Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PRAKTIKUM

RUMPLE LEED TEST (TES PEMBENDUNGAN)

A. Hari,Tanggal :Selasa,19 Oktober 2021


B. Tujuan : Untuk mengetahui ketahanan pembuluh
darah
C. Metode : Pembendungan menggunakan
sphygmomanometer
D. Prinsip :
Vena dibendung sehingga tekanan darah didalam kapiler
meningkat. Dinding kapiler yang kurang kuat akan menyebabkan darah
keluar dan merember kedalam jaringan sekitarnya tampak titik merah kecil
pada permukaan kulit. Titik tersebut dikenal dengan petechiae.
E. Dasar teori
Rumple leed test adalah salah satu cara yang paling mudah dan
cepat untuk menentukan apakah terkena demam berdarah atau tidak.
Rumple leed adalah pemeriksaan bidang hematologi dengan melakukan
pembendungan pada bagian lengan atas selama 10 menit untuk uji
diagnostik kerapuhan vaskuler dan fungsi trombosit. Dinyatakan positif
jika terdapat lebih dari 10 petechiae (titik merah kecil) pada seluas 1 inci
persegi (2,5x2,5 cm) di lengan bawah bagian depan (volar) dekat lipat siku
(fossa cubiti).
Pada orang normal, tidak ada atau sedikit sekali didapatkan
petechiae. Seandainya di daerah tersebut tidak ada petechiae tetapi jauh di
distal ada, hasil percobaan ini juga positif. Percobaan tidak perlu dilakukan
jika pada pemeriksaan waktu perdarahan sudah terjadi petechiae, berarti
percobaan pembendungan sudah positif dan tidak perlu dilakukan
tersendiri, begitu juga pada penderita yang telah mempunyai pupura secara
spontan, percobaan ini tidak perlu dilakukan. Walaupun percobaan
pembendungan ini dimaksudkan untuk mengukur ketahanan kapiler, hasil
tes ini ikut dipengaruhi juga oleh jumlah dan fungsi trombosit. Tes ini
tidak memiliki spesifisitas tinggi. faktor pengganggu uji ini adalah
perempuan yang pramenstruasi, postmenstrual, atau mereka dengan kulit
yang rusak karena matahari, karena semua akan mengalami peningkatan
kerapuhan kapiler.
F. Alat dan Bahan
1. Alat
a. Sphygmomanometer
b. Stetoskop
c. Timer
G. Cara Kerja
1. Sphygmomanometer dipasang pada bagian lengan bagian atas pada
tekanan 120 mmHg.
2. Dibuat lingkaran dengan diameter 5cm, ±4cm dari lipatan siku.
3. Tekanan sistol dan distol yang diperoleh dirata-ratakan untuk
kemudian dipertahankan rata-rata tekanan yang diperoleh selama 5
menit.
4. Ikatan pada lengan dilepas dan ditunggu sampai tanda sistol hilang
kembali.
5. Dilihat adanya bercak merah kecil pada permukaan kulit.
H. Nilai Rujukan
1. Positif > 10 petechiae
2. Negatif < 10 petechiae
I. Hasil Pengamatan
1. Identitas pasien
a. Nama : Naili
b. Umur : 20 tahun
c. Tekanan atas (sistol) : 110 mmHg
d. Tekanan bawah (distol) : 60 mmHg
2. Perhitungan Rata-rata tekanan sistol dan diastol
Tekanansistol+ Tekanan distol
Rata-rata =
2
110+60
= =85 mmHg
2
3. Pembacaan Hasil : diperoleh petechiae sebanyak 11

J. Pembahasan
Pada pemeriksaan kali ini dilakukan pemeriksaan rumple leed test
pada pasien bernama Naili usia 20th. Rumpel leede test (tes
pembendungan) bertujuan untuk menguji ketahanan dinding kapiler
dengan cara mengenakan pembendungan kepada vena, sehingga tekanan
darah di dalam kapiler meningkat. Dinding kapiler yang kurang kuat akan
menyebabkan darah keluar dan merembes ke dalam jaringan sekitarnya
sehingga nampak titik merah kecil pada permukaan kulit. Hasil positif bila
terdapat lebih dari 10 petechia. Namun apabila di daerah tersebut tidak ada
petechia tetapi jauh di distal ada, hasil pemeriksaan juga dinyatakan
positif.
Langkah awal yang dilakukan adalah melakukan pembendungan
dengan sphygmomanometer dipasang pada lengan bagian atas dengan
tekanan 120 mmHg kemudian tekanan sistol dan distol dicatat untuk
menentukan tekanan yang akan digunakan pada saat pemeriksaan
berlangsung. Lalu dibuat lingkaran dengan diameter 5cm, kurang lebih 4
cm dari lipatan siku, hal ini bertujuan untuk mengamati petechiae pada
zona lebih spesifik sehingga dapat diamati dengan mudah. Tekanan sistol
dan distol yang diperoleh dirata-ratakan untuk kemudian dipertahankan
rata-rata tekanan yang diperoleh selama 5 menit. Sebelum ikatan pada
lengan dilepas, ditunggu sampai tanda sistol hilang kembali, kemudian
dilihat adanya bercak merah kecil pada permukaan kulit (petechiae). Pada
pemeriksaan yang telah dilakukan didapatkan petechiae sebanyak 11,
dikategorikan positif karena petechiae > 10
K. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pemeriksaan rumple leed test pada pasien Naili
didapatkan petechiae sebanyak 11, dikategorikan positif karena petechiae
> 10.

LAPORAN PRAKTIKUM
TES PENDARAHAN (BLEEDING TEST)

A. Hari,Tanggal : Selasa,19 Oktober 2021


B. Tujuan : Untuk mengetahui lamanya waktu yang di
butuhkan darah membeku.
C. Metode : Ivy
D. Prinsip :
Masa perdarahan dapat dihitung waktu darah keluar pertama kali
setelah dilakukan penusukan pada volar lengan bawah sampai darah tidak
dapat diisap kembali oleh kertas saring pada tekanan 40 mmHg.
E. Dasar teori
Hemostatis merupakan suatu mekanisme yang dilakukan secara
alami oleh tubuh untuk mencegah kehilangan darah yang berlebihan.
Evaluasi hemostasis pra operasi selalu menjadi faktor penting dalam
pikiran ahli bedah dan ahli anestesi sebelum mengambil kasus apa pun
untuk operasi. Sejak penemuan awalnya oleh Perancis pekerja Milian pada
tahun 1901, waktu pendarahan telah dikemukakan berguna secara klinis
dalam tiga konteks, yaitu: diagnosis (khususnya gangguan platelet),
prediksi klinis perdarahan penting, dan penilaian kecukupan dari berbagai
bentuk terapi. Seluruh darah waktu pembekuan telah digunakan di masa
lalu untuk menilai keduanya jalur intrinsik dan ekstrinsik koagulasi. BT
dan CT adalah masih sedang diminta sebagai pra operasi rutin tes di
banyak layanan rumah sakit (Kinra et al. 2009).
Waktu perdarahan (bleeding time) dapat didefinisikan sebagai
waktu yang diambil dari tusukan pembuluh darah hingga penghentian
perdarahan secara spontan. Perdarahan biasanya berlangsung selama 1–7
menit. Waktu perdarahan (BT) tergantung pada berbagai faktor seperti
fungsi trombosit dan sel endotel arteri dan jalur koagulasi. Pemeriksaan
BT biasanya dilakukan dengan membuat sayatan kecil pada kulit dan
kemudian mencatat waktu yang diperlukan untuk menghentikan
perdarahan. Periode waktu ini disebut "waktu perdarahan”.
Penting untuk memantau proses pembekuan darah karena
gangguan dalam pembekuan bisa menyebabkan risiko perdarahan yang
lebih tinggi juga, gangguan pembekuan darah memiliki kemungkinan
untuk dibawa komplikasi patologis dalam meningkatkan trombosis dan
emboli dalam sistem vaskular. Hal ini dapat mengancam jiwa, yang dapat
menyebabkan bahaya yang fatal dalam berbagai keadaan klinis, seperti
operasi jantung, karena itu, penting untuk memeriksa proses pembekuan
darah secara teratur untuk memungkinkan deteksi masalah pembekuan.
Metode Ivy adalah format tradisional untuk tes BT, dalam metode
Ivy, tekanan ditempatkan sphygmomanometer di lengan atas dan
dipertahankan pada tekanan 40 mmHg. Menggunakan sebuah lanset untuk
melakukan tusukan luka di bagian lengan bawah. Kawasan yang akan
dilukai dipilih sehingga tidak menusuk pada bagian vena superfisialis,
karena ukuran mereka, mungkin terjadi pendarahan lagi, terutama pada
orang dengan pendarahan cacat. Waktu dari ketika luka menusuk dibuat
sampai pendarahan semua telah  berhenti diukur dan disebut waktu
perdarahan (bleeding time). Setiap 30 detik, kertas saring digunakan untuk
membersihkan darah. Tes ini selesai ketika  pendarahan  pendarahan telah
berhenti sepenuhnya atau diameter lingkaran darah pada kertas saring
kurang dari 5 mm. Nilai normal untuk bleeding time adalah 1- 7 menit.
F. Alat dan Bahan
1. Alat b. Lancet
a. Stopwatch c. Sphygmomanometer
2. Bahan b. Kapas alcohol
a. Kertas saring
G. Cara Kerja
1. Dipasang sphygmomanometer pada lengan atas, pompa sampai 40
mmHg, dipertahankan tekanan
2. Didesinfeksi volar lengan bawah dengan kapas alkohol
3. Ditegangkan kulit, tusuk dengan lancet kira-kira 3 jari dari lipatan
siku,dihidupkan stopwacth saat darah mulai keluar
4. Diisap darah dengan kertas saring setiap 30 detik
5. Dihentikan stopwatch pada waktu darah tidak dapat diisap lagi dan
catat waktunya.
H. Nilai Rujukan
1. 1 – 7 menit : normal
2. 8 – 11 menit : meragukan
3. > 11 menit : patologis
I. Hasil Pengamatan
1. Identitas pasien
a. Nama : Naili
b. Umur : 20 tahun
2. Pembacaan Hasil : diperoleh waktu yang dibutuhkan sampai darah
tidak dapat diisap oleh kertas saring,selama 2 menit.
J. Pembahasan
Dari data yang telah diperoleh tes bleeding time dilakukan untuk
mengetahui aktivitas pembekuan darah atau waktu lamanya berdarah atau
waktu yang diperlukan untuk berhentinya darah mengalir. Berdasarkan
prinsipnya, yaitu di buat pendarahan  buatan lihat lamanya sampai tidak
terjadi pendarahan lagi, Metode Ivy adalah format tradisional untuk tes ini,
dalam metode Ivy, sphygmomanometer ditempatkan di lengan atas dan
dipertahankan pada tekanan 40 mmHg. Pada saat menusuk sampai
pendarahan semua telah berhenti diukur disebut waktu perdarahan
(Bleeding Time). Setiap 30 detik, kertas saring digunakan untuk
membersihkan darah. Tes ini selesai ketika pendarahan telah berhenti
sepenuhnya atau diameter lingkaran darah pada kertas saring kurang dari 5
mm.
Nilai normal untuk bleeding time adalah 1- 7 menit. Pada
pemeriksaan kali ini di dapatkan waktu pembekuan darah selama 2 menit
atas nama pasien Naili. Hasil pemeriksaan pembekuan darah selama 2
menit, dikategorikan normal karena masih pada range normal : 1-7 menit.
K. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pemeriksaan tes pendarahan (bleeding time)
pada pasien Naili,waktu yang dibutuhkan untuk menghentikan pendarahan
selama 2 menit, dikategorikan normal.
LAPORAN PRAKTIKUM
TES WAKTU PEMBEKUAN (CLOTTING TEST)

A. Hari,Tanggal :Selasa,19 Oktober 2021


B. Tujuan : Untuk mengetahui dan menentukan lama
waktu yang dibutuhkan oleh darah untuk
membentuk bekuan atau benang-benang
fibrin.
C. Metode : Lee-White
D. Prinsip :
Metode Lee-White menggunakan 4 tabung masing-masing terisis 1
ml darah lengkap, kemudian tabung perlahan-lahan dimiringkan setiap 30
detik supaya darah bersentuhan dengan dinding tabung sekaligus melihat
sudah terjadi gumpalan padat.
E. Dasar teori
Proses berhentinya darah ini terbagi atas 3 fase utama yaitu:
1. Fase Vaskuler
Fase vaskuler merupakan respond yang pertama kali muncul
setelah adanya trauma, yaitu terjadinya kontraksi (menyempitnya) dari
pembuluh darah di sekitar trauma.
2. Fase Platelet
Trombosit atau platelet akan menyentuh bagan endotel yang kasar
atau rusak sehingga akan mengalami proses penempelan satu dengan
lainnya. Proses penempelan tersebut berurutan dari proses adhesi,
agregasi, dan aglutinasi sehingga terbentuklah suatu massa padat
(Plug) yang menyumbat luka tersebut.
3. Fase koagulasi
Fase koagulasi adalah massa dimana akan terbentuknya fibrin,
yaitu  benang-benang  benang-benang atau jaring yang mengikat sel-
sel darah menjadi sebuah  bekuan dan sel-sel darah tidak keluar dari
pembuluhnya.
Pembekuan darah merupakan proses autokatalik dimana sejumah kecil
enzim yang terbentuk pada tiap reaksi akan menimbulkan enzim dalam
jumlah besar  pada reaksi selanjutnya, oleh karena itu perlu ada
mekanisme kontrol untuk mencegah aktifasi dan pemakaian faktor
pembekuan darah secara berlebihan yaitu melalui aliran darah, mekanisme
pembersihan seluler dan inhibitor alamiah.
Mekanisme pembekuan darah merupakan inteteraksi antara trombosit,
plasma dan komplek endothelium pembuluh darah. Koagulasi darah
adalah proses terpenting dari proses hemostasis dengan mengubah
fibrinogen terlarut menjadi fibrin.
Masa pembekuan atau clotting time (CT) adalah lamanya waktu yang
diperlukan darah untuk membeku. Metode yang paling banyak digunakan
dan dianggap paling baik adalah metode tabung (modifikasi lee dan
white). Metode slide lebih banyak digunakan dilaboratorium dengan
alasan sampel yang dibutuhkan lebih sedikit, dalam tes ini hasinya
menjadi ukuran aktivitas faktor-faktor pembekuan darah, terutama faktor-
faktor yang membentuk tromboplastin dan faktor yang berasal dari
trombosit. Penurunan masa pembekuan terjadi pada  penyakit
thrombophlebitis.
Pemeriksaan clotting time dengan menggunakan darah lengkap
sebenarnya satu pemeriksaan yang kasar tetapi diharapkan mampu
mewakili proses  pembekuan yang terjadi di dalam tubuh secara invitro
sehingga di antara  pemeriksaan  yang menggunakan darah lengkap
metode yang paling banyak digunakan dan dianggap paling baik adalah
metode tabung
F. Alat dan Bahan
1. Alat 2. Bahan
a. Stopwatch a. Spoit 5 mL
b. Rak + Tabung Reaksi b. Alkohol Swab
c. Tourniquet c. Plester
d. Darah vena

G. Cara Kerja
1. Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan
2. Diambil darah vena sebanyak 4 mL, stopwatch dinyalakan ketika tetes
darah pertama terlihat di dalam ujung spoit
3. Darah dimasukkan kedalam 4 tabung reaksi yang berisi masing-masing
1 ml darah.
4. Dimiringkan tabung setiap 30 detik dengan cara dimiringkan satu
persatu tabung, jangan memiringkan tabung lainnya sebelum darah
tabung pertama telah membeku.
5. Dicatat waktu ketika darah pada tabung 1 telah membeku.
6. Dilakukan hal yang sama pada tabung 2-4
7. Dihitung waktu bekuan rata-rata dari tabung ke-2, ke-3 dan ke-4, lalu
dilaporkan sebagai masa pembekuan darah.
H. Nilai Rujukan
Normal : 9-15 menit
I. Hasil Pengamatan
1. Identitas pasien
a. Nama : Naili
b. Umur : 20 tahun
2. Pembacaan Hasil :
Tabung Waktu
1 15 menit 5 detik
2 19 menit 5 detik
3 25 menit 5 detik
Rata-rata 20 enit 2 detik
J. Pembahasan
Pada praktikum pemeriksaan masa pembekuan darah metode lee-
white bertujuan untuk mengetahui lama waktu yang diperlukan oleh darah
sampai membentuk pemebek membentuk pembekuan. Adapun hal
pertama yang pertama yang dilakukan pada praktikum pemeriksaan
masa pembekuan darah   metode tabung (lee-white) yaitu dengan
menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan terlebih dahulu ,
kemudian diambil darah vena dengan menggunakan spoit 5 mL sebanyak
4 ml  dan pada saat darah sudah nampak mengalir diujung spoit
dinyalakan stopwatch yang dimana  perlakukan   ini berfungsi untuk
mengetahui lamanya waktu yang diperlukan darah untuk terbentuk
bekuan, lalu dimasukkan darah kedalam masing-masing tabung reaksi
yang terdiri dari 4 tabung sebanyak 1 ml, selanjutnya dimiringkan tabung
pertama setiap 30 detik yang berfungsi melihat jika sudah terjadi
pembekuan pada darah lalu setelah darah pada tabung pertama telah
membeku dilanjutkan perlakukan yang sama pada tabung kedua, ketiga,
dan keempat sampai terjadi pembekuan  pada keempat tabung tersebut.
Dicatat waktu pembekuan yang terjadi setiap tabung.
Berdasarkan praktikum praktikum yang telah dilakukan pada
pemeriksaan pemeriksaan masa  pembekuan darah metode tabung
pembekuan darah metode tabung (lee-white) pada sampel darah milik
pasien Naili berumur 20 tahun diperoleh hasil yaitu 20 menit 2 detik
dapat dikatakan tidak normal karena nilai rujukan dari pemeriksaan masa
pembekuan darah metode lee-white adalah 9-15 menit. Adapun beberapa
faktor yang dapat mempengaruhi hasil pemeriksaan yaitu tidak tepat
waktu menyalakan stopwatch pada saat darah pertama mengalir diujung
spoit dan jumlah darah yang digunakan tidak sesuai dengan yang telah
ditentukan.
K. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pemeriksaan tes pembekuan (clotting time) pada
pasien Naili,waktu yang dibutuhkan untuk darah membeku selama 20
menit 2 detik, dikategorikan tidak normal.

Anda mungkin juga menyukai