Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang

Di era yang modern ini masih saja banyak masalah kesehatan yang di

timbulkan oleh serangga, salah satunya adalah masalah yang di timbulkan

oleh nyamuk. Nyamuk merupakan salah satu vector penyakit yang dapat di

katakan berbahaya dikarenakan ada jenis nyamuk yang dapat menyebabkan

penyakit yang berdampakkan kematian pada manusia.

Indonesia merupakan negara tropis yang mempunyai keanekaragaman

jenis tumbuhan, hewan, dan mikroba sehingga merupakan tempat hidup

yang baik bagi berbagai jenis serangga, baik serangga yang menguntungkan,

maupun merugikan pada manusia. Serangga yang dapat menjadi vektor

penyakit contohnya nyamuk Culex, Anopheles, dan Aedes (Andi Utama,

2003).

Penyakit tropis di Indonesia yang disebarkan oleh nyamuk merupakan

masalah yang cukup dominan di Indonesia. Jenis nyamuk dengan genus

Culex, Anopheles,dan Aedes dapat ditemukan di Indonesia. Penyakit-

penyakit seperti filariasis, dengue haemorragic fever, encephalitis dapat

disebarkan oleh Culex dan Aedes yang mempunyai peran sebagai vektor

perantara penyakit tersebut. (Dani S,2004).

Nyamuk dapat berkembang biak di tempat-tempat air yang tergenang.

Beda tempat perkembangbiakannya beda pula jenis nyamuk yang ada. Telah
banyak penyakit-penyakit yang di temukan pada manusia yang di sebabkan

oleh nyamuk, beberapa di antaranya adalah demam berdarah, malaria dan

filarial. Bahkan telah mewabah pada saat musim hujan dan sangat

menggangu kesehatan manusia sendiri.

Maka dari itu kita perlu untuk mengetahui jenis-jenis nyamuk yang

ada di pemukiman warga dengan mengidentifikasi nya dengan melihat ciri-

ciri yang ada pada bagian tubuh nyamuk tersebut, penyakit apa saja yang

dapat di bawanya terhadap manusia dan bagaimana siklus hidupnya serta

cara untuk mengendalikannya.


I.2. Maksud dan Tujuan Percobaan

1. Untuk mengetahui morfologi dari artopoda.


2. Agar mahasiswa mampu menjelaskan, menyebutkan dan

menggambarkan dari artopoda.


3. Untuk mengetahui dan mengidentifikasi jentik dan spesies nyamuk.
4. Untuk mengetahui spesies dan ciri-ciri nyamuk dewasa.

I.3. Prinsip Percobaan

Meliahat telur, larva dan tubuh nyamuk dewasa dengan

menggunakan kaca pembesar (lup) dan menggunakan mikroskop, lalu

menentukan dan mengidentifikasi telur, larva dan tubuh nyamuk dewasa

berdasarkan ciri-ciri yang telah diketahui.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Teori Umum

II.1.1 Deskripsi Morfologi Nyamuk

Nyamuk termasuk kedalam ordo Diptera. Ordo Diptera dapat

diklasifikasikan dalam tiga kelompok subordo yaitu Nematocera, Brachycera

dan Cylorrhapha (Freeman 1973). Pada subordo Nematocera yang mempunyai

ciri utama yaitu: nyamuk dewasa bertubuh kecil, larva dan pupa hidup di air

(akuatik), mempunyai antena berbentuk filiform (panjang antena melebihi

ukuran panjang kepala dan toraks) terdiri dari 8 ruas dengan ukuran hampir

sama, kecuali ruas pertama dan kedua yang dekat dengan kepala dan toraks,

dan jumlah palpi maksila terdiri dari 4 sampai 5 ruas. Nyamuk memiliki

ukuran tubuh yang relatif kecil, memiliki kaki panjang dan merupakan

serangga yang memiliki sepasang sayap sehingga tergolong pada ordo

Diptera dan famili Culicidae. Nyamuk dewasa berbeda dari ordo Diptera

lainnya karena nyamuk memiliki proboscis yang panjang dan sisik pada

bagian tepi dan vena sayapnya (Michigan Mosquito Control Association,

2002). Tubuh nyamuk terdiri atas tiga bagian yaitu kepala, dada dan perut.

Nyamuk jantan berukuran lebih kecil daripada nyamuk betina (Thielman

dan Hunter,

2007).

Nyamuk memiliki sepasang antena berbentuk filiform berbentuk

panjang dan langsing serta terdiri atas 15 segmen (Subekti, 2005). Antena
dapat digunakan sebagai kunci untuk membedakan kelamin pada nyamuk

dewasa. Antena nyamuk jantan lebih lebat daripada nyamuk betina. Bulu

lebat pada nyamuk jantan disebut plumose sedangkan pada nyamuk betina

yang jumlahnya lebih sedikit disebut pilose (Subekti, 2005).

Palpus dapat digunakan sebagai kunci identifikasi karena ukuran

dan bentuk palpus masing-masing spesies berbeda. Sepasang palpus terletak

diantara antena dan proboscis. Palpus merupakan organ sensorik yang

digunakan untuk mendeteksi karbon dioksida dan mendeteksi tingkat

kelembaban. Proboscis merupakan bentuk mulut modifikasi untuk menusuk.

Nyamuk betina mempunyai proboscis yang lebih panjang dan tajam, tubuh

membungkuk serta memiliki bagian tepi sayap yang bersisik (Subekti,

2005).

Dada terdiri atas protoraks, mesotoraks dan metatoraks.

Mesotoraks merupakan bagian dada yang terbesar dan pada bagian atas

disebut scutum yang digunakan untuk menyesuaikan saat terbang. Sepasang

sayap terletak pada mesotoraks (Thielman dan Hunter, 2007). Nyamuk

memiliki sayap yang panjang, transparan dan terdiri atas percabangan-

percabangan (vena) dan dilengkapi dengan sisik (Lane dan Crosskey, 1993).

Kaki terdapat pada setiap segmen dan dilengkapi dengan sisik (Thielman

dan Hunter, 2007).

Perut nyamuk tediri atas sepuluh segmen, biasanya yang terlihat

segmen pertama hingga segmen ke delapan, segmen-segmen terakhir

biasanya termodifikasi menjadi alat reproduksi. Nyamuk betina memiliki 8


segmen yang lengkap, akan tetapi segmen 9 dan 10 biasanya tidak terlihat

dan memiliki cerci yang melekat pada segmen ke 10. Beberapa jenis

nyamuk, seperti Culex dan Mansonia memiliki ujung perut yang tumpul

(Lane dan Crosskey, 1993).

II.1.2 Siklus Hidup Nyamuk

Nyamuk termasuk serangga yang mengalami metamorfosis

sempurna (holometabola) karena mengalami empat tahap dalam masa

pertumbuhan dan perkembangan. Tahapan yang dialami oleh nyamuk yaitu

tahap telur, larva, pupa dan dewasa. Telur nyamuk akan menetas menjadi

larva dalam waktu 1-2 hari pada suhu 20-40C. Kecepatan pertumbuhan dan

perkembangan larva dipengaruhi oleh suhu, tempat, keadaan air dan

kandungan zat makanan yang ada di tempat perindukan. Pada kondisi

optimum, larva berkembang menjadi pupa dalam waktu 4-9 hari, kemudian

pupa menjadi nyamuk dewasa dalam waktu 2-3 hari sehingga waktu yang

dibutuhkan dari telur hingga dewasa yaitu 7-14 hari (Soegijanto, 2006).

II.1.3 Perilaku dan Habitat

Nyamuk betina membutuhkan darah untuk perkembangan

telurnya. Darah dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan protein dalam

proses pematangan telurnya (Supartha, 2008). Perilaku mengkonsumsi

darah inilah yang meningkatkan potensi nyamuk sebagai vektor penyakit.

Beberapa penyakit yang ditularkan oleh nyamuk di provinsi Jawa Timur


menurut Huda (2004), antara lain demam berdarah yang ditularkan oleh

nyamuk A. aegypti atau A. albopictus, malaria yang ditularkan oleh nyamuk

Anopheles ( 4 spesies yang diduga sebagai vektor malaria di Jawa Timur

yaitu An. sundaicus, An. subpictus, An. aconitus dan An. maculatus),

filariasis (penyakit kaki gajah) yang ditularkan oleh nyamuk Culex,

Anopheles, Aedes dan Mansonia, chikungunya yang ditularkan oleh A.

Aegypti, A. albopictus, Culex fatigans dan Mansonia sp.

Nyamuk betina bisa menghisap darah hewan dan manusia.

Nyamuk ini tertarik oleh karbon dioksida, bau tubuh dan panas tubuh hewan

ataupun manusia. Kesukaan memilih inang mempengaruhi perilaku

menghisap darah. Beberapa nyamuk lebih menyukai darah manusia

(anthropophilic) dan lainnya lebih menyukai darah hewan (zoophilic)atau

bahkan menyukai keduanya. C. quinquefasciatus, A. aegypti dan

A.albopictus merupakan beberapa spesies yang tergolong anthropophilic

sedangkan C. tritaeniorhynchus merupakan salah satu nyamuk yang

tergolong zoophilic (Thenmozhi dan Pandian, 2009).

Nyamuk lebih menyukai tempat perindukan yang berwarna gelap,

terlindung dari sinar matahari, permukaan terbuka lebar, berisi air tawar

jernih dan tenang (Soegijanto, 2006). Tempat perindukan nyamuk (tempat

nyamuk meletakkan telur) terletak di dalam maupun di luar rumah. Tempat

perindukan di dalam rumah yaitu tempat-tempat penampungan air antara

lain bak air mandi, bak air WC, tandon air minum, tempayan, gentong air,

ember, dan lain-lain. Tempat perindukan di luar rumah antara lain dapat
ditemukan di drum, kaleng bekas, botol bekas, pot bekas, pot tanaman hias

yang terisi air hujan dan lain-lain. Tempat perindukan nyamuk juga dapat

ditemukan pada tempat penampungan air alami misalnya pada lubang pohon

dan pelepah-pelepah daun (Soegijanto, 2006).

Nyamuk Aedes aegypti (L.)

Nyamuk A. aegypti memiliki ciri khas nyamuk ini yaitu memiliki

kaki belang dan adanya dua garis lengkung yang berwarna putih keperakan

di kedua sisi lateral dan dua buah garis putih sejajar di garis median dari

punggungnya yang berwarna dasar hitam. Nyamuk ini hidup di dalam dan

di sekitar rumah. Nyamuk betina lebih menyukai darah manusia

(anthropophilic) daripada darah binatang. Nyamuk ini memiliki kebiasaan

menghisap darah pada jam 08.00-12.00 WIB dan sore hari antara 15.00-

17.00 WIB. Kebiasaan menghisap darah ini dilakukan berpindah-pindah

dari individu satu ke individu lain (Soegijanto, 2006).

Nyamuk Culex

Ciri-ciri umum dari nyamuk Culex yaitu:

Palpi lebih pendek daripada probosis


Bentuk sayap simetris
Berkembangbiak di tempat kotor dan rawa-rawa
Menyebabkan penyakit filariasis
Warna tubuh coklat.

Nyamuk Mansonia
Ciri-ciri umum dari nyamuk Mansonia yaitu:

Pada saat hinggap tidak membentuk sudut 900

Bentuk tubuh besar dan panjang

Bentuk sayap asimetris

Menyebabkan penyakit filariasis

Warna tubuh coklat kehitaman

Nyamuk Anopheles

Ciri-ciri umum dari nyamuk Anopheles yaitu:

Bentuk tubuh kecil dan pendek


Antara palpi dan probosis sama besar
Menyebabkan penyakit malaria
Pada saat hinggap menbentuk sudur 900
Warna tubuh coklat kehitaman
Bentuk sayap simetris
Berkembangbiak di air kotor dan tumpukan sampah
Penularan penyakit dengan membagi diri.

BAB III

METODE KERJA
III.1 Alat dan Bahan

III.1.1 Alat-alat yang digunakan

Lup (kaca pembesar)


Mikroskop
Pensil
Kertas
Nyamuk Aedes aegypti
Nyamuk Culex
Nyamuk Mansonia

III.2 Cara Kerja

1. Mengamati nyamuk.
2. Menyesuaikan hasil pengamatan dan ciri-ciri umum yang sudah

diketahui kemudian mengambarkan hasil pengamatan tersebut dengan

gambar secara terperinci.


3. Tuntukan ciri morfologi masing-masing spesies, tenukan letak kepala,

toraxs abdomen, mata, antena, palpus, probosis, sayap, tarsus dan

femur.
BAB IV

HASIL PENGAMATAN

IV.1 Tabel Pengamatan

Nama dan ciri-ciri larva yang diamati Gambar larva

Larva yang di identifikasi

Ciri-ciri larva:

Preparat sediaan larva Aedes aegypti

Ciri-ciri larva:
Preparat sediaan larva Culex

Ciri-ciri larva:

Preparat sediaan larva Mansonia

Ciri-ciri larva:
Preparat sediaan larva Anopheles

Ciri-ciri larva:

Anda mungkin juga menyukai