PENDAHULUAN
B. Tujuan
a. Sebagai salah satu syarat kelulusan untuk mendapatkan gelar Ahli
Madya Analis Kesehatan.
b. Sarana dalam meningkatkan kemampuan baik dalam tata krama,
pengetahuan dan keterampilan.
c. Sebagai sarana meningkatkan keterampilan mahasiswa dalam proses
analisis di laboratorium.
d. Sebagai sarana mengembangkan kerjasama dengan tenaga kesehatan.
C. Waktu Pelaksanaan
Praktik Kerja Lapangan di Rumah Sakit Panti Waluyo Surakarta
dilaksanakan pada 3 September – 27 Oktober 2018.
OLEH
AGUNG CAHYANHY PRASETYO
1162036
TINJAUAN PROSEDUR
A. Ilustrasi Prosedur
B. Uraian Prosedur
b. Persiapan Reagen
c. Persiapan Sampel
sampel darah.
dan lipemik.
2. Analitik
a. Operasional alat
1) Menyalakan UPS.
2) Tekan tombol power yang terdapat di belakang alat.
3) Alat akan melakukan inisialisasi selama ± 10 menit.
4) Muncul menu utama pada layar
b. Pemeriksaan sampel
1) Siapkan strip reagen dan SPR yang akan digunakan.
2) Beri identitas sampel pada strip reagen (diisi nomor
laboratorium).
3) Pipet serum atau plasma heparin sebanyak 200 µl,
kemudian masukkan ke dalam lubang sampel pada strip
reagen.
4) Pada menu utama layar pilih status screen.
5) Masukkan strip reagen ke dalam tray dan SPR ke dalam
SPR block di section yang dikehendaki (A atau B).
6) Pilih section dan posisi sesuai dengan strip reagen dan SPR,
misal A1 (tekan A dan angka 1 pada keypad).
7) Pilih assay.
8) Pilih select assay.
9) Daftar kode pemeriksaan akan muncul pada layar,
kemudian pilih pemeriksaan yang akan dilakukan.
10) Pilih sampel ID, kemudian masukkan identitas sampel
(diisi dengan nomor laoratorium).
11) Tekan tombol previous screen
12) Tekan tombol enter untuk meneruskan sampel ID dengan
pemeriksaan yang sama untuk posisi selanjutnya dalam satu
section.
13) Tekan tombol previous screen.
14) Pastikan nomor ID, pemeriksaan dan posisi sudah benar
15) Tekan start.
3. Post-analitik
C. Identifikasi
D. Pembatasan Masalah
Penulis ingin mengetahui kelebihan dan kekurangan Mini VIDAS dalam
melakukan pemeriksaan FT4
E. Rumusan Masalah
Apa kelebihan dan kekurangan Mini VIDAS dalam melakukan pemeriksaan
FT4?
BAB III
ANALISIS
A. Tinjauan Teori
Kelenjar tiroid merupakan salah satu organ yang penting di dalam tubuh,
karena menghasilkan hormon tiroid yang berfungsi mengendalikan
metabolisme tubuh. Kelenjar tiroid berbentuk seperti kupu-kupu yang
terletak di leher bagian depan dibawah jakun, di depan trakea. Kelenjar
tiroid menghasilkan hormon thyroxine (T4) dan hormon thyronine (T3).
Kelainan kadar hormon tiroid seperti hipotiroid maupun hipertiroid di
dalam tubuh akan berdampak pada organ penting lain di dalam tubuh.
Hormon tiroid menjadi salah satu hormon yang dibutuhkan oleh hampir
seluruh proses tubuh termasuk metabolisme, sehingga keadaan hipo/
hipertiroid berpengaruh pada berbagai peristiwa dijaringan tubuh manusia.
Hipotiroid dianggap sebagai keadaan di mana efek hormon tiroid di jaringan
tubuh menurun, sedangkan hipertiroid adalah kelebihan hormon tiroid yang
beredar dalam sirkulasi akibat kelenjar tiroid yang hiperaktif (hiperfungsi)
(Aga, 2014). Kadar FT4 meningkat pada kondisi hipertiroidisme sedangkan
kadar FT4 menurun pada keadaan hipotiroidisme atau penurunan sekresi
hormon kelenjar tiroid akibat kegagalan mekanisme kompensasi kelenjar
tiroid dalam memenuhi kebutuhan jarigan akan hormon tiroid.
B. Analisis SWOT
1. Strength (Kekuatan)
2. Weakness (Kelemahan)
3. Opportunity (Kesempatan)
4. Threat (Ancaman)
C. Pembahasan
PENUTUP
A. Simpulan
B. Saran
1. Saat memasukkan strip reagen dan SPR ke dalam tray dan SPR Block
jangan menyentuh bagian dinding luar maupun barcode supaya tidak
mengganggu pemeriksaan.
2. Biarkan strip reagen dan SPR mencapai suhu ruangan terlebih dahulu
sebelum dimasukkan ke dalam tray dan SPR Block.
3. Sebaiknya lakukan kalibrasi apabila standart sudah kadaluarsa.
DAFTAR PUSTAKA
Aga, P., Eti, Y., Rudy A. 2014. Hubungan Kadar FT4 dan TSH Serum dengan Profil
Lipid Darah pada Pasien Hipertiroid yang Dirawat Inap di RSUP Dr. M.
Djamil Padang Tahun 2009 – 2013.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia Pusat Laboratorium Kesehatan ,2008.
Pedoman Praktek Laboratorium Yang Benar.
Harsa, R., Fadil O., dan Yustini, A. 2013. Hubungan Kadar FT4 Dengan Kejadian
Tirotoksikosis berdasarkan Penilaian Indeks New Castle Pada Wanita
Dewasa di Daerah Ekses Yodium.
Pramila, K., Gopinath, P., Shanthi, K.M., Divya, M. 2016. Analytical Sensitivity
Of TSH Assays By ELISA And ELFA. Chennai, Madras Medical College.
National Journal of Basic Medical Sciences Vol. 6, Issue 4
PERIODE
3 SEPTEMBER - 27 OKTOBER 2018
OLEH
ANTON SUSILO
1162040
PERIODE
3 SEPTEMBER - 27 OKTOBER 2018
OLEH
ANTON SUSILO
1162040
TINJAUAN PROSEDUR
A. Ilustrasi Prosedur
Pemeriksaan Malaria metode Rapid Test adalah tes cepat malaria Pf/Pv
dan dengan antibodi monoklonal spesifik untuk Plasmodium vivax di garis uji
yang berada dalam kaset test. Pv-LDH jika ada dalam spesimen akan mengikat
oleh antibodi, garis berwarna merah anggur Pv ( T1 ) mnunjukan hasil tes positif
Pv (Plasmodium vivax ).
antibodi anti-pHRP-II anti lapis yang membentuk pita berwarna merah anggur
kontrol internal ( garis C ) yang dapat menunjukan pita berwarna merah marun
satu garis T. Jika hasil test tidak valid, spesimen harus di uji ulang dengan kaset
test lain.
B. Uraian Prosedur
1. Persiapan Alat
1. Jas laboratorium
3. Masker
1. Roll Mixer
2. Lemari Pendingin
c. Pengolahan limbah
2. Persiapan Bahan
d. Timer
f. Buffer
3. Persiapan Sampel
disimpan lebih dari 3 hari dapat menghasilkan reaksi yang tidak spesifik.
3 hari.
2. Pijat jari dari pangkal jari ke ujung jari ( sampai darah ke ujung jari )
3. Hapus darah yang pertama keluar dengan kapas atau kasa steril
4. Ambil darah dengan pipet sampai tanda dan teteskan darah ke dalam
5. Tempatkan kaset test di tempat yang bersih dan datar. Berikan label dengan
6. Dengan pipet plastik 5 μL yang disediakan, ambil spesimen darah yang tidak
melebihi batas pada pipet dan teteskan ke dalam lubang spesimen pada kaset
dengan menggunakan pipet mini, untuk presisi yang lebih baik gunakan alat
7. Pasang timer. Jika berkenan, setelah 5 menit penetesan sampel dan Buffer,
8. Hasil dapat dibaca dalam 20 – 30 menit. Membutuhkan waktu yang lebih dari
hasil lebih dari 30 menit. Untuk menghindari kesalahan, buang alat yang
C. Identifikasi Masalah
Gede, 2012).
D. Pembatasan Masalah
pembacaan hasil pada pemeriksaan Rapid Test Ag Pf/Pv Malaria dengan Whole
Blood.
E. Rumusan Masalah
ANALISIS
A. Tinjauan Teori
Secara umum ada 4 jenis malaria, yaitu tropika, tertiana, ovale dan quartana
Tes Diagnostik Cepat ( Rapid Diagnostik Test / RDT ) adalah alat yang
mendeteksi antigen malaria pada sampel darah yang sedikit dengan tes
poliklonal terhadap antigen parasit. Untuk setiap antigen parasit di gunakan 2 set
antibodi monoklonal atau poliklonal, satu sebagai antibodi penangkap, dan satu
kurang sensitif bila dibandingkan dengan antibodi poliklonal (Wijaya dkk, 2014).
satu spesies Plasmodium, atau dapat mencakup 4 parasit malaria pada manusia.
LDH), dan aldolase yang diproduksi oleh bentuk aseksual atau seksual dari
B. Analisis SWOT
1. Strenght ( Kekuatan )
segi waktu yang lebih singkat dan efisien dalam mengerjakan sampel dalam
jumlah yang banyak dan membutuhkan diagnosa cepat, jumlah volume yang
pelatihan dasar untuk daerah terpencil serta dapat menggunakan darah yang
hemolisis.
2. Weakness ( Kekurangan )
dapat terjadi negatif dan positif palsu, pemeriksaan ini hanya mengetahui ada
yang diperiksa sehingga tidak dapat mengetahui jumlah skala infeksi parasit
3. Opportunity ( Kesempatan)
Pemeriksaan Ag Pf/Pv Malaria memiliki kesempatan atau peluang
yang dapat diambil seperti sebagai salah satu metode cepat ( Rapid ) dalam
diagnosis Malaria dalam darah yang diperiksa untuk daerah terpencil tanpa
4. Threat ( Ancaman )
C. Pembahasan
pemeriksaan RDT dapat berupa darah kapiler. Sampel ini dicampur dengan
larutan Buffer dan antibodi spesifik. Antibodi ini diberi label dengan penanda
yang dapat dideteksi secara visual. Pada pemeriksaan ini sampel darah mengalir
Beberapa alat, antibodi berlabel dikemas saat pembuatan dan hanya larutan
dalam bentuk garis oleh alat pada membran nitroselulose dan berikatan dengan
membran pada fase imobile. Antibodi yang terfiksir ini bertugas untuk
mengekstrak dan mengikta antigen parasit sampel yang mengalir. Jika antigen
akan berpindah ke atas strip tes untuk ditangkap oleh predeposit antibodi yang
spesifik terhadap antigen target dan terhadap antibodi berlabel. Larutan Buffer
dapat dilihat.
menemukan bahwa RDT adalah alat yang bermanfaat untuk survei lapangan,
karena mudah dibaca. Waktu pemeriksaan yang digunakan singkat dan efisien
dalam sel eritrosit dan plasma darah sehingga penggunaan darah langsung sangat
spesies parasit.
Diantaranya hasil positif paslu dan negatif palsu pada bebrapa kasus. Hasil
positif palsu terjadi karena reaksi silang dengan faktor rematoid di darah. Hasil
negatif palsu yang jarang dapat disebabkan oleh delesi atau mutasi dari gen
HRP2. Kelemahan lain dari RDT ( Rapid Diagnostic Test ) adalah tidak mampu
untuk malaria.
penyimpanan alat test diagopstik. Kelembapan dan temperatur yang tinggi dapat
PENUTUP
A. Kesimpulan
Plasmodium vivax.
B. Saran
1. Gunakan alat ukur yang tepat dan teliti untuk mendapatkan presisi sampel
tepat 5 μL.
Kusuma, Wijaya A.N. Wiradewi Lestari, Sianny Herawati, dan I Wayan Putu
Sutirta Yasa. (2014). Pemeriksaan Mikroskopis dan tes Diagnostik Cepat
Dalam Menegakkan Diagnosis Malaria. Bagian Patologi Klinik Fakultas
Kedokteran Universitas Udayana / Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah
Denpasar. Jurnal kedokteran. Volume , No
World Health Organisation. (2015). Guidlines For The Threatment of Malaria 3rd
Edition. WHO Library Cataloguing-in-Publication Data Geneva Italy
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
RUMAH SAKIT PANTI WALUYO
SURAKARTA
OLEH
DANIEL BAYU AJI KRISTANTO
1162048
TINJAUAN PROSEDUR
A. Ilustrasi Prosedur
POCT glukosa, TMS dan Indiko Plus , oleh sebab itu penulis ingin mengangkat
B. Uraian Prosedur
berikut :
1. Pra-analitik
Tahap pra-analitik merupakan kegiatan yang harus diperhatikan
lain :
Pasien harus puasa selama 10-12 jam sebelum diambil darah, selama
puasa tidak diperkenankan makan dan minum kecuali air putih guna
antara lain :
pemasangn holder dan jarum, kapas alkohol, kapas steril, serta analis
pasien.
bila jarum berhasil masuk vena maka terlihat darah masuk dalam
selesai.
khusus
3) Persiapan Sampel
a) Untuk pembuatan plasma sentrifuge 4000 rpm selama 5 menit,
pemeriksaan sebaiknya segera dikerjakan.
b) Untuk pembuatan serum biarkan membeku, kemudian sentifuge
4000 rpm selama 10 menit. Syarat serum harus segar, tidak boleh
2. Analitik
1) Persiapan Alat
sampel
terbaca
pemeriksaan
e) Diklik SAVE
3. Post Analitik
yaitu :
dapat dipertanggungjawabkan
C. Identifikasi
memerlukan ruang yang besar, dalam hal running sampel yang lebih lama.
D. Pembatasan Masalah
Plus.
E. Rumusan Masalah
Apa kelebihan dan kelemahan pemeriksaan glukosa dengan menggunakan
Indiko Plus?
BAB III
ANALISIS
A. Tinjauan Teori
digunakan oleh otak, retina, dan epitel germinal dari gonad. Kadar glukosa
darah harus dijaga dalam konsentrasi yang cukup untuk menyediakan nutrisi
terlalu tinggi juga dapat memberikan dampak negatif seperti diuresis osmotik
dan dehidrasi pada sel. Oleh karena itu, glukosa darah perlu dijaga dalam
tingkat glukosa darah dalam tubuh adalah 70-150 mg/dl. Biasanya glukosa
darah meningkat setelah makan dan berada di level terendah pada pagi hari.
pemeriksaan yaitu glukosa sewaktu, glukosa puasa, dan glukosa 2 jam setelah
makan. Glukosa darah sewaktu adalah pemeriksaaan kadar glukosa darah yang
yang dimakan dan kondisi tubuh orang tersebut. Glukosa puasa adalah
makan (Mufti,2015).
Pemeriksaan glukosa darah dapat diperiksa menggunakan alat Indiko Plus,
prinsip dari alat ini sendiri adalah melewatkan cahaya dengan panjang gelombang
tertentu di dalam kuvet. Didalam kuvet nantinya akan terjadi hasil reaksi antara
sampel dan reagen yang akan mmbentuk warna tertentu. Sebagian cahaya diserap
dan sisanya akan dilewatkan. Nilai dari absorbansi cahaya itu sebanding dengan
konsentrasi larutan di dalam kuvet (Alviani, 2016).
B. Analisis SWOT
analisisnya :
1. Strength (kekuatan)
mengerjakan sampel dalam jumlah yang besar, serta memiliki fitur otomatis
seperti prosedur start up harian yang otomatis, deteksi bekuan, dan otomatis
bersamaan.
2. Weakness (kelemahan)
kelemahan yaitu membutuhkan ruangan yang luas karena ukuran alat ini
sendiri 94cm x 70cm x 62 cm dan memiliki berat 110 kg, serta alat ini
mengatur suhu seperti lemari pendingin. Selain itu perawatan berkala dari
3. Opportunities (kesempatan)
cukup besar, karena alat ini dapat memuat sampel yang banyak serta
secara bersamaan, juga tidak lupa alat ini memiliki deteksi kadar glukosa
4. Threat (ancaman)
C. Pembahasan
sebagai glikogen di hati dan otot rangka. Umumnya, kadar glukosa darah
beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penyimpanan sampel yaitu waktu
hal ini dikarenakan adanya aktifitas yang dilakukan sel darah. Penyimpanan
sampel pada suhu kamar akan menyebabkan penurunanan kadar glukosa darah
kurang lebih 1-2 % per jam. Untuk menjaga stabilitas sampel apabila dilakukan
(Dewa, 2016).
pengerjaannya, selain itu Indiko memiliki akurasi dan presisi yang lebih baik
dari alat lain. Alat ini juga dapat memeriksa beberapa parameter dan juga dapat
menampung banyak sampel dan sekali pengerjaan. Alat Indiko ini juga
Fitur otomatis yang ditawarkan oleh alat ini sendiri mulai dari prosedur
pengerjaannya alat ini menggunakan rack yang berisikan 9 posisi yang dapat
diatur ketinggiannya sesuai dengan bardcode. Selain itu, alat ini mampu
memuat reagen yang berbeda hingga 42 posisi. Bagian tengah dari alat ini juga
digunakan untuk memasukkan kuvet unik yang memiliki volume rendah yang
dapat menghemat penggunakan reagen, kuvet ini juga digunakan hanya sekali
pakai tentu hal ini menjamin hasil yang akurat dan tepat, terutama bagi
pemeriksaan glukosa.
perlu memperhatikan beberapa hal seperti perawatan berkala. Hal yang perlu
QC, menjaga suhu ruangan. Suhu yang perlu diperhatikan untuk alat ini adalah
18-300C, untuk menjaga suhu tetap stabil maka dilakukan monitoring suhu
Salah satu ancaman bagi alat ini adalah analis yang kurang kompeten,
PENUTUP
A. Simpulan
B. Saran
Thermo Fisher Scientific, Inc. 2017. Indiko and Indiko Plus Brochure.
PANTI WALUYO
SURAKARTA
TMS 1024i
OLEH
JESSICA NOOR FITRIAN
1162064
SURAKARTA
2018
BAB II
TINJAUAN PROSEDUR
A. Ilustrasi Prosedur
Automated Chemistry Analyzer adalah instrumen laboratorium
klinik yang dirancang untuk mengukur berbagai macam bahan kimia
tubuh dengan karakteristik yang berbeda beda dari sejumlah sampel
biologis secara cepat dan otomatis, sehingga peran operator tidak lagi
dominan. Prinsip Automated Chemistry Analyzer yaitu melewatkan
cahaya dengan panjang gelombang tertentu pada kuvet. Di dalam
kuvet tersebut terdapat hasil reaksi antara sampel dan reagen yang
membentuk warna tertentu. Sebagian dari cahaya yang dilewatkan
akan sebanding dengan konsentrasi larutan dalam kuvet (Alviani,
2016).
Pada dasarnya, Automated Chemistry Analyzer bekerja dengan
tahapan berikut:
1. Identifikasi sampel (identitas pasien dan parameter
pemeriksaan yang akan diperiksa).
2. Pengambilan sempel dengan volume tertentu kedalam
tabung reaksi atau kuvet.
3. Penambahan reagen pada sampel, reaksi sempel, dan reagen
serta pengukuran hasil reaksi.
4. Hasil pengukuran dihitung oleh sistem dan akan tampil
dalam bentuk konsentrasi dari parameter yang diperiksa.
5. Hasil perhitungan ditampilkan dilayar, dicetak, atau
langsung masuk ke Sistem Informasi Laboratorium (SIL).
6. Pembersihan bagian yang terkena reagen supaya dapat
digunakan pada pengukuran selanjutnya (Alviani, 2016).
B. Uraian Prosedur
Faktor faktor yang mempengaruhi hasil pemeriksaan suatu
laboratorium ada 3 yaitu :
1. Faktor Pra Analitik
Tahap pra analitik adalah tahap persiapan awal, tahap ini
sangat menentukan kualitas sampel, yang termasuk dalam tahap
pra analitik yaitu:
a. Pemahaman instruksi dan pengisian formulir.
b. Puasa 8-10 jam dan tidak beraktifitas berat.
c. Pengambilan sampel plasma dan serum volumenya harus
tepat dengan menggunakan alat dan bahan yang berkualitas.
d. Injeksi per IM (Intra Muscular) dapat meningkatkan kadar
ALT serum
e. Sampel tidak boleh hemolisis.
f. Pasien tidak dianjurkan mengkonsumsi alkohol.
g. Obat obatan tertentu seperti salisilat dapat menyebabkan
kadar positif atau negatif palsu.
h. Pasien harus tercukupi kebutuhan tidurnya.
i. Pasien tidak dianjurkan melakukan aktifitas yang berat.
2. Analitik
Pemeriksaan SGPT
1) Prinsip
Alanin aminotransferase (ALT) mengkatalis transaminase
dan L-Alanine dan 2-Oxoglutarate membentuk L-
Glutamate dan Pyruvate direduksi menjadi D-Lactate oleh
enzim Lactic Dehidrogenase (LDH) dan Niconamide
adenine dinucleotide ( NADH) teroksidase menjadi NAD.
2) Reaksi
2-Oxoglutarate + L-Aspartate GPT L- Glutamate +
Oxaloacetate
Oxaloacetate + NADH +H+ LDH L-Malate + NAD+
3) Prosedur pemeriksaan SGPT dengan Automated Chemistry
Analyzer TMS 1024i :
a. Klik “Order” pada layar utama, maka akan tampil
layar order entry.
b. Pada bagian Sampel No. akan tertera nomor urut
sampel sesuai lubang yang kosong.
c. Letakkan sampel pada lubang sampel sesuai dengan
nomor urut yang tertera pada Sample No.
d. Masukan nomor ID dan nama pasien pada kolom ID
dan Name.
e. Pilih jenis kelamin pasien (Sex Male or Female).
f. Klik UPLOAD, kemudian klik EXIT.
g. Klik pemeriksaan SGPT dan klik Order.
h. Klik EXIT pada layar order entry untuk mengakhiri.
i. Klik Start untuk memulai pemeriksaan, alat akan
melakukan pemeriksaan secara otomatis terhadap
sampel.
j. Tunggu kurang lebih 10 menit hingga alat berbunyi
Analysis has been completed, kemudian klik OK.
k. Klik R&E untuk melihat hasil pemeriksaan.
C. Identifikasi
Pemeriksaan kimia klinik dengan menggunakan Automated Chemistry
Analyzer TMS 1024i memerlukan perawatan yang berkala, seperti
dalam pembersihan Needle Rinse atau jarum bilas, membersihkan
wash rotor dan membersihkan water dan waste container yang perlu
dilakukan secara rutin.
D. Pembatasan Masalah
Penulis ingin mengetahui kelebihan dan kekurangan pemeriksaan
SGPT menggunakan alat Automated Chemistry Analyzer TMS 1024i.
E. Rumusan Masalah
Apa kelebihan dan kelemahan pemeriksaan SGPT dengan
menggunakan Automated Chemistry Analyzer TMS 1024i ?
BAB III
ANALISIS
A. Tinjauan Teori
Glutamic Piruvat Transaminase atau juga dinakaman ALT
(Alanin Amino Transaminase) merupakan enzim yang banyak
ditemukan pada sel hati serta efektif untuk mendiagnosis desruksi
hepatoseluler. Hati adalah satu satunya sel dengan konsentrasi
SGPT yang tinggi, sedangkan ginjal, otot jantung, dan otot rangka
mengandung kadar SGPT sedang. SGPT dalam jumlah yang lebih
sedikit ditemukan di pankreas, paru paru, limpa dan eritrosit.
Dengan demikian, SGPT memiliki spesifitas yang relative tinggi
untuk kerusakan hati. Apabila terjadi kerusakan enzim akan
banyak keluar ke ruang ekstrasel dan kedalam aliran darah.
Pengukuran konsetrasi enzim didalam darah dengan uji SGPT
dapat memberikan informasi penting mengenai tingkat gangguan
fungsi hati. Aktifitas SGPT didalam hati dapat di deteksi meskipun
dalam jumlah sangat kecil (Hartono, 2017).
Pada infark jantung akan meningkat setelah 10 jam dan
akan normal kembali setelah 4-6 hari. Faktor yang menyebabkan
kerusakan hati misalnya konsumsi alkohol yang berlebihan,
obesitas, masuknya obat atau zat kimia dalam tubuh, diet yang
tidak tepat dan zat toksik seperti paracetamol.
Pemeriksaan kadar SGPT dapat dilakukan dengan
menggunakan fotometer dan Automated Chemistry Analyzer yang
mempunyai prinsip yang sama yaitu melewatkan cahaya dengan
panjang gelombang tertentu pada kuvet.
B. Analisis SWOT
Berdasarkan pengamatan di lahan PKL Rumah Sakit Panti
Waluyo, penlis melakukan analisis SWOT (Strength, Weakness,
Opportunities, Threat) terhadap pemeriksaan SGPT menggunakan
Automated Chemistry Analyzer TMS 1024i, berikut hasil
analisisnya :
1. Strength (kekuatan)
Pemeriksaan SGPT dengan alat Automated Chemistry
Analyzer TMS 1024i dapat mengerjakan lebih dari satu
sampel secara bersamaan dengan parameter pemeriksaan
yang berbeda beda dan hasil pemeriksaan dapat otomatis
terkoneksi ke server, kestabilan reagen dalam alat dapat
terjaga.
2. Weakness (kelemahan)
Diperlukan ketelitian dalam memasukan sampel sesuai
nomor urut lubang terutama untuk pengerjaan banyak
sampel dan probe membutuhkan sampel sebanyak 1-1,5 ml
serum jika kurang maka probe tidak dapat menghisap
sampel dan alat akan memberikan peringatan apabila
sampel kurang.
3. Opportunities (kesempatan)
Alat Automated Chemistry Analyzer TMS 1024i memiliki
peluang besar digunakan dalam pemeriksaan kimia darah
dilaboratorium karena memiliki presisi dan akurasi baik,
Form data input pasien secara komputerisasi lengkap
disertai nomor rekam medis, nama dokter, bagian klinik
dan nilai rujukan sesuai format yang disetujui, serta hasil
yang didapat langsung dicetak.
4. Threat (ancaman)
Alat Automated Chemistry Analyzer TMS 1024i jika
terkena cahaya sinar matahari maka akan mengganggu
kestabilan reagen yang terdapat dalam alat dan akan
menganggu hasil pemeriksaan, pemakaian reagen yang
kadaluwarsa dapat menimbulkan hasil yang rendah atau
tinggi palsu.
C. Pembahasan
Pemeriksaan SGPT di Rumah Sakit Panti Waluyo dengan
menggunakan Automated Chemistry Analyzer TMS 1024i untuk
mendapatkan hasil yang akurat dan valid maka alat harus
dilakukan Maintenance Control setiap harinya serta dilakukan
Quality Control sebelum alat digunakan untuk pemeriksaan.
Kelebihan dari alat ini adalah dapat langsung mengerjakan 40
sampel sekaligus dalam sekali running dengan berbagai macam
pemeriksaan sehingga waktu pengerjaan cepat. Alat ini juga
terhubung langsung dengan server sehingga hasil pemeriksaan dan
data pasien seperti nomor rekam medis, nama dokter, nilai rujukan
sudah lengkap di komputer. Didalam alat terdapat cooler yang
berfungsi untuk menjaga stabilitas reagen pada suhu 2-8 derajat
celcius. Selain itu diperlukan ketelitian dalam memasukan sempel
sesuai nomor urut lubang terutama untuk pengerjaan banyak
sempel karena jika salah memasukan sempel tidak sesuai nomor
urut maka tidak ada kesesuaian antara nama pasien dan sempel
maka hasil akan error, masa kadaluwarsa reagen harus diperhatikan
karena jika melebihi masa kadaluwarsa maka akan mempengaruhi
hasil, sempel dalam jumlah sedikit harus ditempatkan pada cup
karena jika dimasukan pada tabung vacum maka alat tidak bisa
menghisap sempel karena sempel terlalu sedikit.
A. Simpulan
Pemeriksaan kadar SGPT serum menggunakan Automated Chemistry
Analyzer TMS 1024i mampu mempersingkat waktu serta dapat
mengerjakan lebih dari satu sempel secara bersamaan dengan
parameter pemeriksaan yang berbeda meskipun demikian diperlukan
ketelitian dalam mengerjakan sempel yang diperiksa.
B. Saran
Pemeriksaan sampel dengan menggunakan alat Automated
Chemistry Analyzer TMS 1024i harus memperhatikan faktor pra
analitik,analitik dan post analitik supaya didapatkan hasil yang
akurat, selain itu dilakukan kalibrasi alat dan Quality Control secara
berkala sesuai prosedur sehingga mutu alat dapat terjamin.
DAFTAR PUSTAKA
OLEH
1162067
TINJAUAN PROSEDUR
A. Ilustrasi Prosedur
antiHIV pada daerah test (T) dapat bereaksi secara kapilaritas sehingga
B. Uraian Prosedur
1. Persiapan Alat
laboratorium :
1) jas laboratorium
2) sarung tangan
3) masker
1) centrifuge
2) lemari pendingin
2. Persiapan Bahan
Rapid HIV
3. Persiapan Sampel
secara sempurna
8. Interprestasi hasil :
(C)
c) Invalid : Tidak terbentuk garis merah pada semua zona, atau
terbentuk garis merah hanya pada zona test (T) baik di T1,T2
maupun keduanya
C. Identifikasi
pemeriksaan ELISA, RIA, dan PCR untuk mendeteksi adanya virus HIV
positif atau negatif semu yaitu jika tidak timbul garis warna pada zona
control atau timbul garis warna hanya pada zona test 1, test 2 maupun
keduanya maka test dinyatakan gagal, ulangi test dengan alat baru (Agnes,
2014).
D. Pembatasan Masalah
E. Rumusan Masalah
ANALISIS
A. Tinjauan Teori
Kasus ini disebabkan oleh virus yang dikenal sebagai HIV (Human
bisa terjadi bila virus tersebut atau sel-sel yang terinfeksi virus masuk ke
dalam aliran darah lalu menimbulkan penyakit AIDS yaitu suatu keadaan
B. Analisis SWOT
Strenght :
sampel yang digunakan bisa menggunakan serum atau plasma, dan darah
lengkap.
Weakness :
pemeriksaan ini hanya untuk mengetahui ada tidaknya virus HIV dalam
serum yang diperiksa dan tidak dapat mengetahui titer virus HIV.
Opportunity :
segi waktu dan jumlah sampel. Hal tersebut memberi peluang yang luas
Threat :
Pemeriksaan HIV metode rapid test ini dilakukan dalam suhu 15-
menentukan HIV secara kualitatif metode ini juga spesifik dan merupakan
mengetahui kadar / titer antigen HIV yang terdapat dalam sampel yang
Adanya garis merah di atas area Control (C) dan Test (T) dikarenakan
terjadi gaya kapilaritas pada membran setelah diteteskan serum pada lubang
alat Rapid test. Pembacaan hasil HIV metode immunokromatografi, jika
dalam sampel mengandung HIV hasil menunjukkan uji positif : maka akan
terbentuk dua garis merah pada zona control dan test 1 atau test 2 maupun
keduanya, jika dalam sampel tidak mengandung HIV hasil menunjukkan uji
negatif maka akan terbentuk satu garis merah pada zona control (Agnes,
2014).
yang semula tidak berwarna akan berwarna merah bila terjadi ikatan antara
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
screening awal untuk mendeteksi adanya antigen HIV pada serum yang
diperiksa.
B. Saran
Sacher, Ronald A. & Mc. Pherson, A. Richard (2012). Tinjauan Klinis Hasil
Pemeriksaan Laboratorium, Edisi 11. (dr. Brahma U. Pendit & dr. Dewi
Dengan Menggunakan Rapid Test. Medical and Health Science Journal, Vol.
1, No. 2. Hal 58
OLEH
SYAVIRA AROEM KUSUMA PREMADI
1162092
TINJAUAN PROSEDUR
A. Ilustrasi Prosedur
pakai sebagai penunjang diagnosis yang berkaitan dengan terapi dan prognosis,
untuk mendapatkan diagnosis yang tepat diperlukan hasil yang teliti dan cepat.
kemajuan dalam menunjang pelayanan kesehatan yang efisien, teliti, dan cepat.
2010).
ini dapat digunakan untuk pemeriksaan hitung jumlah eritrosit, hitung jumlah
counting. Untuk itu perlu menguasai prosedur penggunaan alat ini, sehingga
pemeriksaan dari alat analisa hematologi otomatis terutama pada setiap pasien
B. Uraian Prosedur
sel-sel darah yang dilewatkan dengan sensor impedance listrik atau cahaya
yaitu resistensi atau ketahanan sel-sel yang tergantung volume sel terhadap
besarnya arus listrik, dimana ketelitiannya lebih baik daripada cara manual.
Berikut merupakan faktor pra analitik, analitik dan post analitik yang perlu
1. Pra-Analitik
a) Posisi pasien duduk atau berbaring dengan posisi lengan pasien harus
melakukan aktivitas.
b) Pasien diminta untuk mengepalkan tangan dengan ibu jari didalam.
e) Bersihkan kulit yang akan diambil darahnya dengan alkohol 70% dan
atas dengan sudut kemiringan antara jarum dan kulit 15°. Tekan
tangan.
h) Tarik jarum dan letakan kapas steril pada bekas tusukan untuk
2) Klik QC
jarum.
4) Klik OV-WB
Diffcount
6) Klik AL-WB
8) Klik OK
pemeriksaan hematologi.
3. Post Analitik
pemeriksaan. Hasil yang didapat dicatat pada buku hasil pemeriksaan dan
C. Identifikasi
D. Pembatasan Masalah
6800.
E. Rumusan Masalah
Waluyo Surakarta?
BAB III
ANALISIS
A. Tinjauan Teori
1. Eritrosit
Sel darah merah atau eritrosit merupakan sel darah dengan jumlah
pada orang dewasa normal berkisar antara 4-6 juta sel/µl. Eritrosit
sediaan hapus darah tepi. Fungsi utama eritrosit adalah transport gas
dalam darah.
osmotic tinggi.
sel-sel darah di dalam celah chamber mikro. Dimana sampel darah yang
dua sisinya, masing-masing arus listrik berjalan secara continue maka akan
sistem.
menghitung jumlah sel darah dan terdiri dari kamar hitung, kaca penutup
dan dua macam pipet. Perhitungan jumlah eritrosit dihitung dalam 5 bidang
sedang yang terletak dibidang garis besar paling tengah. Alat yang
a. Strenght (kekuatan)
maupun manual.
b. Weakness (Kelemahan)
membedakan antara sel yang normal dengan sel yang tidak normal.
c. Opportunity (Kesempatan)
differensial counting.
d. Threat (Ancaman)
C. Pembahasan
homogen.
PENUTUP
A. Simpulan
B. Saran
antikoagulan.
Jumayanti, Siti Amelia. 2016. Hasil Pemantapan Mutu Internal Pada Alat
Autometed Hematology Analyzer Untuk Pemeriksaan Jumlah
Eritrosit. Karya Tulis Ilmiah. Ciamis: Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
Muhammadiyah.
OLEH
PRABAWATI GALUH TEGANINGRUM
1162080
TINJAUAN PROSEDUR
A. Ilustrasi Prosedur
Rumah Sakit Panti Waluyo merupakan salah satu rumah sakit swasta di
urine, faeces, cairan tubuh, bank darah dan imunoserologi. Salah satu
Chemistry Analyzer Indiko Plus guna pemeriksaan kimia darah. Alat ini
dilakukan oleh masyarakat terutama untuk tes fungsi ginjal, oleh karena itu
Faktor - faktor yang menentukan ketepatan dan ketelitian hasil dari suatu
pemeriksaan terbagi menjadi 3, yaitu faktor pra analitik, analitik, dan post
hasil.
Berikut merupakan faktor pra analitik, analitik dan post analitik yang
1. Pra analitik
mudah
kemiringan 30˚
c. Pencatatan
d. Pembuatan serum
keruh (lipemik)
2. Analitik
muncul di layar
password : Indiko
password : Indiko
dengan cara :
(serum/plasma EDTA)
yang bersangkutan.
C. Identifikasi Masalah
pemeriksaan.
D. Pembatasan Masalah
Batasan masalah yang ingin dibahas penulis adalah tahap analitik yaitu
E. Rumusan Masalah
ANALISIS
A. Tinjauan Teori
1. Kreatinin
diproduksi secara konstan oleh tubuh dan tergantung masaa otot. Kadar
kreatinin dan fungsi ginjal. Kadar kreatinin relatif stabil karena tidak
otot skelet sehingga kadarnya bergantung pada massa otot dan berat
sebagai berikut : pria dewasa 0,9 - 1,3 mg/dL, wanita dewasa 0,6 - 1,1
2. Pemeriksaan Kreatinin
Analyzer. Pada prinsipnya kedua cara ini sama, yaitu dengan cara
(Alviani, 2016)
B. Analisis SWOT
1. Strength (kekuatan)
2. Weakness (kelemahan)
lipemik.
3. Opportunities (kesempatan)
4. Threat (ancaman)
pemeriksaan kreatinin.
C. Pembahasan
kemudian dibuang melalui urine serta tidak direabsorbsi oleh tubulus ginjal.
Kadar kreatinin tidak hanya bergantung pada massa otot, tetapi juga
dapat dipengaruhi oleh aktivitas otot, diet serta status kesehatan. Pada
kreatinin juga dapat terjadi pada keadaan syok jantung kongestif, dan syok
sehingga semakin sedikit pula kreatinin yang dapat difiltrasi oleh ginjal.
disertai infeksi, hipertensi yang tidak terkontrol, dan penyakit ginjal dapat
sampel biologis secara cepat dan otomatis. Prinsip dari alat ini adalah
dalam kuvet terjadi reaksi antara sampel dengan reagen membentuk suatu
warna tertentu. Sebagian cahaya akan diserap dan sisanya akan dilewatkan.
lain presisi dan akurasi yang tinggi, pengerjaan sampel cepat dan sederhana,
dan dapat mengerjakan sampel dalam jumlah yang besar. Kondisi sampel
hasil sebesar 1,1 – 1,3 %. Untuk kondisi sampel yang ikterik batas
mg/dl dan bilirubin tidak terkonjugasi sebesar 19 mg/dl, dimana hal tersebut
kondisi sampel yang lisis batas konsentrasi gangguan sebesar 11 g/l dapat
ANALISIS
D. Tinjauan Teori
3. Kreatinin
diproduksi secara konstan oleh tubuh dan tergantung masaa otot. Kadar
kreatinin dan fungsi ginjal. Kadar kreatinin relatif stabil karena tidak
otot skelet sehingga kadarnya bergantung pada massa otot dan berat
sebagai berikut : pria dewasa 0,9 - 1,3 mg/dL, wanita dewasa 0,6 - 1,1
4. Pemeriksaan Kreatinin
Analyzer. Pada prinsipnya kedua cara ini sama, yaitu dengan cara
(Alviani, 2016)
E. Analisis SWOT
5. Strength (kekuatan)
6. Weakness (kelemahan)
lipemik.
7. Opportunities (kesempatan)
8. Threat (ancaman)
Pada alat Automated Chemistry Analyzer Indiko Plus untuk
pemeriksaan kreatinin.
F. Pembahasan
kemudian dibuang melalui urine serta tidak direabsorbsi oleh tubulus ginjal.
Kadar kreatinin tidak hanya bergantung pada massa otot, tetapi juga
dapat dipengaruhi oleh aktivitas otot, diet serta status kesehatan. Pada
kreatinin juga dapat terjadi pada keadaan syok jantung kongestif, dan syok
sehingga semakin sedikit pula kreatinin yang dapat difiltrasi oleh ginjal.
sampel biologis secara cepat dan otomatis. Prinsip dari alat ini adalah
dalam kuvet terjadi reaksi antara sampel dengan reagen membentuk suatu
warna tertentu. Sebagian cahaya akan diserap dan sisanya akan dilewatkan.
lain presisi dan akurasi yang tinggi, pengerjaan sampel cepat dan sederhana,
dan dapat mengerjakan sampel dalam jumlah yang besar. Kondisi sampel
hasil sebesar 1,1 – 1,3 %. Untuk kondisi sampel yang ikterik batas
mg/dl dan bilirubin tidak terkonjugasi sebesar 19 mg/dl, dimana hal tersebut
PENUTUP
A. Simpulan
dilakukan dengan kisaran panjang gelombang 340 - 700 nm dan suhu pada
alat 37˚C Sebagian cahaya akan diserap dan sisanya akan dilewatkan. Nilai
B. Saran
kadar kreatinin serum pada pasien penyakit ginjal kronik stadium 5 non
Kesehatan Muhammadiyah:Ciamis
4. Padma, I Gusti Ayu Putu Widia Satia., Ida Ayu Made Sri Arjani., I Nyoman
Creatinine Enzymatic.