Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH PENGENDALIAN MUTU

“Sumber Kesalahan Non Teknik Tahap Pra Analitik, Analitik, Pasca Analitik pada
Laboratorium”

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 2
NAMA NIM
Afrizal R. R. Laitupa P07172317049
Dwi Wahyu Kusuma Wardani P07172317054
Fitriani Bakay P07172317059
Jumrawaty Bugis P07172317064
Mubarak Anugrah Aditama P07172317070
Ode Nurjana P07172317075
Rapiah Sebualamo P07172317080
Rizki Wulansari Po7172317085
Wulandari Utami Hunusalela P07172317090
Ahmat Samal P07172316006

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN MALUKU

PRODI ANALIS KESEHATAN

AMBON

2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat, Inayah,
Taufik dan Hinayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dalam bentuk maupun
isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan,
petunjuk maupun pedoman bagi pembaca.

Makalah ini kami akui masih banyak kekurangan. Oleh kerena itu kami harapkan kepada
para pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk
kesempurnaan makalah ini.

Ambon, 04 September 2019

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................................................. ii


DAFTAR ISI............................................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................................... 1
A. Latar Belakang .............................................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ......................................................................................................... 2
C. Tujuan ........................................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Kesalahan Non Teknik................................................................................ 3
B. Pengertian Laboratorium .............................................................................................. 3
C. Kesalahan Non Teknik Pada Laboratorium .................................................................. 5
BAB III PENUTUP .................................................................................................................. 15
A. Kesimpulan ................................................................................................................... 15
B. Saran ............................................................................................................................. 15
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................... 16

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Laboratorium merupakan bagian dari sarana kesehatan yang digunakan untuk

menunjang upaya peningkatan kesehatan yang melaksanakan suatu pemeriksaan yang dapat

menegakkan diagnosis suatu penyakit, penyembuhan penyakit serta pemulihan kesehatan.

Hasil akhir pemeriksaan laboratorium dikeluarkan dalam bentuk Lembar Hasil Uji (LHU)

yang digunakan untuk penetapan diagnosis, pemberian pengobatan, dan pemantauan hasil

pengobatan, serta penentuan prognosis. Oleh karena itu, pelayanan laboratorium selain

perlumeningkatkan kemampuan untuk melaksanakan pemeriksaan dalam arti kuantitatif,

juga dapat melayani pemeriksaaan yang diminta dalam arti kualitatif dapat memberikan

hasil pemeriksaan yang bermutu sehingga dapat dipercaya (Depkes RI, 2003).

Di dalam pemantapan mutu laboratorium kesehatan, untuk menjamin ketelitian dan

ketepatan hasil pemeriksaan laboratorium diperlukan kegiatan pencegahan dan

meminimalkan kesalahan-kesalahan mulai dari kesalahan pra analitik, analitik dan pasca

analitik (Depkes,1997).

Tahap post analitik di laboratorium memiliki peranan penting dalam pencatatan dan

pemberian hasil pemeriksaan yang nantinya digunakan untuk penetapan diagnosis,

pemberian pengobatan dan pemantauan hasil pengobatan, sehingga pada proses pencatatan

dan pemberian hasil pemeriksaan laboratorium hendaknya dilakukan verifikasi pada hasil

pemeriksaan untuk mencegah kesalahan dan untuk memperlancar proses post analitik di

laboratorium(Depkes,2004).

1
Menurut berita Medan Bisnis, pada tanggal 3 Maret 2014 di Medan, terjadi peristiwa

meninggalnya dua orang pasien karena salah mengkonsumsi obat. Kesalahan mengkonsumsi

obat tersebut diakibatkan karena tertukarnya hasil pemeriksaan laboratorium pasien A yang

menderita diabetes dengan pasien B yang menderita hipertensi, sehingga dokter salah

memberikan resep obat dan menyebabkan kondisi pasien semakin parah dan meninggal

dunia.

B. Rumusan Masalah

a. Apa yang dimaksud dengan kesalahan non teknik ?

b. Apa yang dimaksud dengan Laboratorium ?

c. Apa saja jenis kesalahan non teknik pada laboratorium ?

C. Tujuan

Agar mahasiswa dapat mengetahui kesalahan non teknik tahap pra analitik, analitik dan

pasca analitik yang sering terjadi di laboratorium.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Kesalahan Non Teknik

Kesalahan non-teknik merupakan kesalahan yang biasanya dijumpai pada tahap pra

analitik atau pasca analitik. Kesalahan pada pra analitik misalnya kesalahan pada

pengambilan sampel (Sampling error) seperti kesalahan pada persiapan pasien, kesalahan

pada pemberian identitas, kesalahan pada pengambilan dan penampungan spesimen,

kesalahan pada pengolahan dan penyimpanan spesimen, kerusakan spesimen karena

penyimpanan atau transportasi. Kesalahan sering pula terjadi pada penghitungan dan

penulisan (Cleritical error). Pada pasca analitik kesalahan dapat terjadi berupa penulisan dan

pengimputan hasil (Santoso, Witono, dkk, 2008).

B. Pengertian Laboratorium

Laboratorium merupakan bagian dari sarana kesehatanyang digunakanuntuk menunjang

upaya peningkatan kesehatan yang melaksanakan suatu pemeriksaan yang dapat

menegakkan diagnosis suatu penyakit, penyembuhan penyakit serta pemulihan

kesehatan.Hasil akhir pemeriksaan laboratorium dikeluarkan dalam bentuk Lembar Hasil Uji

(LHU) yang digunakan untuk penetapan diagnosis, pemberian pengobatan, dan pemantauan

hasil pengobatan, serta penentuan prognosis.Oleh karena itu, pelayanan laboratorium selain

perlumeningkatkan kemampuan untuk melaksanakan pemeriksaan dalam arti kuantitatif,

juga dapat melayani pemeriksaaan yang diminta dalam arti kualitatif dapat memberikan

hasil pemeriksaan yang bermutu sehingga dapat dipercaya (Depkes RI, 2003).

3
Laboratorium klinik adalah laboratorium kesehatan yang melaksanakan pelayanan

pemeriksaan di bidang hematologi, kimia klinik, mikrobiologi klinik, parasitologi klinik,

imunologi klinik, patologi anatomi, atau bidang lain yang berkaitan dengan kepentingan

kesehatan perorangan terutama untuk menunjang atau menentukan diagnosis, pemantauan

perjalanan penyakit dan terapi serta prognosis (Depkes RI, 2009).

Laboratorium melakukan pemeriksaan laboratorium yang merupakan kegiatan

pelayanan kesehatan dan menjadi dasar pelayanan di laboratorium kesehatan. Salah satu di

antaranya adalah adanya hasil pemeriksaan laboratorium yang nantinya digunakan untuk

penetapan diagnosis, pemberian pengobatan dan pemantauan hasil pengobatan serta

penentuan prognosis (Kemenkes RI, 2010).

Usaha untuk mendapatkan hasil pemeriksaan laboratorium yang bermutu, diperlukan

suatu kegiatan pemantapan mutu laboratorium kesehatan yang ditujukan untuk menjamin

ketelitian dan ketepatan hasil pemeriksaan laboratorium.Kegiatan tersebut di antaranya

adalah validasi dan verifikasi. Validasi merupakan upaya yang dilakukan untuk

memantapkan kualitas hasil pemeriksaan melalui Pemantapan Mutu Internal (PMI),

kesesuaian hasil terhadap parameter lain dan kesesuaian hasil dengan keadaan klinis pasien.

Sedangkan verifikasi merupakan upaya pencegahan terjadinya kesalahan dalam melakukan

kegiatan laboratorium mulai dari tahap pra analitik sampai pasca analitik dengan melakukan

pengecekan setiap tindakan/proses pemeriksaan(Kemenkes RI, 2010).

Laboratorium klinik sebagai subsistem pelayanan kesehatan menempati posisi penting

dalam diagnosis invitro. Setidaknya terdapat 5 alasan penting mengapa pemeriksaan

laboratorium diperlukan, yaitu : skrining, diagnosis, pemantauan progresifitas penyakit,

4
monitor pengobatan dan prognosis penyakit. Oleh karena itu setiap laboratorium harus dapat

memberikan data hasil tes yang teliti, cepat dan tepat.

Dalam proses pengendalian mutu laboratorium dikenal ada tiga tahapan penting, yaitu

tahap pra analitik, analitik dan pasca analitik. Pada umumnya yang sering sering diawasi

dalam pengendalian mutu hanya tahap analitik dan pasca analitik yang lebih cenderung

kepada urusan administrasi, sedangkan proses pra analitik kurang mendapat perhatian.

Kesalahan pada proses pra-analitik dapat memberikan kontribusi sekitar 61% dari total

kesalahan laboratorium, sementara kesalahan analitik 25%, dan kesalahan pasca analitik

14%. Proses pra-analitik dibagi menjadi dua kelompok, yaitu : pra-analitik ekstra

laboratorium dan pra-analitik intra laboratorium. Proses-proses tersebut meliputi persiapan

pasien, pengambilan spesimen, pengiriman spesimen ke laboratorium, penanganan

spesimen, dan penyimpanan spesimen.

C. Kesalahan Non Teknik pada Laboratorium

Kesalahan yang terjadi di luar tahap analitik pemeriksaan. Kesalahan jenis ini dijumpai

pada tahap pra analitik atau pasca analitik. Kesalahan ini terbagi atas :

a. Kesalahan pengambilan sampel (sampling error)

1. Persiapan Pasien

Persiapan pasien dimulai saat seorang dokter merencanakan pemeriksaan

laboratorium bagi pasien. Dokter dibantu oleh paramedis diharapkan dapat

memberikan informasi mengenai tindakan apa yang akan dilakukan, manfaat dari

tindakan itu, dan persyaratan apa yang harus dilakukan oleh pasien. Informasi yang

diberikan harus jelas agar tidak menimbulkan ketakutan atau persepsi yang keliru

bagi pasien. Pemilihan jenis tes yang kurang tepat atau tidak sesuai dengan kondisi

5
klinis pasien akan menghasilkan interpretasi yang berbeda. Ketaatan pasien akan

instruksi yang diberikan oleh dokter atau paramedis sangat berpengaruh terhadap

hasil laboratorium; tidak diikutinya instruksi yang diberikan akan memberikan

penilaian hasil laboratorium yang tidak tepat. Hal yang sama juga dapat terjadi bila

keluarga pasien yang merawat tidak mengikuti instruksi tersebut dengan baik.

Ada beberapa sumber kesalahan yang kurang terkontrol dari proses pra-analitik

yang dapat mempengaruhi keandalan pengujian laboratorium, tapi yang hampir

tidak dapat diidentifikasi oleh staf laboratorium. Ini terutama mencakup variabel

fisik pasien, seperti latihan fisik, puasa, diet, stres, efek posisi, menstruasi,

kehamilan, gaya hidup (konsumsi alkohol, rokok, kopi, obat adiktif), usia, jenis

kelamin, variasi diurnal, pasca transfusi, pasca donasi, pasca operasi, ketinggian.

Karena variabel tersebut memiliki pengaruh yang kuat terhadap beberapa variabel

biokimia dan hematologi, maka gaya hidup individu dan ritme biologis pasien harus

selalu dipertimbangkan sebelum pengambilan sampel.

2. Persiapan Pengumpulan Spesimen

Spesimen yang akan diperiksa laboratorium haruslah memenuhi persyaratan

sebagai berikut :

 Jenisnya sesuai jenis pemeriksaan

 Volume mencukupi

 Kondisi baik : tidak lisis, segar/tidak kadaluarsa, tidak berubah warna, tidak

berubah bentuk, steril (untuk kultur kuman)

 Pemakaian antikoagulan atau pengawet tepat

 Ditampung dalam wadah yang memenuhi syarat

6
 Identitas benar sesuai dengan data pasien

Sebelum pengambilan spesimen, periksa form permintaan laboratorium.

Identitas pasien harus ditulis dengan benar (nama, umur, jenis kelamin, nomor

rekam medis, dsb) disertai diagnosis atau keterangan klinis. Periksa apakah

identitas telah ditulis dengan benar sesuai dengan pasien yang akan diambil

spesimen.

Tanyakan persiapan yang telah dilakukan oleh pasien, misalnya diet, puasa.

Tanyakan juga mengenai obat-obatan yang dikonsumsi, minum alkohol, merokok,

dsb. Catat apabila pasien telah mengkonsumsi obat-obatan tertentu, merokok,

minum alkohol, pasca transfusi, dsb. Catatan ini nantinya harus disertakan pada

lembar hasil laboratorium.

 Peralatan

Peralatan yang digunakan harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :

1. Bersih, kering

2. Tidak mengandung deterjen atau bahan kimia

3. Terbuat dari bahan yang tidak mengubah zat-zat dalam specimen

4. Sekali pakai buang (disposable)

5. Steril (terutama untuk kultur kuman)

6. Tidak retak/pecah, mudah dibuka dan ditutup rapat, ukuran sesuai dengan

volume specimen

7
 Antikoagulan

Antikoagulan adalah bahan kimia yang digunakan untuk mencegah

pembekuan darah. Jenis antikoagulan yang dipergunakan harus disesuaikan

dengan jenis pemeriksaan yang diminta. Volume darah yang ditambahkan juga

harus tepat.

 Pemilihan Lokasi Pengambilan Spesimen

Tentukan lokasi pengambilan spesimen sesuai dengan jenis spesimen yang

diperlukan, seperti :

1. Darah vena umumnya diambil dari vena lengan (median cubiti, vena

cephalic, atau vena basilic). Tempat pengambilan tidak boleh pada jalur

infus atau transfusi, bekas luka, hematoma, oedema, canula, fistula.

2. Darah arteri umumnya diambil dari arteri radialis (pergelangan tangan),

arteri brachialis (lengan), atau arteri femoralis (lipat paha).

3. Darah kapiler umumnya diambil dari ujung jari tengah atau jari manis

tangan bagian tepi atau pada daerah tumit 1/3 bagian tepi telapak kaki pada

bayi. Tempat yang dipilih untuk pengambilan tidak boleh memperlihatkan

gangguan peredaran darah seperti sianosis atau pucat.

4. Spesimen untuk pemeriksaan biakan kuman diambil dari tempat yang

sedang mengalami infeksi, kecuali darah dan cairan otak.

 Waktu Pengambilan

Penentuan waktu pengambilan spesimen penting untuk diperhatikan :

1. Umumnya pengambilan dilakukan pada waktu pagi (ideal).

2. Spesimen untuk kultur kuman diambil sebelum pemberian antibiotic.

8
3. Spesimen untuk pemeriksaan GO diambil 2 jam setelah buang air yang

terakhir.

4. Spesimen untuk malaria diambil pada waktu demam.

5. Spesimen untuk mikrofilaria diambil pada tengah malam.

6. Spesimen dahak untuk pemeriksaan BTA diambil pagi hari setelah bangun

tidur.

7. Spesimen darah untuk pemeriksaan profil besi diambil pada pagi hari dan

setelah puasa 10-12 jam

3. Pengambilan Spesimen

Hal-hal yang harus diperhatikan pada pengambilan spesimen adalah :

1. Tehnik atau cara pengambilan. Pengambilan spesimen harus dilakukan dengan

benar sesuai dengan standard operating procedure (SOP) yang ada.

2. Cara menampung spesimen dalam wadah/penampung.

 Seluruh sampel harus masuk ke dalam wadah (sesuai kapasitas), jangan

ada yang menempel pada bagian luar tabung untuk menghindari bahaya

infeksi.

 Wadah harus dapat ditutup rapat dan diletakkan dalam posisi berdiri untuk

mencegah spesimen tumpah.

 Memindahkan spesimen darah dari syringe harus memperhatikan hal-hal

seperti berikut :

a. Darah harus segera dimasukkan dalam tabung setelah sampling.

b. Lepaskan jarum, alirkan darah lewat dinding tabung perlahan-lahan

agar tidak terjadi hemolisis.

9
c. Untuk pemeriksaan kultur kuman dan sensitivitas, pemindahan sampel

ke dalam media dilakukan dengan cara aseptic.

d. Pastikan jenis antikoagulan dan volume darah yang ditambahkan tidak

keliru.

e. Homogenisasi segera darah yang menggunakan antikoagulan dengan

lembut perlahan-lahan. Jangan mengkocok tabung keras-keras agar

tidak hemolisis.

 Sumber-sumber kesalahan pada pengambilan spesimen darah :

1. Pemasangan turniquet terlalu lama dapat menyebabkan :

 Protein (termasuk enzim) , Ca2+, laktat , fosfat, dan Mg2+ meningkat.

 pH menurun, hemokonsentrasi.

 PPT dan APTT mungkin memendek karena pelepasan tromboplastin

jaringan ke dalam sirkulasi darah.

2. Pemompaan menyebabkan kalium, laktat, glukosa, dan Mg2+ meningkat,

sedangkan pH menurun.

3. Pengambilan darah terlalu lama (tidak sekali tusuk kena) dapat

menyebabkan :

 Trombosit dan fibrinogen menurun; PPT dan APTT memanjang.

 Kalium, LDH dan SGPT/ALT meningkat.

4. Pengambilan darah pada jalur infus dapat menyebabkan :

 Natrium meningkat pada infus saline.

 Kalium meningkat pada infus KCl.

 Glukosa meningkat pada infus dextrose.

10
 PPT, APTT memanjang pada infus heparine.

 Kreatinin, fosfat, LDH, SGOT, SGPT, Hb, Hmt, lekosit, trombosit,

eritrosit menurun pada semua jenis infus.

5. Homogenisasi darah dengan antikoagulan yang tidak sempurna atau

keterlambatan homogenisasi menyebabkan terbentuknya bekuan darah.

6. Hemolisis dapat menyebabkan peningkatan K+, Mg2+, fosfat,

aminotransferase, LDH, fosfatase asam total.

4. Identifikasi Spesimen

Pemberian identitas pasien dan atau spesimen adalah tahapan yang harus

dilakukan karena merupakan hal yang sangat penting. Pemberian identitas meliputi

pengisian formulir permintaan pemeriksaan laboratorium dan pemberian label pada

wadah spesimen. Keduanya harus cocok sama. Pemberian identitas ini setidaknya

memuat nama pasien, nomor ID atau nomor rekam medis serta tanggal

pengambilan. Kesalahan pemberian identitas dapat merugikan.

Untuk spesimen berisiko tinggi (HIV, Hepatitis) sebaiknya disertai tanda

khusus pada label dan formulir permintaan laboratorium.

5. Pengiriman Spesimen ke Laboratorium

Spesimen yang telah dikumpulkan harus segera dikirim ke laboratorium :

a. Sebelum mengirim spesimen ke laboratorium, pastikan bahwa spesimen telah

memenuhi persyaratan seperti yang tertera dalam persyaratan masing-masing

pemeriksaan.

b. Apabila spesimen tidak memenuhi syarat agar diambil / dikirim ulang.

11
c. Pengiriman spesimen disertai formulir permintaan yang diisi data yang

lengkap. Pastikan bahwa identitas pasien pada label dan formulir permintaan

sudah sama.

d. Secepatnya spesimen dikirim ke laboratorium. Penundaan pengiriman

spesimen ke laboratorium dapat dilakukan selambat-lambatnya 2 jam setelah

pengambilan spesimen. Penundaan terlalu lama akan menyebabkan perubahan

fisik dan kimiawi yang dapat menjadi sumber kesalahan dalam pemeriksaan,

seperti :

 Penurunan kadar natrium ( Na+ ), glukosa darah, angka lekosit, angka

trombosit.

 Perubahan morfologi sel darah pada pemeriksaan mikroskopik.

 PPT / APTT memanjang.

 Peningkatan kadar kalium ( K+ ), phosphate, LDH, SGPT.

 Lisisnya sel pada sample LCS, transudat, eksudat.

 Perkembangbiakan bakteri.

e. Pengiriman sample sebaiknya menggunakan wadah khusus, misalnya berupa

kotak atau tas khusus yang tebuat dari bahan plastik, gabus (styro-foam) yang

dapat ditutup rapat dan mudah dibawa.

6. Penanganan Spesimen

 Identifikasi dan registrasi specimen

 Seluruh spesimen harus diperlakukan sebagai bahan infeksius

 Patuhi cara pengambilan spesimen dan pengisian tabung yang benar

 Gunakan sentrifus yang terkalibrasi

12
 Segera pisahkan plasma atau serum dari darah dalam tabung lain, tempeli label

 Segera distribusikan spesimen ke ruang pemeriksaan

7. Penyimpanan Spesimen

 Penyimpanan spesimen dilakukan jika pemeriksaan ditunda atau spesimen

akan dikirim ke laboratorium lain

 Lama penyimpanan harus memperhatikan, jenis pemeriksaan, wadah dan

stabilitasnya

 Hindari penyimpanan whole blood di refrigerator

 Sampel yang dicairkan (setelah dibekukan) harus dibolak-balik beberapa kali

dan terlarut sempurna. Hindari terjadinya busa

 Simpan sampel untuk keperluan pemeriksaan konfirmasi / pengulangan

 Menyimpan spesimen dalam lemari es dengan suhu 2-8ºC, suhu kamar, suhu -

20ºC, -70ºC atau -120ºC jangan sampai terjadi beku ulang

 Untuk jenis pemeriksaan yang menggunakan spesimen plasma atau serum,

maka plasma atau serum dipisahkan dulu baru kemudian disimpan

 Memberi bahan pengawet pada specimen

 Menyimpan formulir permintaan lab di tempat tersendiri

b. Kesalahan perhitungan dan penulisan

Pencatatan Hasil.

Pada waktu bekerja di laboratorium yang harus diperhatikan adalah ketelitian

(presisi) dan ketepatan (akurasi) dari suatu pemeriksaan. Ketelitian diartikan kesesuaian

hasil pemeriksaan laboratorium yang diperoleh apabila pemeriksaan dilakukan

13
berulang. Ketepatan diartikan kesesuaian hasil pemeriksaan laboratorium dengan nilai

yang seharusnya.

1. Ketelitian

Suatu pemeriksaan umumnya lebih mudah dilihat ketidaktelitian (impresisi)

daripada ketelitian (presisi). Impresisi dapat dinyatakan dengan besarnya SD

(Standard Deviasi) atau CV (Koefisien variasi). Makin besar SD dan CV makin

tidak teliti. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi ketelitian yaitu : alat, metode

pemeriksaan, volume/kadar bahan yang diperiksa, waktu pengulangan dan tenaga

pemeriksa.

2. Ketepatan

Pada suatu pemeriksaan umumnya dinyatakan ketidaktepatan (inakurasi)

daripada ketepatan (akurasi). Inakurasi adalah perbedaan antara nilai yang

diperoleh dengan nilai sebenarnya (true value). Ketepatan pemeriksaan terutama

dipengaruhi oleh spesifisitas metode pemeriksaan dan kualitas larutan standar. Agar

pemeriksaan hasilnya tepat, maka harus dipilih metode pemeriksaan yang memiliki

spesifisitas analitis yang tinggi.

3. Uji ketelitian

Hasil laboratorium digunakan untuk menentukan diagnosis, pemantauan

pengobatan dan meramalkan prognosis, maka amatlah perlu untuk selalu menjaga

mutu hasil pemeriksaan, dalam arti mempunyai tingkat akurasi dan presisi yang

dapat dipertanggung jawabkan.

14
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Kesalahan non-teknik merupakan kesalahan yang biasanya dijumpai pada tahap pra

analitik atau pasca analitik. Kesalahan pada pra analitik misalnya kesalahan pada pengambilan

sampel (Sampling error) seperti kesalahan pada persiapan pasien, kesalahan pada pemberian

identitas, kesalahan pada pengambilan dan penampungan spesimen, kesalahan pada pengolahan

dan penyimpanan spesimen, kerusakan spesimen karena penyimpanan atau transportasi.

Kesalahan sering pula terjadi pada penghitungan dan penulisan (Cleritical error). Pada pasca

analitik kesalahan dapat terjadi berupa penulisan dan pengimputan hasil.

B. Saran

Demikianlah makalah ini dibuat. Saran dan kritik yang membangun sangat diharapkan guna

tercapainya kesempurnaan.

15
DAFTAR PUSTAKA

http://perpus.umpalangkaraya.ac.id/digilib/files/disk1/3/123-dfadf-dewisetian-134-2-isi.pdf

http://yuniartamala24.mahasiswa.unimus.ac.id/2017/07/26/pemantapan-mutu-laboratorium-

kesehatan/

http://www.labkes.info/2015/10/pemantapan-mutu-pra-analitik.html

16

Anda mungkin juga menyukai