Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DARAH DAN ENZIMATIK

PEMERIKSAAN LDH (LACTATE DEHYDROGENASE) DENGAN


SPEKTROFOTOMETER

Disusun sebagai salah satu syarat untuk memenuhi tugas mata kuliah Kimia Darah
dan Enzimatik

MUHAMMAD DAFFA

P1337434118027

DIII ANALIS KESEHATAN REGULER B

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN SEMARANG

JURUSAN ANALIS KESEHATAN

TAHUN 2020
1. Judul : Pemeriksaan LDH Spektrofotometer

2. Pertemuan : ke-3

3. Hari, Tanggal : Senin, 10 Agustus 2020

4. Tujuan : a. Mengetahui kadar LDH dalam darah pada sampel pasien


b. Menghitung kadar LDH dalam darah pada sampel pasien

5. Prinsip :

L-Lactate mengkatalis NAD+ dengan membentuk Piruvat, NADH, dan H + oleh enzim
Lactat Dehidrogenase.

6. Metode : Metode yang digunakan adalah metode spektrofotometri UV


berdasarkan IFCC (International Federation of Clinical Chemistry and Laboratory
Medicine) dan DGKC (German Society of Clinical Chemistry).

7. Dasar Teori :

LDH (Laktat Dehidrogenase) adalah enzim yang melepas hydrogen dari suatu zat
dan katalisator proses konversi laktat menjadi piruvat. LDH meningkat sampai puncak
24-48 jam stelah infark,dan tetap abnormal 1-3 minggu kemudian. Laktat
dehidrogenase (LD, LDH) adalah enzim intraseluler yang terdapat pada hampir semua
sel yang bermetabolisme, dengan konsentrasi tertinggi dijumpai di jantung, otot rangka,
hati, ginjal, otak, dan sel darah merah.

LDH merupakan suatu molekul tetramerik yang mengandung empat subunit dari
dua bentuk; H (jantung) dan M (otot), yang berkombinasi sehingga menghasilkan lima
isoenzim yang diberi nama LDH1 (H4) sampai LDH5 (M4). Isoenzim-isoenzim
tersebut memiliki spesifisitas jaringan yang sangat berguna dalam menentukan organ
asal, yaitu :
a) LDH1 (HHHH) terdapat di jantung, eritrosit, otak
b) LDH2 (HHHM) terdapat di jantung, eritrosit, otak
c) LDH3 (HHMM) terdapat di paru, otak, ginjal, limpa, pankreas, adrenal, tiroid
d) LDH4 (HMMM) terdapat di hati, otot rangka, ginjal
e) LDH5 (MMMM) terdapat di hati, otot rangka, ileum

Aktivitas LDH total dalam serum diperkirakan meningkat pada hampir semua
keadaan penyakit yang mengalami kerusakan atau destruksi sel. Selain itu, aktivitas
LDH total juga merupakan indikator yang relatif sensitiv yang menunjukkan sedang
berlangsungnya proses patologik. Peningkatan LDH total dan rasio LDH1/LDH2
dengan kadar tertinggi LDH1 bermanfaat untuk memastikan diagnosis infark
miokardium (MCI). Kadar LDH meningkat dalam waktu 12-24 jam setelah terjadinya
MCI, mencapai puncaknya dalam 2-5 hari dan tetap tinggi hingga 6-12 hari, lalu akan
menjadi normal kembali dalam waktu 8-14 hari.

Peningkatan kadar LDH menandakan adanya kerusakan jaringan. Keadaan yang


mempengaruhi aktifitas LDH :
a) Peningkatan Tinggi (5 kali normal atau lebih) :
Bila didapat peningkatan mencolok maka ada beberapa keadaan dalam tubuh
yang sedang terjadi yaitu: anemia megaloblastik, karsinomastosis luas, syok septik
dan hipoksia, hepatitis, infark ginjal, purpura trombositopenik trombositik.
b) Peningkatan Sedang (3-5 kali normal) :
Bila di dalam pemeriksaan specimen didapat peningkatan sedang maka keadaan
yang sedang terjadi : infark miokardium, infark paru, keadan hemolitik, leukemia,
mononukleosis infeksiosa, delirium tremens, distrofi otot.
c) Peningkatan Ringan (sampai 3 kali normal atau lebih) :
Bila dalam pemeriksaan dijumpai peningkatan ringan maka sebagian besar
penyakit hati, sindrom nefrotik, hipotiroidisme, kolangitis.
d) Pada orang pengguna beberapa jenis narkotika dapat meningkatkan aktifitas
LDH, yaitu kodein, morfin, meperidin (Demerol).

8. Alat dan Bahan :


a. Alat :
1) Spuit
2) Tourniquet
3) Bantalan
4) Alkohol swab
5) Kapas kering
6) Plester
7) Label
8) Tabung Reaksi
9) Rak Tabung Reaksi
10) Tabung Vacutainer
11) Tempat Limbah infeksius
12) Tempat limbah tajam infeksius
13) Tempat limbah non infeksius
14) Tempat limbah tip
15) Centrifuge
16) Mikropipet 1000 𝜇l dan 100 𝜇l
17) Tissue
18) Blue Tip
19) Yellow Tip
20) Kuvet
21) Spektrofotometer UV
22) Waterbath
23) Timer
b. Bahan :
1) Serum
2) Aquadest
3) Reagen 1
4) Reagen 2
5) Alkohol 70%

9. Cara Kerja :
Video Keolmpok 5 :
Pra Analitik :

a. Melakukan pengambilan darah vena


b. Memindahkan darah ke tabung reaksi
c. Memusingkan darah menggunakan centrifuge dengan kecepatan 3000 rpm selama
5 menit
d. Memindahkan serum ke tabung reaksi yang bersih

Analitik :

Pembuatan working reagen :

a. Masukkan 800 𝜇l R1 LDH ke dalam tabung reaksi test,


b. Kemudian t ambahkan 200 𝜇l R2 LDH ke dalam tabung reaksi test
c. Lalu homogenkan
d. Selanjutnya tambahkan 20 𝜇l sampel serum ke dalam tabung reaksi test
e. Melakukan inkubasi selama 60 detik pada suhu 37 oC
f. Melakukan pembacaan sampel pada spektrofotometer

Pasca Analitik :

a. Mencatat hasil pembacaan


b. Membereskan meja kerja dan alat bahan
c. Mendisinfeksi meja kerja
d. Melepas APD dan mencuci tangan dengan bersih

Video Kelompok 10 :

Pra Analitik :

a. Melakukan pengambilan darah vena


b. Memindahkan darah ke tabung reaksi
c. Memusingkan darah menggunakan centrifuge dengan kecepatan 3000rpm selama
5 menit
d. Memindahkan serum ke tabung reaksi yang bersih

Analitik :

a. Memipet reagen LDH sebanyak 100 μl, dimasukkan ke tabung


b. Memipet serum sebanyak 20 μl, dimasukkan ke tabung
c. Homogenkan
d. Menginkubasi sampel selama 60 detik pada suhu 37°C
e. Melakukan pembacaan pada spektrofotometer

Pasca Analitik :

a. Mencatat hasil pembacaan


b. Mencuci dan merapikan alat bahan
c. Disinfeksi meja kerja
d. Melepas APD

10. Hasil dan Perhitungan :


a. Hasil Kelompok 5 (https://youtu.be/Q5FmzQrKCbY)
Pada video yang diambil oleh kelompok 5 dilakukan pemeriksaan LDH yang
diinkubasi didalam spektrofotometer dengan suhu 37oC menggunakan
Spektrofotometer UV Semi-automatic sehingga hasil yang keluar berupa kadar
LDH yaitu 258,4 U/L.

b. Hasil Kelompok 10 (https://youtu.be/dEsrxeKczGo)

Pada video yang diambil oleh kelompok 10 dilakukan pemeriksaan LDH dengan
menggunakan Spektrofotometer UV sehingga yang keluar berupa absorbansi,
yaitu

a) Hasil absorbansi :
A1 = 1.551
A2 = 1.521
A3 = 1.501
A4 = 1.479
b) Perhitungan

(𝐴1 − 𝐴2) + (𝐴2 − 𝐴3) + (𝐴3 − 𝐴4)


𝐴𝑏𝑠⁄𝑚𝑛𝑡 = 𝑋 8095
3
(1.551 − 1.521) + (1.521 − 1.501) + (1.501 − 1.479)
∆𝐴𝑏𝑠⁄𝑚𝑛𝑡 = 𝑋 8095
3
(0.03) + (0.02) + (0.022)
∆𝐴𝑏𝑠⁄𝑚𝑛𝑡 = 𝑋 8095
3
∆𝐴𝑏𝑠⁄𝑚𝑛𝑡 = 0.024 𝑋 8095
∆𝐴𝑏𝑠⁄𝑚𝑛𝑡 = 194.28 𝑈/𝐿
11. Kesalahan :
a. Video Kelompok 5
1) Tisu terlalu besar saat akan dilakukan pengelapan pada ujung tip mikropipet

2) Saat pembuatan working reagen, bagian luar tip tidak di lap

3) Pada saat pengelapan bagian luar tip ketika pemindahan serum, posisi mikro

pipet di miringkan sehingga memungkinkan bagian tissue menyentuh bagian


bawah tip
4) Dalam menghomogenkan working reagen tidak tercampur rata

5) Reagen dibiarkan terbuka terlalu lama

6) Saat mengelap tip mikropipet dengan tisu tidak di lap 2 sisi tapi hanya 1 sisi

saja
7) Sampel berbusa setelah dihomogenkan

8) Tip mikropipet tidak diganti saat memindahkan reagen

b. Video Kelompok 10
a) Memegang kuvet tanpa memakai handscoon
b) Petugas laboratorium memakai cincin pada saat melakukan pemeriksaan
specimen
c) Pada saat pemipetan posisi pipet tidak tegak lurus
d) Tidak menghomogenkan reagen terlebih dahulu ketika akan melakukan
pemipetan
e) Tidak mengelap tip dengan tissue
f) Tidak menggunakan handscoon selama prosedur pemeriksaan specimen
g) Tidak langsung membuang tip bekas pemipetan ke tempat limbah infeksius

12. Pembahasan

Praktikum pemeriksaan LDH dengan spektrofotometer bertujuan untuk mengetahui


kadar LDH dalam darah dengan metode spektrofotometer. Metode yang digunakan dalam
praktikum untuk pemeriksaan LDH adalah metode IFCC dan DGKC Prinsip dari
pemeriksaan LDH yaitu L-Lactate mengkatalis NAD+ dengan membentuk Piruvat, NADH,
dan H+ oleh enzim Lactat Dehidrogenase dan diukur secara fotometrik pada
spektrofotometer dengan panjang gelombang 340 nm.

Pemeriksaan LDH dengan spektrofotometer dalam video kelompok 5 dan kelompok 10


ditemukan macam-macam kesalahan diantaranya :

Video Kelompok 5

a) Tisu terlalu besar saat akan dilakukan pengelapan pada ujung tip mikropipet. Tisu

yang terlalu besar dapat menyebabkan sampel atau reagen yang berada di tip
mikropipet dapat terserap sehingga dapat mengurangi volume sampel atau reagen
yang akan diuji. Jika hal itu terjadi maka kadar LDH yang diuji pun tidak sesuai
dengan kondisi pasien yang sebenarnya.
b) Saat pembuatan working reagen, bagian luar tip tidak di lap. Tip mikropipet yang

tidak dilap dengan tisu dapat menambah volume pada sampel atau reagen yang
akan diuji. Jika hal itu terjadi maka kadar LDH yang diuji pun tidak sesuai dengan
kondisi pasien yang sebenarnya.
c) Pada saat pengelapan bagian luar tip ketika pemindahan serum, posisi mikro pipet

di miringkan sehingga memungkinkan bagian tissue menyentuh bagian bawah tip.


d) Dalam menghomogenkan working reagen tidak tercampur rata. Hal ini dapat

menyebabkan sampel dan reagen tidak dapat tercampur dengan baik yang
membuat reaksi antara sampel dan reagen tidak maksimal pada saat inkubasi. Jika
reaksi antara sampel dan reagen tidak maksimal maka kadar LDH yang dihasilkan
pun tidak sesuai dengan kondisi pasien yang sebenarnya.
e) Reagen dibiarkan terbuka terlalu lama. Hal ini dapat membuat reagen dapat

terkontaminasi dengan mikroorganisme apabila ruangan tidak steril atau reagen


dapat bereaksi dengan oksigen atau CO yang ada di ruangan
f) Saat mengelap tip mikropipet dengan tisu tidak di lap 2 sisi tapi hanya 1 sisi saja.
Hal ini dapat menyisakan volume pada tip mikropipet sehingga dapat
menambahkan volume pada sampel atau reagen di dalam tabung. Jika hal itu
terjadi maka kadar LDH akan lebih tinggi dari kondisi pasien yang sebenarnya.
g) Sampel berbusa setelah dihomogenkan. Hal ini dapat membuat working reagen

akan bereaksi dengan oksigen (dari gelembung yang dihasilkan)


h) Tip mikropipet tidak diganti saat memindahkan reagen. Hal ini dapat
mengkontaminasi reagen lain atau jika sampel yang digunakan berbeda dapat
mengkontaminasi sampel 1 dan sampel lainnya. Jika sampel-sampel sudah
tercampur akan membuat hasil tidak sesuai dengan kondisi pasien sebenarnya.

Video Kelompok 10
a) Memegang kuvet tanpa memakai handscoon. Hal ini dapat membuat kaca kuvet
terkena sidik jari dan dapat mengganggu pembacaan dengan sinar UV karena kaca
kuvet yang kotor dapat menghalangi sinar UV untuk membaca sampel yang akan
diperiksa.
b) Petugas laboratorium memakai cincin pada saat melakukan pemeriksaan
specimen. Hal ini dapat mengkontaminasi barang pribadi laboran atau jika reagen
bersifat korosif dapat merusak cincin yang dipakai
c) Pada saat pemipetan posisi pipet tidak tegak lurus. Pada saat pengelapan bagian
luar tip ketika pemindahan serum, posisi mikro pipet di miringkan sehingga
memungkinkan bagian tissue menyentuh bagian bawah tip.
d) Tidak menghomogenkan reagen terlebih dahulu ketika akan melakukan
pemipetan. Apabila reagen yang digunakan terdapat endapan dan tidak dilakukan
homogenisasi dapat menyebabkan reagen tidak tercampur rata dan mengakibatkan
sampel dan reagen tidak dapat bereaksi dengan baik.
i) Tidak mengelap tip dengan tissue. Tip mikropipet yang tidak dilap dengan tisu
dapat menambah volume pada sampel atau reagen yang akan diuji. Jika hal itu
terjadi maka kadar LDH yang diuji pun tidak sesuai dengan kondisi pasien yang
sebenarnya.
e) Tidak menggunakan handscoon selama prosedur pemeriksaan specimen. Dapat
membahayakan laboran karena sampel bersifat infeksius dapat mengenai kontak
fisik dengan laboran dan apabila ada reagen yang bersifat korosif dapat merusak
jaringan kulit apabila terkena kontak langsung dengan fisik laboran.
f) Tidak langsung membuang tip bekas pemipetan ke tempat limbah infeksius. Dapat
mengkontaminasi meja kerja laboran.

Dari hasil pemeriksaan LDH kelompok 5 dengan spektrofotometer UV didapatkan


hasil absorbansi sampel I 1.551, Sampel 2 1.521, sampel 3 1.501, dan sampel 4 1.479.
Kemudian kadar LDH dihitung dari absorbansi LDH keempat sampel didapatkan hasil
194.28 U/L, hasil tersebut normal karena nilai normal kadar LDH laki-laki < 248 U/L,
perempuan < 247 U/L. Sedangkan pemeriksaan LDH kelompok 10 dengan spektrofotometer
UV Semi-automatic didapatkan hasil kadar LDH adalah 258,4 U/L, hasil tersebut normal
karena nilai normal kadar LDH pada suhu 37oC adalah antara 225 – 450 U/L.

13. Simpulan

Berdasarkan hasil pemeriksaan kadar LDH kelompok 5 menggunakan metode


spektrofotometri UV adalah 194.28 U/L (normal) dan pemeriksaan kadar LDH kelompok
10 menggunakan metode spektrofotometri UV Semi-automatic adalah 258,4 U/L (normal).

14. Daftar Pustaka

Anonim, 2018,Penuntun praktikum kimia klinik , Tim dosen kimia farmasi UMI :
Makassar.

Joyce. L, 2007.,Pemeriksaan Laboratorium dan Diagnostik, EGC : Jakarta

Susilowati, Tri. 2015. Laporan Praktikum Pemeriksaan LDH. Diakses dari

https://www.academia.edu/38556471/Laporan_kimia_klinik_LDH pada 12 Agustus


2020 pukul 13.04 WIB.

15. Lampiran

Video Kelompok 5

Pengambilan darah Reagen yang dipakai


Pembuatan monoreagent (R1+R2) 4:1 Pencampuran sampel dengan monoreagen

Pemeriksaan sampel ke spektrofotometer Hasil

Video Kelompok 10

Persiapan Alat dan Bahan Pembuatan monoreagen (R1:R2 = 4:1)

Pembuatan monoreagen (R1:R2 = 4:1) Pencampuran sampel dengan monoreagen


Pemeriksaan sampel ke spektrofotometer Hasil Abs

Mengertahui Semarang, 13 Agustus 2020


Dosen Pembimbing Praktikan

Hj. Nurul Qomariyah,S.Pd., M.Pd Muhammad Daffa

Anda mungkin juga menyukai