Oleh:
VIVI ALVIANI
13DA277052
INTISARI
Kreatinin merupakan zat yang harus dibuang dari dalam tubuh oleh
ginjal sehingga kadar kreatinin dalam darah digunakan untuk menilai
fungsi ginjal. Gagal ginjal yaitu suatu keadaan dimana kedua fungsi ginjal
sedemikian terganggu sehingga keduanya tidak dapat melakukan fungsi
regulasi dan ekskresinya untuk mempertahankan keseimbangan tubuh.
Pemeriksaan kadar kreatinin dapat dilakukan menggunakan fotometer dan
automated chemistry analyzer. Berdasarkan prinsip dan kegunaan alat
fotometer dan auotomated chemistry analyzer itu sama, namun apakah
hasil analisis sampel dalam pengukuran kadar kreatinin menggunakan
fotometer dan automated chemical analyzer terdapat perbedaan atau
tidak.
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pemeriksaan kadar kreatinin
menggunakan alat fotometer dan automated chemistry analyzer pada
pasien gagal ginjal.
Desain penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah
Deskriptif, dengan mengambil sampel (darah) langsung terhadap
responden lalu data hasil yang diperoleh dinarasikan, populasi dalam
penelitian ini adalah pasien gagal ginjal yang menjalani Hemodialisa.
Pengambilan sampel menggunakan teknik quota sampling, didapatkan 15
responden sesuai dengan kriteria inklusi dan eksklusi.
Data yang terkumpul kemudian diolah dan dianalisis dalam bentuk
tabel, kemudian dinarasikan.
Kesimpulan dalam penelitian ini adalah terdapat perbedaan
pemeriksaan kadar kreatinin menggunakan alat fotometer dan automated
chemistry analyzer.
iv
DESCRIPTION OF HEMOGLOBIN CONCENTRATION AND
CREATININE KIDNEY FAILURE PATIENTS IN RSUD CIAMIS1
ABSTRACT
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kreatinin merupakan zat yang harus dibuang dari dalam
tubuh oleh ginjal sehingga kadar kreatinin dalam darah
digunakan untuk menilai fungsi ginjal. Kadar kreatinin normal
dalam darah berbeda pada laki-laki dewasa nilai normal nya
sekitar 0,6-1,1 mg/dL, pada perempuan dewasa nilai normalnya
sekitar 0,5-0,9 mg/dL. Sedikit saja kadar kreatinin meningkat
dari nilai normal biasanya, maka kadar kreatinin tersebut
merupakan penanda penurunan fungsi ginjal (Price dan
Lorraine, 2006).
Ginjal berpengaruh dalam keseimbangan tubuh, hal ini
sesuai dengan ayat Al-Quran dalam QS Al-Infithar ayat 6-8
yang menyebutkan tentang keseimbangan dalam tubuh
manusia yang telah diciptakan Allah SWT :
1
2
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat dikemukakan
permasalahan sebagai berikut : Bagaimana pemeriksaan kadar
kreatinin menggunakan fotometer dan automated chemistry
analyzer pada pasien gagal ginjal di RSUD Ciamis?
C. Tujuan
Tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Tujuan umum :
Untuk mengetahui pemeriksaan kadar kreatinin
menggunakan alat fotometer dan automated chemistry
analyzer pada pasien gagal ginjal di RSUD Ciamis.
2. Tujuan Khusus :
a) Untuk mengetahui pemeriksaan kadar kreatinin
menggunakan fotometer.
b) Untuk mengetahui pemeriksaan kadar kreatinin
menggunakan automated chemistry analyzer.
4
D. Manfaat
Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Bagi Peneliti
Menambah pengetahuan dan keterampilan serta
mengetahui tentang pemeriksaan kadar kreatinin
menggunakan alat fotometer dan automated chemistry
analyzer pada pasien gagal ginjal di RSUD Ciamis.
2. Bagi tenaga Analis Kesehatan
Memberikan informasi bagi tenaga kesehatan untuk lebih
memperhatikan pemeliharaan alat, kesiapan alat yang akan
digunakan, dan kesesuaian prosedur kerja.
3. Bagi Akademi
Menambah perbendaharaan Karya Tulis Ilmiah mengenai
pemeriksaan kadar kreatinin menggunakan fotometer dan
automated chemistry analyzer pada pasien gagal ginjal di
perpustakaan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
Muhammadiyah Ciamis.
E. Keaslian Penelitian
Pada penelitian sebelumnya oleh Ismatul Latifah di
Universitas Muhammadiyah Surakarta pada tahun 2012 dengan
judul “Pemeriksaan Kadar Glukosa Menggunakan Glukometer
dan Fotometer pada Ibu Hamil Trisemester Tiga”, perbedaan
dari penelitiaan ini terletak pada variabel yang akan di teliti.
Tempat penelitian dan waktu penelitian berbeda, pada
penelitian ini akan dilakukan di RSUD Ciamis. Persamaannya
5
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Dasar
1. Kreatinin
a. Definisi Kreatinin
Kreatinin merupakan produk akhir dari metabolisme
kreatin yang di sintesis oleh hati, ginjal, dan pankreas yang
di transport ke organ seperti otot rangka dan otak. Kreatinin
diekskresikan oleh ginjal melalui proses filtrasi dan sekresi,
konsentrasinya relatif konstan dalam plasma dari hari ke
hari, kadar yang lebih besar dari nilai normal mengisyaratkan
adanya gangguan fungsi ginjal.
Peningkatan kadar kreatinin serum mengindikasikan
adanya penurunan fungsi ginjal. Kreatinin merupakan zat
yang harus di buang dari dalam tubuh oleh ginjal sehingga
kadar kreatinin dalam darah digunakan untuk menilai fungsi
ginjal. Kadar kreatinin normal dalam darah berbeda pada
laki-laki dewasa nilai normal nya sekitar 0,8-1,4 mg/dL, pada
perempuan dewasa nilai normalnya sekitar 0,6-1,2 mg/dL,
dan pada anak-anak nilai normalnya sekitar 0,2-1,0 mg/dL
(Rubenstein, 2005).
Gagal ginjal yaitu suatu keadaan dimana kedua
fungsi ginjal sedemikian terganggu sehingga keduanya
tidak dapat melakukan fungsi regulasi dan ekskresinya
untuk mempertahankan homeostatis. Kelebihan kreatinin
dari plasma merupakan hal penting dalam ekskresi urin
dan dibersihkannya zat sisa bagi pemeliharaan
homeostatis. Hemodialisa adalah salah satu terapi pada
pasien gagal ginjal dimana dalam hal ini fungsi
6
7
2. Fotometer
Fotometer yaitu instrumen laboratorium klinik yang
digunakan untuk pemeriksaan sampel cairan tubuh manusia
dengan menangkap cahaya atau interaksi cahaya yang
ditransmisikan atau pengukuran berdasarkan cahaya dengan
sumber radiasi elktromagnetik. Fotometer merupakan instrumen
yang biasa digunakan di laboratorium yang menggunakan
sampel klinis seperti serum atau plasma. Komponen-komponen
fotometer meliputi sumber cahaya atau sumber radiasi yaitu
lampu halogen, filter, tempat sampel atau kuvet, dan detector.
Prinsip fotometer yaitu pengukuran penyerapan sinar akibat
interaksi sinar yang mempunyai panjang gelombang tertentu
dengan larutan atau zat warna yang dilewatinya. Sampel yang
telah diinkubasi kemudian disedotkan pada aspirator sehingga
masuk kedalam kuvet sehingga dibaca oleh sinar cahaya
kemudian sampel akan disedot kembali dengan pompa
peristaltik menuju ke pembuangan (Mengko, 2013).
10
a. Baagian-bagian Fotometer
1) Inkubator, berfungsi untuk mengkondisikan sampel pada
suhu tertentu
2) Printer, berfungsi untuk mencetak hasil analisis
3) Touchscreen, berfungsi untuk mengatur peraturan alat
(menu layar)
4) Outlet, tempat untuk mengeluarkan hasil yang diserap
5) Kipas, berfungsi untuk pendinginan alat yang terletak di
belakang alat
6) Tombol power, berfungsi untuk menyalakan dan
mematikan alat
7) Konektor, menyambungkan ke sumber arus listrik
8) Selang aspirator, berfungsi untuk menyedot sampel
9) Pompa, berfungsi untuk menggoyangkan selang
10) Kuvet, sebagai tempat sampel
11) Selang peristaltik, berfungsi untuk mengalirkan sampel
dari aspirator mengalir melalui kuvet menuju ke
pembuangan.
b. Cara Kerja Fotometer
1) Sambungkan fotometer ke sumber arus listrik
2) Tekan tombol power on
3) Tunggu instrumen stabil dengan mendiamkan sekitar 10
menit
4) Hubungkan selang peristaltik dengan pompa
5) Mencuci alat dahulu dengan aquadest dengan cara
selang aspirator dicelupkan kedalam aquadest, lalu
menekan tombol washing pada monitor. Aquadest akan
terhisap kedalam alat dan dilakukan proses pencucian.
Pencucian dilakukan untuk mendorong gelembung-
gelembung udara atau kontaminan yang terdapat
11
komputer memori
sampel
Pembacan Spektro
pemipetan pereaksian pembacaan
kode sampel fotometer
Printer penyimpan
Lembaran hasil
c. Kalibrasi Alat
Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi hasil
pemeriksaan laboratorium adalah alat laboratorium, oleh
karena itu alat perlu dipelihara dan dikalibrasi secara
berkala. Kalibrasi fotometer dan automated chemistry
analyzer meliputi :
1) Ketetapan pengukuran absorban
2) Ketetapan panjang gelombang
3) Linearitas alat
4) Stray Light (stray energy), cahaya lain diluar panjang
gelombang tertentu yang diinginkan. Sumbernya dapat
berasal dari sinar yang bocor dari luar, sinar dari panjang
gelombang lain atau dari alat itu sendiri. Misalnya
kerusakan monokromator dan pembiasan sinar yang jatuh
pada kuvet (DepKes RI, 2008).
d. Bahan Kontrol
Bahan kontrol adalah bahan yang digunakan untuk
memantau ketepatan suatu pemeriksaan di laboratorium,
atau untuk m,engawasi kualitas hasil pemeriksaan. Bahan
kontrol dapat dibedakan berdasarkan sumber bahan kontrol,
bentuk bahan kontrol, dan cara pembuatan. Adapun macam
bahan kontrol yang dalam bentuk sudah jadi (komersial)
adalah :
1) Bahan kontrol Unassayed, yaitu bahan kontrol yang tidak
mempunyai nilai rujukan sebagai tolak ukur. Nilai rujukan
dapat diperoleh setelah dilakukan periode pendahuluan.
2) Bahan kontrol Assayed, yaitu bahan kontrol yang
diketahui nilai rujukannya serta batas toleransi menurut
metode pemeriksaannya. Untuk dapat digunakan
sebagai bahan kontrol pemeriksaan harus memenuhi
syarat seperti, memiliki komposisi sama atau mirip
17
B. Kerangka Konsep
Sampel pada
pasien gagal ginjal
Penanganan
sampel
Instrumen
Kalibrasi
Bahan kontrol
Reagen
Fotometer Automated
Chemistry
Analyzer
Kadar
Kreatinin
Terdapat Perbedaan/tidak
terdapat perbedaan
Keterangan :
Gayton, Arthur C & Hall, John E. (2007). Buku Ajar Fisiologi Kedokteran.
Edisi 11. Jakarta : EGC
34
35