Anda di halaman 1dari 23

Ahli Teknologi Laboratorium

Medik
(Analis Kesehatan)
Dr. Rudy Hidana, Drs., M.Pd.
Analis Kesehatan atau disebut juga Ahli Teknologi
Laboratorium Kesehatan adalah tenaga kesehatandan
ilmuan berketerampilan tinggi yang melaksanakan dan
mengevaluasi prosedur laboratoriumdengan
memanfaatkan berbagai sumber daya(KEPMENKES RI
NOMOR 370/MENKES/SK/III/200)yang dipelajari banyak
ada parasitologi, mikrobiologi, dllAnalis kesehatan
melakukan beragam tes (Hematologi, Kimia Klinik,
Mikrobiologi, Imuno-serologi,Toksikologi, Kimia
makanan-minuman, Kimia air, Patologi Anatomi,
Biologi Molekuler) yangmenggunakan instrumentasi
untuk membantu diagnosis, mengobati dan mencegah
penyakit.
Tanggung jawabanya berupa mengumpulkan
dan menyiapkan sampel seperti darah, cairan
tubuh, jaringan juga menginterpretasi hasil.
Seringkali bekerja secara independen namun
analis kesehatanadalah bagian penting dari
tim pelayanan kesehatan.Analis kesehatan di
Indonesia berbeda tugas dan kemampuannya.
Tak hanya menunjang dalamanalisis spesimen
klinis, namun juga analisis benda non-abiotik
seperti air, makanan, dan minuman.
Tujuan Analis Kesehatan
Tujuan program pendidikan Diploma III
jurusan Analis Kesehatan adalah
menghasilkanlulusan tenaga kesehatan
profesional Ahli Madya Analis Kesehatan
yang mampu :
1. Melakukan profesinya sesuai dengan
Program Pendidikan Diploma III
AnalisKesehatan serta etika labolatorium.
2. Melakukan pemerikasaan labolatorium
pada upaya kesehatan rujukan medik
danrujukan kesehatan lainnya.
3. Menggunakan dan memelihara serta
memperbaiki kerusakan sederhana alat-
alatlabolatorium.
4.Bekerjasama dengan tenaga kesehatan
lainnya.
5. Membimbing dan membina tenaga
kesehatan yang menjadi tanggung jawabnya.
6. Mengelola/memimpin labolatorium
kesehatan pada upaya kesehatan rujukan
pertama.
7. Melakukan administrasi labolatorium
kesehatan.
8. Melakukan penyuluhan kesehatan sesuai
dengan bidangnya.
Paradigma masyarakat hingga saat ini masih
menganggap profesi tenaga kesehatan itu
dokter, perawat (mantri),  dan bidan saja.
Padahal masih banyak profesi tenaga kesehatan
yg lainnya, ANALIS KESEHATAN salah satunya.
Baru sadar pas tingkat 2, mengambil kuliah di
bidang kesehatan yang profesinya masih
“asing” dan belum familiar di masyarakat.
sering ditanya “kuliah dimana? di analis”,
“analis teh apa? ngapain aja?”.
Tak ada kata terlambat, meskipun sekarang
sudah di tingkat akhir akan berbagi informasi
tentang profesi “asing” ini.
Siapa Analis Kesehatan ?

Analis Kesehatan atau disebut juga Ahli


Teknologi Laboratorium Kesehatan
adalah tenaga kesehatan dan ilmuan
berketerampilan tinggi yang
melaksanakan dan mengevaluasi
prosedur laboratorium dengan
memanfaatkan berbagai sumber
daya(KEPMENKES RI NOMOR
370/MENKES/SK/III/200)
Di Indonesia memang lebih sering
digunakan dan dikenal istilah Analis
Kesehatan daripada Ahli Teknologi Labkes.
Sedangkan di dunia internasional contohnya
di Kanada dan US menggunakanMedical
Laboratory Technologist/Scientist, di
UK Biomedical Scientist, di
Jepang Rinshoukensagishi. Meskipun
berbeda nomenkelatur, tapi secara garis
besar tugas dan pekerjaannya sama.
Apa itu Teknologi Laboratorium Kesehatan?
Teknologi Laboratorium Kesehatan
(internasional: Medical Laboratory
Science/Technology) adalah disiplin ilmu
kesehatan yang memberikan perhatian
terhadap semua aspek laboratoris dan
analitik terhadap cairan dan jaringan tubuh
manusia serta ilmu kesehatan lingkungan.
(KEPMENKES RI NOMOR
370/MENKES/SK/III/200)
Tugas Analis Kesehatan

Analis kesehatan melakukan beragam tes


(Hematologi, Kimia Klinik, Mikrobiologi, Imuno-
serologi, Toksikologi, Kimia makanan-minuman,
Kimia air, Patologi Anatomi, Biologi Molekuler) yang
menggunakan instrumentasi untuk membantu
diagnosis, mengobati dan mencegah penyakit.
Tanggung jawabanya berupa mengumpulkan dan
menyiapkan sampel seperti darah, cairan tubuh,
jaringan juga menginterpretasi hasil. Seringkali
bekerja secara independen namun analis kesehatan
adalah bagian penting dari tim pelayanan kesehatan.
Analis kesehatan di Indonesia
berbeda tugas dan kemampuannya.
Tak hanya menunjang dalam analisis
spesimen klinis, namun juga analisis
benda non-abiotik seperti air,
makanan, dan minuman.
Prospek Karir dan Kerja Analis Kesehatan
Banyak instansi dan perusahaan yang
membutuhkan kompetensi seorang Analis
Kesehatan,seperti:
Laboratorium Klinik Swasta
Rumah Sakit Pemerintah atau swasta
Laboratorium Kesehatan Daerah
Balai Pengawasan Obat dan Makanan(BPOM)
Perusahaan di bidang makanan-minuman, farmasi.
Lab Forensik Kepolisian
Lembaga penelitian sains (LIPI, Biofarma)
Dosen (Terutama di sekolah ilmu kesehatan)
Pendidikan Lanjutan
Setelah lulus dan mendapat gelar A.Md
A.K. , kita bisa melanjutkan pendidikan
ke S1 atau DIV. Contohnya:
S1 Ekstensi Kesehatan Masyarakat,
Farmasi, Kimia Universitas Indonesia
S1 Kimia, Biologi, Kesma, di univeristas
swasta
DIV Analis Kesehatan Poltekkes Bandung
Analis kesehatan merupakan keahlian
dalam bidang kesehatan sebagai unit
pelayanan penunjang medis yang dapat
memberi informasi yang teliti dan akurat
tentang aspek laboratorium seiring
dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan
teknologi perkembangan suatu penyakit.
Analis kesehatan sebagai Ahli Teknologi
Laboratorium Kesehatan yang harus
senantiasa mengembangkan diri dalam
menjawab kebutuhan masyarakat akan
adanya jaminan mutu terhadap hasil
pengujian laboratorium dan tutuan
diberikan pelayanan yang prima serta
mampu bersaing dengan ahli-ahli
laboratorium dengan negara lain yang
lebih maju.
Pekerjaan Masa Depan

Lulusan D-4 Analis kesehatan memiliki beragam


ksempatan di lapangan kerja di bidang kesehatan
(instansi ksehatan) dan pendidikan sesuai dengan
kompetensi yang dimiliki antara lain :
1. Teknisi laboratorium
2. Praktisi laboratorium
3. Kepala  ruang laboratorium
4. Pengelola laboratorium
5. Pengajar jenjang menengah
6. Pengajar jenjang Perguruan Tinggi
7. Pegawai Negri Sipil (PNS) dibidang kesehatan     
Penyelarasan Dunia Pendidikan dan Dunia
Kerja
Meskipun pendidikan tidak berorientasi langsung
pada pekerjaan, tetapi kebutuhan akan penyelarasan
antara dunia pendidikan dan dunia kerja dewasa ini
menjadi sangat penting. Fenomena urgennya
penyelarasan ini tidak terlepas dari kesenjangan yang
jauh antara jumlah lulusan dengan jumlah kebutuhan
dunia kerja (di istilahkan dengan dimensi kuantitas),
kesenjangan kompetensi lulusan dengan kompetensi
yang di butuhkan dunia kerja (dimensi kualitas),
ketidak mampuan wilayah/daerah setempat menyerap
lulusan (dimensi lokasi), dan perubahan kondisi
ekonomi baik lokal, nasional, global dan lead time
pendidikan (dimensi waktu).
Kesenjangan-kesenjangan ini akhirnya
melahirkan tingkat penggangguran yang
masih tinggi di Indonesia. Tidak memenuhi
kualifikasi pekerjaan, materi ajaran sekolah
yang tidak sesuai dengan kebutuhan
dunia kerja, lowongan pekerjaan yang
terbatas, banyaknya pekerja yang
diberhentikan dari pekerjaan (PHK) serta
minimnya kemandirian pencari kerja untuk
berwirausaha adalah beberapa faktor klasik
tingginya penggangguran tersebut.
Penyelarasan dunia pendidikan dan dunia
kerja diharapkan dapat menghasilkan kualitas
lulusan atau pencari kerja yang dapat
memenuhi kualifikasi dan persyaratan yang
dibutuhkan dunia kerja atau dapat melakukan
wirausaha secara mandiri. Tujuan akhir dari
penyelarasan ini adalah tercipta paradigma
“The right man on the right place”,
memperkaya lapangan pekerjaan melalui
wirausaha dan sekaligus memperkecil angka
penggangguran.
Beberapa langkah yang harus di lakukan
untuk membangun penyelarasan dunia
pendidikan dan dunia kerja itu adalah
sebagai berikut :
1. Penyusunan Proyeksi Kebutuhan
2. Kurikulum Berbasis Kompetensi sesuai
Kebutuhan Dunia Kerja
3. Membangun Culture of Doing
4. Membangun Keterampilan Kewirausahaan
berbasis Muatan Lokal
5. Membangun Kemitraan
Dunia pendidikan yang hanya berorientasi
pada penyelenggaraan pengajaran
(teaching) dan riset menyebabkan tingkat
pengganguran di Indonesia kian meninggi.
Semua ini menunjukkan bahwa sistem
pendidikan yang dilakukan selama ini
adalah sangat tidak efisien. Peserta didik
belajar banyak hal dalam pelajaran tetapi
kemudian melupakan hal-hal tersebut
karena sedikitnya korelasi dengan apa yang
mereka kerjakan.
Untuk itu sudah saatnya sistem
pendidikan negeri ini mengubah
paradigma dan orientasi yang mengarah
pada upaya persiapan para lulusannya
dalam memasuki dunia kerja. Jika kita
ingin benar-benar melakukan inovasi
untuk keluar dari krisis ini, kita harus
meyakinkan diri bahwa peserta didik bisa
melakukan sesuatu dengan pendidikan
yang mereka terima.

Anda mungkin juga menyukai