Anda di halaman 1dari 104

PRAKTEK BELAJAR KLINIK

DI INSTALASI LABORATORIUM PATOLOGI KLINIK

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH CIBABAT CIMAHI

LAPORAN

Disusun oleh :

Imbang Sukmaningrum 411117033

Gita Fitriani 411117038

Chintya Laras 411117050

Sita Nuramalia 411117087

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN JENDERAL ACHMAD YANI

PROGRAM STUDI ANALIS KESEHATAN (D-3)

CIMAHI

2019
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Kegiatan Praktek Belajar Klinik


Dibuat sebagai syarat dalam melengkapi kegiatan praktek belajar klinik.

Menyetujui, Menyetujui,
Pembimbing Instalasi Laboratorium Pembimbing Institusi
Patologi Klinik RSUD Cibabat Cimahi Stikes Jenderal A.Yani Cimahi

Hj. Sussylawati Kasiman, dr.,Sp.PK Iis Herawati, S.Pd.,M.Kes


NIP. 195710111983122001 NIDN: 0406057302

Mengetahui, Mengetahui,
Kepala Instalasi Laboratorium Ketua Prodi Analis Kesehatan (D-3)
Patologi Klinik RSUD Cibabat Cimahi Stikes Jenderal A.Yani Cimahi

Hj. Sussylawati Kasiman, dr.,Sp.PK Iis Herawati, S.Pd.,M.Kes


NIP. 195710111983122001 NIDN. 0406057302
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji serta syukur penulis panjatkan kehadiran Tuhan YME

yang telah memberikan rahmat, hidayah dan ridho-Nya sehingga kami dapat

menyelesaikan kegiatan Praktek Belajar Klinik (PBK) beserta penyusunan

laporannya. Maksud dan tujuan pembuatan laporan ini sebagai salah satu syarat

untuk menyelesaikan tugas kegiatan Praktek Belajar Klinik (PBK). Dengan

kegiatan PBK ini , kami mendapatkan ilmu baru serta dapat memenuhi target

kompetensi program praktek belajar klinik dan mendapatkan pengalaman secara

langsung di Rumah Sakit.

Kegiatan Praktik Belajar Klinik ini merupakan salah satu cara menerapkan

teori yang telah dipelajari di kampus, sehingga setelah lulus nanti diharapkan kami

akan lebih siap dan matang untuk memasuki dunia kerja.

Laporan kegiatan ini dibuat sebagai hasil dari pengamatan dan kegiatan

kami selama berada di Laboratorium Rumah Sakit. Proses belajar mencakup

pengamatan secara terbimbing oleh pembimbing lahan, mulai dari tahap pra

analitik, analitik, dan post analitik. Dengan seluruh rangkaian tersebut, kami lebih

mengetahui gambaran nyata dari bidang operasional di Laboratorium.

Dalam penyelesaian laporan ini, tidak terlepas dari bantuan banyak pihak

yang telah memberikan masukan serta arahan kepada penulis. Untuk itu penulis

banyak mengucapkan terimakasih kepada :

i
1. Ketua Stikes

Yth Bapak Gunawan Irianto, dr., M.kes

2. Yth Hj. Sussylawati Kasiman, dr.,Sp.PK, selaku pembimbing di instalasi

Laboratorium

3. Yth ibu Iis Herawati, S.Pd.,M.Kes, selaku pembimbing institusi Stikes Jenderal

A.Yani Cimahi.

4. Yth Ibu Iis Herawati, S.Pd.,M.Kes, selaku ketua Program Studi Analis

Kesehatan (D-3)

5. Seluruh staf dan analis kesehatan di Instalasi Laboratorium RSUD Cibabat

Cimahi

6. Seluruh dosen Stikes Jenderal A.Yani Cimahi

7. Kepada seluruh teman-teman angkatan 11 yang telah membantu dalam

penyusunan laporan ini hingga selesai dengan baik.

Kami sadar bahwa laporan ini masih jauh dari kata sempurna, maka dari itu

kami berharap kritik dan saran dari pembaca yang dapat menjadikan laporan ini

menjadi lebih baik lagi. Kami berharap laporan ini bermanfaat bagi pembaca dan

bisa sebagai referensi untuk pembuatan laporan mendatang.

Cimahi, November 2019

ii
ABSTRAK

PROGRAM STUDI ANALIS KESEHATAN (D-III) SEKOLAH TINGGI ILMU


KESEHATAN JENDERAL ACHMAD YANI CIMAHI 2018

IMBANG SUKMANINGRUM (411117033), GITA FITRIANI (41117038),


CHINTYA LARAS (411117050), SITA NURAMALIA (411117087)

Dalam upaya memenuhi proses pembelajaran dan sebagai upaya mencapai target
kompetensi maka Program Studi D III Analis Kesehatan Stikes Jenderal Achmad
Yani Cimahi pada semester V memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk
mengikuti mata kuliah Praktek Belajar Klinik (PBK) secara langsung di
laboratorium klinik sehingga mahasiswa dapat mengamati proses opersional
laboratorium mencakup pra analitik, analitik dan post analitik. Laboratorium klinik
Rumah Sakit Umum Daerah Cibabat terletak di gedung B lantai 1. Tata letak ruang
laboratoriun klinik Rumah Sakit Umum Daerah Cibabat terdiri dari beberapa
ruangan yang dipisahkan oleh pintu dari setiap bagian, dan ruang pemeriksaan
memiliki dua pintu akses, yang satu menuju tempat dekstruksi, satu lagi menuju
pintu depan yang didalamnya terdapat empat sub tempat pemeriksaan. Empat sub
bagian pemeriksaan yaitu pemeriksaan hematologi, pemeriksaan kimia klinik,
pemeriksaan urin dan feses rutin, dan pemeriksaan imunologi. Sedangakan untuk
pemeriksaan mikrobiologi laboratorium terletak disebelah Poli DOT. Pemeriksaan
hematologi yang biasanya dilakukan adalah hematologi rutin dengan menggunakan
2 alat Hematology Analyzer Mindray BC-5300 dengan spesifikasi keduanya sama.
Pemeriksaan urin dan feces rutin masih secara manual yaitu pemeriksaan secara
makroskopis dan mikroskopis, sedangkan untuk pemeriksaaan urin rutin dengan
metode carik celup menggunakan Urine Analyzer Aution Eleven AE-40 ARKRAY.
Pemeriksaan kimia klinik menggunakan Autoanalyzer kimia ABX Pentra 400.
Pemeriksaan imunologi meliputi pemeriksaan Anti HBS, Anti HCV, HbsAg, Anti
HAV, Anti HIV, HbeAg, HbsAg menggunakan alat Minividas. Pemeriksaan
elektrolit meliputi pemeriksaan natrium, kalium, kalsium, dan klorida
menggunakan AUDICOM AC9801. Pada pemeriksaan mikrobiologi dilakukan
pemeriksaan preparat BTA (Bakteri Tahan Asam). Kegiatan yang telah didapat
selama PBK adalah mengikuti sistem administrasi di laboratorium, bekerja aman
sesuai prosedur dan kebijakan, menyiapkan larutan kerja,dan mendapatkan
sampel/spesimen representatif

Kata kunci : PBK, Laboratorium, RSUD Cibabat

iii
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN .........................................................................................................
KATA PENGANTAR................................................................................................................ i
ABSTRAK..............................................................................................................................iii
DAFTAR ISI.............................................................................Error! Bookmark not defined.
BAB I .................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN ................................................................................................................... 1
A. Latar Belakang ...................................................................................................... 1
B. Tujuan .................................................................................................................... 3
C. Ruang Lingkup PBK ............................................................................................ 3
BAB II ................................................................................................................................... 5
PROFIL LABORATORIUM INSTANSI ..................................................................................... 5
A. Susunan Organisasi .............................................................................................. 5
B. Beban dan Tugas ................................................................................................... 5
C. Kegiatan Laboratorium...................................................................................... 17
BAB III ................................................................................................................................ 21
LABORATORIUM ............................................................................................................... 21
A. Tata Letak Laboratorium .................................................................................. 21
B. Personalia............................................................................................................. 21
C. Kegiatan laboratorium ....................................................................................... 22
D. Administrasi Laboratorium ................................................................................... 54
E. Alur Bahan Pemeriksaan .......................................................................................... 61
F. Penanggulangan Dampak Laboratorium terhadap Kesehatan Lingkungan .......... 62
G. Kegiatan yang Dilakukan Selama PBK di Laboratorium .................................... 64
BAB IV................................................................................................................................ 68
PEMBAHASAN ................................................................................................................... 68
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ...................................................................................... 88
A. Kesimpulan ............................................................................................................ 88
B. Saran ..................................................................................................................... 91
LAMPIRAN .................................................................................................................. 93

iv
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kesehatan merupakan salah satu bagian terpenting dalam kehidupan

manusia, karena tanpa kesehatan yang prima, kita sebagai manusia tidak dapat

berkarya secara penuh untuk membuahkan hasil yang optimal. Kehadiran

laboratorium kesehatan sangat penting adanya dalam memantau kesehatan

seseorang. Sesuai dengan perannya, laboratorium kesehatan saat ini merupakan

satu hal utama yang dapat membantu proses pelayanan kesehatan karena

dianggap memiliki peran vital utnuk mengetahui kondisi kesehatan yang di

gunakan untuk mendukung upaya penyembuhan, pemulihan kesehatan serta

untuk menunjang diagnosis medis suatu penyakit sehingga seorang dokter dapat

mengambil tindakan yang tepat.

Dalam suatu laboratorium kesehatan, dibutuhkan sumber daya manusia

yang kompeten untuk menjalanan kan seluruh tindak operasional laboratorium

sehingga hasil pemeriksaan dapat dipercaya dan di pertanggungjawabkan

kebenarannya. Petugas yang berwenang dalam menjalankan serangkaian

pemeriksaan laboratorium kesehatan adalah mereka yang memiliki kompetensi

di semua bidang pemeriksaan laboratorium dan telah menjalankan pendidikan

minimal D-3 di bidang analis kesehatan atau teknologi laboratorium medik.

1
2

PBK atau praktek belajar klinik merupakan salah satu kurikulum

pembelajaran dari program studi (D-3) Analis Kesehatan STIKES Jenderal

Achmad Yani Cimahi dan merupakan upaya untuk meningkatkan keterampilan

mahasiswa. Mata kuliah praktek belajar klinik (PBK) ini diberikan di semester

V. pada mata kuliah ini mahasiswa dapat memperoleh kesempatan untuk

mengamati proses operasional laboratorium secara langsung di lapangan

(laboratorium rumah sakit dan laboratorium klinik) dengan dibimbing oleh

pembimbing lapangan dan pembimbing institusi. Dengan melaksanakan mata

kuliah ini diharapkan mahasiswa dapat lebih mmeperoleh gambaran nyata dari

tiap bidang operasional laboratorium terutama yang berkaitan dengan

kompetensi utama analis (analist of health core competency).

Praktek belajar klinik (PBK) adalah mata kuliah yang telah dirancang

untuk memberikan pengalaman praktek belajar klinik bagi mahasiswa yang

merupakan penerapan dari mata kuliah yang telah diberikan pada semester I

hingga semester IV. Pada mata kuliah ini mahasiswa akan mendapat gambaran

nyata mengenai proses operasional laboratorium yang di mulai dari tahap pra

analitik, analitik dan pasca analitik. Sehubungan dengan hal tersebut mahasiswa

analis kesehatan membutuhkan mata kuliah Praktek Belajar Klinik (PBK) yang

bermanfaat sebagai sarana latihan praktik lapangan sebelum terjun ke dunia

kerja.
3

B. Tujuan

1. Tujuan Instruksional Umum

Setelah mengikuti perkuliahan ini mahasiswa di harapkan dapat

memahami dan mampu melakukan proses pre-analisis, analisis dan post

analisis di bidang hematologi, kimi klinik, imunologi-serologi, parasitologi,

imunohematologi dan mikrobiologi.

2. Tujuan Instruksional Khusus

Setelah mengikuti pembelajaran mata kuliah ini mahasiswa di

harapkan mampu :

a. Mengenal ruang lingkup bidang operasional di laboratorium

b. Mengenal sistem administrasi di laboratorium

c. Melakukan persiapan alat, bahan, media dan reagensia yang akan

digunakan untuk pemeriksaan sampel

d. Melakukan persiapan dan pengambilan spesimen/sampel yang akan

diigunakan untuk pemeriksaan

e. Melakukan pemeriksaan sederhana di bidang hematologi, kimia klinik,

imunologi dan mikrobiologi

f. Melaporkan dan mendokumentasikan hasil pemeriksaan laboratorium

g. Melakukan penanganan akhir terhadap alat, bahan, media, reagensia, dan

limbah bekas pemeriksaan

h. Melakukan komunikasi dengan pasien dan personil laboratorium

C. Ruang Lingkup PBK

1. Tempat dan Waktu


4

Penulis melakukan praktek belajar klinik (PBK) di Laboratorium

Patologi Klinik RSUD Cibabat Cimahi yang berlokasi di Jalan Jenderal Haji

Amir Machmud no.140 Cimahi. Penulis melaksanakan praktek belajar

klinik (PBK) selama 23 hari terhitung dari tanggal 4 novermber sampai

dengan 30 november 2019. Dengan ketentuan sebagai berikut ;

a. Praktek Belajar Klinik (PBK) dilaksanakan setiap hari senin – sabtu.

b. Pelaksanaan Praktek Belajar Klinik (PBK) dimulai pada pukul 07.30 –

14.30 WIB.

2. Kegiatan PBK

Kegiatan yang dilakukan selama mengikuti Praktek Belajar Klinik

adalah :

a. Menerima formulir pemeriksaan dan verifikasi identitas pasien

b. Menerima dan mengambil specimen pasien

c. Menyiapkan alat dan bahan untuk pemeriksaan specimen/sampel

d. Melakukan analisa laboratorium : pemeriksaan kimia klinik,

hematologi, imunohematologi, dan mikrbiologi.

e. Melakukan pencatatan dan pelaporan hasil.


BAB II

PROFIL LABORATORIUM INSTANSI

A. Susunan Organisasi

Laboratorium Patologi Klinik RSUD Cibabat Cimahi mempunyai

struktur organisasi sebagai berikut :

Gambar 2.1 Struktur Organisasi Instalasi Laboratorium RSUD


Cibabat
(Sumber : dokumentasi intalasi laboratorium patologi klinik RSUD

cibabat)

B. Beban dan Tugas

1. Kepala Instalasi Laboratorium Patologi Klinik

Uraian Tugas Kepala Instalasi Laboratorium Patologi Klinik diantaranya:

a. Mengevaluasi dan merencanakan pembangunan laboratorium medik :

1) Menentukan jenis pemeriksaan yang harus dilakukan

5
6

2) Menentukan jumlah dan komponen laboratorium ( SDM, Sarana,

Prasarana, Peralatan, dll )

b. Mengkoordinir, mengawasi dan mengendalikan kegiatan laboratorium

meliputi :

1) Pengambilan dan pengumpulan spesimen

2) Pemilihan maupun menentukan metoda pemeriksaan

3) Pemanfaatan, pembakuan reagen, media bahan standar, bahan kontrol

4) Pemilihan, penentuan, pemanfaatan, perawatan dan pengecekan /

pengontrolan peralatan

5) Pemantapan kualitas laboratorium

6) Penentuan dan penyajian hasil pemeriksaan laboratorium

7) Pelaksanaan pencatatan dan pelaporan hasil pemeriksaan laboratorium

8) Pelaksanaan pencatatan dan pelaporan hasil pemeriksaan laboratorium

9) Kegiatan rujukan pemeriksaan laboratorium

c. Peningkatan kualitas SDM dengan pembinaan, pelatihan dan pendidikan

d. Pemeliharaan kesehatan dan keselamatan di lingkungan kerja

2. Koordinator Pelayanan

Uraian Tugas Koordinator Pelayanan, diantaranya :

1) Mengkoordinir pelayanan laboratorium agar sesuai dengan prosedur

yang telah ditetapkan

2) Mengkoordinir pengusulan kebutuhan reagen, AHP, alkes dan SDM

yang dibutuhkan untuk menunjang pelayanan

3) Mengkoordinir pencatatan dan pelaporan penerimaan, pengeluaran

reagen, AHP dan alkes laboratorium


7

4) Mengkoordinir kegiatan medical check up staf laboratorium

5) Memberi masukan Kepada Kepala Instalasi Patologi Klinik tentang

teknis pelayanan yang disesuaikan dengan rencana pengembangan

laboratorium

6) Menilai kegiatan orientasi karyawan baru laboratorium

3. Koordinator Mutu

Uraian Tugas Koordinator Mutu, diantaranya :

1) Mengkoordinir dan mengumpulkan hasil pemeriksaan pemantapan

mutu internal maupun eksternal

2) Menyelesaikan masalah mutu dan meningkatkan mutu pelayanan

dengan melakukan koordinasi dengan Kepala Instalasi dan Koordinator

Pelayanan Laboratorium

3) Membuat laporan hasil evaluasi Kegiatan Pemantapan Mutu Internal

dan Pemantapan Mutu Eksternal

4) Melakukan pembinaan dan transfer of knowledge petugas laboratorium

4. Supervisi dan Penanggung Jawab Teknis Medik

Uraian Tugas Supervisi dan Penanggung Jawab Teknis Medik,

diantaranya :

1) Melakukan supervisi pelayanan laboratorium meliputi pelayanan

Rawat Jalan, Rawat Inap dan Pelayanan 24 jam

2) Melakukan penjadwalan dinas petugas jaga analis maupun kurir

laboratorium

3) Melakukan penjadwalan dan rotasi tugas analis

4) Mengatur jadwal lembur


8

5) Menyusun SKP staff laboratorium

6) Menyelesaikan masalah pelayanan yang berhubungan dengan teknis

medik di unit rawat jalan, rawat inap dan IGD

7) Melakukan pengarsipan semua dokumen laboratorium

8) Membuat absensi petugas laboratorium

5. Penanggung Jawab Administrasi

Uraian Tugas Penanggung Jawab Administrasi, diantaranya :

1) Melakukan pencatatan, pelaporan reagen dan bahan habis pakai yang

diterima dan dikeluarkan setiap hari dan bulanan

2) Melakukan pencatatan dan pelaporan alat laboratorium yang diterima

3) Melakukan pencatatan pemeliharaan dan perbaikan pelaporan alat

laboratorium

4) Melakukan usulan kebutuhan reagen dan bahan habis pakai ke Kepala

Instalasi Laboratorium

5) Melaksanakan tugas jasa sesuai dengan daftar jaga

6) Melakukan pencatatan inventaris alat laboratorium

7) Melakukan pencatatan kalibrasi alat laboratorium

6. Bagian Alat – Alat Laboratorium

Uraian Tugas Bagian Alat – Alat Laboratorium, diantaranya :

1) Menerima, mencatat dan menyimpan alat laboratorium

2) Mengatur pemakaian, pemeliharaan, kalibrasi dan perbaikan sesuai

dengan kebutuhan ( protap )

3) Mengajukan permintaan alat sesuai dengan kebutuhan


9

4) Mengkoordinir permintaan kebutuhan alat sesuai dengan prosedur yang

telah di tetapkan

5) Melaksanakan pencatatan dan pelaporan kegiatan diatas

6) Melaksanakan tugas jaga sesuai dengan daftar jaga

7. Bagian Reagen dan Bahan Habis Pakai

Uraian Tugas Bagian Reagen dan Bahan Habis Pakai, diantaranya :

1) Membantu Penanggung Jawab Administrasi dalam menyusun tata

administrasi rencana kebutuhan reagen dan bahan habis pakai, ATK

dan alat rumah tangga

2) Membantu Penanggung Jawab Administrasi dalam pencatatan

penerimaan dan penyimpangan dan pengeluaran reagen, alat habis,

ATK, dan alat rumah tangga pakai sesuai dengan kebutuhan

3) Membantu mengkoordinir permintaan kebutuhan-kebutuhan reagen,

alat habis pakai sesuai, ATK dan alat rumah tangga dengan prosedur

yang telah ditetapkan

4) Melaksanakan tugas jaga sesuai dengan daftar jaga

8. Bagian Sumber Daya Manusia ( SDM )

Uraian Tugas Bagian Sumber Daya Manusia, diantaranya :

1) Berkoordinasi dengan seluruh staf laboratorium untuk menyusun dan

melengkapi data kepegawaian di Instalasi Laboratorium Patologi

Klinik

2) Berkoordinasi dengan seluruh staf dalam penyusunan perencanaan

pengembangan, pendidikan dan pelatihan bagi staf laboratorium dan

mengajukannya Kepada Kepala Instalasi Laboratorium Patologi Klinik


10

melalui supervise dan penanggung jawab teknis medis dan Koordinator

Pelayanan Laboratorium

3) Memberikan laporan pelatihan dan pendidikan staf laboratorium

Kepada kepala Instalasi Laboratorium Patologi Klinik melalui

Penanggung Jawab Administrasi dan Koordinator Pelayanan

Laboratorium

4) Mengkoordinir kegiatan orientasi petugas laboratorium yang baru

5) Melaksanakan tugas jaga sesuai dengan daftar jaga

9. Bagian Rawat Jalan

Uraian Tugas Bagian Rawat Jalan, diantaranya :

1) Membantu supervisi pelayanan dalam melakukan koordinasi dengan

petugas medis, analis, perawat dan administrasi untuk pelaksanaan

pelayanan laboratorium rawat jalan

2) Memberi masukan kepada Supervisi dan Penanggung Jawab Teknis

Medis pelayanan laboratorium tentang pembagian tugas analis, tugas

jaga, pergantian petugas yang tidak hadir dan usulan pengembangan

pelayanan laboratorium di Unit Rawat jalan

3) Melakukan pencatatan dan sampel yang diterima dari ruangan rawat

jalan

4) Melakukan penilaian kualitas sampel yang diterima dari ruangan rawat

jalan

5) Melakukan pengambilan dan pengumpulan sampel dari pasien rawat

jalan

6) Melaksanakan tugas jaga sesuai dengan daftar jaga


11

10. Bagian Rawat Inap

Uraian Tugas Bagian Rawat Inap, diantaranya :

1) Membantu Penanggung Jawab pelayanan dalam melakukan koordinasi

dengan petugas medis, analis, perawat dan administrasi untuk

pelaksanaan pelayanan laboratorium Rawat Inap

2) Memberi masukan kepada Penanggung Jawab Pelayanan Laboratorium

tentang pembagian tugas analis, tugas jaga, pergantian petugas yang

tidak hadir dan usulan pengembangan pelayanan laboratorium di Unit

Rawat Inap

3) Melakukan pencatatan data pasien dan sampel yang diterima dari

ruangan rawat inap

4) Melakukan penilaian kualitas sampel yang diterima dari ruangan rawat

inap

5) Melaksanakan tugas jaga sesuai dengan daftar jaga

11. Bagian Pelayanan 24 Jam

Uraian Tugas Bagian Pelayanan 24 Jam, diantaranya :

1) Membantu Supervisi dan Penanggung Jawab Teknis Medis untuk

melakukan koordinasi dengan petugas medis, analis, perawat, petugas

administrasi dan keuangan untuk pelaksanaan pelayanan laboratorium

cito diluar jam kerja

2) Membantu Supervisi dan Penanggung Jawab Teknis Medis dalam

menyusun dan mengusulkan daftar petugas yang melaksanakan tugas

jaga diluar jam kerja melalui Penanggung Jawab Pelayanan

Laboratorium
12

3) Melaksanakan tugas jaga sesuai dengan daftar jaga

12. Bagian Hematologi

Uraian Tugas Bagian Hematologi, diantaranya :

1) Mempersiapkan reagen, bahan habis pakai dan alat hematologi yang

akan dipergunakan

2) Melakukan pemeriksaan Pemantapan Mutu Internal dan Eksternal

hematologi

3) Menghitung nilai standar deviasi serta mencatat dan melaporkan ke

Dokter Spesialis Patologi Klinik yang bertugas di bagian mutu

4) Melakukan penilaian kualitas sampel untuk pemeriksaan hematologi

5) Melakukan pemeriksaan hematologi semua sampel dari pasien rawat

jan, rawat inap dan IGD

6) Melakukan pemeriksaan hemostasis semua sampel dari pasien rawat

jalan, rawat inap dan IGD

7) Bertanggung jawab atas pemakaian reagem dan bahan habis pakai,

kebersihan alat serta mengajukan kebutuhan reagen dan alat, bahan

habis pakai melalui penanggung jawab reagen dan alat, bahan habis

pakai

8) Bertanggung jawab atas pemakaian dan pemeliharaan peralatan

laboratorium yang dipakai, serta mengajukan kebutuhan serta

melaporkan kepada penanggung jawab alat inventaris bila ada

kerusakan alat hematologi

9) Pengecekan alat sebelum dan sesudah pemeriksaan

10) Melaksanakan tugas jaga sesuai dengan daftar jaga


13

13. Bagian Kimia Klinik

Uraian Tugas Bagian Kimia Klinik, diantaranya :

a. Petugas Utama Kimia Klinik

1) Melakukan persiapan alat kimia, reagen dan alat bantu lainnya

2) Melakukan penilaian kualitas sampel yang akan diperiksa

3) Melakukan pencatatan sampel yang akan diperiksa

4) Melakukan penanganan sampel untuk pemeriksaan kimia

5) Melakukan pemeriksaan Pemantapan Mutu Kimia Klinik (PMI dan

PME) serta mencatat, menghitung standard deviasinya serta melaporkan

ke dokter Patologi Klinik yang bertugas dibagian mutu

6) Melakukan pemeriksaan kimia klinik semua sampel dari pasien rawat

jalan, rawat inap dan IGD pada jam kerja

7) Melakukan pencatatan hasil yang diperiksa serta melakukan test

konfirmasi / pengulangan pemeriksaan kimia bila ada hasil yang tidak

sesuai

8) Bertanggung jawab atas pemakaian reagen dan bahan habis pakai, serta

mengajukan kebutuhan reagen dan bahan habis pakai melalui

penanggung jawab reagen dan bahan habis pakai

9) Bertanggung jawab atas pemakaian dan pemeliharaan peralatan

laboratorium yang dipakai, kebersihan serta mengajukan kebutuhan serta

melaporkan kepada penanggung jawab alat inventaris bila ada kerusakan

alat kimia klinik

10) Melaksanakan tugas jaga sesuai dengan daftar jaga


14

b. Petugas Pendamping Kimia Klinik, diantaranya :

1) Melakukan pencatatan suhu kulkas dan ruangan

2) Melakukan pencatatan sampel pasien yang akan diperiksa

3) Melakukan penilaian kualitas sampel yang memenuhi syarat

pemeriksaan

4) Melakukan penanganan sampel

5) Melakukan pencatatan sampel untuk pemeriksaan elektrolit

6) Melakukan persiapan alat elektrolit, reagen dan alat bantu lainnya

7) Melakukan pemeriksaan pemantapan mutu elektrolit (PMI dan PME)

serta mencatat, menghitung standard deviasinya serta melaporkan ke

dokter Patologi Klinik yang bertugas dibagian mutu

8) Melakukan pemeriksaan elektrolit semua pasien rawat jalan, rawat inap

dan IGD pada jam kerja

9) Melakukan test konfirmasi / pengulangan pemeriksaan elektrolit bila

meragukan

10) Melakukan pelaporan nilai kritis

11. Bagian Rutin

Uraian Tugas Bagian Rutin, diantaranya :

1) Melakukan persiapan alat urinalisis, reagen dan alat habis pakai lainnya

untuk pemeriksaan rutin

2) Melakukan pemeriksaan Pemantapan Mutu Internal dan Pemantapan

Mutu Eksternal Urine dan Telur Cacing


15

3) Membuat pencatatan dan pelaporan hasil pemeriksaan urine dan telur

cacing tersebut serta melaporkan kepada dokter Patologi Klinik yang

bertugas dibagian mutu

4) Melakukan pemeriksaan Rutin (Urine, feses, cairan pleura, cairan

asites, cairan sendi, cairan mani dan likuor ) semua pasien rawat jalan,

rawat inap dan IGD

5) Membuat pencatatan dan pelaporan hasil pemeriksaan dan melakukan

test konfirmasi atau pengulangan untuk hasil rutin yang tidak sesuai

6) Bertanggung jawab atas pemakaian reagen dan bahan habis pakai, serta

mengajukan kebutuhan reagen dan bahan habis pakai melalui

penanggung jawab reagen dan alat habis pakai

7) Bertanggung jawab atas pemakaian dan pemeliharaan peralatan

laboratorium yang dipakai, kebersihan serta mengajukan kebutuhan

serta melaporkan kepada penanggung jawab alat inventaris bila ada

kerusakan alat untuk pemeriksaan rutin

8) Melaksanakan tugas jaga sesuai dengan daftar jaga

14. Bagian Mikrobiologi

Uraian Tugas Bagian Mikrobiologi, diantaranya :

1) Melaksanakan pencatatan spesimen dari pasien rawat jalan dari jam

08.00 sampai 10.00 WIB

2) Melakukan persiapan alat, reagen dan bahan habis pakai untuk

pemeriksaan mikrobiologi

3) Melakukan pemeriksaan Pemantapan Mutu Eksternal Mikrobiologi

4) Melakukan pencatatan semua sampel untuk pemeriksaan mikrobiologi


16

5) Menilai kualitas sampel untuk pemeriksaan mikrobiologi

6) Melakukan pemeriksaan mikrobiologi termasuk TCM untuk semua

pasien rawat jalan, rawat inap dan IGD

7) Membuat pencatatan dan pelaporan hasil pemeriksaan mikrobiologi

dan hasil pemeriksaan Pemantapan Mutu Mikrobiologi tersebut untuk

selanjutnya dilaporkan ke dokter patologi klinik yang bertugas dibagian

mutu

8) Melakukan test konfirmasi atau pengulangan pemeriksaan sampel

untuk hasil yang tidak sesuai

9) Bertanggung jawab atas pemakaian reagen dan bahan habis pakai, serta

mengajukan kebutuhan reagen dan alat habis pakai melalui penanggung

jawab reagen dan alat habis pakai

10) Bertanggung jawab atas pemakaian dan pemeliharaan peralatan

laboratorium yang dipakai, kebersihan serta mengajukan kebutuhan

serta melaporkan kepada penanggung jawab alat inventaris bila ada

kerusakan alat mikrobiologi

11) Menambahkan larutan khlorin 0,5% pada pot sputum yang sudah

diperiksa, lalu pot ditutu rapat

12) Melaksanakan tugas jaga sesuai dengan daftar jaga

15. Bagian Immunology

Uraian Tugas Bagian Immunology, diantaranya :

1) Melakukan pencatatan sampel dari ruang rawat inap dan sampel untuk

pemeriksaan serologi dari ruang rawat inap, rawat jalan dan IGD
17

2) Melakukan penilaian kualitas sampe; yang memenuhi syarat dan

mencatat sampel yang tidak memenuhi syarat dari sampel ruang rawat

inap, rawat jalan dan IGD

3) Melakukan pemeriksaan Pemantapan Mutu Internal dan Eksternal

Immunologi, mencatat dan melaporkan ke dokter patologi klinik yang

bertugas dibagian mutu

4) Melakukan pemeriksaan immunologi dan serologi semua pasien rawat

jalan, rawat inap dan IGD

5) Bertanggung jawab atas pemakaian reagen dan bahan habis pakai, serta

mengajukan kebutuhan reagen dan bahan habis pakai melalui

penanggung jawab reagen dan alat habis pakai

6) Bertanggung jawab atas pemakaian dan pemeliharaan peralatan

laboratorium yang dipakai, serta mengajukan kebutuhan serta

melaporkan kepada penanggung jawab alat inventaris bila ada

kerusakan alat immunologi

7) Melaksanakan yugas jaga sesuai dengan daftar jaga

C. Kegiatan Laboratorium

Kegiatan Laboratorium yang dilakukan oleh petugas laboratorium

Rumah Sakit Umum Daerah Cibabat Cimahi, meliputi :

1. Melakukan tugas administrasi (pemeriksaan dan pelayanan

laboratorium)

2. Melakukan pengambilan sampel darah

3. Melakukan pemeriksaan sampel yang berasal dari pasien rawat inap,

rawat jalan (umum), atau IGD.


18

4. Melakukan pemeriksaan sampel darah , feses, urin, sputum, likuor,

transudat, eksudat, pleura, sperma, dan lain sebagainya.

5. Melakukan rujukan pemeriksaan yang tidak dilakukan di laboratorium

Rumah Sakit Umum Daerah Cibabat Cimahi. Pemeriksaan yang

dirujuk diantaranya pemeriksaan apus tenggorok dan kultur bakteri.

6. Melakukan analisa pemeriksaan laboratorium :

a. Pemeriksaan hematologi, diantaranya pemeriksaan darah rutin :

Hemoglobin (Hb), hematokrit (Ht), hitung jumlah leukosit,

trombosit, dan Laju endap darah (LED), indeks eritrosit : ( MCV,

MCH, MCHC), Hitung jenis leukosit, Sediaan apus darah tepi,

sediaan sum-sum tulang, waktu perdarahan, waktu pembekuan, PT,

APTT, golongan darah, rhesus dan waktu rekaisifikasi.

b. Pemeriksaan Kimia klinik meliputi Liver Function Test (LFT) :

Gamma GT, Alkali phospatase (ALP), Protein total, albumin,

bilirubin total dan bilirubin direct/indirect, SGOT/SGPT. Faal ginjal

: ureum, kreatinin, ureum klirens, kreatinin klirens, asam urat,

lemak, kolestrol total, HDL, LDL, dan trigliserida. Pemeriksaan

Karbohidrat : glukosa puasa, glukosa sewaktu, glukosa 2 jam PP .

Pemeriksaan elektrolit yaitu Natrium (Na), Kalium (K), Kalsium

(Ca).

c. Pemeriksaan rutin meliputi pemeriksaan urin makroskopis yaitu

mengamati kejernihan, warna, dan bau. Pemeriksaan dipstick yaitu

protein urin, glukosa urin, urobilin, pH urin, Bilirubin urin,

urobiliinogen, leukosit, nitrit, eritrosit, dan keton. Pemeriksaan


19

mikroskopis meliputi pengamatan sel epitel, eritrosit, leukosit, dan

kristal. Pemeriksaan urin lainnya yaitu tes kehamilan dan urin

narkoba. Pemeriksaan feses makroskopis mengamati warna, bau,

konsistensi, darah, dan lendir. Pemeriksaan mikroskopis feses

mengamati leukosit, eritrosit, sel epitel, sisa makanan, dan telur

cacing.

d. Pemeriksaan khusus meliputi pemeriksaan likuor makroskopis yaitu

mengamati warna, kekeruhan, sedimen, dan bekuan. Pemeriksaan

mikroskopis yaitu hitung jumlah sel, menghitung jenis sel, dan

bakterioskopik. Pemeriksaan transudat dan eksudat makroskopis

yaitu mengamati warna, volume, kejernihan, bau, bekuan, kimiawi,

dan tes rivalta.

e. Pemeriksaan immunologi dan serologi diantaranya CRP, ASTO,

Anti-HIV, Widal, Tubex, HBsAg, Anti-HBsAg, dan troponin-I

f. Pemeriksaan Mikrobiologi yaitu pemeriksaan BTA


20
BAB III

LABORATORIUM

A. Tata Letak Laboratorium

Tata letak laboratorium patologi klinik RSUD Cibabat terletak di

Gedung B lantai 1 sebagai laboratorium klinik yang melakukan kegiatan

pemeriksaan sampel selama 24 jam .

Bagian laboratorium patologi klinik RSUD Cibabat Cimahi terdiri dari

beberapa ruangan yang dipisahkan oleh pintu disetiap bagian ,diantaranya

terdiri dari ruang kamar mandi, ruang tunggu pasien, ruang pendaftaran, ruang

sampling, ruang kamar mandi pegawai laboratorium, ruang administrasi dan

pengambilan hasil, ruang mushola, ruang dokter, ruang makan, dan terdapat

juga ruang pemeriksaan yang terbagi – bagi sesuai pemeriksaan serta ruang

pencucian atau sterilisasi alat yang dipisahkan.

Ruang pemeriksaan sampel didalam terbagi 5 sub bagian pemeriksaan

yaitu terdiri dari pemeriksaan urine rutin, pemeriksaan kimia klinik,

pemeriksaan imunoserologi, pemeriksaan hematologi dan pemeriksaan feses

rutin yang terdapat pada satu ruangan. Untuk pemeriksaan mikrobiologi

dipisahkan yaitu terletak dibelakang dekat ruangan IGD dan untuk ruang

pencucian atau sterilisasai ada di dalam laboratorium yang terletak disamping

dekat pemeriksaan urine rutin.

B. Personalia

Personalia yang menangani laboratorium patologi klinik RSUD Cibabat

Cimahi terdiri dari :

1. Dokter patologi klinik : 3 orang

21
22

2. Analis kesehatan (D4) : 2 orang

3. Analis kesehatan (D3) : 24 orang

4. Administrasi : 4 orang

5. Keuangan : 2 orang

6. Sanitasi : 1 orang

7. Run Boy : 5 orang

C. Kegiatan laboratorium

1. Pelayanan

a. Jenis pelayanan

Laboratorium patoliogi klinik RSUD Cibabat Cimahi sebagai instalasi

penunjang pemeriksaan labororium yang melayani 5 bidang pemeriksaan

yaitu terdiri dari pemeriksaan dibidang rutin dan cairan tubuh, kimia

klinik, imunoserologi, hematologi dan mikrobiologi.

Laboratorium patologi klinik RSUD Cibabat Cimahi memberikan

pelayanan 24 jam yaitu mengenai berbagai pemeriksaan laboratorium

semaksimal mungkin termasuk pemeriksaan yang sifatnya mendesak atau

cito.

b. Layanan Khusus (MCU Perusahaan)

Laboratorium patologi RSUD Cibabat Cimahi juga melayani

pemeriksaan MCU (Medical Cek Up) bisa secara pribadi maupun kolektif

bagi calon karyawan maupun karyawan perusahaan.


23

c. Pelaporan Hasil

Untuk menjamin mutu hasil pemeriksaan yang dapat dipercaya,

petugas laboratorium segera melaporkan hasil pemeriksaan setelah

melakukan verifikasi dan validasi.

Ada dua cara untuk pelaporan hasil pemeriksaan, untuk pasien sito

hasil pemeriksaan diberikan secepat mungkin dan untuk pasien non sito

hasil pemeriksaan tersedia pada pukul 14.00 dan untuk pasien rawat inap

hasil pemeriksaan diantarkan keruangan oleh run boy, sedangkan pasien

rawat jalan hasil dapat diambil dengan menunjukan kartu berobat kepada

petugas laboratorium dan menandatangani buku daftar pengambilan hasil

pemeriksaan yang terdiri dari no vans, nama pasien, no cm, nama

pengambil, dan tanda tangan.

2. Persiapan Pasien dan Pengambilan Sampel

a. Persiapan Pasien

1) Untuk pemeriksaan tertentu pasien diwajibkan berpuasa 8-10 jam

sebelum dilakukan pemeriksaan.


24

Nama Pemeriksaan

LED

Glukosa Puasa

Glukosa 2 jam PP

Asam Urat

Ureum

Trigliserida

Cholesterol Total

HDL Cholesterol

LDL Cholesterol

Tabel 3.1 nama pemeriksaan

2) Pengambilan spesimen sebaiknya diambil pada pagi hari

3) Untuk pemeriksaan 2 jam setelah puasa pasien diambil lagi darah 2

jam kemudian setelah pasien makan.

b. Spesimen Darah

1) Identitas pasien

Petugas laboratorium memberi label pada tempat spesimen sesuai

dengan identitas yang tercantum pada formulir permintaan pemeriksaan

laboratorium (no vans,no cm,nama ) dan mencatat formulir pasien pada

buku registrasi pasien.

2) Penyimpanan spesiemen

Untuk menjaga stabilitas spesimen,baik sisa pemeriksaan atau

spesimen yang tidak langsung diperiksa dapat disimpan dalam lemari


25

es dengan suhu 2-8 kecuali untuk pemeriksaan hematologi bilirubin dan

gula darah harus dilakukan sesegera mungkin

3) Penanganan spesimen

Spesimen darah yang udah diterima selanjutnya akan dilakukan

pendistribusian ke bagian petugas yang akan melakukan pemeriksaan

yang dilakukan diantaranya :

a) Pemeriksaan darah kimia

Spesimen darah akan dipisahkan dari serum atau plasma

Spesimen darah didiamkan selama 20-30 menit pada suhu ruang

agar spesimen terpisah menjadi dua lapisan selanjutnya di

sentrifugasi dengan kecepatan 3000rpm selama 15 menit.serum atau

plasma yang terbentuk akan dipisahkan dari sel-sel darah.

b) Pemeriksaan darah hematologi

Spesimen darah untuk pemeriksaan hematologi menggunakan

antikoagulan EDTA 50 mg untuk darah 1 cc,selanjutnya spesimen

diperiksa sesegera mungkin.

4) Pengiriman spesimen rujukan

Syarat untuk dilakukannya pengiriman spesimen :

a) Menggunakan alat transportasi dengan cepat

b) Tidak terkena sinar matahari secara langsung

c) Kemasan harus sesuai dengan keselamatan kerja

d) Kemasan harus disertai formulir rujukan dan diberi label ( nama

pasien, umur, jenis kelamin dan jenis pemeriksaan )


26

e) Spesiemen yang memerlukan suhu dingin bisa menggunakan es

batu

f) Untuk pemeriksaan kultur mikrobiologi menggunakan

transportasi steril

5) Spesimen cairan tubuh (urine,feses,transudat/eksudat,sperma dan

liquar)

1) Identitas pasien

Petugas laboratorium memberi label pada wadah spesimen

sesuai dengan identitas pada formulir permintaan laboratorium (no

vans,no cm,nama)

2) Penerimaan pasien

Petugas laboratorium yang bertugas pada bagian pemeriksaan

cairan tubuh mencatat dalam buku penerimaan spesimen cairan tubuh.

3) Penanganan sampel

a) Spesimen cairan tubuh ( Urine, feses, sputum, transudate / eksudat,

sperma dan liquor ) yang diterima selanjutnya didistribusikan

kebagian petugas yang akan memeriksa.

b) Cairan tubuh ( Urine, feses, sputum, transudate , ksudat sperma,

dan liquor ) setelah dilakukan pemeriksaan mikroskopis specimen

tersebut dipisahkan dengan sedimennya dengan cara disentrifugasi

dengan menggunakan kecepatan 1500 rpm selama 5 menit.

Sedimen yang terbentuk diperiksa sel-selnya secara mikroskopis.


27

4) Pengiriman spesimen rujukan

Pengiriman spesimen dimasukan kedalam tempat yang

bersih, kering, tidak kotor, ditutup dengan rapat lalu diberi identitas

pasien sesuai dengan pemeriksaan yang diminta kemudian di bungkus

secara aman lalu diambil oleh petugas laboratorium rujukan.

Spesimen yang tidak sesuai dengan permintaan pemeriksaan atau

tidak memenuhui syarat misalnya kurang volume, petugas wajib

menolak dan meminta spesimen baru yang memenuhi syarat.

3. Pemeriksaan laboratorium

a. Pemeriksaan urine

Pemeriksaan urine menggunakan carik celup yang akan dibaca

menggunakan alat urine analyzer otomatis yang digunakan dilaboratorium

patologi klinik cibabat yaitu AKRAY atau dapat juga dibaca dengan

menggunakan chart warna pada botol stik.Parameter yang diperiksa pada

carik celup ini adalah glukosa, protein, bilirubin, urobilinogen, ph, eritrosit,

kteon, berat jenis, nitrit, leukosit pada urine.

1) Prinsip pemeriksaan urine rutin

Urine akan bereaksi dengan reagen pada Aution stick dan akan

menghasilkan perubahan warna pada stick, intensitas warna yang

terbentuk akan dibaca pada panjang gelombang tertentu dan

dikonversikan dalam bentuk hasil semi kuantitatif yang tercetak pada

print out alat.

Metode urine chemistry analyzer adalah reflectance photometry

(pengukuran pantulan cahaya) dimana alat mengukur intensitas cahaya


28

dari pantulan sinar pada setiap bagian urine test strip yang disinari oleh

sinar LED (Light Emittiing Diode) dengan panjang gelombang yang

sudah ditentukan.

Sebuah LED (Light Emittiing Diode) memancarkan sinar dangan

panjang gelombang yang telah ditentukan kepermukaan test pad dengan

sudut maksimum, sehingga permukaan dari setiap bagian urine test strips

tersinari oleh LED (Light Emittiing Diode.) Sinar yang terpantul

dari urin test strip akan diterima oleh detektor. Waktu pemeriksan

dari mulai mencelupkan urine test strips hingga selesai mencetak

adalah 55-65 detik.

Sinyal analog yang diterima oleh detektor akan dikirim ke ADC

Analog to Digital Converter) untuk diubah menjadi sinyal digital

agar bisa diproses oleh mikroprosesor.

Pada mikroprosesor, data hasil pembacaan setiap bagian dari

urine test strips akan dikonversi menjadi nilai reflektansi relatif yang

akan mengacu pada standar kalibrasi. Hasil pengolahan

mikroprosesor akan disimpan dalam memori, dikirim ke komputer

atau langsung dicetak.

Prinsip masing-masing dari parameter pemeriksaan yang diperiksa

menggunakan alat AKRAY adalah sebagai berikut :

a) Pemeriksaan glukosa

Pemeiksaan ini berdasarkan reaksi kromogen peroksidase

glukosa oksidase, yang menghsilkan warna ungu.


29

b) Pemeriksaan protein

Pemeriksaan ini berdasakan reaksi protein-error dari

indikator pH, yang akan menghasilkan warna biru. Terjadi pada

endapan urine jika direaksikan dengan asam sulfosalisilat.

c) Pemeriksaan bilirubin

Bahan celup coklat kemerah-merahan yang terkandung

dalam perangkat bilirubin adalah garam daizonium. Adanya

bilirubin dalam urine akan dioksidasi oleh reagen fouchet

menjadi biliverdin yang berwarna hijau. Dimana sebelumnya

bilirubin diendapkan oleh barium chlorida.

d) Pemeriksaan urobilinogen

Bahan celup coklat kemerah-merahan yang terkandung

dalam perangkat urobilinogen adalah garam daizonium.

e) Pemeriksaan ph

Reagen Pad mengandung pH indikator yang memberikan

perubahan dari warna kuning menjadi warna biru dengan

rentang pH dari 5-9.

f) Pemeriksaan berat jenis urine

Reagen Pad mengandung pH indikator yang memberikan

perubahan dari warna kuning menjadi warna biru dengan

rentang pH dari 5-9.

g) Pemeriksaan sel darah merah(eritrosit)

Pemeriksaan ini berdasarkan ekstraksi dan reaksi warna

dari berat jenis urine.


30

h) Pemeriksaan keton

Keton bereaksi dengan sodium nitropusside membentuk

kompleks berwarna ungu, reaksi antara natrium nitroprusida

dengan asam aseto asetat / aseton akan membentuk cincin

ungu.

i) Pemeriksaan nitrit urine

Nitrit bereaksi dengan sulfonamid untuk membentuk

kandungan diazo yang berpasangan dengan NED-2HCL untuk

membentuk red azo dye.

j) Pemeriksaan leukosit urine

Aktifitas eksterase dalam leukosit, indoksil dilepaskan

dari substrat. Pasangan indoksil dengan garam diazonium

menjadi bahan celupan berwarna ungu.

2) Pemeriksaan urine narkoba

urine narkoba memiliki prinsip dan metode yang berbeda yakni

menggunakan rapid test . dengan alat uji berupa strip /stick test

Pemeriksaan narkoba urine yang dilakukan di RSUD Cibabat Cimahi

menggunakan 6 parameter yaitu amphetamine(AMP), marijuana (THC),

morfin (MOP), methamphetamine(METH), cocaine (COC) dan

benzidiazephine (BZO) strip/stick test ini telah dirancang sedemikian

rupa sehingga dapat dibuat dalam bentuk imunokromatografi kompotitif

kualitatif yang praktis ,tidak memerlukan tenaga terampil dan cepat

(Hasil dapat di peroleh dalam waktu 3-10 menit).Dengan sampel urine

teknik ini memiliki sensitivitas sesuai dengan standard nasional institute


31

on drug abuse (NIDA,sekarang SAMHSA ). Dan dengan spesitifitas

99,7⁒.hasil positif ditandai dengan terbentuknya satu garis di daerah

kontrol dan hasil negatif ditandai dengan dua garis pada daerah kontrol

dan tset serta invalid apabila terbentuk garis pada test atau garis tidak

terbentuk sama sekali.

3) Pemeriksaan HCG urine (pptest)

Merupakan salah satu cara test kehamilan untuk mengetahui

kehamilan paling mudah dan akurat .Aalat untuk mengetahui kehamilan

dengan mendeteksi kandungan hormon human chorionic gonadotrhopin

(HCG) yang terdapat dalam urine .

Prinsip hcg adalah stick test dicelupkan kedalam urine selama 10

detik kemudian urine akan memenuhi membran dalam stick berdasarkan

gaya kapilaritasnya . Aapabila kadar hcg dalam urine melebihi ambang

batas maka terbentuk garis berwarna pada daerah test,sedangkan apabila

kadar hcg dalam urine kurang dari ambang batas atau tidak mengandung

hcg maka tidak akan terbentuk garis berwarna pada daerah test.sebagai

kontrol akan selalu terbentuk garis bewarna untuk menandakan bahwa

volume urine yang diserap telah memenuhi membran dari stick test

tersebut.

4) Metode pemeriksaan

Metode yang digunakan untuk pemeriksaan Urine Rutin adalah

metode carik celup otomatis.


32

5) Alat yang digunakan

Alat yang digunakan untuk pemeriksaan urine rutin di RSUD

Cibabat Cimahi adalah Urine Analyzer dari merk Arkray Aution Eleven

AE 4020 Manual Book dan sysmex.

b. Pemeriksaan Liquor Cerebrospinalis (LCS)

1) Prinsip pemeriksaan

Test Pandy bertujuan untuk menentukan ada tidaknya albumin.

Reagen Pandy memberikan reaksi terhadap protein albumin dengan

memberikan reaksi dalam bentuk kekeruhan. Pada keadaan normal tidak

terjadi kekeruhan atau kekeruhan yang ringan seperti kabut.

Test Nonne bertujuan untuk menentukan ada tidaknya globulin.

Reagen Nonne mengandung Ammonium Sulfat konsentrat yang akan

bereaksi dengan protein membentuk cincin ataupun kekeruhan. Dalam

keadaan normal tidak terbentuk cincin atau kekeruhan ringan.

2) Metode pemeriksaan

a) Pemeriksaan mikroskop

b) Pemeriksaan hitung jumlah leukosit

c) Pemeriksaan hitung jenis leukosit (pewarnaan giemsa )

d) Uji none dan pandy

3) Alat

Alat yang digunakan dalam pemeriksaan LCS diantaranya tabung

reaksi, pipet tetes, bilik hitung, deck glass, objek glass, dan mikroskop.

c. Pemeriksaan cairan transudat/eksudat

1) Prinsip pemeriksaan
33

Seromucin yang terdapat dalam eksudat dan tidak terdapat

dalam transudat akan bereaksi dengan asam asetat encer membentuk

kekeruhan yang nyata.

Pada rivalta test, penambahan asam asetat glasial pada cairan

yang mengandung protein/seromucin, akan menimbulkan gumpalan

yang terlihat sebagai kekeruhan.

2) Metode pemeriksaan

a) Pemeriksaan Makroskopis

b) Pemeriksaan Mikroskopis (Hitung jumlah sel dan hitung jenis)

c) Rivalta Test

3) Alat

Alat yang digunakan dalam pemeriksaan cairan

Transudat/Eksudat diantaranya tabung reaksi, pipet tetes, objek glass,

deck glass, bilik hitung, dan mikroskop.

d. Pemeriksaan darah rutin

Pemeriksaan Hematologi merupakan pemeriksaan darah rutin, artinya

pemeriksaan ini selalu dilakukan pada setiap pasien tanpa idikasi khusus.

Pemeriksaan Hematologi yang dilakukan di RSUD Cibabat Cimahi ini yaitu

pemeriksaan Hemoglobin, leukosit, eritrosit, hematokrit, trombosit,

menggunakan alat MINDRAY BC-5300 dan BC-6800 untuk pemeriksaan

LED menggunakan metode Westergreen dan alat ESR, untuk pemeriksaan

HbA1c menggunakan alat Biored D-10.


34

1. MINDRAY BC-5300

MINDRAY BC-5300 merupakan metode otomatis, yang merupakan

salah satu alat yang digunakan untuk pemeriksan darah lengkap dengan

cara menghitung dan mengukur sampel berupa darah. Prinsip kerja dari

alat ini adalah mengukur sel darah secara otomatis berdasarkan

impedansi aliran listrik atau berkas cahaya terhadap sel-sel yang

dilewatkan atau pengukuran dan penyerapan sinar akibat interaksi sinar

yang mempunyai gelombang tertentu dengan larutan atau sampel yang

dilewatinya.

Alat ini bekerja berdasarkan prinsip Flow Cytometer Flow Cytometri

yang merupakan metode pengukuran jumlah dan sifat-sifat sel yang

dibungkus oleh aliran cairan melalui celah sempit, ribuan sel dialirkan

melalui celah tersebut sedemikian rupa sehingga sel dapat lewat satu

persatu, dan dilanjutkan perhitungan jumlah sel dan ukurannya.

Ditinjau dari segi praktisnya, MINDRAY BC-5300 memiliki 27

parameter pemeriksaan dalam 2 menit yaitu WBC (White Blood Cell ),

LYM % ( Limfosit ), NEU% (Neutrofil), MON% (Monosit), EOS%

(Eosinofil), BAS% (Basofil), NEU#, LYM#, EOS#, BAS#. RBC (Red

Blood Cell), HGB (Hemoglobin), HCT (Hematokrit), MCV (Mean

Volume Cell), MCH (Mean Cospuscular Hemoglobin), MCHC (Mean

Cospuscular Hemoglobin Consentration), RDW CV, RDW SD, PLT

(Platelet/trombosit), MPV, PCT dan PDW dan MINDRAY BC-5300

hanya memerlukan sampel darah 20 µl untuk pemeriksaan, memiliki

pemancaran diferensial untuk memntukan akurasi yang luar biasa.


35

Sedangkan berdasarkan segi kepentingannya MINDRAY BC-5300

dipilih karena memiliki parameter pemeriksaan yang banyak yaitu 27

parameter pemeriksaan, memiliki kemampuan untuk memeriksa sampel

dalam jumlah banyak yaitu bisa sampai 30 sampel perjam sehingga dapat

lebih mudah untuk dilakukannya pemeriksaan jika terdapat banyak

sampel yang ingin diperiksa.

2. MINDRAY BC-6800

MINDRAY BC-6800 merupakan metode otomatis, yang

merupakan salah satu alat yang digunakan untuk pemeriksan darah

lengkap dengan cara menghitung dan mengukur sampel berupa darah.

Prinsip kerja dari alat ini adalah mengukur sel darah secara otomatis

berdasarkan impedansi aliran listrik atau berkas cahaya terhadap sel-sel

yang dilewatkan atau pengukuran dan penyerapan sinar akibat interaksi

sinar yang mempunyai gelombang tertentu dengan larutan atau sampel

yang dilewatinya.

Alat ini bekerja berdasarkan prinsip Flow Cytometer Flow

Cytometri yang merupakan metode pengukuran jumlah dan sifat-sifat sel

yang dibungkus oleh aliran cairan melalui celah sempit, ribuan sel

dialirkan melalui celah tersebut sedemikian rupa sehingga sel dapat lewat

satu persatu, dan dilanjutkan perhitungan jumlah sel dan ukurannya.

Pemeriksaan darah rutin merupakan pemeriksaan untuk

mendeteksi adanya kelainan/penyakit darah seperti anemia, leukemia,

inflamasi, dan infeksi. Selain itu pemeriksaan darah rutin bertujuan untuk

mengetahui bagaimana respon tubuh terhadap penyakit dan atau sebagai


36

respon terapi pada pasien yang mengalami infeksi. Pada pemeriksaan

darah rutin terdapat beberapa parameter, diantaranya :

1) Kadar Hemoglobin (gr/dL)

2) Hematokrit atau volume relatif eritrosit terhadap volume total darah

(%)

3) Jumlah eritrosit (106/mm3)

4) Jumlah Trombosit (103/mm3)

5) Jumlah Leukosit (103/mm3)

6) Indeks Eritrosit : Mean Corpuscular Volume (MCV) volume eritrosit

rata-rata dalam femtoliter (fl), Mean Cospuscular Hemoglobin (MCH)

hemoglobin eritrosit rata-rata pikogram (pg), dan Mean Corpuscular

Hemoglobin Concentration (MCHC) konstrasi hemoglobin eritrosit

rata-rata dalam gr/dL.

7) Hitung Jenis Leukosit (Diff Count): Granulosit (basofil, eosinofil,

neutrofil segmen, neutrofil batang) dan agranulosit (limfosit dan

monosit).

8) Platelet Distribution Width (PDW) atau distribusi lebar trombosit.

9) Red Cell Distribution Width (RDW) atau distribusi lebar sel darah

merah

10) Mean Platelet Volume (MPV) atau rata-rata volume trombosit.

1) Prinsip Pemeriksaan

a) Metode Spektrofotometri

Spektrofotometer merupakan suatu metode analisis yang didasarkan

pada pengukuran serapan sinar monokromik oleh suatu larutan pada


37

panjang gelombang yang spesifik dengan menggunakan monokromator

prisma atau kisi difraksi atau filter dengan warna tertentu yang dideteksi

oleh detector fototube.Absorbansi sinar oleh larutan yaitu mengikuti

hokum lambert-beer.Metode ini digunakan untuk mengukur kadar Hb

dalam darah.Besi pada hemoglobin diubah dari ferro (fe²⁺) menjadi ferri

(fe³⁺),sehingga membentuk methemoglobin yang warnanya

stabil.Intensitas warna yang melewati kuvet diukur secara

spektrofotometer pada panjang gelombang tertentu. Hasilnya akan

sebanding dengan konsentrasi hemoglobin didalam darah.

Berdasarkan international committee for standarizatin in

hematology (ICSH) 1996 direkombinasikan penggunaan kalium

fersianida (KCN) untuk membentuk methemoglobin sehingga senyawa

yang terbentuk adalah sianmethemoglobin. Namun,karena senyawa yang

terbentuk ini adalah racun keras dan mengganggu lingkungan ,maka

digunakan senyawa lain sebagai penggantinnya,anatara lain sodium

lauril sulfate (SLS)

b) Metode Impendance Flowcytometry

Salah satu prinsip hematologi analayzer adalah impendace

flowcytrometry yaitu dengan mengukur impendasi listrik dari sel.

Metode ini disebut dengan flowcytometry yang mempunyai definisi

sebagai pengukuran silmultan dengan beberapa karakteristik fisik dari

sebuah sel tunggal yang tersuspensi yang dialirkan melalui suatu celah

yang sering disebut aperture.


38

Pada waktu sel darah melewati aperture yang memiliki elektroda

beraliran liatrik konstan pada kedua sisinya maka terjadi perubahan

tahanan listrik diantara kedua elektroda tersebut. Oleh karena itu

mengakibatkan timbulnya pulsa listrik. Kemudian pulsa listrik yang

timbul akan terukur persatuan waktu (frekuensi pulsa) dan akan dideteksi

sebagai jumlah sel yang melalui celah tersebut. Sedangkan besarnya.

perubahan tegangan listrik (amplitudo) yang ditimbulkan, akan dideteksi

sebagai ukuran volume dari masing-masing sel darah.

c) Metode Flowcytometry

prinsp kerja mindray BC 5300 Impendace flowcytrometry yaitu

dengan mengukur impendasi listrik dari sel. Metode ini disebut dengan

flowcytometry yang mempunyai definisi sebagai pengukuran silmultan

dengan beberapa karakteristik fisik dari sebuah sel tunggal yang

tersuspensi yang dialirkan melalui suatu celah yang sering disebut

aperture. Sedangkan impendensi didefinisikan dengan kuantitas

kompleks.sedangkan prinsip mindray BC 6800 Spektrofotometri,

Impedance. Prinsip yang digunakan adalah pendaran cahaya yang terjadi

ketika sel mengalir melewati celah dan berkas cahaya yang difokuskan

ke sensi area yang ada pada aperture tersebut. Apabila cahaya mengenai

sel, maka cahaya akan dihamburkan, dipantulkan, atau dibiaskan

kesemua arah. Kemudian hamburan cahaya yang mengenai sel akan

ditangkap oleh detektor yang ada pada sudut – sudut tertentu sehingga

menimbulkan pulsa. Pulsa cahaya yang berasal dari hamburan cahaya,

intensitas warna, ataufluoresensi, akan diubah menjadi pulsa listrik.


39

Pulsa ini dipakai untuk menghitung jumlah, ukuran, maupun inti sel yang

merupakan ciri dari masing – masing sel. Hamburan cahaya dengan arah

lurus (forward scettered light) mendeteksi volume dan ukuran sel.

Sedangkan cahaya yang dihamburkan dengan sudut 90º menunjukkan

informasi dari isi granula sitoplasma. Pada metode ini juga dapat

dilakukan pewarnaan dengan cara menambahkan pewarna pada reagen.

Sel yang telah diberi pewarna akan memberikan pendaran cahaya yang

berbeda – beda, sehingga akan lebih banyak informasi untuk mendeteksi

atau mendeteksi berbagai jenis sel.

d) Teknologi Deteksi RF/DC

Pada deteksi RF/DC ,sel darah yang telah tersuspensi dilewatkan

melalui aparature.Sehingga mengubah resistensi arus searah (DC) dan

resistensi sinysl frekuensi radio (RF) antara kedua electrode. Ukuran sel

darah dideteksi oleh perubahan resistensi pada arus searah,dan kepadatan

interior sel darah diukur data ini,ukuran dan kepadatan internal dari sebuah

sel padat dan dianalisis distribusinya .

e) Teknologi hidrofokus dinamis

Struktur detector yang digunakan disini berupa nosel sampel yang

diposisikan didepan aperture pada posisi garis lurus dengan titik

pusat.Ketika sel darah akan memasuki aperture,sel diselubungi oleh

larutan pereaksi .Demikian juga ketika sel darah keluar dari

aparature,dengan posisi tesebut ,sel – sel darah akan melalui celah

aparature dalam garis lurus ,sehingga dapat mencegah pembentukan


40

pulsa palsu. Metode ini berguna untuk meningkatkan akurasi dan

kecepatan perhiyungan sel darah.

f) Teknologi VCS(volume,conductivity,and laser light scattering)

Pada teknologi ini volume,conductivity,and laser light scattering

digunakan secara bersamaan pada setiap sel yang melewati

aperture.Volume diperoleh dari pengukuran impedansi

,listrik,konduktifitas mengukur ukuran inti dan kepadatan setiap sel ,

sedangkan hamburan cahaya laser menmdeteksi struktur

internal,granularitas, dan karakteristik permukaan sel serta memberikan

informasi mengenai bentuk dan struktur.

2) Metode Pemeriksaan

Metode pemeriksaan hematolgi yang digunakan di RSUD Cibabat

Cimahi yaitu metode automatik. Namun, untuk mengkonfirmasi hasil yang

abnormal menggunakan metode manual seperti hitung jumlah menggunakan

bilik hitung dan hitung jenis dengan membuat sediaan apus darah tepi

(SADT).

3) Alat

Alat yang digunakan untuk pemeriksaan hematologi rutin di RSUD

Cibabat Cimahi yaitu alat Hematologi Analyzer merk Mindray 5300 dan

mindray 6800 .Hasil yang keluar dari alat secara langsung tersambung ke

seluruh komputer di laboratorium sehingga memudahkan mencari dan

melihat hasil. Sehingga sampel yang sudah di periksa dapat langsung

divalidasi dan di cetak.


41

Pemeriksaan hematologi lainnya yang menggunakan metode manual,

diantaranya :

1) Pemeriksaan Bleeding Time (BT) atau Waktu Perdarahan

a) Prinsip Pemeriksaan

Prinsip pemeriksaan Bleeding Time yaitu setelah darah keluar, maka

setiap tetesan darah diisap dengan kertas sering setiap 30 detik.

a) Metode Pemeriksaan

Metode pemeriksaan Bleeding Time ada dua, yaitu metode Duke

dan metode Ivy. Namun, metode yang digunakan di Laboratorium RSUD

Cibabat Cimahi yaitu metode Duke.

b) Alat

Alat yang digunakan dalam pemeriksaan Bleeding Time di

Laboratorium RSUD Cibabat Cimahi yaitu lanset dan kertas saring.

2) Pemeriksaan Clotting Time (CT) atau Waktu Pembekuan

a) Prinsip Pemeriksaan

Pemeriksaan CT digunakan untuk mengukur lamanya waktu yang

diperlukan oleh darah untuk membeku setelah dikeluarkan dari tubuh dalam

kondisi standar 37°C. Prinsip pemeriksaan ini bila darah dikeluarkan dari

pembuluh darah dan ditempatkan dalam tabung reaksi, maka akan timbul

pembekuan (karena adanya kontak dengan dinding gelas yang diikuti

dengan reaksi pembekuan biasa).


42

b) Metode Pemeriksaan

Metode pemeriksaan ini sebenarnya ada 3 diantaranya metode Lee

and White, metode kapiler, dan metode objek glass. Namun, di

laboratorium RSUD Cibabat Cimahi menggunakan metode Objek glass.

c) Alat

Alat yang digunakan yaitu objek glass, lanset, kapas, dan stopwatch.

3) Pembuatan Sediaan Apus Darah Tepi (SADT)

a) Prinsip Pemeriksaan

Darah dipaparkan pada objek glass kemudian diwarnai dengan zat

warna giemsa, yang dilakukan untuk menilai dan melihat unsur - unsur

sel darah tepi seperti eritrosit, leukosit, trombosit, dan mencari adanya

parasit

b) Alat

Alat yang digunakan untuk pembuatan SADT yaitu objek glass.

4) Hitung Jenis Leukosit

a) Prinsip Pemeriksaan

Prinsip pemeriksaan hitung jenis leukosit yaitu darah dipaparkan

pada objek glass kemudian diwarnai dengan zat warna(giemsa) dan

dilihat jenis sel leukosit di bawah mikroskop.

b) Metode Pemeriksaan

Metode yang digunakan yaitu secara mikroskopik dengan

pewarnaan Giemsa.
43

c) Alat dan Bahan

Alat yang digunakan untuk pembuatan preparat SADT yaitu objek

glass. Bahan yang digunakan yaitu metanol absolut, giemsa, dan darah.

5) Hitung Jumlah Leukosit

Pemeriksaan hitung jumlah leukosit dilakukan manual sebagai uji

konfirmasi dari hasil abnormal yang diperiksa dengan Hematologi

Analyzer.

a) Prinsip Pemeriksaan

Prinsip pemeriksaan hitung jumlah leukosit yaitu darah dicampur

dengan larutan asam lemah (reagen Turk), sehingga darah menjadi encer

dan sel selain leukosit akan lisis.

b) Metode Pemeriksaan

Metode yang digunakan yaitu metode mikroskopik.

c) Alat dan Bahan

Alat yang digunakan diantaranya bilik hitung, Micropipette, dan

cover glass. Bahan yang digunakan darah dan larutan turk.

6) Hitung Jumlah Trombosit

Pemeriksaan hitung jumlah trombosit dilakukan manual sebagai uji

konfirmasi dari hasil abnormal yang diperiksa dengan Hematologi Analyzer.

a) Prinsip Pemeriksaan

Prinsip pemeriksaan hitung jumlah trombosit yaitu darah dicampur

dengan ammonium oksalat akan menjadi encer dan sel selain trombosit akan

lisis.

b) Metode Pemeriksaan
44

Metode pemeriksaan untuk hitung jumlah trombosit yaitu metode

mikroskopik.

c) Alat

Alat yang digunakan diantaranya bilik hitung, Micropipette, dan

cover glass. Bahan yang digunakan darah dan larutan Ammonium oksalat.

7) Pemeriksaan Laju Endap Darah (LED)

a) Prinsip Pemeriksaan

Darah yang mengandung antikoagulan dibiarkan dalam waktu

tertenu, maka sel darah merah terpisah dari plasmanya. Kecepatan dimana

eritrosit tersebut mengendap dinyatakan sebagai laju endap darah.

b) Metode Pemeriksaan

Metode pemeriksaan LED ada 3 diantaranya metode Westergreen,

metode Wintrobe, dan metode Micro-Sedimentation (Landau). Namun

metode yang digunakan di Laboratorium RSUD Cibabat Cimahi yaitu

metode Westergreen dan menggunakan alat otomatis yaitu ESR.

c) Alat

Alat yang digunakan untuk pemeriksaan laju endap darah yaitu

tabung Westergreen, rak tabung LED, stopwatch,dan alat otomatis ESR.

8) Pemeriksaan Kimia Klinik

a) Prinsip Alat Pemeriksaan Kimia Klinik

Alat pemeriksaan kimia klinik menggunakan Spektrofotometri.

Prinsip alat ini yaitu cahaya yang dilewatkan dengan panjang

gelombang tertentu pada suatu objek kaca atau wadah disebut kuvet.
45

Didalam kuvet tersebut terdapat hasil reaksi antara sampel dan reagen

yang membentuk warna tertentu. Sebagian dari cahaya tersebut akan

diserap dan sisanya akan dilewatkan. Nilai absorbansi dari cahaya yang

dilewatkan akan sebanding dengan konsentrasi larutan di dalam kuvet.

Prinsip ini digunakan untuk pemeriksaan enzim dan substrat dalam

sampel, beberapa enzim yang sering diperiksa dengan prinsip ini adalah

acid phospatase, alkaline phospatase, SGOT/SGPT, Amilase

pankreatik, amilase total, kolinesterase, CK, CK-MB, GGT, GLDH,

HBDH, LDH, dan lipase. Contoh substrat yang sering diperiksa dengan

prinsip ini adalah albumin, amonia, bikarbonat, bilirubin direk,

bilirubin total. kalsium, kolestrol total, HDL, LDL, Kreatinin,

Fruktosamin, glukosa, zat besi, laktat magnesium, fosfor, protein total,

trigliserida, UIBC, urea, dan asam urat.

b) Parameter Pemeriksaan Kimia Klinik

a Pemeriksaan Asam Urat

1) Prinsip pemeriksaan

Uricase memecah asam urat untuk membentuk CO2 dan

Hidrogen peroksida. Dengan adanya peroksidase, hidrogen

peroksida akan bereaksi dengan 4-aminoantipyrine dan DHBS

membentuk senyawa kromogenik antipirilquinonimine. Warna

yang terbentuk dibaca pada panjang gelombang 546 nm.

Intensitas warna yang terbentuk sebanding dengan konsentrasi

asam urat dalam sampel.


46

2) Metode

Metode pemeriksaan kadar asam urat yaitu metode

enzimatik.

3) Alat

Alat yang digunakan untuk pemeriksaan daintaranya tabung

sampel primer, kuvet pemeriksaan, mikropipet, chemistry

analyzer ABX Pentra.

b .Pemeriksaan Kreatinin

1) Prinsip

Kreatinin akan membentuk kompleks berwarna orange

kemerahan dalam larutan alkaline pikrat.

Creatinin + Picric acid → Creatinin picrate complex

2) Metode

Metode pemeriksaan kreatinin yaitu metode Jaffe.

3) Alat

Alat yang digunakan diantaranya tabung sampel primer,

kuvet pemeriksaan, mikropipet, chemistry analyzer ABX Pentra.

c. Pemeriksaan Ureum

1) Prinsip

Urea dihidrolisis dalam air dan ureasi menjadi amonia dan

bikarbonat.
𝑈𝑟𝑒𝑎𝑠𝑒
 Urea + 2H2O → 2NH4+ + 2HCO3-
47

𝐺𝐿𝐷𝐻
 2-Oxoglutarate + NH4+ + NADH → L-Glutamat +

NAD+ + H2O

2) Metode

Metode yang digunakan yaitu metode enzimatik

3) Alat

Alat yang digunakan diantaranya tabung sampel primer,

kuvet pemeriksaan, mikropipet, chemistry analyzer ABX

Pentra.

d. Pemeriksaan Serum Glutamic Piruvic Transaminase (SGPT)

1) Prinsip

Pemeriksaan SGPT/ALT berdasarkan reaksi antara L-alanin

dengan 2-Oxoglutarat dengan bantuan enzim Alanin

Aminotransferase (ALT), sehingga menghasilkan L-Glutamat

dan Piruvat. Piruvat pada keadaan basa akan bereaksi dengan

NADH dan menghasilkan L-laktat dan NAD+


𝐴𝐿𝑇
L-alanin + 2Oxoglutarat → L-Glutamat + piruvat
𝐿𝐷𝐻
Piruvat + NADH + H+ → D-Lactate + NAD+

2) Metode

Metode yang digunakan yaitu metode kinetik berdasarkan

pada IFCC .

3) Alat

Alat yang digunakan yaitu ABX pentra 400, micropipet,

mikrotube, dan sentrifuge.


48

e. Pemeriksaan Serum Glutamil Oxaloacetic Transaminase (SGOT)

1) Prinsip

Aspartat aminotransferase (AST) mengkatalis amino dari

L-aspartat dan α-Ketoglutarat membentuk oxaloacetat dan L-

Glutamat. Kemudian Oxaloacetat direduksi menjadi malate oleh

enzym malate dehidrogenase (MDH) dan NADH teroksidasi

menjadi NAD. Banyak NADH yang teroksidasi, berbanding

langsung dengan aktivitas AST dan di ukur secara fotometri

dengan panjang gelombang 340 nm. Penambahan Lactate

dehydrogenase digunakan untuk mencegah adanya interferensi dari

piruvat endogen yang secara normal ada di dalam serum.


𝐴𝑆𝑇
 L-Aspartat + α-Ketoglutarat → Oxaloacetat + L-Glutamat
𝑀𝐷𝐻
 Oxaloacetat +NADH + H+ → L-malate + NAD+ + H2O

1) Metode

Metode yang digunakan yaitu metode kinetik

f. Pemeriksaan cholestrol

1) Prinsip

Kolestrol ditentukan secara hidrolisis dan oksidasi enzimatik

Indikator kolorimetri adalah quinoneimine yang dihasilkan dari 4-

aminoantipyirine fenol dengan katalisator feroksidase membentuk

quinoneimine yang berwarna merah .intensitas warna sebanding

dengan kontentrasi kolestrol dan dapat ditentukan secara

fotometrik. Absorban warna diukur pada panjang gelombang 546

nm.
49

CHE

Cholestrol ester + H₂O cholestrol +

fatty acid

CHE

Cholestrol ester + O₂ cholestrol +

fatty acid

POD

2H₂O₂ + 4-aminoantipyrine + phenol

quoinoneimein + 4H₂O

2) Alat

Alat yang digunakan yaitu ABX pentra 400, micropipet,

mikrotube, dan sentrifuge.

f) pemeriksaan Glukosa Darah

a. Pemeriksaan Glukometer Accu-Check

Glukometer / ACCU-CHECK merupakan sejenis alat yang berfungsi untuk

mengukur kepekatan gula (glukosa) dalam darah, metode yang digunakan adalah

Glucose Dehydrogenase (GDH) dengan hasil dibaca secara fotometri.Alat ini

dapat mengukur kadar gula darah dalam beberapa waktu yaitu Gula darah puasa,

Gula Darah 2 jam Postprandial, dan Gula darah sewaktu.

Dilihat dari segi praktis alat ini merupakan alat yang sederhana,

pemeriksaannya yang mudah dan cepat sangat membantu untuk pemeriksaan

glukosa pada pasien cyto sehingga hasil langsung dapat dikeluarkan, sedangkan
50

jika dilihat dari segi kepentingannya di RSUD CIbabat pemeriksaan glukosa

menggunakan alat ini sangat banyak dilakukan khususnya pada pasien cyto dan

rawat jalan, alat ini hanya menggunakan strip sehingga sangat mempermudah

pemeriksaan.

f) Pemeriksaan imunoserologi

b. Pemeriksaan Golongan Darah

1) Prinsip Pemeriksaan

Pemeriksaan golongan darah ditentukan dengan terbentuknya

aglutinasi yang terjadi karena adanya reaksi antara antigen dan antibodi.

2) Metode Pemeriksaan

Metode yang digunakan yaitu metode Slide

3) Alat

Alat yang digunakan yaitu slide golongan darah, tusuk gigi, dan

pipet.

g) Pemeriksaan Mikrobiologi

a. Pemeriksaan TCM

Tuberculosis (TB) merupakan salah satu ancaman kesehatan yang memastikan

dan masih memiliki kelemahan dalam metode deteki yang efektif. Hal tersebut

berkontribusi terhadap masalah TB di seluruh dunia, karena pasien TB yang tidak

mendapat pengobatan tepat dapat menjadi sumber infeksi di komunitas. Kasus TB

yang tidak diobati juga meningkatkan mortalitas, khususnya pada penderita HIV.

Metode pemeriksaan yang banyak digunakan di Negara endemic TB adalah

pemeriksaan mikroskopis. Namun demikian metode tersebut memiliki sensitivitas

yang rendah, tidak mampu dalam menentukan kepekaan obat, dan memiliki kualitas
51

yang berbeda-beda karena dipengaruhi oleh tingkat keterampilan teknisi dalam

melakukan pemeriksaan. Diagnosis konvensional untuk mendeteksi TB Resisten

Obat (TB RO) bergantung pada biakan dan uji kepekaan obat yang membutuhkan

waktu lama dan prosedur khusus dalm isolasi bakteri dan spesimen klinik,

identifikasi Mycobacterium tuberculosis (MTB) kompleks, dan pemeriksaan in

vitro dalam uji kepekaan obat anti tuberkulosis (OAT). Selama pemeriksaan pasien

mungkin mendaoatkan pengobatan yang tidak sesuai, sehingga meningkatkan

kemungkinan berkembangnya strain TB resistan obat dan kejadian resistan. Hal

tersebut diharapkan dapat diatasi dengan penggunaan pemeriksaan Tes Cepat

Molekuler (TCM) dengan Xpert MTB/RIF yang cepat dan dapat mengidentifikasi

keberadaan MTB dan resistansi terhadap rifampisin secara simultan, sehingga

inisiasi dini terapi yang akurat dapat diberikan dan dapat mengurangi insiden TB

secara umum. Hasil penelitian skala besar menunjukan bahwa pemeriksaan TCM

dengan Xpert MTB/RIF memiliki sensitivitas dan spesifisitas untuk diagnosis TB

yang jauh lebih baik dibandingkan dengan pemeriksaan mikroskopis serta

mendekayi kualitas diagnosis dengan pemeriksaan biakan.

b). Pemeriksaan BTA

Pemeriksaan Mikrobiologi yang terdapat di RSUD Cibabat Cimahi yaitu

Pemeriksaan BTA (Bakteri Tahan Asam) dengan Menggunakan Metode

Pewarnaan Ziehl Neelsen, dimana bakteri tahan asam akan mempertahankan zat

warna karbol fuchsin meskipun dicuci dengan asam klorida dalam alkohol sehingga

bakteri akan berwarna merah.

Jika dilihat dari segi praktis metode ini sangat mudah dikerjakan dan dapat

menentukan ada atau tidaknya bakteri Mycobacterium tuberculosis. Bila ditinjau


52

dari segi kepentingan bahwa metode pewarnaan Ziehl Neelsen menjadi pilihan

RSUD Cibabat Cimahi ini dikarenakan nilai setara dengan pemeriksaan sputum

(dahak) secara kultur ataupun biakan sehingga dapat memantau hasil pengobatan

dan dapat menentukan potensi penularan penyakit.

h) Pemeriksaan Immunoserologi

Pemeriksaan Imunnoserologi adalah pemeriksaan yang dilakukan untuk

mendeteksi adanya sistem imun yang terbentuk didalam tubuh terhadap suatu

kelainan/penyakit yang dilakukan secara serologi. Pemeriksaan immunoserologi

yang dilakukan di RSUD Cibabt Cimahi yaitu pemeriksaan HBsAg,HIV,IgG/IgM,

Golongan Darah dan Tubex.

1. Pemeriksaan HBsAg ,HIV dan IgG/IgM Metode imunocromatografi

Pemeriksaan HbsAg,HIV dan IgG/IgM di RSUD Cibabat Cimahi

Menggunakan Metode imunocromatografi, metode ini digunakan untuk

mendeteksi HBsAg dan antibody anti-HIV-1 dan HIV-2 secara kualitatif

yang ditampilkan secara manual dan memerlukan pembacaan dengan mata.

Secara umum ketiga prinsip dari pemeriksaan ini adalah reaksi antigen-

antibodi yang akan terkonjugasi dengan koloid emas sehingga membentuk

garis warna.Jika dilihat dari segi praktis metode ini tidak memerlukan waktu

yang lama sehingga hasil dapat segera diketahui.

2. Pemeriksaan Tubex TF

Metode yang digunakan untuk pemeriksaan Tubex di RSUD

Cibabat Cimahi adalah Metode IMBI (Immonoassay Magnetic Binding

Inhibition) yang merupakan pemeriksaan semikuantitif,dengan prinsip


53

pemeriksaan mendeteksi adanya IgM terhadap antigen lipopolisakarida O9

pada kuman Salmonella typhi.

3. Pemeriksaan Hemoglobin A1c (HbA1c)

Pemeriksaan Hemoglobin A1c (HbA1c) merupakan pemeriksaan

ikatan antara glukosa dan hemoglobin sedangkan fraksi-fraksi yang lain

merupakan ikatan antara hemoglobin dengan heksosa yang lain.

Hemoglobin A1c (HbA1c) yang terbentuk dalam tubuh akan disimpan

dalam sel darah merah dan akan terurai secara bertahap bersama dengan

berakhirnya masa hidup sel darah merah (rata-rata umur sel darah merah

120 hari). Pemeriksaan Hemoglobin A1c (HbA1c) yang dilakukan di RSUD

Cibabat Cimahi ini menggunakan alat Biored 1990 D-10 dengan metode

HPLC mampu mendeteksi hemoglobin abnormal dan memiliki

reprodusibilitas yang baik dengan CV <1%.

4. Pemeriksaan Hemostasis

Pemeriksaan Hemostatis menggunakan alat STAGO memiliki prinsip

Elektomekanikal dengan metode Impenden. Hemostasis merupakan

kemampuan alami untuk menghentikan pendarahan pada lokasi luka oleh

spasme pembuluh darah,adhesi trombosit,dan keterlibatan aktif faktor

koagulasi.

Dilihat dari segi praktis alat ini memiliki 3 parameter pemeriksaan

yang dilakukan yaitu Prothrombin Time (PT), Activated Partial

Thromboplastin Time (APTT), Fibrinogen. Sedangkan jika dilihat dari segi


54

kepentingan di RSUD Cibabat parameter yang digunakan hanya parameter

pemeriksaan PT dan APPT saja.

1) Administrasi Laboratorium

1. Administrasi Sampel

Dilaboratorium patologi klinik RSUD Cibabat Cimahi,administrasi

sampel dibagi menjadi 3 alur administrasi berdasarkan sumber sampel,

Sampel berasal dari 3 tempat pemeriksaan pasien di RSUD Cibabat

Cimahi, diantaranya :

a. IGD

1) Pasien masuk IGD.

2) Pemeriksaan oleh dokter dan permintaan

pemeriksaan laboratorium.

3) Pendaftaran pasien dan pembayaran.

4) Formulir pemeriksaan (amprahan) dan kuitansi

diserahkan ke analis.

5) Pengambilan sampel.

6) Pemberian nomor order/nomor laboratorium.

7) Pengorderan formulir pemeriksaan pasien IGD pada

kompueter laboratotium dengan memasukan nomor

laboratorium, nomor Medical Record/no CM, nama, alamat,

usia, asal pasien, dokter pemeriksa, status pendaftaran, jenis

pemeriksaan.

8) Menginput pemeriksaan pada hasil orderan.


55

9) Pencetakan hasil, kemudian verifikasi dan validasi.

10) Pengeluaran hasil.

b. Rawat Jalan (umum)

1) Pendaftaran pasien dengan menggunakan pengantar

pemeriksaan dari dokter.

2) Pembayaran pemeriksaan laboratorium

3) Formulir pemeriksaan di billing di komputer

pendaftaran laboratorium, kemudian di cetak.

4) Penyerahan formulir pemeriksaan (amprahan) pasien

ke bagian sampling.

5) Pemanggilan pasien sesuai no urut pendaftaran

6) Pengambilan sampel, dan pemberian nomor

laboratorium pada formulir pemeriksaan (amprahan)

7) Penyerahan formulir pemeriksaan (amprahan) ke

bagian administrasi untuk diorder di komputer laboratorium,

untuk billingan yang terdapat pemeriksaan kimia diserahkan

terlebih dahulu ke bagian pemeriksaan kimia, untuk dicatat

di logbook.

c. Rawat Inap

1) Pengambilan sampel beserta formulir permintaan

pemeriksaan laboratorium (amprahan) yang berasal dari

dokter pemeriksa. Sampel dan amprahan dibawa dari ruang

rawat inap oleh run boy, perawat, atau sampel diantarkan

oleh keluarga pasien ke laboratorium.


56

2) Pemberian nomor laboratorium/nomor order.

3) Pencatatan identitas pasien, jenis pemeriksaan,

dokter pemeriksa, nomor order, no medical record, dan

waktu datangnya sampel di buku spesimen, hematologi,

serologi bagian pemeriksaan laboratorium rawat inap.

4) Pemberian label pada botol sampel, dengan

mencantumkan nomor order, asal ruangan, dan nomor

medical record jika belum ditulis.

5) Penyerahan formulir permintaan pemeriksaan

laboratorium (amprahan) yang berasal dari dokter pemeriksa

ke bagian administrasi laboratorium untuk diorder.

6) Pendistribusian sampel.

7) Menginput hasil pemeriksaan ke komputer.

8) Pencetakan hasil pemeriksaan, verifikasi dan

validasi.

9) Pengeluaran hasil pemeriksaan.

2. Administrasi Reagen

a. Tingkat persediaan

Pada umumnya tingkat persediaan harus selalu sama dengan

jumlah persediaan yaitu jumlah persediaan minimum ditambah jumlah

safety stock. Tingkat persediaan minimum adalah jumlah bahan yang

diperlukan untuk memenuhi kegiatan operasional normal, sampai

pengadaan berikutnya dari pembekal atau ruang penyimpanan umum.

Safety Stock adalah jumlah persediaan cadangan yang harus ada untuk
57

bahan-bahan yang dibutuhkan atau yang sering terlambat diterima dari

pemasok. Buffer stock adalah stok penyangga kekurangan reagen di

laboratorium, Reserve stock adalah cadangan reagen/sisa.

b. Perkiraan jumlah kebutuhan

Perkiraan kebutuhan dapat diperoleh berdasarkan jumlah

pemakaian atau pembelian bahan dalam periode 6-12 bulan

yang lalu dan proyeksi jumlah pemeriksaan untuk periode 6-

12 bulan untuk tahun yang akan datang. Jumlah rata-rata

pemakaian bahan untuk satu bulan perlu dicatat.

c. Waktu yang dibutuhkan untuk mendapatkan bahan

Lamanya waktu yang dibutuhkan mulai dari pemesanan

sampai bahan diterima dari pemasok perlu diperhitungkan,

terutama untuk bahan yang sulit didapat.

3. Administrasi Laporan Hasil Laboratorium

a. Permintaan Pemeriksaan dan Pengeluaran Hasil

Pemeriksaan Laboratorium untuk Pasien Rawat Jalan

1) Kasir memeriksa kelengkapan permintaan

pemeriksaan dan merinci biaya pemeriksaan dan

menginputnya ke dalam komputer.

2) Formulir permintaan pemeriksaan kemudian

diserahkan kepada petugas pengambil sampel untuk diberi

nomor order dan dicatat di buku specimen rawat jalan.

3) Petugas mengambil sampel sesuai dengan

permintaan pemeriksaan.
58

4) Sampel diberikan kepada bidang yang sesuai dengan

permintaan pemeriksaan dan formulir tersebut diinput ke

dalam komputer.

5) Hasil pemeriksaan dicatat di buku hasil rawat jalan

yang terdapat di bidang pemeriksaan masing-masing.

6) Hasil pemeriksaan berupa print out yang kemudian

diserahkan ke kepala Instalasi Laboratorium atau dokter

koordinator laboratorium untuk diverifikasi, divalidasi dan

ditandatangani.

7) Hasil pemeriksaan dapat diambil oleh pasien atau

keluarganya setelah jam 14.00 WIB pada hari yang sama,

kecuali untuk pemeriksaan cyto hasil dapat diambil pada saat

itu juga.

8) Hasil pemeriksaan yang sudah diambil oleh pasien,

ditulis di buku pengambilan hasil dengan menuliskan nama

pasien, no medical records/nomor CM, nama pengambil

hasil, dan tanda tangan.

b. Permintaan Pemeriksaan dan Pengeluaran Hasil

Pemeriksaan Laboratorium untuk Pasien Rawat Inap

1) Formulir permintaan pemeriksaan dari ruang rawat

inap yang telah diisi lengkap diterima oleh petugas

laboratorium.

2) Untuk sampel darah, laboratorium menerima darah

yang sudah ada dalam tabung karena sudah diambil oleh


59

perawat atau petugas yang ada di ruang rawat inap. Untuk

bahan pemeriksaan urine, feses, sputum dan cairan tubuh

ditampung oleh oleh petugas ruangan dalam botol yang

diberi label ( nama, ruangan, dan nomor medical record ).

3) Bahan pemeriksaan yang telah siap untuk diperiksa

diambil oleh run boy ke ruang rawat inap atau diantar oleh

perawat.

4) Run boy memeriksa sampel tersebut apakah sudah

layak untuk di periksa atau terjadi kesalahan seperti : darah

lisis, terdapat bekuan, sampel urin atau sputum kurang, dan

lain-lain

5) Bila terjadi kesalahan tersebut maka run boy

meminta perawat yang berada di ruang inap tersebut untuk

mengambil ulang sampel pasien.

6) Sampel yang sudah memenuhi persyaratan kemudian

di distribusikan ke Laboratorium oleh run boy.

7) Sampel dicatat dalam buku specimen rawat inap

dengan menuliskan nama pasien, usia, jenis kelamin, nomor

order, nomor medical records , jenis pemeriksaan, dan jam

sampel datanh. Sampel kemudian diperiksa sesuai jenis

pemeriksaan yang diminta.

8) Hasil pemeriksaan dicatat di buku hasil rawat inap

dan di input ke komputer laboratorium.


60

9) Hasil pemeriksaan berupa print out diperiksa dan

ditandatangani oleh analis yang piket dan kemudian

diserahkan ke kepala Instalasi Laboratorium atau dokter

koordinator laboratorium untuk diverifikasi, divalidasi dan

ditandatangani.

10) Hasil pemeriksaan dibawa oleh run boy untuk

diserahkan kepada perawat atau petugas di ruang rawat inap.

c. Permintaan Pemeriksaan dan Pengeluaran Hasil

Pemeriksaan Laboratorium untuk Pasien IGD

1) Pasien datang ke ruangan IGD dan melakukan

registrasi atau analis dari laboratorium yang datang ke IGD

untuk melakukan pengambilan sampel.

2) Kasir memeriksa kelengkapan permintaan

pemeriksaan dan merinci biaya pemeriksaan dan

menginputnya ke dalam komputer.

3) Formulir permintaan pemeriksaan (amprahan)

kemudian diserahkan kepada petugas pengambil sampel.

4) Petugas mengambil sampel sesuai dengan

permintaan pemeriksaan yang diminta.

5) Formulir permintaan pemeriksaan (amprahan) diberi

nomer order.
61

6) Sampel diberikan ke laboratorium sesuai dengan

pemeriksaan yang diminta dan amprahan diinput ke dalam

komputer

7) Hasil pemeriksaan dicatat di dalam buku hasil

pemeriksaan dan langsung diinput ke dalam komputer .

8) Hasil pemeriksaan berupa print out yang kemudian

diserahkan ke kepala Instalasi Laboratorium atau dokter

koordinator laboratorium untuk diverifikasi, divalidasi dan

ditandatangani. Selanjutnya diserahkan ke perawat atau

dokter yang ada di ruang IGD.

E. Alur Bahan Pemeriksaan


62

Penerimaan bahan pemeriksaan dari rawat


inap (ruangan), rawat jalan (umum), atau
IGD

Pendafataran Jenis Pemeriksaan

Pemeriksaan Hematologi Rutin, Imunologi


dan serologi, analisa urin dan cairan tubuh,
mikrobiologi (BTA), Kimia Klinik, dan
Hemostatis

Pengambilan Sampel Pemeriksaan

Identifikasi bahan pemeriksaan,


pencatatan ke logbook, dan input
ke komputer

Pengolahan sampel sesuai jenis


pemeriksaan

Pencatatan hasil pemeriksaan


ke logbook

Input hasil ke komputer

Verifikasi dan Validasi

Pencetakan hasil pemeriksaan

Penyerahan hasil pemeriksaan

F. Penanggulangan Dampak Laboratorium terhadap

Kesehatan Lingkungan

Sisa sampel atau sisa reagen atau pun sisa limbah

lainnya merupakan limbah yang berbahaya, sehingga perlu

mengelolanya atau menanganinya dengan khusus agar tidak

membahayakan lingkungan sekitar.Di Rumah Sakit Umum

Daerah Cibabat pembuangan limbah dipisahkan antara


63

medis dan non medis.Limbah medis berupa jarum suntik

bekas pakai, yang biasanya dibuang ke tempat khusus

pembuangan jarum, yang kemudian dibakar atau setelah

dibuang dikelola oleh pihak ketiga.

Untuk limbah non medis seperti plastik bekas

bungkus spuit, plaster bekas, kapas alcohol bekas dan lain-

lain, biasanya setiap harinya dibuang ke tempat pembuangan

akhir yang nanti biasanya dibakar. Untuk limbah yang

berupa sisa sampel atau sisa reagen biasanya memiliki

penanganan khusus. Untuk sisa sampel darah dan urin

biasanya tabung yang berisi sisa sampel tersebut di rendam

terlebih dahulu dengan larutan hipoklorin 10% selama 1 jam

yang kemudian dibuang ke wastafel yang salurannya telah

terhubung ke Instalasi Pembuangan Akhir Limbah (IPAL)

yang kemudian diolah agar tidak berbahaya dan mencemari

untuk lingkungan masyarakat, setelah limbah diolah dan

dinyatakan aman maka limbah tersebut siap dibuang ke

sungai.

Dalam menanggulangi dampak sisa bahan berbahaya

terhadap lingkungan, Instalasi Pembuangan Akhir Limbah

(IPAL) di RSUD CIbabat Cimahi memiliki kolam ikan

sebagai kolam uji untuk menguji limbah sebelum dibuang ke

lingkungan. Limbah yang akan dibuang ke lingkungan di

coba terlebih dahulu dimasukan kedalam kolam ikan


64

tersebut. Apabila ikan yang berada di dalam kolam tersebut

mati maka limbah tersebut berbahaya bagi lingkungan.

Namun, apabila ikan di dalam kolam tersebut tetap hidup,

maka limbah aman untuk dibuang ke lingkungan.

G. Kegiatan yang Dilakukan Selama PBK di

Laboratorium

1. Pra Analitik

a. Menyiapkan alat dan bahan sebelum sampling,

seperti spuit, plaster, kapas alcohol, kapas kering, torniquet,

menyiapkan tabung untuk pemeriksaan hematologi memakai

EDTA 10% didalam tabung bertutup putih (EDTA dalam

bentuk cair),jika ada pemeriksaan LED memakai tabung

bertutup ungu (EDTA dalam bentuk serbuk) dan tabung

tanpa cairan anti koagulan untuk pemeriksaan yang lain

(kimia dan serologi / imunologi)

b. Menyiapkan larutan yang akan digunakan untuk

pemerikaan. Seperti menyiapkan larutan giemsa yang

diencerkan dengan perbandingan 1: 9 untuk pewarnaan

SADT, dan menyiapkan larutan methanol untuk fiksasi.

Selain itu, menyiapkan larutan pewarnaan untuk preparat

BTA seperti carbol fuchsin, Asam Alkohol,kristal violet.

Menyiapkan larutan turk untuk menghitung leukosit di bilik

hitung, larutan turk yang digunakan 200mikron dan darah 10

mikron.
65

c. Melakukan sentrifugasi untuk pemeriksaan urine (PP

test, sedimen urine), darah untuk pemeriksaan imunologi /

serologi (widal, CRP, HBsAg), pemeriksaan golongan

darah, dan pemeriksaan kimia klinik.

d. Melakukan pencucian dengan menggunakan NaCl

0,9% untuk pemeriksaan golongan darah.

e. Menerima dan mencatat formulir permintaan

pemeriksaan dan sampel ke log book.

2. Analitik

a. Melakukan pemeriksaan imunologi / serologi yaitu

widal dan CRP.

b. Melakukan pemeriksaan urine (dipstick), urin

(automatik), PP test, tes narkoba, protein urine, glucosa dan

feses rutin.

c. Melakukan pemeriksaan analisa transudat/eksudat

seperti tes Rivalta, hitung jumlah leukosit, dan Diff Count.

d. Melakukan pemeriksaan untuk hematologi rutin

(menggunakan Hematologi Analyzer), LED, golongan darah

dan rhesus, hemoglobin, hematocrit, hitung jumlah leukosit,

hitung jumlah eritrosit, hitung jumlah trombosit, diff count,

nilai absolut : MCV/MCH/MCHC, SADT, gambaran

sediaan sumsum tulang.

e. Melakukan pemeriksaan BT/CT.


66

f. Melakukan pemeriksaan glukosa darah sewaktu.

g. Mendistribusikan sampel ke bagian pemeriksaan

sesuai dengan permintaan pemeriksaan.

h. Membuat Apusan Darah Tepi untuk uji konfirmasi

atau bila ada permintaan ADT (sesuai formulir).

i. Membuat preparat sputum BTA dan mengamati di

mikroskop.

j. Melakukan pewarnaan preparat sputum.

k. Melakukan uji konfirmasi jika nilai leukosit tinggi

menggunakan larutan turk.

l. Melakukan pengambilan sampel darah untuk

pemeriksaan.

3. Post Analitik

a. Melakukan pencetakan hasil yang sudah diperiksa

dan diverifikasi oleh analis.

b. Mencatat hasil pemeriksaan ke log book.

c. Mengantarkan hasil pemeriksaan tersebut ke dokter

laboratorium patologi klinik untuk divalidasi.

d. Menyerahkan hasil pemeriksaan ke pasien dengan

memastikan nama pasien, nomor medical record, dan alamat

pasien telah sesuai dengan identitas pasien yang ada pada

kartu berobat kemudian mencatatnya ke buku pengambilan


67

hasil dengan mencatat nomor medical record, nama pasien,

nama pengambil hasil, dan tanda tangan.


BAB IV

PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil kegiatan Praktek Belajar Klinik (PBK) di RSUD Cibabat

Cimahi yang berlangsung selama 23 hari dimulai sejak tanggal 04 November

sampai dengan 30 November 2019, terdapat banyak hal yang dapat dipelajari oleh

penyusun sehingga dapat diaplikasikan selama mengikuti Praktek Belajar Klinik

(PBK) di RSUD Cibabat Cimahi. Dengan melaksanakan Praktek Belajar Klinik

(PBK) di RSUD Cibabat Cimahi diharapkan Mahasiswa dapat lebih memperoleh

gambaran nyata dari setiap bidang operasional laboratorium terutama yang

berkaitan dengan kompetensi utama analis.

Secara umum tujuan diadakannya Praktek Belajar Klinik (PBK) di RSUD

Cibabat Cimahi agar Mahasiswa dapat memahami dan mampu melakukan proses

pre- analitik, analitik, dan pos-analitik, dalam bidang Hematologi, Kimia Klinik,

Imunoserologi, Mikrobiologi, Imunohematologi, Urin rutin dan cairan tubuh.

Sedangkan tujuan secara umum diadakannya Praktek Belajar Klinik (PBK) di

RSUD Cibabat Cimahi Mahasiswa diharapkan mampu mengenal ruang lingkup

operasional laboratorium, mampu mengenal sistem administrasi di laboratorium,

melakukan persiapan (alat, bahan, media dan reagensia) yang akan digunakan untuk

pemeriksaan sampel, melakukan persiapan sampel dan pengambilan

spesimen/sampel yang akan digunakan untuk pemeriksaan, melakukan

pemeriksaan sederhana dalam bidang Hematologi, Kimia Klinik, Imunoserologi,

Imunohematologi, Mikrobiologi, Urin ritin dan cairan tubuh serta

68
69

dapatbersosialisasi dengan pasien dan petugas laboratorium yang lainnya dengan

baik.

Pada bab ini, akan diuraikan mengenai jenis pemeriksaan yang dilakukan di

laboratorium RSUD Cibabat Cimahi, meliputi : Metode, segi praktis, nilai

kepentingannya, kelemahan, kelebihan dan lain lain.

A. Pemeriksaan Hematologi

Pemeriksaan Hematologi merupakan pemeriksaan darah rutin, artinya

pemeriksaan ini selalu dilakukan pada setiap pasien tanpa idikasi khusus.

Pemeriksaan Hematologi yang dilakukan di RSUD Cibabat Cimahi ini yaitu

pemeriksaan Hemoglobin, leukosit, eritrosit, hematokrit, trombosit,

menggunakan alat MINDRAY BC-5300 dan BC-6800 untuk pemeriksaan LED

menggunakan metode Westergreen dan alat ESR, untuk pemeriksaan HbA1c

menggunakan alat Biored D-10.

1. MINDRAY BC-5300

MINDRAY BC-5300 merupakan metode otomatis, yang merupakan

salah satu alat yang digunakan untuk pemeriksan darah lengkap dengan

cara menghitung dan mengukur sampel berupa darah. Prinsip kerja dari

alat ini adalah mengukur sel darah secara otomatis berdasarkan

impedansi aliran listrik atau berkas cahaya terhadap sel-sel yang

dilewatkan atau pengukuran dan penyerapan sinar akibat interaksi sinar

yang mempunyai gelombang tertentu dengan larutan atau sampel yang

dilewatinya.

Alat ini bekerja berdasarkan prinsip Flow Cytometer Flow

Cytometri yang merupakan metode pengukuran jumlah dan sifat-sifat


70

sel yang dibungkus oleh aliran cairan melalui celah sempit, ribuan sel

dialirkan melalui celah tersebut sedemikian rupa sehingga sel dapat

lewat satu persatu, dan dilanjutkan perhitungan jumlah sel dan

ukurannya.

Ditinjau dari segi praktisnya, MINDRAY BC-5300 memiliki 27

parameter pemeriksaan dalam 2 menit yaitu WBC (White Blood Cell ),

LYM % ( Limfosit ), NEU% (Neutrofil), MON% (Monosit), EOS%

(Eosinofil), BAS% (Basofil), NEU#, LYM#, EOS#, BAS#. RBC (Red

Blood Cell), HGB (Hemoglobin), HCT (Hematokrit), MCV (Mean

Volume Cell), MCH (Mean Cospuscular Hemoglobin), MCHC (Mean

Cospuscular Hemoglobin Consentration), RDW CV, RDW SD, PLT

(Platelet/trombosit), MPV, PCT dan PDW dan MINDRAY BC-5300

hanya memerlukan sampel darah 20 µl untuk pemeriksaan, memiliki

pemancaran diferensial untuk memntukan akurasi yang luar biasa.

Sedangkan berdasarkan segi kepentingannya MINDRAY BC-5300

dipilih karena memiliki parameter pemeriksaan yang banyak yaitu 27

parameter pemeriksaan, memiliki kemampuan untuk memeriksa sampel

dalam jumlah banyak yaitu bisa sampai 30 sampel perjam sehingga

dapat lebih mudah untuk dilakukannya pemeriksaan jika terdapat

banyak sampel yang ingin diperiksa.

Kelebihan MINDRAY BC-5300 ini yaitu langsung disambungkan

ke PC sehingga lebih memudahkan dalam setting maupun

penggunaannya. Waktu yang dibutuhkan dalam pemeriksaan

menggunakan MINDRAY BC-5300 lebih cepat hanya membutuhkan


71

waktu 2-3 menit, ketepatan hasil yang dikeluarkan oleh alat ini sudah

melalui Quality Control yang dilakukan oleh petugas laboratorium,

sampel yang digunakan untuk pemeriksaan sedikit. MINDRAY BC-

5300 juga memiliki kekurangan yaitu alat ini tidak dapat menghitung sel

abnormal misalnya banyak dijumpai sel-sel yang belum matang pada

leukemia, infeksi bakteri, sepsis, tetapi alat ini hanya dapat

membedakan sel berdasarkan ukurannya sel nya saja.

Selain menggunakan MINDRAY BC-5300 untuk pemeriksaan

Hematologi juga bisa menggunakan MINDRAY BC-6800.

2. MINDRAY BC-6800

MINDRAY BC-6800 merupakan metode otomatis, yang merupakan

salah satu alat yang digunakan untuk pemeriksan darah lengkap dengan

cara menghitung dan mengukur sampel berupa darah. Prinsip kerja dari

alat ini adalah mengukur sel darah secara otomatis berdasarkan

impedansi aliran listrik atau berkas cahaya terhadap sel-sel yang

dilewatkan atau pengukuran dan penyerapan sinar akibat interaksi sinar

yang mempunyai gelombang tertentu dengan larutan atau sampel yang

dilewatinya.

Alat ini bekerja berdasarkan prinsip Flow Cytometer Flow

Cytometri yang merupakan metode pengukuran jumlah dan sifat-sifat

sel yang dibungkus oleh aliran cairan melalui celah sempit, ribuan sel

dialirkan melalui celah tersebut sedemikian rupa sehingga sel dapat

lewat satu persatu, dan dilanjutkan perhitungan jumlah sel dan

ukurannya.
72

3. Pemeriksaan LED (Erythrocyte Sedimentation Rate)

Metode yang digunakan pemeriksaan LED di RSUD Cibabat

Cimahi adalah metode Westergreen yang berdasarkan sedimentasi

(pengendapan) dalam darah diukur dengan emmasukan darah ke dalam

tabung khusus selama satu jam. Makin banyak sel darah merah

mengendap maka makin tinggi laju endap darahnya.

Berdasarkan segi kepentingannya pemeriksaan LED ini sangat

penting untuk memonitor penyakit yang dicurigai, ketika penyakit itu

menjadi parah maka laju endap darah akan naik, sebaliknya jika

penyakit tersebut mulai membaik maka laju endapan darah akan

menurun. Pemeriksaan LED metode Westergreen ini mudah dilakukan,

ekonomis dan tidak menggunakan arus listrik.

Metode Westergreen memiliki beberapa kelebihan antara lain

memiliki skala tabung yang panjang sehingga memungkinkan untuk

menghitung skala pembacaan yang besar, hasil pemeriksaannya sudah

diakui cukup baik dan valid, pemeriksaan LED metode Westergreen

merupakan pemeriksaan yang mudah dan sederhana akan tetapi metode

ini memiliki kelemahan yaitu membutuhkan waktu yang cukup lama

untuk interpretasi hasilnya yaitu 1-2 jam dan apabila pemasangan

tabung tidak tegak lurus makan akan memberikan hasil yang berbeda.

Selain metode Westergreen untuk pemeriksaan LED di RSUD

Cibabat Cimahi juga menggunakan alat ESR (Erythrocyte

Sedimentation Rate). Roller 20 merupakan alat pemeriksaan yang

digunakan di RSUD Cibabat untuk Pemeriksaan LED secara otomatis


73

.Metode yang digunakan alat ini adalah stop flow Kinetik yang memiliki

prinsip mengukur kemampuan agregasi eritrosit dengan optical density.

Jika dilihat dari segi praktis pemeriksaan LED menggunakan alat ini

sangat mudah dan cepat hanya membutuh waktu 20 detik untuk

membaca sampel, sedangkan jika dilihat dari segi kepentingannya di

RSUD Cibabat Cimahi alat ini digunakan untuk pasien rawat jalan dan

pasien cyto agar hasil dapat segera dikeluarkan menggunakan alat

otomatis ini, sedangakan untuk pasien rawat inap masih menggunakan

metode Westergreen.

Kelebihan dari alat ini adalah waktu yang digunakan cepat (20

detik) antikoagulan mengunakan EDTA (Lebih stabil), lama sampel 24

jam suhu 2-8°C, hasil dibaca otomatis, memiliki control, sedangkan

kelemahan alat ini adalah ala tidak dapat dioprasikan selama 24 jam

karena ketahanan dan perawatan alat haus dijaga, jika terjadi

pemadaman listrik dapat menghambat pemeriksaan.

4. Pemeriksaan Bleeding Time (BT) dan Clotting Time (CT)

Bleeding Time (BT) adalah waktu lamanya pendarahan atau waktu

yang diperlukan untuk berhentinya darah mengalir, sedangkan Clotting

Time (CT) adalah waktu yang diperlukan darah untuk membeku atau

waktu yang diperlukan saat mengambil darah sampai terjadinya

pembekuan. Pemeriksaan Bleeding Time (BT) di RSUD Cibabat

Cimahi menggunkan Metode Duke yang dibuat dikuping telinga untuk

menyebabkan pendarahan sampai pendarahan benar-benar berhenti,

pemeriksaan ini mengukur hemostasis dan koagulasi sedangkan untuk


74

pemeriksaan Clotting Time (CT) menggunakan Metode kaca objek

dimana ujung jari ditusuk dengan lanset sampai keluar darah kemudian

dilihat adanya bennag fibrin.

Dilihat dari segi praktis kedua pemeriksaan ini sangat mudah dan

sederhana untuk dilakukan sedangkan jika dilihat dari segi kepentingan

kedua pemeriksaan ini sangat ekonomis.

Kelebihan Bleeding Time (BT) Metode Duke adalah bekas tusuk

atau bekas luka tidak permanen. Sedangkan kerugiannya yaitu tekanan

pada kapiler darah di daerah penusukan tidak konstan dan hasil yang

dicapai kurang dapat diandalkan. Kelebihan Clotting Time (CT) metode

slide ini adalah tidak membutuhkan waktu yang lama, sampel atau darah

yang digunakan sedikit, sedangkan kekurangan metode ini adalah

pemeriksaannya sedikit kasar.

5. Pemeriksaan Hemostasis

Pemeriksaan Hemostatis menggunakan alat STAGO memiliki

prinsip Elektomekanikal dengan metode Impenden. Hemostasis

merupakan kemampuan alami untuk menghentikan pendarahan pada

lokasi luka oleh spasme pembuluh darah, adhesi trombosit,dan

keterlibatan aktif faktor koagulasi.

Dilihat dari segi praktis alat ini memiliki 3 parameter pemeriksaan

yang dilakukan yaitu Prothrombin Time (PT), Activated Partial

Thromboplastin Time (APTT), Fibrinogen. Sedangkan jika dilihat dari

segi kepentingan di RSUD Cibabat parameter yang digunakan hanya

parameter pemeriksaan PT dan APPT saja. Kelebihan dari alat ini adalah
75

hasil yang dikeluarkan akurat, sampel yang digunakan sedikit, alat

mudah digunakan dan low maintenance, sedangkan kekurangannya

adalah apabila terjadi kendala pada alat ini maka harus dilakukan

perbaikan dengan menghubungi teknisi.

B. Pemeriksaan Kimia Klinik

1. Pemeriksaan Kimia Darah menggunakan alat HORIBA ABX Pentra 400

Pemeriksaan Kimia Klinik merupakan pemeriksaan kimia darah dimana

hasil yang diperoleh dari pemeriksaan ini dapat memberi gambaran secara

langsung mengenai penyakit dan kondisi tubuh pasien. Pemeriksaan Kimia

Klinik yang dilakukan di RSUD Cibabat Cimahi ini menggunakan alat

HORIBA ABX Pentra 400. Alat HORIBA ABX Pentra 400 merupakan

metode spektrofotometri yang menyerap cahaya putih dari lampu tungset

halogen yang ditangkap oleh kondensor.

Berdasarkan segi praktisnya alat ini mampu menganalisa 420 jenis

pemeriksaan kimia darah dalam waktu 1 jam, alat ini juga mampu

menggantikan prosedur-prosedur analisis manual dalam laboratorium,

HORIBA ABX Pentra 400 ini juga merupakan alat yang canggih,memiliki

tampak muka atau tampilan yang user friendly, sehingga mempermudah user

untuk menggunakannya. Dilihat dari segi kepentingannya pemeriksaan kimia

klinik di RSUD Cibabat dengan menggunakan alat ini akan sangat

memudahkan pemeriksaan karena parameter pemeriksaan pada alat ini

banyak seperti Albumin, ALP, Protein Total, ALT, (SGOT), AST (SGPT),

Trigliserida, Asam Urat, Gamma GT, Ureum, LDH, Kreatinin, CKMB,

Glukosa, Amylase, Lipase, Cholestrol, HDL, LDL, Bilirubin Total, Bilirubin


76

Direk, Bilirubin Indirek, Magnesium, Natrium, Kalium, Chlorida dan

Calsium.

2. Pemeriksaan Glukometer Accu-Check

Glukometer / ACCU-CHECK merupakan sejenis alat yang berfungsi

untuk mengukur kepekatan gula (glukosa) dalam darah, metode yang

digunakan adalah Glucose Dehydrogenase (GDH) dengan hasil dibaca secara

fotometri.Alat ini dapat mengukur kadar gula darah dalam beberapa waktu

yaitu Gula darah puasa, Gula Darah 2 jam Postprandial, dan Gula darah

sewaktu.

Dilihat dari segi praktis alat ini merupakan alat yang sederhana,

pemeriksaannya yang mudah dan cepat sangat membantu untuk pemeriksaan

glukosa pada pasien cyto sehingga hasil langsung dapat dikeluarkan,

sedangkan jika dilihat dari segi kepentingannya di RSUD Cibabat Cimahi

pemeriksaan glukosa menggunakan alat ini sangat banyak dilakukan

khususnya pada pasien cyto dan rawat jalan, alat ini hanya menggunakan strip

sehingga sangat mempermudah pemeriksaan.

Kelebihan dari alat ini adalah pemeriksaannya mudah dan sederhana,

cepat hanya butuh waktu 5 detik hasil langsung keluar, sampel yang

digunakan sangat sedikit hingga meminimalisir kesalahan pada pra-analitik,

dan terbuat dari bahan berkualitas tinggi sehingga aman untuk

digunakan.sedangkan kelemahan alat ini adalah proses QC yang masih

kurang baik sehingga akurasi dan presisinya kurang baik.


77

C. Pemeriksaan immuno-serologi

Pemeriksaan Imunnoserologi adalah pemeriksaan yang dilakukan untuk

mendeteksi adanya sistem imun yang terbentuk didalam tubuh terhadap suatu

kelainan/penyakit yang dilakukan secara serologi. Pemeriksaan immunoserologi

yang dilakukan di RSUD Cibabt Cimahi yaitu pemeriksaan

HBsAg,HIV,IgG/IgM, Golongan Darah dan Tubex.

1. Pemeriksaan HBsAg ,HIV dan IgG/IgM Metode imunocromatografi

Pemeriksaan HbsAg,HIV dan IgG/IgM di RSUD Cibabat Cimahi

Menggunakan Metode imunocromatografi, metode ini digunakan untuk

mendeteksi HBsAg dan antibody anti-HIV-1 dan HIV-2 secara kualitatif

yang ditampilkan secara manual dan memerlukan pembacaan dengan mata.

Secara umum ketiga prinsip dari pemeriksaan ini adalah reaksi antigen-

antibodi yang akan terkonjugasi dengan koloid emas sehingga membentuk

garis warna. Jika dilihat dari segi praktis metode ini tidak memerlukan waktu

yang lama sehingga hasil dapat segera diketahui.

Beberapa kelebihan jika dibandingkan dengan metode handal seperti

ELISA ,RIA-IRMA dan lain-lain. Kelebihan metode imunocromatografi

adalah waktu yang diperlukan untuk pengujian relative singkat sekitar 2-10

menit dan hasil uji dapat dilihat secara langsung, pemeriksaannya dapat

dilakukan dengan mudah, harganya relative murah, tidak memerlukan sampel

dengan jumlah banyak, selain itu metode ini dapat dijadikan pemeriksaan

awal (screening test) untuk uji kualitatif dan dapat dikerjakan langsung

dilapangan karena merupakan alat uji yang sederhana, memiliki sensitivitas

dan spesifisitas yang tinggi terhadap antigen.


78

Kelemahan Metode ini bersifat kualitatif sehingga hanya mampu

megetahui ada atau tidaknya suatu antigen tanpa mengetahui titer dari

antibodi yang terbentuk didalam tubuh pasien. Analit dapat menghambat

proses pemeriksaan karena tidak adanya tahap pencucian.

2. Pemeriksaan Tubex TF

Metode yang digunakan untuk pemeriksaan Tubex di RSUD

Cibabat Cimahi adalah Metode IMBI (Immonoassay Magnetic Binding

Inhibition) yang merupakan pemeriksaan semikuantitif, dengan prinsip

pemeriksaan mendeteksi adanya IgM terhadap antigen lipopolisakarida O9

pada kuman Salmonella typhi.

Kelebihan Metode ini adalah memiliki sensitivitas tinggi terhadap

bakteri Salmonella, sampel hanya sedikit, memberikan diagnosis yang lebih

pasti karena tidak hanya sekedar hasil positif dan negatif saja tetapi juga

dapat mengatahui tingkat fase akut infeksi, hasil dapat diperoleh lebih cepat,

sedangkan kelemahannya adalah hasil dapat terganggu dengan spesimen

yang sangat hemolitik atau ikterik, hasil berupa partikel berwarna yang

interpretasinya dilihat dengan mata sehingga dapat menimbulkan perbedaan

hasil dari mata orang lain.

3. Pemeriksaan Hemoglobin A1c (HbA1c)

Pemeriksaan Hemoglobin A1c (HbA1c) merupakan pemeriksaan ikatan

antara glukosa dan hemoglobin sedangkan fraksi-fraksi yang lain

merupakan ikatan antara hemoglobin dengan heksosa yang lain.

Hemoglobin A1c (HbA1c) yang terbentuk dalam tubuh akan disimpan


79

dalam sel darah merah dan akan terurai secara bertahap bersama dengan

berakhirnya masa hidup sel darah merah (rata-rata umur sel darah merah

120 hari). Pemeriksaan Hemoglobin A1c (HbA1c) yang dilakukan di RSUD

Cibabat Cimahi ini menggunakan alat Biored 1990 D-10 dengan metode

HPLC mampu mendeteksi hemoglobin abnormal dan memiliki

reprodusibilitas yang baik dengan CV <1%. namun kelemahan metode ini

memerlukan alat yang khusus, tenaga yang ahli dan waktu yang lama

sehingga tidak bisa digunakan di Rumah Sakit dengan sampel pemeriksaan

HbA1c yang banyak.

D. Pemeriksaan Mikrobiologi

1. Pemeriksaan BTA

Pemeriksaan Mikrobiologi yang terdapat di RSUD Cibabat Cimahi

yaitu Pemeriksaan BTA (Bakteri Tahan Asam) dengan Menggunakan

Metode Pewarnaan Ziehl Neelsen, dimana bakteri tahan asam akan

mempertahankan zat warna karbol fuchsin meskipun dicuci dengan asam

klorida dalam alkohol sehingga bakteri akan berwarna merah.

Jika dilihat dari segi praktis metode ini sangat mudah dikerjakan dan

dapat menentukan ada atau tidaknya bakteri Mycobacterium tuberculosis.

Bila ditinjau dari segi kepentingan bahwa metode pewarnaan Ziehl Neelsen

menjadi pilihan RSUD Cibabat Cimahi ini dikarenakan nilai setara dengan

pemeriksaan sputum (dahak) secara kultur ataupun biakan sehingga dapat

memantau hasil pengobatan dan dapat menentukan potensi penularan

penyakit.
80

Kelebihan dari metode ini adalah menggunakan sampel yang sedikit,

memiliki sensitifitas serta spesifitas yang cukup tinggi, latar belakang

berwarna biru terang, bakteri basil merah jelas,reagen terjangkau dan mudah

di dapat, sedangkan kekurangan metode ini adalah pemanasan hanya

dilakukan pada proses pewarnaan sedian zat warna utama maka dari itu

membutuhkan waktu yang cukup lama.

2. Pemeriksaan TCM

Tuberkulosis (TB) merupakan salah satu ancaman kesehatan yang

memastikan dan masih memiliki kelemahan dalam metode deteki yang

efektif. Hal tersebut berkontribusi terhadap masalah TB di seluruh dunia,

karena pasien TB yang tidak mendapat pengobatan tepat dapat menjadi

sumber infeksi di komunitas. Kasus TB yang tidak diobati juga

meningkatkan mortalitas, khususnya pada penderita HIV.

Metode pemeriksaan yang banyak digunakan di Negara endemic TB

adalah pemeriksaan mikroskopis. Namun demikian metode tersebut

memiliki sensitivitas yang rendah, tidak mampu dalam menentukan

kepekaan obat, dan memiliki kualitas yang berbeda-beda karena

dipengaruhi oleh tingkat keterampilan teknisi dalam melakukan

pemeriksaan. Diagnosis konvensional untuk mendeteksi TB Resisten Obat

(TB RO) bergantung pada biakan dan uji kepekaan obat yang membutuhkan

waktu lama dan prosedur khusus dalm isolasi bakteri dan spesimen klinik,

identifikasi Mycobacterium tuberculosis (MTB) kompleks, dan

pemeriksaan in vitro dalam uji kepekaan obat anti tuberkulosis (OAT).

Selama pemeriksaan pasien mungkin mendaoatkan pengobatan yang tidak


81

sesuai, sehingga meningkatkan kemungkinan berkembangnya strain TB

resistan obat dan kejadian resistan. Hal tersebut diharapkan dapat diatasi

dengan penggunaan pemeriksaan Tes Cepat Molekuler (TCM) dengan

Xpert MTB/RIF yang cepat dan dapat mengidentifikasi keberadaan MTB

dan resistansi terhadap rifampisin secara simultan, sehingga inisiasi dini

terapi yang akurat dapat diberikan dan dapat mengurangi insiden TB secara

umum. Hasil penelitian skala besar menunjukan bahwa pemeriksaan TCM

dengan Xpert MTB/RIF memiliki sensitivitas dan spesifisitas untuk

diagnosis TB yang jauh lebih baik dibandingkan dengan pemeriksaan

mikroskopis serta mendekayi kualitas diagnosis dengan pemeriksaan

biakan.

Teknologi molekuler dalam mendiagnosis TB sudah digunakan sejak

beberapa waktu yang lalu. Namun demikian, metode yang digunakan terlalu

kompleks untuk pemeriksaan rutin di Negara berkembang. Tahapan

pengolahan spesimen dan ekstraksi DNA mempersulit implementasi di

Negara dengan sumber daya terbatas. Saat ini, pemeriksaan TCM dengan

Xpert MTB/RIF merupakan satu-satunya pemeriksaan reagen yang

diperlukan untuk proses PCR (Polymerase Chain Reaction) dalam satu

katrid. Pemeriksaan Xpert MTB/RIF mampu mendeteksi DNA MTB

kompleks, secara kualitatif dari spesimen langsung, baik dari dahak maupun

non dahak. Selain mendeteksi MTB kompleks, Pemeriksaan Xpert

MTB/RIF juga mendeteksi mutasi pada gen rpoB yang menyebabkan

resistensi terhadap rifampisin. Pemeriksaan Xpert MTB/RIF dapat

mendiagnosis TB dan resistensi terhadap rifampisin secara cepat dan akurat,


82

namun tidak dapat digunakan sebagai pemeriksaan lanjutan (monitoring)

pada pasien yang mendapat pengobatan.

Pemeriksaan Xpert MTB/RIF merupakan metode deteksi molekuler

berbasis nested real-time PCR untuk diagnosis TB. Primer PCR yang

digunakan mampu mengamplifikasi sekitar 81 bp daerah inti gen rpoB MTB

kompleks, sedangkan probe dirancang untuk membedakan sekuen wild type

dan mutasi pada daerah inti berhubungan dengan resistensi terhadap

rifampisin.

Pemeriksaan tersebut dilakukan dengan alat GeneXpert, yang

menuggunakan system otomatis yang mengintegrasikan proses purifikasi

spesimen, amplifikasi asam nukleat, dan deteksi sekuen target. System

tersebut terdiri atas alat katrid sekali pakai komputer dan perangkat lunak.

Setiap pemeriksaan menggunakan katrid sekali pakai dan dirancang untuk

meminimalkan kontaminasi silang. Katrid Xpert MTB/RIF juga memiliki

Sample Processing Control (SPC) dan Probe Check Control (PCC). Sample

Processing Control (SPC) berfungsi sebagai control proses yang adekuat

terhadap bakteri target serta untuk memonitor keberadaan penghambat

reaksi PCR, sedangkan PCC berfungsi untuk memastikan proses rehidrasi

reagen, pengisian tabung PCR pada katrid, integritas Probe, dan stabilitas

dye. Pemeriksaan Xpert MTB/RIF dapat mendeteksi MTB kompleks dan

resistansi terhadap rifampisin secara simultan dengan mengamplifikasi

sekuen spesifik gen rpoB dari MTB kompleks menggunakan lima Probe

molecular beacons (probe A-E) untuk mendeteksi mutasi pada daerah gen

rpoB. Setiap molecular beacons dilabel dengan dye florofor yang berbeda.
83

Cycle threshold (Ct) maksimal yang valid untuk analisis hasil pada probe A,

B dan C adalah 39 siklus, sedangkan pada probe D dan E adalah 36 siklus.

Pemeriksaan TCM dengan Xpert MTB/RIF tidak ditujukan untuk

menentukan keberhasilan atau pemantauan pengobatan. Hasil negatif tidak

menyingkirkan kemungkinan TB. Pemeriksaan tersebut harus dilakukan

sejalan dengan pemeriksaan biakan MTB untuk menghindari resiko hasil

negatif palsu dan untuk mendapatkan isolate MTB sebagai bahan

identifikasi dan uji kepekaan. Hasil positif tidak selalu mengindikasikan

keberadaan mikroorganisme hidup/viable. Deteksi MTB kompleks

dipengaruhi cara pengumpulan, pengolahan, dan penyimpanan spesimen.

Kinerja pemeriksaan Xpert MTB/RIF tergantung dari kemampuan petugas

lab dan kepatuhan terhadap instruksi kerja, sehingga seluruh petugas lab

harus mendapatkan pelatihan terlebih dahulu. Dokter yang mengambil

keputusan medis harus menginterpretasi hasil pemeriksaan Xpert MTB/RIF

sesuai dengan riwayat medis pasien, gejala dan tanda yang ditemukan serta

hasil dari uji diagnostic lainnya. Interferensi pemeriksaan dapat terjadi

akibat keberadaan lidocaine (>20% v/v), mucin (>1.5% w/v), ethambutol

(>5µg/mL), guaifenesin (>2.5 mg/Ml), phenylephrine (>25% c/c) atau tea

tree oil (>0.008% v/v).

Tuberkulosis masih merupakan masalah kesehatan masyarakat di

Indonesia. Salah sat penyebab peningkatan beban masalah TB antara lain

peningkatan kasus HIV dan adanya kekebalan ganda kuman TB terhadap

obat anti TB. Salah satu upaya untuk mengatasi permasalahan tersebut
84

adalah penegakan diagnosis TB menggunakan alat TCM berdasarkan

permenkes nomor 67 tahun 2016.

Pemeriksaan TCM dapat digunakan untuk pasien yang berasal dari

sector pemerintah dan swasta sesuai dengan jejaring yang di atur dalam

program Nasional penanggulangan TB. Semua pasien TB dan TB RO yang

didiagnosis dari pemeriksaan TCM harus tercatat, terlaporkan dan

emndapatkan pengobatan sesuai standar.

Pemanfaatan pemeriksaan TCM dapat dikembangkan pemanfaatannya

untuk pemeriksaan non TB seperti HIV dan Hepatitis. Pengembangan

pemeriksaan TCM untuk spesimen selain TB diputuskan berdasarkan

rekomendaso subdit TB.

Kelebihan pemeriksaan Mikrobiologi menggunakan Tes Cepat

Mikrobiologi (TCM) sampel yang dibutuhkan untuk pemeriksaan sedikit,

pengerjaannya cepat sehingga hasil dapat dikeluarkan dalam waktu yang

cepat. Sedangkan kelemahannya pemeriksaan menggunakan Tes Cepat

Mikrobiologi (TCM) membutuhkan biaya yang mahal.

E. Pemeriksaan Imunohematologi

1. Pemeriksaan Golongan Darah

Metode yang digunakan untuk golongan darah ABO dan Rhesus di RSUD

Cibabat Cimahi ini adalah Metode Slide dengan menggunakan kertas

golongan darah, dimana terdapat reaksi antigen-antibodi berupa

penggumpalan (aglutinasi).

Terdapat beberapa kelebihan menggunakan metode slide dengan kertas

golongan darah ini yaitu tidak membutuhkan waktu yang lama hanya
85

memerlukan waktu 2 menit saja, pengerjaan mudah dan sederhana sedangkan

kelemahan metode ini adalah reaksi Antigen lemah, metode ini kurang

sensitif dibandingkan uji tabung, proses pengeringan pada campuran dapat

menyebabkan agregasi sel, sehingga dapat memberikan hasil positif palsu.

F. Pemeriksaan Urin Rutin dan Cairan Tubuh

1. Pemeriksaan Urin Rutin ARKRAY AE-4020

Pemeriksaan Urin rutin merupakan pemeriksaan yang dipakai untuk

mengatahui adanya kelainan di dalam saluran kemih yaitu kelainan ginjal

dan salurannya,kelainan diberbagai organ tubuh seperti hati,saluran empedu

,pancreas,korteks adrenal dan uterus.Pada pemerikaan urin rutin dilakukan

dengan 2 metode, yaitu secara makroskopis dan mikroskopis.pemeriksaan

makroskopis urin meliputi pemeriksaan warna dan kekeruhan, selain itu

diperiksa juga beberapa parameter kimia urin dengan menggunakan alat

ARKRAY AE 4020.

Penggunaan Alat ARKRAY AE 4020 (Automatitation Eleven AE-

4020 ARKRAY) ini merupakan metode Reflentance Photometry pengukur

pantulan cahaya dari panjang gelombang tertentu, alat ini yang akan

membaca strip tes urin pada kondisi standar ,menyimpan hasil ke memori

dan menampilkan hasil melalui printer built-in atau serial interface pada alat

tersebut. Sedangkan untuk mikroskopis urin dilakukan pemeriksaan dengan

cara membuat preparat yang berasal dari sedimen urin yang telah disiapkan,

preparat tersebut kemudian di periksa dibawah mikroskop untuk dilihat

keberadaaan leukosit, eritrosit, epitel, kristal, bakteri, serta komponen

lainnya yang ada didalam urin tersebut.


86

Berdasarkan segi kepraktisannya, pada pemeriksaan urin metode

makroskopis menggunakan Alat ARKRAY AE-4020 Pemeriksaan dapat

dilakukan lebih cepat dan mudah dikarenakan adanya dipstick urin yang

langsung mampu baca hasilnya. Selain itu pula dalam satu kali pemeriksaan

hasil dapat langsung terbaca dalam waktu kurang lebih 2 menit dan hasil

langsung keluar berupa printer built-in atau berupa cetakan struk hasil

pemeriksaan.Jika dilihat dari segi kepentingannya RSUD Cibabat

Menggunakan Alat ARKRAY AE-4020 karena alat ini cepat dalam

memperoleh hasil, hasilnya cukup teliti dan akurasi tinggi .Parameter yang

digunakan juga cukup banyak yaitu Glukosa, Protein ,Bilirubin, PH,

Urobilinogen, BJ, Keton, Nitrit dan pemeriksaan sel darah merah.

Kelebihan dari Alat ARKRAY AE-4020 ini adalah waktu

pemeriksaan cepat,hasil dibaca otomatis,sampel yang digunakan hanya

sedikit.sedangkan kekurangan metode ini adalah dipstick mudah teroksidasi

apabila terlalu lama dibiarkan/kontak dengan udara.

2. Pemeriksaan Feces

Pemeriksaan Feces merupakan pemeriksaan yang dilakukan pada

sampel tinja atau kotoran untuk membantu mendiagnosis kondisi tertentu

yang mempengaruhi saluran pencernaan.Kondisi ini dapat mencakup

infeksi seperti dari parasit ,virus ataupun bakteri. Sama halnya seperti

pemeriksaan urin, pada pemeriksaan feses ini dibagi menjadi dua metode

yaitu metode makroskopis dan metode mikroskopis.

Pemeriksaan fecces metode makroskopis meliputi pemeriksaan jumlah

tinja ,warna,bau,darah,lendir,konsisensi,darah, nanah , dan parasit


87

sedangkan pemeriksaan mikroskopis dilakukan dengan cara pewarnaan

feses menggunakan eosin yang kemudian diperiksa dibawah mikroskop

cahaya untuk melihat unsur abnormal seperti telucracing, protozoa, leukosit,

eritrosit, epitel, Kristal, makrofag, sel ragi dan sisa makanan seperti lemak.

Kelebihan pemeriksaan ini adalah menggunakan sampel yang sedikit.

sedangkan kelemahan pada pemeriksaan kali ini adalah prosedur

pemeriksaan dilakukan secara manual menggunakan mikroskop cahaya

Kelebihan HORIBA ABX Pentra 400 ini adalah Alatnya bekerja secara

otomatis,Pemeriksaan sampel dapat mencapai 420 test per jam,parameter

yang diperiksa lebih banyak,sampel yang digunakan sedikit. sedangkan

kekurangan metode ini adalah Ukuran alatnya cukup besar,harga alat cukup

mahal,menggunakan reagen pencuci yang cukup banyak.


88

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Volume dan jenis kegiatan yang dilakukan

Volume dan jenis kegiatan praktek belajar klinik yang dilaksanakan

pada tanggal 10 Desember 2018 s/d 11 Januari 2019 di Instalasi Laboratorium

Patologi Klinik RSUD Cibabat tercantum pada tabel sebagai berikut:

No. Unit Kompetensi Elemen Kompetensi Volume

1. Mengikuti sistem Mengetahui struktur organisasi

administrasi laboratorium.

laboratorium Mengikuti alur administrasi sampel

yang telah ditetapkan.

Mencatat dan menyimpan data

2.
89

Bekerja aman sesuai Mengikuti instruksi dan prosedur kerja yang

prosedur dan kebijakan telah ditetapkan untuk menjaga keamanan

kerja.

Menyimpan, mengumpulkan bahan-bahan

berbahaya dengan aman.

Merespon kejadian, kecelakaan dan keadaan

darurat secara efektif.

Menjaga kesehatan dan keselamatan diri di

tempat kerja.

3. Menyiapkan larutan Menyiapkan reagensia, bahan, alat gelasdan

kerja peralatan laboratorium dengan benar.

Membuat atau menyiapkan larutan kerja.

Memeriksa larutan stock yang ada.

4. Mendapatkan Persiapan alat bahan untuk pengambilan

sampel/spesimen sampel

representatif. Mendapatkan / mengambil spesimen

Mencatat informasi tentang sampel dalam buku

log atau database

Menyampaikan masalah/informasi yang

berkaitan dengan spesimen kepada

pelanggan/pasien
90

Menyiapkan/mengolah spesimen untuk

pengujian

Menyimpan sampel cadangan

Mendistribusikan sampel ke bagian

pemeriksaan

Membuang limbah dan sisa sampel

Memelihara area dan lingkungan kerja yang

aman

5. Berkomunikasi dengan Menerima perintah dan kerja sesuai struktur

orang lain. organisasi laboratorium

Menerima dan memberikan pesan

Menunjukkan kepribadian yang baik

Memberikan informasi yang benar

6. Melakukan Melakukan persiapan pemeriksaan

pemeriksaan urine dan Melakukan pemeriksaan urin dan feces rutin

feses Melaporkan dan mendokumentasikan hasil

7. Melakukanpemeriksaan Melakukan persiapan pemeriksaan

bidang hematologi

Melakukan pemeriksaan hematologi rutin

Melaporkan dan mendokumentasikan hasil


91

8. Melakukan Melakukan persiapan pemeriksaan

pemeriksaan imunologi Melakukan pemeriksaan imunologi serologi

serologi sederhana sederhana

Melaporkan dan mendokumentasikan hasil

9. Melakukan Melakukan persiapan pemeriksaan

pemeriksaan Melakukan pemeriksaan mikrobiologi

mikrobiologi sederhana sederhana

Melaporkan dan mendokumentasikan hasil

10. Melakukan Melakukan persiapan pemeriksaan

pemeriksaan kimia Melakukan pemeriksaan kimia klinik

klinik sederhana sederhana

Melakukan pemeriksaan mikrobiologi

sederhana

2. Target kompetensi pada Praktik Belajar Klinik I meliputi praanalitik, analitik

dan pasca analitik telah tercapai.

B. Saran

Adapun saran yang dapat kami sampaikan adalah sebagai berikut :

1. Untuk Instalasi Laboratorium


92

a. Memberikan kepercayaan kepada mahasiswa untuk

mengoperasikan alat otomatis secara optimal untuk

meningkatkan kemampuan dan pengalaman mahasiswa PBK.

b. Memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk dapat

mencoba mengoperasikan alat automatis yang menjadi icon

utama alat pemeriksaan tercanggih di laboratorium patologi

klinik RSUD Cibabat Cimahi.

c. Menyediakan jas laboratorium khusus bagi mahasiswa PBK

untuk di laboratorium mikrobiologi RSUD Cibabat Cimahi

sebagai bagian dari keselamatan dan keamanan kerja saat PBK.

d. Memberikan lebih banyak kesempatan kepada mahasiswa untuk

melakukan pengambilan darah sebagai ajang berlatih agar lebih

terampil di kemudian hari.

2. Untuk Institusi Pendidikan

a. Memberikan gambaran nyata mengenai Sistem Informasi

Laboratorium yang digunakan di Rumah Sakit pada saat proses

pembelajaran.

b. Menjalin komunikasi yang lebih baik antara mahasiswa dan

pembimbing.
93

LAMPIRAN

ALIFAX ELR ROLLER 20 AE-4020 ARKAY

Mindray BC5300 Smartlyte

Mini Vidas Hemostasis Stago


94

ABX Pentra 400 dimensionl EXL 2010


95

Sysmex tempat reagen

Sentrifuge termo kulkas tempat menyimpan spesimen sentrifuge kubota

3 LED Westergreen Accu-Chek eye washer


96

Gudang alat dan bahan laboratorium tempat pewarnaan dan waterbath


97

Hasil negative Narkoba urin Kristal di Urin silinder hialin di urin

Mikroskop
98

Anda mungkin juga menyukai