Anda di halaman 1dari 8

JOBSHEET

PENGENDALIAN MUTU
PEMERIKSAAN TIBC

LOGO TLM

Disusun oleh:
Sheeny Novtaridha
NIM : P05150016038

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN BENGKULU

PRODI D III TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK

2018
Pemeriksaan TIBC

Materi : pemerikdssn TIBC


Tujuan : Mahasiswa mampu melakukan pemantapan mutu laboratorium kesehatan.
Prinsip : Setiap laboratorium secara terus menerus melakukan pemantapan mutu
internal dan pencegahan agar tidak ada kesalahan dan diperoleh hasil
pemeriksaan yang tepat.
Landasan Teori :
A. Pemantapan Mutu
Pemantapan mutu laboratorium kesehatan adalah semua kegiatan yang digunakan
untuk menjamin ketelitian dan ketepatan hasil pemeriksaan laboratorium. Laboratorium
Kesehatan (Labkes) adalah sarana kesehatan yang melaksanakan pengukuran, penetapan dan
pengujian terhadap bahan yang berasal dari manusia atau bahan bukan berasal dari untuk
penentuan jenis penyakit, kondisi kesehatan atau faktor yang dapat berpengaruh pada
kesehatan perorangan dan masyarakat.

Sebagai bagian yang integral dari pelayanan kesehatan, pelayanan laboratorium


sangat dibutuhkan dalam pelaksanaan berbagai program dan upaya kesehatan, dan
dimanfaatkan untuk keperluan penegakan diagnosis, pemberian pengobatan dan evaluasi
hasil pengobatan serta pengambilan keputusan lainnya.

Mutu pelayanan di laboratorium berkaitan dengan data hasil uji analisa laboratorium.
Laboratorium dikatakan bermutu tinggi apabila data hasil uji laboratorium tersebut dapat
memuaskan pelanggan dengan memperhatikan aspek-aspek teknis sepertiprecision and
accuracy atau ketepatan dan ketelitian yang tinggi dapat dicapai dan data tersebut harus
terdokumentasi dengan baik sehingga dapat dipertahankan secara ilmiah.

Untuk mencapai mutu hasil laboratorium yang memiliki ketepatan dan ketelitian
tinggi maka seluruh metode dan prosedur operasional laboratorium harus terpadu mulai dari
perencanaan, pengambilan contoh uji, penanganan, pengujian sampai pemberian laporan hasil
uji laboratorium ke pelanggan. Mutu suatu produk atau jasa bukan hanya penting bagi
pemakai namun juga bagi pemasok. Pada pelayanan jasa laboratorium kesehatan rendahnya
mutu hasil pemeriksaan pada akhirnya akan menimbulkan penambahan biaya untuk kegiatan
pengerjaan ulang dan klaim dari jasa pelanggan. Untuk menanggulangi biaya kompensasi
yang berasal dari rendahnya mutu hasil pemeriksaan laboratorium tersebut diperlukan suatu
usaha peningkatan mutu.
Pemantapan Mutu Internal (PMI) adalah kegiatan pencegahan dan pengawasan dan
pengawasan yang dilaksanakan oleh masing-masing laboratorium secara terus menerus agar
diperoleh hasil pemeriksaan yang tepat.

a. Cakupan Objek PMI :


1) Tahap pra-analitik
2) Tahap analitik
3) Tahap pasca-analitik
b. Tujuan
1) Memantapkan dan menyempurnakan metode pemeriksaan dengan mempertimbangkan
aspek analitik dan klinis.
2) Mempertinggi kesiagaan tenaga, sehingga tidak terjadi mengeluarkan hasil yang salah dan
perbaikan kesalahan dapat dilakukan segera.
3) Memastikan bahwa semua proses mulai dari persiapan pasien, pengambilan spesimen,
pengiriman spesimen, penyimpanan serta pengolahan spesimen sampai dengan pencatatan
dan pelaporan hasil telah dilakukan dengan benar.
4) Mendeteksi kesalahan dan mengetahui sumbernya.
5) Membantu perbaikan pelayanan pasien melalui peningkatan PMI.

Pemantapan Mutu Internal (PMI) dilakukan sendiri olah laboratorium klinik yang
bersangkutan untuk mengendalikan mutu analisisnya setiap hari.
PMI meliputi pemantapan presisi dan pemantapan akurasi :
a. Presisi
Presisi atau ketelitian adalah kesesuaian atau kemiripan hasil-hasil
pemeriksaan berulang pada satu bahan pemeriksaan. Presisi dinyatakan dalam
koevisien variasi (CV) dalam bentuk persen, dimana semakin kecil nilai CV berarti
semakin baik.
b. Akurasi
Akurasi atau ketepatan adalah kesesuaian antara hasil pemeriksaan dengan
“nilai benar/sebenarnya” (True Value). Penilaian akurasi tidak harus selalu tepat sama
dengan (True Value) karena ada rentang nilai yang bisa digunakan sebagai standar.
Rentang nilai (range) tersebut didapatkan dari hasil pemeriksaan berulang yang
dihitung secara statistik berdasarkan standar deviasi (SD) dimana akurasi dianggap
bagus jika hasil pemeriksaan berada pada ± 2 SD.
B. Pemeriksaan TIBC

Tahap pemeriksaan
1. Pra analitik
Tahap pra analitik meliputi persiapan pasien, pengambilan sampel, dan
pengiriman sampel ke laboratorium pemeriksaan/rujukan, proses pemisahan serum
atau plasma serta penyimpanan sampel. Semua faktor perlu dibakukan agar hasil
pemeriksaan dapat diinterpretasi secara baik dan berguna.
a. Persiapan Pasien : tidak ada persiapan khusus untuk pemeriksaan asam urat.
b. Pengambilan spesimen : pengambilan specimen di vena cubiti
c. Persiapan alat dan bahan :
 Spektrofotometer
 Centrifuge
 Spuit 3 cc
 Tourniquet
 Tabung reaksi
 Kapas alcohol
 Mikropipet 1000 µL, 20 µL
 Tip
 Reagen Basic magnesium carbonate
 Saturating solution
 deionized water
 HCl
 larutan standar
 Saturating iron solution
2. Analitik

Pasca analitik
Tahap pasca analitik meliputi :
a. Pencatatan Hasil
Kegiatan pencatatan dan pelaporan di laboratorium harus dilaksanakan dengan
cermat dan teliti karena dapat mempengaruhi hasil pemeriksaan dan dapat
mengakibatkan kesalahan dalam penyampaian hasil pemeriksaan.
b. Hasil
No x x-x (x – x)2
1 2.6 -0.52333 0.273878
2 2.6 -0.52333 0.273878
3 3.8 0.676667 0.457878
4 3.9 0.776667 0.603211
5 3.4 0.276667 0.076544
6 3.3 0.176667 0.031211
7 3.9 0.776667 0.603211
8 2.7 -0.42333 0.179211
9 3.8 0.676667 0.457878
10 2.2 -0.92333 0.852544
11 2.3 -0.82333 0.677878
12 2.7 -0.42333 0.179211
13 2.9 -0.22333 0.049878
14 3.4 0.276667 0.076544
15 3.7 0.576667 0.332544
16 3.9 0.776667 0.603211
17 2.8 -0.32333 0.104544
18 2.2 -0.92333 0.852544
19 2.2 -0.92333 0.852544
20 2.9 -0.22333 0.049878
21 3.7 0.576667 0.332544
22 3.6 0.476667 0.227211
23 2.1 -1.02333 1.047211
24 3.4 0.276667 0.076544
25 3.3 0.176667 0.031211
26 3.7 0.576667 0.332544
27 3.4 0.276667 0.076544
28 2.6 -0.52333 0.273878
29 2.9 -0.22333 0.049878
30 3.8 0.676667 0.457878
3.123333

∑𝑥
X rata-rata =
𝑛

93.7
=
30

= 3,12

(x−ẍ)2 10.494
SD = √ ==√ = 0,361
𝑛−1 29
GRAFIK PARAMETER
Pemantapan Mutu Internal Hematologi
Pemeriksaan TIBC
S
T 0.94978
A 0.84978
N
D 0.74978
A 0.64978
R
0.54978
D
0.44978
E
V 0.34978
I
0.24978
A
S 0.14978
I
0.04978

Pembahasan:
TIBC - total iron binding capacity, kemampuan tubuh mengikat besi. Naik pada
kondisi kekurangan zat besi. Kalau dianalogikan TIBC adalah rasa haus kalau kita
kekurangan cairan, sedang air itu ibaratnya zat besi. Kalau tubuh kekurangan air, maka akan
muncul rasa haus, saat kita sudah minum, maka rasa haus akan berkurang. Begitu juga
dengan TIBC, TIBC anda mulai turun karena kadar zat besi anda mulai normal.
Kemungkinan anemia yang diderita adalah karena kekurangan zat besi. Yang sudah
tertangani dengan cukup baik Kadar feritin 8 sepertinya masih rendah, artinya tubuh masih
kekurangan zat besi. Sepertinya masih membutuhkan suplementasi besi. Yang perlu diingan
anemia kekurangan zat besi, hanyalah gejala dari suatu penyakit yang harus dicari.

Kesimpulan :
Pemantapan mutu internal hematologi adalah pemantapan mutu dan evaluasi yang
dikerjakan oleh laboratorium itu sendiri menggunakan serum kontrol dan dilakukan setiap
hari. Hasil pada pemeriksaan TIBC pada laboratorium tersebut baik karna nilai-nilai yang
didapat masuk dalam kontrol (± 2 SD).
s
Daftar Pustaka
 https://glosarium.org/kata/index.php/term/pengetahuan,303704-tibc-
adalah.xhtml
 https://labcito.co.id/tibc/
 https://www.slideshare.net/andreei/th2

Dosen pembimbing
Pratikan
1.Sunita RS., S.KM., M.Sc

2.Sahidan S.Sos., M.Kes Sheeny Novtaridha

Anda mungkin juga menyukai