Anda di halaman 1dari 6

Tourniquet Test

Kelompok 4 :
1. Cindy Febyanti (108118018)
2. Putri Wulandari (108118019)
3. Finka Julietha (108118020)
4. Wahyu Hidayat (108118021)
5. Kamalia Safitri D (108118022)
6. Debby Chyntia Laksono (108118023)
Definisi
• tes tourniquet dikenal sebagai Rumpel-Leede Kerapuhan kapiler-
Test atau tes kerapuhan kapiler menentukan kapiler kerapuhan.
Ini adalah metode diagnostik klinis untuk menentukan
kecenderungan perdarahan pada pasien. Ia menilai kerapuhan
dinding kapiler dan digunakan untuk mengidentifikasi
trombositopenia (dengan pengurangan count platelet).
• Pengujian ini didefinisikan oleh WHO sebagai salah satu syarat
yang diperlukan untuk diagnosis DBD. Ketika manset tekanan
darah dipacu ke titik antara tekanan darah sistolik dan diastolik
selama lima menit, maka tes ini akan dinilai. Tes positif jika ada 10
atau lebih petechiae per inci persegi. Dalam DBD, tes biasanya
memberikan hasil positif yang pasti dengan 20 petechiae atau
lebih. Tes ini tidak memiliki spesifisitas tinggi.
Faktor yang mengganggu dengan uji ini
adalah
• Perempuan yang pramenstruasi,
postmenstrual dan tidak mengambil hormon,
atau mereka dengan kulit rusak matahari,
karena semua akan mengalami peningkatan
kerapuhan kapiler.
• Menurut WHO pada tes tourniquet dilakukan penghitungan jumlah petekie dalam
daerah seluas 1 inci 2 (1 inci = 2,5 cm) dimana saja yang paling banyak petekienya
termasuk di bawah fosa cubiti (lubang siku) dan bagian dorsal lengan dan tangan.
Dalam klinik untuk mempermudah penghitungan digunakan plastik transparan
dengan gambaran lingkaran berdiameter 2,8 cm atau bujur sangkar dengan ukuran
2,5 cm x 2,5 cm.
• Dengan demikian lingkaran atau bujur sangkar tersebut dapat dengan mudah
digeserkan di seluruh permukaan kulit dan dicari daerah mana yang memliki petekie
paling banyak. Dalam menilai kenaikan hematokrit harus diingat pula pengaruh
adanya anemi, perdarahan dan pemberian terapi cairan dini. Untuk membuktikan
adanya kebocoran plasma dapat pula dicari efusi pleura pada pemeriksaan radiologik
atau adanya hipoalbuminemi. Dalam pengalaman klinik ternyata tidak selalu semua
kriteria WHO tersebut dipenuhi. Hemokonsentrasi baru dapat dinilai setelah
pemeriksaan serial hematokrit sehingga pada saat penderita pertama kali datang
belum dapat ditentukan adanya hemokonsentrasi atau tidak.
langkah-langkah tes tourniquet dapat dibagi
dalam 3 tahap :
1. Pra Analitik
a. Persiapan pasien : tidak memerlukan persiapan khusus
b. Prinsip :Terhadap kapiler diciptakan suasana anoksia dengan jalan membendung darah vena.
Terhadap anoksia dan penambahan tekanan internal akan terlihat kemampuan kapiler bertahan.
Jika ketahanan kapiler turun aan timbul petechie di kulit.
c. Alat dan bahan :Tensimeter dan stetoskop, Timer, Spidol

2. Analitik
Cara kerja
a. Pasang manset tensimeter pada lengan atas. Carilah tekanan sistolik (TS) dan tekanan
diastolik (TD).
b. Buat lingkaran pada bagian volar lengan bawah :
- Radius 3 c
- Titik pusat terletak 2 cm dibawah garis lipatan siku
c. Pasang lagi tensimeter dan buatlah tekanan sebesar ½ x (TS + TD), pertahankan tekanan ini
selama 5 menit.
d. Longgarkan manset lalu perhatikan ada tidaknya petechie dalam lingkaran yang telah dibuat.
3. Pasca Analitik
Nilai rujukan :
• o < 10 : normal (nagatif)
• o 10 – 20 : dubia (ragu-ragu)
• o > 20 : abnormal (positif)

• Tes tourniquet merupakan tes yang sederhana untuk melihat


gangguan pada vaskuler maupun trombosit. Tes tourniquet
akan positif jika ada gangguan pada vaskuler maupun
trombosit.

Anda mungkin juga menyukai