Anda di halaman 1dari 17

PRAKTIKUM HEMATOLOGI II

RUMPLE LEED
Tantri Analisawati Sudarsono, S.Si., M.Sc
PENGERTIAN
Pemeriksaan Rumple Leed merupakan salah satu
pemeriksaan skrining untuk mendeteksi kelainan sistem
vaskuler dan trombosit. Percobaan atau pemeriksaan ini
juga bertujuan untuk mengetahui ketahanan kapiler dengan
cara mengenakan pembendungan pada vena sehingga darah
menekan dinding kapiler.
Dinding kapiler akan rusak oleh pembendungan tersebut,
darah dari kapiler keluar dan merembes ke dalam jaringan
sekitarnya sehingga nampak sebagai bercak merah kecil
pada permukaan kulit.
Bercak merah kecil pada permukaan kulit yang disebut
dengan ptechiae. Ptechiae adalah bintik-bintik merah
akibat perdarahan di dalam kulit dengan warna yang
terkadang bervariasi dari merah hingga biru atau ungu.
Ptechiae umumnya muncul pada kaki, namun dapat
muncul di seluruh tubuh. Ptechiae biasanya tidak terlihat
jelas dan terasa menyakitkan. Pemeriksaan Rumple Leed
dinyatakan positif jika terdapat lebih dari 10 ptechiae
dalam diameter ± 2,8 cm di lengan bawah bagian depan,
termasuk lipatan siku (Depkes, 2006).

Hasil positif juga dapat terjadi pada penyakit yang


disebabkan oleh virus (campak, demam cikungunya), infeksi
bakteri (typhus abdominalis) dan lainnya. Uji Rumple Leed
positif pada 70,2% kasus Demam Berdarah Dengue (DBD)
di awal perjalanan penyakit (Siregar, 2004).
METODE

Pembendungan menggunakan spigmomanometer


PRINSIP KERJA

Dengan pembendungan dan terjadinya keadaan


anoksia (tidak adanya oksigen), pembuluh darah kapiler
atau vaskuler darah akan terdilatasi dan darah akan
merembes keluar membentuk bintik-bintik merah
(ptechiae).
ALAN DAN BAHAN

1. Sfigmomanometer

2. Stopwatch

3. Spidol atau ballpoint


CARA KERJA
1. Buatlah lingkaran berdiameter ±3 cm dengan jarak ±2 cm di
bawah lekuk siku.
2. Pasanglah ikatan spigmomanometer pada lengan atas.
3. Aturlah spigmomanometer pada tekanan 100 mmHg.
4. Pertahankan tekanan tersebut selama 10 menit.
5. Amati lingkaran yang telah dibuat pada dekat lekukan siku.
6. Selama 10 menit amati ada atau tidaknya bintik merah pada
lingkaran.
7. Laporkan jumlah ptechiae yang terbentuk.
NILAI NORMAL
≤ 10 Ptechiae
PRAKTIKUM HEMATOLOGI II
RETRAKSI BEKUAN
Tantri Analisawati Sudarsono, S.Si., M.Sc
PENGERTIAN
Hemostasis adalah mekanisme tubuh untuk menghentikan perdarahan dan
mencegah perdarahan spontan. Selain itu, hemostasis dapat membantu
darah agar tetap mengalir di dalam pembuluh darah dan mencegah
terjadinya pembekuan darah atau trombus. Faktor yang berperan pada
hemostasis yaitu pembuluh darah, trombosit dan faktor-faktor pembekuan
darah.
Ketika pembuluh darah pecah, trombosit berkumpul di daerah luka dan
membantu menutup kebocoran. Trombosit dan faktor pembekuan darah
bekerjasama untuk membentuk benjolan padat yang disebut bekuan darah
untuk menutup kebocoran, luka, atau goresan dan mencegah perdarahan di
dalam maupun di permukaan tubuh (Sridianti, 2018). Retraksi bekuan
mrupakan pemeriksaan untuk menguji fungsi trombosit.
METODE

Tabung
PRINSIP KERJA

Setelah darah membeku, bekuan darah akan mengerut dan


pada proses pengerutan tersebut sejumlah serum diperas
keluar dari bekuan.
ALAN DAN BAHAN

1. Tourniquet
2. Syringe
3. Kapas steril (alcohol swab)
4. Kapas kering
5. Plester
6. Waterbath
7. Stopwatch
8. Tabung reaksi
9. Lidi
10. Gelas ukur
CARA KERJA
1. Ambil darah vena sebanyak 5 mL, kemudian masukkan darah tersebut
ke dalam tabung reaksi yang sudah berisi lidi bersih yang
dibengkokkan.
2. Aktifkan stopwatch sesaat setelah pengambilan darah atau setelah
pencabutan syringe.
3. Masukkan tabung reaksi ke dalam waterbath 37°C.
4. Tunggu selama 2 jam.
5. Setelah 2 jam, angkat bekuan darah dengan cara menarik atau
mengangkat lidi yang terdapat dalam tabung.
6. Ukur volume cairan (serum) yang terbentuk menggunakan gelas ukur.
7. Hitung kadar retraksi bekuan.
NILAI NORMAL
40 – 60% dari volume darah
Thanks!

Anda mungkin juga menyukai