Anda di halaman 1dari 11

Proposal

Pemeriksaan IgG dan IgM Anti Dengue


pada Pasien Suspek DBD
di RSI PKU Muhammadiyah Palangka Raya

Oleh
Dahlia Fatmawati
11.72.13179

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALANGKA RAYA


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI D-III ANALIS KESEHATAN

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Penyakit deman berdarah dengue merupakan penyakit
yang masih menjadi salah satu masalah kesehatan masyarakat
Indonesia yang jumlah penderitanya cenderung tinggi dan
penyebarannya semakin meluas. Penyakit DBD ini merupakan
penyakit menular yang terutama pada anak-anak.
Penyakit DBD disebabkan oleh virus dengue

dari

kelompok Arbovirus B, yaitu arthopod-borne virus atau virus


yang disebarkan lewat artropoda. Virus ini masuk ke dalam
genus Flavivirus dari famili Flaviviridae (Suhendro, et al 2006).
Demam Berdarah Dengue ditularkan melalui gigitan
nyamuk yang telah terinfeksi virus dengue. Nyamuk yang dapat
menularkan virus dengue adalah nyamuk Aedes aegypty dan
Aedes albopictus.

Seorang yang terjangkit penyakit demam

berdarah biasanya sangat mudah ditemukan di daerah tropis


dengan intensitas hujan yang tinggi. Sebab nyamuk Aedes
sangat mudah berkembang biak saat musim hujan.
Penyakit DBD merupakan penyakit yang berbahaya, yang
jika terlambat penanganannya dapat menyebabkan kematian.
Berdasarkan

data

WHO,

250.000

hingga

500.000

kasus

DBD terjadi setiap tahunnya dengan angka kematian mencapai


22.000 jiwa. Di Indonesia penyakit ini menempati urutan ke-19
penyebab kematian semua umur. Pada tahun 2008 semua

kota/kabupaten di

Jawa Tengah diindikasi

dengan angka kejadian tertinggi

di

terjangkit

DBD

Kota Semarang. Angka

kesakitan di kota ini berdasarkan data tahun 2009 mencapai


26,69 per 10.000 penduduk.
Permasalah dalam penanganan

DBD

adalah

salah

diagnosa dimana pasein dianggap mengidam penyakit lain


seperti tipus, karena biasanya pasien yang datang mengeluh
adanya panas, pusing, sakit kepala, mual dan kadang disertai
nyeri otot abdomen. Sehingga diperlukan pemeriksaan serologi
yaitu pemeriksaan IgG dan IgM pada tersangka DBD atau
pasien suspek DBD.
B. Identifikasi Masalah
1. Pada pasien suspek DBD sering terjadi salah diagnosa.
2. Pada musim hujan penderita DBD cenderung meningkat.
3. Penderita
DBD
yang
terlambat
ditangani
dapat
menyebabkan kematian.

C. Pembatasan Masalah
Pasien suspek DBD yang akan di periksa IgG dan IgM anti
dengue penelitian ini adalah pasien yang memiliki tanda-tanda
demam berdarah dengue seperti jumlah trombosit < 100.000
mm3, saat uji tourniquet tampak adanya patekie atau purpura,
mendadak demam tinggi 2-7 hari (suhu 380c 400c).
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan atas uraian pada latar belakang masalah,
maka dapat dirumuskan sebagai berikut:
Apakah pada pasien suspek DBD terdapat IgG dan IgM
anti dengue?

E. Manfaat Penelitian
1. Tenaga laboratorium, hasil penelitian ini kiranya menjadi
informasi tambahan atau menjadi referensi tambahan dalam
proses penyempurnaan dan peningkatan profesionalisme
kerja.
2. Penulis, untuk mengetahui ada tidaknya antibody terhadap
virus dengue serta memperluas wawasan pengetahuan dan
pengembangan daya kerja penulis.
3. Masyarakat, gara mengetahuai pentingnya pemeriksaan
laboratorium, terutama pemeriksaan IgG dan IgM anti
dengue dalam menegakkan diagnosa penyakit DBD.

BAB II
LANDASAN TEORI

Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah suatu penyakit yang


disebabkan oleh virus dengue yang tergolong arbovirus dan masuk ke
dalam tubuh penderita melalui gigitan nyamuk Aedes aigypty betina
(Suruadi, 2001).
Penyakit DBD ini banyak menyerang anak-anak di bawah 15
tahun, namun tidak menutup kemungkinan menyarang kaum dewasa.
DBD di tandai dengan gajala awal demam yang mendadak serta
timbul gejala perdarahan seperti patekie, epitaksis, perdarahan gusi,
hematemesis dan melena.
Saat musim penghujan tiba, DBD terkadangn menjadi wabah.
Hal ini karena, pada musim hujan nyamuk Aedes aigypty yang
merupakan

vektor

dari

virus

dengue

perkembangbiakannya

meningkat.
Suspek DBD adalah tersangaka DBD atau seseorang yang
memiliki tanda-tanda sakit DBD tetapi masih belum dinyatakan
menderita DBD. Tanda-tanda dari penyakit DBD atau suspek DBD
antara lain:
1. Mendadak demam tinggi antara 2 7 hari (38-400C).
2. Tampak adanya jentik (puspura) perdarahan pada pemeriksaan
uji torniquet.
3. Peda kelopak mata bagian dalam (konjungtiva) terdapat bentuk
perdarahan, buang air besar dengan kotoran (peaces) berupa
lendir bercampur nanah (melena) dan mimisan (epitaksis).

4. Adanya perbesaran hati (hepatomegali).


5. Menurunnya tekanan darah sehingga bisa menyebabkan syok.
6. Terjadinya penurunan trombosit di bawah 100.000/mm 3
(trombositopeni) pada pemeriksaan laboratorium darah hari ke
7 3.
7. Penderita mengalami mual, penurunan nafsu makan, muntah
diare, sakit perut mengigil, sakit kepala dan kejang.
8. Pada hidung dan gusi terjadi perdarahan.
9. Adanya demam yang di derita oleh penderita menyebabkan
sakit sendi dan pegal.
10.
Akibat pecahnya pembuluh darah menyebabkan bintikbintik merah pada kulit.
Pemeriksaan serologi yang dapat membantu dalam menegakkan
diagnosis penyakit DBD adalah pemeriksaan IgG dan IgM anti dengue.
Pemeriksaan IgG dan IgM anti dengue adalah pemeriksaan untuk
mendeteksi adanya antibodi (IgG dan IgM) terhadap virus dengue.
Anti dengue IgG dan IgM baru dapat di deteksi setelah hari ke-3
demam.
Penderita suspek demam berdarah dengue perlu melakukan
pemeriksaan serologi IgG dan IgM anti dengue guna menghindari
salah diagosa dan penderita mendapat terapi dini yang edekuat. Dari
hasil penelitian dr. Rizalinda Sjahril tahun 2005, terhadap 72 sampel
darah yang terkumpul dari 72 orang yang didiagnosa suspek demam
berdarah dengue (DBD) di rumah sakit dan beberapa puskesmas di
Makassar. Dengan pemeriksaan Rapid Strip test di dapat hasil
penderita dengan infeksi primer sebanyak 14 orang (19,44%),
penderita dengan infaksi sekunder sebanyak 35 orang (48,62%) dan

hasil negatif didapat sebanyak 23 orang (31,94%). Dari data tersebut


dapat ditunjukan bahwa tidak semua suspek penderita demam
berdarah dengue dapat ditegakkan dengan pemeriksaan klinik saja,
karena ditemukan ada 23 sampel darah yang negatif dengan Rapid
Strip Test.
Hepotesis untuk penelitian ini yaitu tidak semua penderita
suspek DBD menderita deman berdarah dengue.

BAB III
METODELOGI
A. Metode Penelitian
Metode yang di gunakan dalam penelitian ini dalah metode
kualitatif.
B. Lokasi Dan Waktu Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakuakan

di Rumah Sakit Islam PKU

Muhammadiyah Palangka Raya.


2. Waktu penelitian
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah sekelompok orang atau objek dengan
satu

karakteristik

umum

yang

dapat

di

observasi

(Sulistyaningsih, 2011:64). Semua penderita suspek DBD di


RSI PKU MuhammadiyaH Palangka Raya.
2. Sampel
Teknik pengumpulan sampel yang digunakan dalam
penelitian ini adalah teknik sampling purposive. Sampling
purposive

yaitu

teknik

penentuan

sampel

dengan

pertimbangan tertentu. Teknik ini bisa diartikan sebagai


suatu proses pengambilan sampel dengan menentukan
terlebih

dahulu

jumlah

sampel

yang

hendak

diambil,

kemudian pemilihan sampel dilakukan dengan berdasarkan


tujuan-tujuan tertentu, asalkan tidak menyimpang dari ciri11.

ciri sampel yang ditetapkan (Sugiyono, 2008).


Sampel adalah subset yang dicuplik dari populasi yang

akan diamati dan diukur oleh penelitian (Sulistyaningsih,


2011:65). Sampel dalam penelitian ini berjumlah 30 sampel

dari pasien yang beciri-ciri Mendadak demam tinggi antara 2


7 hari (38-400C), tampak adanya jentik (puspura) perdarahan
pada pemeriksaan uji torniquet, penurunan trombosit di bawah
100.000/mm3 (trombositopeni) pada pemeriksaan laboratorium
darah hari ke 7 3, pada hidung dan gusi terjadi perdarahan,
pecahnya pembuluh darah menyebabkan bintik-bintik merah
pada kulit.

D. Teknik Pengumpulan Data


Teknik penumpulan data yang digunakan dalam penelitian
ini adalah observasi. Obrservasi merupakan salah satu teknik
pengumpulan data yang tidak hanya mengukur sikap dari
responden

(wawancara

dan

angket)

namun

juga

dapat

digunakan untuk merekam berbagai fenomena yang terjadi


(situasi, kondisi).
Jenis data yang dikumpulkan terdiri dari data primer dan
data sekunder.
1. Data Primer adalah data yang diperoleh sendiri melalui
wawancara, observasi, tes, kuesioner, pengukuran fisik,
dan percobaan laboratorium. Data primer penelitian ini
adalah observasi terhadap penderita suspek DBD dan
temuan laboratorium terhadap pemeriksaan hematologi.
2. Data sekunder adalah data yang diperoleh dari sumber
ke-2, dokumentasi lembaga, biro pusat statiskit (BPS),
rumah sakit, lembaga atau intitusi. Data sekunder dari

penelitian ini adalah data dari rumah sakit tentang orang


yang suspek DBD.
E. Definisi Oprasional Variable
No

Variabel

Definisi Oparional

.
1.
2.

Hasil

Skala

ukur/Katagor
i
adalah Kondisi

Suspek DBD

Suspek

DBD

Pemeriksaan

tersangka DBD.
Pemeriksaan

IgG dan IgM dilakukan


anti dengue

pasien
yang Positif

atau

untuk Negatif

mendeteksi

adanya

antibodi (IgG dan IgM)


terhadap

virus

dengue.
F. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat yang digunakan peneliti
dalam mengumpulkan data agar pekerjaan lebih mudah dan
hasilnya lebih baik.
Pada pengumpulan data dalam penelitian ini peneliti
menggunakan
sistematis.

pengumpulan

data

dengan

observasi

non-

Daftar Pustaka
dr. Rizalinda Sjahril. 2005. Imonoglobulin G dan M pada
Penderita

Suspek

Demam

Berdarah

Dengue.

http://repository.unhas.ac.id/handle/123456789/8177?
show=full. Diakses tanggal 14 Januari 2014.
Jhoni Iswanto. Demem Berdarah dan Diagnosa LaboratoriumI.
http://www.sumbarsehat.com/2012/06/demam-berdarah-dandiagnosa.html. Diakses tanggal 14 Januari 2014.
GudangInspirasi.

2010.

Antara

Ns1

Ag

Dengue

Dan

Igg/Igm Dengue.
http://gudanginspirasi.wordpress.com/2010/04/20/antara-ns1ag-dengue-dan-iggigm-dengue/.

Diekses

tangal

14

Januari

2014.

Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, R &D.


Bandung: Alfabeta.

Anda mungkin juga menyukai