“Sumber Kesalahan Non Teknik Tahap Pra Analitik, Analitik, Pasca Analitik pada
Laboratorium”
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 2
NAMA NIM
Afrizal R. R. Laitupa P07172317049
Dwi Wahyu Kusuma Wardani P07172317054
Fitriani Bakay P07172317059
Jumrawaty Bugis P07172317064
Mubarak Anugrah Aditama P07172317070
Ode Nurjana P07172317075
Rapiah Sebualamo P07172317080
Rizki Wulansari Po7172317085
Wulandari Utami Hunusalela P07172317090
Ahmat Samal P07172316006
AMBON
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat, Inayah,
Taufik dan Hinayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dalam bentuk maupun
isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan,
petunjuk maupun pedoman bagi pembaca.
Makalah ini kami akui masih banyak kekurangan. Oleh kerena itu kami harapkan kepada
para pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk
kesempurnaan makalah ini.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
menunjang upaya peningkatan kesehatan yang melaksanakan suatu pemeriksaan yang dapat
Hasil akhir pemeriksaan laboratorium dikeluarkan dalam bentuk Lembar Hasil Uji (LHU)
yang digunakan untuk penetapan diagnosis, pemberian pengobatan, dan pemantauan hasil
pengobatan, serta penentuan prognosis. Oleh karena itu, pelayanan laboratorium selain
juga dapat melayani pemeriksaaan yang diminta dalam arti kualitatif dapat memberikan
hasil pemeriksaan yang bermutu sehingga dapat dipercaya (Depkes RI, 2003).
meminimalkan kesalahan-kesalahan mulai dari kesalahan pra analitik, analitik dan pasca
analitik (Depkes,1997).
Tahap post analitik di laboratorium memiliki peranan penting dalam pencatatan dan
pemberian pengobatan dan pemantauan hasil pengobatan, sehingga pada proses pencatatan
dan pemberian hasil pemeriksaan laboratorium hendaknya dilakukan verifikasi pada hasil
pemeriksaan untuk mencegah kesalahan dan untuk memperlancar proses post analitik di
laboratorium(Depkes,2004).
1
Menurut berita Medan Bisnis, pada tanggal 3 Maret 2014 di Medan, terjadi peristiwa
meninggalnya dua orang pasien karena salah mengkonsumsi obat. Kesalahan mengkonsumsi
obat tersebut diakibatkan karena tertukarnya hasil pemeriksaan laboratorium pasien A yang
menderita diabetes dengan pasien B yang menderita hipertensi, sehingga dokter salah
memberikan resep obat dan menyebabkan kondisi pasien semakin parah dan meninggal
dunia.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
Agar mahasiswa dapat mengetahui kesalahan non teknik tahap pra analitik, analitik dan
2
BAB II
PEMBAHASAN
Kesalahan non-teknik merupakan kesalahan yang biasanya dijumpai pada tahap pra
analitik atau pasca analitik. Kesalahan pada pra analitik misalnya kesalahan pada
pengambilan sampel (Sampling error) seperti kesalahan pada persiapan pasien, kesalahan
penyimpanan atau transportasi. Kesalahan sering pula terjadi pada penghitungan dan
penulisan (Cleritical error). Pada pasca analitik kesalahan dapat terjadi berupa penulisan dan
B. Pengertian Laboratorium
kesehatan.Hasil akhir pemeriksaan laboratorium dikeluarkan dalam bentuk Lembar Hasil Uji
(LHU) yang digunakan untuk penetapan diagnosis, pemberian pengobatan, dan pemantauan
hasil pengobatan, serta penentuan prognosis.Oleh karena itu, pelayanan laboratorium selain
juga dapat melayani pemeriksaaan yang diminta dalam arti kualitatif dapat memberikan
hasil pemeriksaan yang bermutu sehingga dapat dipercaya (Depkes RI, 2003).
3
Laboratorium klinik adalah laboratorium kesehatan yang melaksanakan pelayanan
imunologi klinik, patologi anatomi, atau bidang lain yang berkaitan dengan kepentingan
pelayanan kesehatan dan menjadi dasar pelayanan di laboratorium kesehatan. Salah satu di
antaranya adalah adanya hasil pemeriksaan laboratorium yang nantinya digunakan untuk
suatu kegiatan pemantapan mutu laboratorium kesehatan yang ditujukan untuk menjamin
adalah validasi dan verifikasi. Validasi merupakan upaya yang dilakukan untuk
kesesuaian hasil terhadap parameter lain dan kesesuaian hasil dengan keadaan klinis pasien.
kegiatan laboratorium mulai dari tahap pra analitik sampai pasca analitik dengan melakukan
4
monitor pengobatan dan prognosis penyakit. Oleh karena itu setiap laboratorium harus dapat
Dalam proses pengendalian mutu laboratorium dikenal ada tiga tahapan penting, yaitu
tahap pra analitik, analitik dan pasca analitik. Pada umumnya yang sering sering diawasi
dalam pengendalian mutu hanya tahap analitik dan pasca analitik yang lebih cenderung
kepada urusan administrasi, sedangkan proses pra analitik kurang mendapat perhatian.
Kesalahan pada proses pra-analitik dapat memberikan kontribusi sekitar 61% dari total
kesalahan laboratorium, sementara kesalahan analitik 25%, dan kesalahan pasca analitik
14%. Proses pra-analitik dibagi menjadi dua kelompok, yaitu : pra-analitik ekstra
Kesalahan yang terjadi di luar tahap analitik pemeriksaan. Kesalahan jenis ini dijumpai
pada tahap pra analitik atau pasca analitik. Kesalahan ini terbagi atas :
1. Persiapan Pasien
memberikan informasi mengenai tindakan apa yang akan dilakukan, manfaat dari
tindakan itu, dan persyaratan apa yang harus dilakukan oleh pasien. Informasi yang
diberikan harus jelas agar tidak menimbulkan ketakutan atau persepsi yang keliru
bagi pasien. Pemilihan jenis tes yang kurang tepat atau tidak sesuai dengan kondisi
5
klinis pasien akan menghasilkan interpretasi yang berbeda. Ketaatan pasien akan
instruksi yang diberikan oleh dokter atau paramedis sangat berpengaruh terhadap
penilaian hasil laboratorium yang tidak tepat. Hal yang sama juga dapat terjadi bila
keluarga pasien yang merawat tidak mengikuti instruksi tersebut dengan baik.
Ada beberapa sumber kesalahan yang kurang terkontrol dari proses pra-analitik
tidak dapat diidentifikasi oleh staf laboratorium. Ini terutama mencakup variabel
fisik pasien, seperti latihan fisik, puasa, diet, stres, efek posisi, menstruasi,
kehamilan, gaya hidup (konsumsi alkohol, rokok, kopi, obat adiktif), usia, jenis
kelamin, variasi diurnal, pasca transfusi, pasca donasi, pasca operasi, ketinggian.
Karena variabel tersebut memiliki pengaruh yang kuat terhadap beberapa variabel
biokimia dan hematologi, maka gaya hidup individu dan ritme biologis pasien harus
sebagai berikut :
Volume mencukupi
Kondisi baik : tidak lisis, segar/tidak kadaluarsa, tidak berubah warna, tidak
6
Identitas benar sesuai dengan data pasien
Identitas pasien harus ditulis dengan benar (nama, umur, jenis kelamin, nomor
rekam medis, dsb) disertai diagnosis atau keterangan klinis. Periksa apakah
identitas telah ditulis dengan benar sesuai dengan pasien yang akan diambil
spesimen.
Tanyakan persiapan yang telah dilakukan oleh pasien, misalnya diet, puasa.
minum alkohol, pasca transfusi, dsb. Catatan ini nantinya harus disertakan pada
Peralatan
1. Bersih, kering
6. Tidak retak/pecah, mudah dibuka dan ditutup rapat, ukuran sesuai dengan
volume specimen
7
Antikoagulan
dengan jenis pemeriksaan yang diminta. Volume darah yang ditambahkan juga
harus tepat.
diperlukan, seperti :
1. Darah vena umumnya diambil dari vena lengan (median cubiti, vena
cephalic, atau vena basilic). Tempat pengambilan tidak boleh pada jalur
3. Darah kapiler umumnya diambil dari ujung jari tengah atau jari manis
tangan bagian tepi atau pada daerah tumit 1/3 bagian tepi telapak kaki pada
Waktu Pengambilan
8
3. Spesimen untuk pemeriksaan GO diambil 2 jam setelah buang air yang
terakhir.
6. Spesimen dahak untuk pemeriksaan BTA diambil pagi hari setelah bangun
tidur.
7. Spesimen darah untuk pemeriksaan profil besi diambil pada pagi hari dan
3. Pengambilan Spesimen
ada yang menempel pada bagian luar tabung untuk menghindari bahaya
infeksi.
Wadah harus dapat ditutup rapat dan diletakkan dalam posisi berdiri untuk
seperti berikut :
9
c. Untuk pemeriksaan kultur kuman dan sensitivitas, pemindahan sampel
keliru.
tidak hemolisis.
pH menurun, hemokonsentrasi.
sedangkan pH menurun.
menyebabkan :
10
PPT, APTT memanjang pada infus heparine.
4. Identifikasi Spesimen
Pemberian identitas pasien dan atau spesimen adalah tahapan yang harus
dilakukan karena merupakan hal yang sangat penting. Pemberian identitas meliputi
wadah spesimen. Keduanya harus cocok sama. Pemberian identitas ini setidaknya
memuat nama pasien, nomor ID atau nomor rekam medis serta tanggal
pemeriksaan.
11
c. Pengiriman spesimen disertai formulir permintaan yang diisi data yang
lengkap. Pastikan bahwa identitas pasien pada label dan formulir permintaan
sudah sama.
fisik dan kimiawi yang dapat menjadi sumber kesalahan dalam pemeriksaan,
seperti :
trombosit.
Perkembangbiakan bakteri.
kotak atau tas khusus yang tebuat dari bahan plastik, gabus (styro-foam) yang
6. Penanganan Spesimen
12
Segera pisahkan plasma atau serum dari darah dalam tabung lain, tempeli label
7. Penyimpanan Spesimen
stabilitasnya
Menyimpan spesimen dalam lemari es dengan suhu 2-8ºC, suhu kamar, suhu -
Pencatatan Hasil.
(presisi) dan ketepatan (akurasi) dari suatu pemeriksaan. Ketelitian diartikan kesesuaian
13
berulang. Ketepatan diartikan kesesuaian hasil pemeriksaan laboratorium dengan nilai
yang seharusnya.
1. Ketelitian
tidak teliti. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi ketelitian yaitu : alat, metode
pemeriksa.
2. Ketepatan
dipengaruhi oleh spesifisitas metode pemeriksaan dan kualitas larutan standar. Agar
pemeriksaan hasilnya tepat, maka harus dipilih metode pemeriksaan yang memiliki
3. Uji ketelitian
pengobatan dan meramalkan prognosis, maka amatlah perlu untuk selalu menjaga
mutu hasil pemeriksaan, dalam arti mempunyai tingkat akurasi dan presisi yang
14
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kesalahan non-teknik merupakan kesalahan yang biasanya dijumpai pada tahap pra
analitik atau pasca analitik. Kesalahan pada pra analitik misalnya kesalahan pada pengambilan
sampel (Sampling error) seperti kesalahan pada persiapan pasien, kesalahan pada pemberian
identitas, kesalahan pada pengambilan dan penampungan spesimen, kesalahan pada pengolahan
Kesalahan sering pula terjadi pada penghitungan dan penulisan (Cleritical error). Pada pasca
B. Saran
Demikianlah makalah ini dibuat. Saran dan kritik yang membangun sangat diharapkan guna
tercapainya kesempurnaan.
15
DAFTAR PUSTAKA
http://perpus.umpalangkaraya.ac.id/digilib/files/disk1/3/123-dfadf-dewisetian-134-2-isi.pdf
http://yuniartamala24.mahasiswa.unimus.ac.id/2017/07/26/pemantapan-mutu-laboratorium-
kesehatan/
http://www.labkes.info/2015/10/pemantapan-mutu-pra-analitik.html
16