1. Differences/doubt/keraguraguan
Test tourniquet pada pasien demam berdarah
2. Descriptio/Deskripsi
Saat praktik diruang Bona 2, saya merawat pasien dengan Dengue Haemoragic Fever (DHF)
mendapatkan tindakan test tourniquet yang berguna untuk mengetahui bahwa terdapat
bintik-bintik merah di lengan tangan atau tidak.
3. Dissection/ Diseksi
Test tourniquet dapat diberikan dengan kita mengukur berapa hasil tensi. Untuk
mengetahui apakah penderita mengalami demam berdarah atau tidak hasil sistolik di
tambah dengan diastolik lalu hasil nya dibagi dua, setelah itu pompa kembali manset tensi
sesuai dengan hasil yang sudah dibagi dua. Tunggu hingga 5 menit. Setelah 5 menit jika tidak
terdapat bintik-bintik berarti hasilnya penderita tidak terkena penyakit demam berdarah,
jika terdapat bintik-bintik merah hasilnya penderita mengalami penyakit demam berdarah.
4. Discover/ Temuan
Sebuah tes tourniquet (juga dikenal sebagai Rumpel-Leede kerapuhan kapiler-test
atau hanya tes kerapuhan kapiler) menentukan kapiler kerapuhan. Ini adalah metode
diagnostik klinis untuk menentukan kecenderungan perdarahan pada pasien. Ia menilai
kerapuhan dinding kapiler dan digunakan untuk mengidentifikasi trombositopeni (dengan
pengurangan count platelet).
Pengujian ini didefinisikan oleh WHO sebagai salah satu syarat yang diperlukan
untuk diagnosis DBD. Ketika manset tekanan darah dipacu ke titik antara tekanan darah
sistolik dan diastolik sema lima menit. Maka test ini akan dinilai. Tes positif jika ada 10 atau
lebih petechie per inchi persegi. Dalam Dbd tes biasanya memberikan hasil positif yang pasti
dengan 20 petechie atau lebih.
Tes ini tidak memiliki spesifisitas tinggi. Faktor mengganggu dengan uji ini adalah
perempuan yang pramenstruasi, postmenstruasi dan tidak mengambil hormon, atau mereka
dengan kulit rusak matahari, karena semua akan mengalami peningkatan kerapuhan kapiler.
Sebuah tourniquet test positif di sisi kanan tangan pasien dengan demam berdarah. Catatan
peningkatan jumlah petechiae.
Dengan demikian lingkaran atau bujur sangkar tersebut dapat dengan mudah
digeserkan di seluruh permukaan kulit dan dicari daerah di mana petekie paling
banyak. Dalam menilai kenaikan hematokrit harus diingat pula pengaruh adanya
anemi, perdarahan dan pemberian terapi cairan dini. Untuk membuktikan adanya
kebocoran plasma dapat pula dicari efusi pleura pada pemeriksaan radiologik atau
adanya hipoalbuminemi. Dalam pengalaman klinik ternyata tidak selalu semua
kriteria WHO tersebut dipenuhi. Hemokonsentrasi baru dapat dinilai setelah
pemeriksaan serial hematokrit sehingga pada saat penderita pertama kali datang
belum dapat ditentukan adanya hemokonsentrasi atau tidak.
1. Pra Analitik
b. Prinsip :
o Timer
o Spidol
2. Analitik
Cara kerja :
a. Pasang manset tensimeter pada lengan atas. Carilah tekanan sistolik (TS) dan
tekanan diastolik (TD).
o Radius 3 cm
c. Pasang lagi tensimeter dan buatlah tekanan sebesar ½ x (TS + TD), pertahankan
tekanan ini selama 5 menit.
3. Pasca Analitik
Nilai rujukan :
o 10 – 20 : dubia (ragu-ragu)
Tes tourniquet merupakan tes yang sederhana untuk melihat gangguan pada
vaskuler maupun trombosit. Tes tourniquet akan positif jika ada gangguan pada
vaskuler maupun trombosit.
DAFTAR PUSTAKA