makna aktivitas yang dipilih
6. Fasilitasi transportasi untuk menghadiri aktivitas,
jika sesuai
7. Fasilitasi pasien dan keluarga dalam menyesuaikan
lingkungan untuk mengakomodasi aktvitas individu
8. Fasilitasi aktivitas rutin (mis. Ambulasi, mobilisasi,
dan perawatan diri), sesuai kebutuhan
9. Faslitasi akivitas pengganti saat mengalami
keterbatasan waktu, energy, atau gerak
10. Fasilitasi aktivitas motoric kasar untuk pasien
hiperaktif
11. Tingkatkan aktivitas fisik untuk memelihara berat
badan , jika sesuai
12. Fasilitasi aktivitas motoric untuk merelaksasi otot
13. Fasilitasi aktivitas dengan komponen memori
implisit dan emosional(mis. Kegiatan
kegamaan)untuk pasien demensia, jika sesuai
14. Libatkan dalam permainan kelompok yang tidak
kompetitif, terstruktur , dan aktif
15. Tingkatkan keterlibatan dalam aktivitas dalam
aktivitas rekreasi dan diserfikasi ntuk menurunkan
kecemasan (mis. Fokal grup, bola voli, tenis meja,
jogging,berenang, dan tugas sederhana, permainan
sederhana, tugas rutin, tugas rumah tangga,
perawatan diri, dn teka-teki dan kartu)
16. Libatkan keluarga dalam aktivitas jika perlu
17. Fasilitasi mngambangkan motivasi dan penguatan
diri
18. Fasilitasi pasien dan keluarga memantau kemajuan
sendiri untuk mencapai tujuan
19. Jadwalkan aktivitas dalam rutinitas sehari-hari
20. Beikan penguatan positif atas partisipasi dalam
aktivitas
c. Edukasi
1. Jelaskan metode aktivitas sehari-hari, jika perlu
2. Ajarkan cara melakukan aktivitas yang dipilih
3. Anjurkan melakukan aktivitas fisik, social,
spiritual, dan kognitif dalam menjaga fungsi dan
kesehatan
4. Anjurkan terlibat dalam aktivitas kelompok atau
terapi, jika sesuai
5. Anjurkan keluaga keluarga untuk memberi
penguatan positif atas partisipasi dalam aktivitas
d. Kolaborasi
Kolaborasi dengan terapis okupasi dalam merencanakan
dan memonitor program aktivitas, jika
5 Setelah dilakukan intervensi Perawatan integritas kulit
GANGGUAN keperawatan selama 1x24 jam Observasi:
INTEGRITAS maka integritas kulit dan 1. Identifikasi penyebab gangguan integritas kulit
KULIT/JARINGAN jaringan meningkat dengan Terapeutik:
kriteria hasil: 1. Gunakan produk berbahan petrolium atau minyak
1. Elastisitas (meningkat) pada kulit kering
2. Hidrasi (meningkat) 2. Gunakan produk berbahan ringan/alami dan
3. Kerusakan jaringan (menurun) hipoalergik pada kulit sensitif
4. Kerusakan lapisan kulit 3. Hindari produk berbahan dasar alkohol pada kulit
(menurun) kering
5. Perdarahan (menurun) Edukasi:
6. Kemerahan (menurun) 1. Anjurkan minum air yang cukup
7. Suhu kulit (membaik) 2. Anjurkan meningkatkan asupan nutrisi
3. anjurkan mandi dan menggunakan sabun secukupnya

Anda mungkin juga menyukai