Anda di halaman 1dari 40

Dr. Fatmawati, Sp.

PK
Bagian Patologi Klinik FK-UR/RSUD Arifin Ahmad

Simposium PATELKI, Pekanbaru 21-11- 2010


Tujuan
Memasukkan darah atau komponennya secara
infus sebagai pengobatan
Kategori
Allo transfusi
Auto transfusi
Indikasi
Pengganti volume darah
Anemia
Defisiensi faktor pembekuan
Operasi
Transfusi tukar (exchange transfusion)

Simposium PATELKI, Pekanbaru 21-11- 2010


Tujuan :
Memilih darah yang tidak membahayakan
dan mempunyai kemampuan hidup yg
dapat diterima tubuh bila ditransfusikan
Terdiri dari
Pemeriksaan golongan darah ABO, Rhesus
Compatibility Testing (Crossmatching)
Pemeriksaan antibody dalam serum pasien

Simposium PATELKI, Pekanbaru 21-11- 2010


Adalah mereaksikan darah donor dengan darah pasien
secara in vitro, secara silang
Terdiri dari
Mayor : serum pasien + eritrosit donor
Minor : eritrosit pasien + serum donor
Auto control : serum pasien + darah pasien
Auto pool : serum donor + darah donor
Tujuan : mendapatkan darah yang sesuai dan memiliki
kemampuan hidup yang baik dalam tubuh pasien
Metode
Immediate spin crossmatch (Konvensional/tabung)
Gel test
Solid Phase Red Cell Adherence (SPRCA)
Computer assisted (Electronic crossmatch)

Simposium PATELKI, Pekanbaru 21-11- 2010


Adalah : Pemeriksaan yg menggunakan
Coombs serum (anti human globulin) untuk
menetapkan adanya antibodi (IgG) atau
komponen komplement C3d yang sudah
coated di permukaan eritrosit (sensitisasi in
vivo) ataupun di dalam serum (sensitisasi in
vitro)
Terdiri dari
Direk : HDN, AIHA, reaksi transfusi
Indirek : crossmatch, skrining &
identifikasi antibodi

Simposium PATELKI, Pekanbaru 21-11- 2010


Di permukaan eritrosit Di dalam serum

Simposium PATELKI, Pekanbaru 21-11- 2010


Simposium PATELKI, Pekanbaru 21-11- 2010
Suhu : beberapa Ab bereaksi secara optimal
pada suhu 370C
Ionic strength (Na+ dan Cl-) dalam saline
merintangi asosiasi Ag dan Ab LISS
Albumin : meningkatkan antibodi yang
melekat pada permukaan SDM
Waktu inkubasi : perpanjangan waktu
inkubasi dapat membuktikan keberadaan
beberapa antibodi
Proporsi serum terhadap sel : 5% 2-3%
(1% pada DiaMed original gel test)

Simposium PATELKI Pekanbaru 21-11- 2010


Terdiri dari 3 fase
Fase 1 : fase suhu kamar
Fase 2 : fase bovine albumin
Fase 3 : fase antiglobulin

Simposium PATELKI, Pekanbaru 21-11- 2010


Dalam medium saline
Suhu kamar
Mendeteksi Ab komplit (saline aglutinin)
ABO-inkompatible
Cold auto aglutinin
Cold allo aglutinin (Anti-A1, Anti-M, Anti-
P1, Anti-Lewis

Simposium PATELKI, Pekanbaru 21-11- 2010


Medium bovine albumin 22%
Suhu 370C
Mendeteksi antibodi inkomplit (IgG)
Antibodi sistem Rhesus (Anti-D, Anti-c,
Anti-E)

Simposium PaATELKI Pekanbaru 21-11- 2010


Indirect Coombs Test
Menggunakan Coombs serum (AHG)
Menetapkan antibodi inkomplit yang coated
di permukaan eritrosit secara in vitro (fase
bovine albumin)

Simposium PATELKI, Pekanbaru 21-11- 2010


Kompatible :
Semua fase (mayor dan minor) tidak ada
reaksi (mayor dan minor)
Imkompatible
Terdapat reaksi pada salah satu fase
(mayor, minor atau keduanya)

Simposium PATELKI, Pekanbaru 21-11- 2010


Golongan darah ABO tidak benar pada donor
atau resipien
Adanya alloantibodi dalam serum resipien
Adanya autoantibodi dalam serum resipien
Penyelubungan sel darah merah donor oleh Ig
atau komplemen
Kelainan dalam serum pasien
(dextran/plasma expander lain)
Kontaminasi (tabung, sampel, reagen)

Simposium PATELKI, Pekanbaru 21-11- 2010


Golongan darah ABO tidak benar pada donor
atau resipien
Adanya alloantibodi dalam serum donor yang
bereaksi dengan Ag yang sesuai pada SDM
pasien
Adanya autoantibodi dalam serum resipien
Kontaminasi

Simposium PATELKI, Pekanbaru 21-11- 2010


Alloantibodi dalam serum pasien sangat
lemah (primary response)
Antigen berasal dari gen heterozigot
(dosage effect)
Antigen dari darah donor melemah karena
eritrositnya sudah rusak
Faktor teknis :
Ketiga fase tidak dilakukan dengan benar
Inkubasi tidak benar (suhu, lamanya)
Reagensia tidak baik

Simposium PPATELKI, Pekanbaru 21-11- 2010


Alat Reagen
1. Serological Saline fisiologis
centrifuge
Bovine albumin 22%
2. Microscope
Coombs control cell
3. Pipet Plastik 1mL
4. Incubator (CCC)
5. Labu Semprot Anti human globulin

6. Wadah pembilas (AHG)

Bahan
1. Serum (pasien/donor)
2. Suspensi sel (pasien/donor) 3-5%

Simposium PATELKI, Pekanbaru 21-11- 2010


1. Buat suspensi sel (cuci 3X)
2. 1 tetes suspensi sel ke tab
3. 2 tetes serum/plasma ke tab
4. Putar 3000 RPM, 15-20 detik
5. Baca hasil Rx
6. Teteskan 2 tts BA 22%
7. Inkubasi 15 menit, 370C
8. Putar 3000 RPM, 15-20 detik
9. Baca hasil Rx
10. Cuci 3X
11. Teteskan 2 tts Coombs serum
12. Putar 3000 RPM, 15-20 detik
13. Baca hasil Rx (makro/ mikroskopis)
14. Rx (-) : + CCC
Simposium PATELKI, Pekanbaru 21-11- 2010
Simposium PATELKI, Pekanbaru 21-11- 2010
Time consuming
Hasil sangat subyektif
Hasil reaksi tidak stabil
Perlu melakukan pencucian sel sebanyak 3
kali
Hasil pembacaan reaksi yang negatif harus
dikonfirmasi dengan Coombs Control Cells
Pembacaan reaksi memerlukan mikroskop
Hasil reaksi secara visual tidak dapat
didokumentasikan

Simposium PATELKI, Pekanbaru 21-11- 2010


Ditemukan pertama kali oleh Yves Lapierre pada
tahun 1984 di Regional Blood Transfusion Center
of Lyon Perancis
Tahun 1985 dilakukan registrasi patent yang
pertama
Tahun 1987 uji coba lapangan
Tahun 1988 dibuat kit pertama DiaMed,
Switzerland
Reaksi aglutinasi tidak terjadi dalam fase cair
seperti pada metode tabung, melainkan dalam gel
yang terdapat dalam microtube khusus

Simposium PATELKI, Pekanbaru 21-11- 2010


Metode gel test menggunakan sephadex gel
untuk menahan aglutinasi eritrosit dalam
suatu medium semi solid
Hal ini membuat aglutinasi eritrosit menjadi
lebih mudah diamati dibandingkan dengan
metode tabung (konvensional)
Pada metode tabung, aglutinasi yang lemah
sering tercampur dengan sel yang tidak
beraglutinasi yang terdapat pada dasar
tabung, sehingga menyulitkan pengamatan

Simposium PaATELKI, Pekanbaru 21-11- 2010


J Aglutinasi yang berukuran
besar akan berada pada
permukaan gel
J Aglutinasi yang lebih kecil
ukurannya akan
terperangkap di dalam gel
J Sel yang tidak beraglutinasi
akan langsung mengendap
di dasar

Simposium PATELKI, Pekanbaru 21-11- 2010


Simposium Patelki, Pekanbaru 21-
11- 2010
Metode gel menggunakan
35l partikel dextran
acrylamide gel dengan
pengawet sodium azide dalam
suatu microtube
Partikel gel merefleksikan
ukuran eritrosit yang
beraglutinasi selama
sentrifugasi
Sel yang tidak beraglutinasi
dapat lewat melalui gel ke
dasar tabung sedangkan sel
yang beraglutinasi tertahan
(trapped) dalam partikel gel

Simposium PATELKI Pekanbaru 21-11- 2010


Reagen yang digunakan
(LISS and AHG)
dimasukkan ke dalam gel
sehingga tahap pencucian
sel tidak diperlukan lagi
(Lapierre, et al., 1990).
Metode gel menggunakan
6 microtubeyang disebut
gel card. Ukurannya
sebesar kartu kredit
standar
Reaksi dapat langsung
dibaca segera setelah
sentrifugasi.

Simposium PATELKI, Pekanbaru 21-11- 2010


Simposium PATELKI, Pekanbaru 21-11- 2010
Reagen
Alat ID Cards : low ionic salt
ID Centrifuge 6 S solution (LISS)/Coombs
ID incubator
incorporated with AHG,
(each plastic card
ID working table containing six
ID pipetor microtubes with
ID dispenser approx 35l of of
ID reader M (automated
sephadex gel prepared
in a buffer solution
procedure) along with
preservative), sodium
Bahan azide and specific
Serum (pasien/donor) reagent AHG
Suspensi sel
ID diluent 2 (modified
LISS)
(pasien/donor) : 1%

Simposium PATELKI, Pekanbaru 21-11- 2010


1
2 4
3

5 6
7

Simposium PATELKI Pekanbaru 21-11- 2010


Pada metode gel test anti human globulin sudah
terdapat dalam gel card sehingga tidak
diperlukan lagi penambahan AHG
Pada metode tabung dilakukan 6 kali
sentrifugasi (3 kali untuk fase pencucian pada
Coombs test dan 3 kali untuk pembacaan pada
suhu 20, 37 dan fase Coombs), pada metode gel
hanya 1 kali sentrifuge selama 10
memungkinkan petugas mengerjakan
pekerjaan lain seperti menyiapkan sampel
pasien berikut atau meminta darah

Simposium PATELKI, Pekanbaru 21-11- 2010


Pada metode tabung, hasil reaksi harus dibaca oleh
petugas terlatih dalam waktu pendek dan kadang
hasil reaksi sukar dinterpretasi
Metode gel test dapat menstandarisasi reaksi
aglutinasi dan mengikat gumpalan aglutinasi
sehingga pembacaan reaksi lebih mudah dan dapat
dipercaya (Lapierre, et al., 1990).
Eritrosit disentrifuge melalui gel dalam suatu
microtube
Gel berperan sebagai bahan yang dapat menahan
(fiksasi) eritrosit yang tidak beraglutinasi pada
bagian dasar tabung, sedangkan apabila terjadi
aglutinasi maka aglutinasi dapat difiksasi di atas
gel selama beberapa jam

Simposium PATELKI, Pekanbaru 21-11- 2010


Reaksi pada ke-6 microtube pada gel test
dapat langsung dibaca setelah disentrifuge
sedangkan pada metode tabung setelah
sentrifugasi tabung harus digoyang untuk
melepaskan sel-sel dari dasar tabung
sebelum petugas dapat meginterpretasi hasil
Waktu yang lebih lama pada metode tabung
membuat pasien lebih lama memperoleh
darah dibanding metode gel test

Simposium PaATELKI Pekanbaru 21-11- 2010


Centrifugasi gel card pada
kecepatan 900 rpm (lebih
lambat dari centrifuge standar
bank darah biasa) selama 10
menit
Pipet yang dipakai adalah pipet
terkalibrasi (ID - Pipettor EP 2)
karena reagen yang digunakan
dalam jumlah kecil (50 l cell
suspension and 25 l serum)
Jika hasil sudah dibaca, card
dapat disimpan dalam lemari es
untuk arsip (reaksi stabil sampai
beberapa hari setelah test)

Simposium PATELKI, Pekanbaru 21-11- 2010


Simposium Patelki, Pekanbaru 21-11- 2010
Reaksi positif
kuat

Reaksi positif
lemah
Reaksi negatif
Simposium PATELKI Pekanbaru 21-11- 2010
(A) 4+ : terbentuknya pita padat pada bagian
atas (permukaan) kolom gel
(B) 3+ : terdapat aglutinasi sel darah merah pada
setengah bagian atas kolom gel
C) 2+ : aglutinasi sel darah merah di sepanjang
kolom gel
(D) 1+ : terdapat aglutinasi sel darah merah
terutama pada bagian setengah ke bawah dari
kolom gel dan ada sebagian kecil yang yang tidak
beraglutinasi terdapat di dasar kolom
(E) Negative : terdapat endapan sel darah merah
pada dasar kolom dan tidak terdapat aglutinasi
dalam matriks dari kolom gel

Simposium PtATELKI, Pekanbaru 21-11- 2010


Pemeriksaan golongan darah (ABO, Rh, Sub
grup A, dan H, Kell, Duffy, Kidd, Lewis, MNS,
dll)
Crossmatch
Direct and Indirect Antiglobulin Tests (DAT
and IAT)
Skrining antibodi
Identifikasi alloantibodi
Beberapa penyakit infeksi (sifilis dll)

Simposium PaATELKI Pekanbaru 21-11- 2010


Semua tahap pemeriksaan terstandartisasi
Sederhana dan cepat
Hasil obyektif
Hasil reaksi stabil
Sampel yang diperlukan hanya sedikit
Tidak ada tahap pencucian
Pembacaan reaksi secara makroskopis
Lebih sensitif dan spesifik
Hasil reaksi secara visual dapat didokumentasikan
Mengurangi limbah
Masa kadaluarsa panjang
Proses automatisasi cocok pada BDRS dengan
beban kerja besar (large volume testing)

Simposium PATELKI, Pekanbaru 21-11- 2010


Starts-up cost cukup tinggi (incubator,
centrifuge, rak, dispenser, pipetor)
Cost per test cukup tinggi (reagen)

DIBANDINGKAN KEUNTUNGAN
YANG DIPEROLEH ?

Simposium PATELKI, Pekanbaru 21-11- 2010

Anda mungkin juga menyukai