Kata Pengantar
Dalam pembuatan kontrak kontruksi , terdapat banyak hal yang dipertimbangkan dalam
menyepakati kontrak . Aspek hukum , teknis , keuangan , perpajakan , asuransi , sosial ekonomi
dan Administrasi adalah aspek aspek yang ditinjau dalam pelaksanaan kontrak konstruksi .
Tentu dalam pelaksanaan kontrak dengan banyak aspek yang dipertimbangkan , ada
risiko risiko yang dapat mengancam , bahkan membatalkan kontrak yang dibuat . Dalam tulisan
singkat ini , saya akan membahas beberapa risiko dalam kontrak proyek konstruksi .
Daftar Isi
Kata Pengantar....................................... i
Daftar Isi.. ii
pihak lain dalam proyek yang mampu untuk mengatasinya. Risiko ini harus
ditanggung oleh kontraktor dan kontraktor harus pula mengalihkannya sebagai
bagian dari manajemen risiko kepada pihak asuransi. Kenapa dialihkan kepada
pihak asuransi?pertama, jika kontraktor yang menanggungnya, maka asumsi biaya
atau risk contigency menjadi tinggi. Bayangkan bila kontraktor mengasumsikan
biaya bencana alam seperti tanah longsor akibat kejadian pekerjaan galian pada
musim hujan. Biayanya tentu sangat besar padahal kejadian tersebut sebenarnya
bersifat probabilistik. Kedua, pihak asuransi adalah pihak yang ahli dalam
mengelola risiko dengan karakteristik seperti itu. Pihak asuransi akan
mengasuransikan sejumlah proyek atas risiko-risiko tersebut dengan fee tertentu.
Risiko tersebut akan terjadi hanya pada 1 atau 2 proyek saja. Sehingga dari sekian
banyak proyek yang dicover, fee yang terkumpul akan mampu membiayai risiko
yang terjadi. Pihak asuransi mengambil keuntungan atas perhitungan probabilitas
kejadian risiko dan fee tersebut. Pada akhirnya, biaya risiko menjadi sangat kecil
untuk diperhitungkan dalam harga proyek karena telah dikelola oleh pihak
asuransi.
2. Mensubkontraktorkan.
Tindakan ini juga sering dilakukan oleh kontraktor. Dengan melakukan
subkontraktor, maka pekerjaan yang sulit dan membutuhkan spesialisasi akan
dikerjakan oleh subkontraktor termasuk risiko-risiko yang mungkin terjadi di
dalamnya. Risiko tersebut, biasanya mampu diatasi oleh subkontraktor dengan
baik dibandingkan oleh kontraktor sendiri. Dengan demikian, terjadinya risiko
tidak membuat kontraktor dan subkontraktor rugi. Apabila pekerjaan yang sulit
dan membutuhkan spesialisasi tersebut dikerjakan oleh kontraktor, maka
kontraktor akan berpeluang mendapatkan kerugian. Jika biaya risiko tersebut
diperhitungkan dalam harga kontrak maka harga kontrak akan naik atau proyek
menjadi lebih mahal, disamping ada potensi pekerjaan terlambat dengan mutu
yang tidak sesuai target. Melakukan subkontraktor juga adalah tindakan dalam
rangka mengatasi kompleksitas proyek. Pekerjaan proyek akan dilakukan lebih
mudah jika banyak pekerjaan yang telah disubkontraktorkan.
3. Mengubah klausul kontrak.
Seperti yang kita ketahui bahwa klausul kontrak adalah media yang mengatur
alokasi risiko. Jika terdapat dalam klausul kontrak akan alokasi risiko yang tidak
sesuai atau tidak tepat yang dapat berdampak pada kegagalan proyek, maka
masing-masing pihak yang terlibat dalam kontrak harus bernegosiasi dalam
mengubah klausul kontrak tersebut.
ADMINISTRASI KONTRAK DAN BORONGAN