Anda di halaman 1dari 7

ADMINISTRASI KONTRAK DAN BORONGAN

Kata Pengantar

Dalam pembuatan kontrak kontruksi , terdapat banyak hal yang dipertimbangkan dalam
menyepakati kontrak . Aspek hukum , teknis , keuangan , perpajakan , asuransi , sosial ekonomi
dan Administrasi adalah aspek aspek yang ditinjau dalam pelaksanaan kontrak konstruksi .
Tentu dalam pelaksanaan kontrak dengan banyak aspek yang dipertimbangkan , ada
risiko risiko yang dapat mengancam , bahkan membatalkan kontrak yang dibuat . Dalam tulisan
singkat ini , saya akan membahas beberapa risiko dalam kontrak proyek konstruksi .

ADMINISTRASI KONTRAK DAN BORONGAN

KEVIN KINDANGEN (13021101031)

ADMINISTRASI KONTRAK DAN BORONGAN

Daftar Isi
Kata Pengantar....................................... i
Daftar Isi.. ii

A . Risiko pada pemilihan tipe kontrak


1
B . Risiko dalam ketentuan persyaratan Administrasi Kontrak
C . Mengendalikan Risiko dengan Risk Transfer dalam proyek konstruksi
Referensi

ADMINISTRASI KONTRAK DAN BORONGAN

KEVIN KINDANGEN (13021101031)

ADMINISTRASI KONTRAK DAN BORONGAN

A. Risiko Pada Pemilihan tipe kontrak


Pada umumnya , penyedia jasa mengajukan penawaran untuk menyediakan atau
memberikan layanan barang dan jasa pekerjaan konstruksi berdasarkan persyaratan dari
undangan pengajuan penawaran yang dikeluarkan oleh Pengguna jasa atau institusi
khusus yang mewakili pengguna jasa, yang dilakuka melalui proses pelelangan yang
kompetitif baik yang sifatnya pelelangan terbatas dan terbuka atau merupakan hasil dari
suatu kontarak yang dinegosiasikan melali peunjukan langsung .
Salah satu faktor yang paling penting dalam mempersiapkan proposal dan
memperkirakan biaya pekerjaan konstruksi serta keuntungannya yang didapatkan dari
suatu pekerjaan konstruksi adalah tipe kontrak yang akan digunakan (Kerzner , 1998) ,
tingkat kepercayaan penyedia jasa dari suatu proposal yang disiapkan umumnya sangat
tergantung dari berapa besar suatu risiko akan terjadi melalui pelaksanaan kontrak
tersebut . Biaya penawaran yang diajukan oleh penyedia jasa akan selalu
empertimangkan bagaimana seharusnya tipe kontrak melingkupi risiko-risiko tertentu
baik yang risikonya tinggi maupun risikonya rendah .
Berdasarkan tingkat risiko yang terjadi memberikan acuan dalam pemilihan tipe
kontrak yang dihubungkan dengan tingkat risiko dan kepastian dalam kontrak kerja
konstruksi . Semakin tinggi ketidakpastian suatu pekerjaan konstruksi maka semakin baik
menggunakan tipe kontrak dimana alokasi risikonya berada pada pengguna jasa yaitu
lebih cenderung kepada unit price contract , demikian pula jika ketidakpastian yang
terdapat pada suatu pekerjaan konstruksi semakin kecil maka tipe kontrak yang sebaiknya
digunakan adalah tipe Fixed price atau lump sum .
Dengan tingkat ketidakpastian yang relatif sama tentunya penerapan fixed unit
price akan memberikan risiko kecil bagi penyedia jasa dibandingkan meneraokan tipe
kontrak fixed price .

ADMINISTRASI KONTRAK DAN BORONGAN

KEVIN KINDANGEN (13021101031)

ADMINISTRASI KONTRAK DAN BORONGAN

B. Risiko Dalam Ketentuan Persyaratan Administrasi Kontrak


Hal yang paling penting untuk diperhatikan adalah risiko risiko yang akan
terjadi dan alokasi dari risiko tersebut dalam ontrak kerja konstruksi .
Pengalokasian dan pendistribusian risiko yang tidak jelas dan tidak proposional
adalah hal yang yang tidak signifikan berpengaruh terhadap masalah dalam
pelaksanaan proyek serta kegagalan proyek .
Hal yang sering terjadi saat ini adalah waktu yang diberikan oleh pihak pemberi
tugas untuk menediakan proposal penawaran sangat terbatas , untuk itu sangat
penting membuat perencanaan pada fase ini untuk mengetahui ruang lingkup
yang harus dipelajari dan diperhatikan pada ketentuan-ketentuan yang diatur
dalam kontrak kerja konstruksi dalam meminimalkan risiko bagi kedua belah
pihak . Hal hal tersebut (Kerzner , 1998 ) adalah sbb :
1. Scope of contract and deescription of project
2. Contract administraton
3. Term of Payment
4. Client obligation and supplied items
5. Warranties and guarantees
6. Liability limitation and consquential damages
7. Idemnty
8. Taxes
9. Patent indemnification
10. Confindentian information
11. Temination provision
12. Assignment
13. Delays , including force majeure
14. change and extras
15. insurance requirement
16. arbitration
17. escalation (lump sum)
18. Time of completion.

C. Mengendalikan Risiko Dengan "RISK TRANSFER" Dalam Proyek


Konstruksi .
ADMINISTRASI KONTRAK DAN BORONGAN

KEVIN KINDANGEN (13021101031)

ADMINISTRASI KONTRAK DAN BORONGAN

Risiko memang dapat ditransferbentuknya dapat bermacam-macam. Risk


Transfer adalah salah satu strategi penanganan risiko. Tapi jangan sampai salah
kaprah dengan mengalihkan keseluruhan risiko kepada pihak lain, karena justru
akan menyulitkan diri sendiri.
Telah kita ketahui bahwa terdapat begitu banyak risiko yang terdapat dalam
proyek terlebih pada proyek konstruksi. Risiko proyek yang tidak dikelola dengan
baik akan menyebabkan proyek menjadi gagal. Risiko proyek harus dikendalikan
berdasarkan level dan prioritasnya. Pengendalian risiko akan membuat tim proyek
percaya diri dalam melaksanakan proyek. Tim proyek tak perlu terlalu pusing jika
risiko terjadi karena telah diantisipasi.
Dalam menangani risiko ada suatu kaidah penting yaitu bahwa risiko harus
dipahami sebagai suatu hal yang alamiah terjadi. Risiko akan lebih baik
diindentifikasi seawal mungkin berdasarkan fase siklus hidup proyek. Di samping
itu bahwa risiko haruslah diantisipasi. Dalam hal antisipasi risiko, faktor yang
paling penting adalah mengalokasi risiko yang telah diidentifikasi secara sesuai
kepada pihak-pihak yang paling mampu untuk mengatasinya. Inilah strategi
penanganan risiko yang paling jitu selama ini yang dikenal dengan istilah risk
transfer.
Risk transfer adalah suatu proses yang mengalihkan risiko yang telah
diidentifikasi kepada pihak lain yang terlibat dalam pelaksanaan suatu proyek.
Seperti yang telah disebutkan bahwa prinsip utama dalam mengalihkan risiko
adalah dengan memperhatikan kesesuaian atau kemampuan pihak-pihak yang
terlibat yang akan menerima risiko tersebut. Kenapa? Karena memang pada
dasarnya risiko sudah memiliki tuannya sendiri. Menempatkan risiko tidak pada
tuan yang sebenarnya, akan berdampak pada tidak terkendalikannya risiko
tersebut atau risiko tersebut akan kembali lagi pada tuannya yang sebenarnya.
Contoh sederhana adalah pada kasus keterlambatan pembayaran oleh owner
kepada kontraktor. Seringkali owner memaksakan diri membayar selama mungkin
dalam klausa term of payment di kontrak. Jika pembayaran yang normal adalah
setiap bulan dan dilaksanakan H+7 hari setelah kuitansi pembayaran diterima,
biasanya owner menawar dengan H+30 hari atau bahkan H+45 hari. Padahal kita
ketahui bahwa kontraktor adalah perusahaan jasa konstruksi dan bukanlah
perusahaan jasa keuangan. Sehingga term of payment tersebut akan dihitung
kontraktor sebagai biaya atau cost of money. Bunga akibat lambatnya proses
pembayaran akan diperhitungkan. Jika owner berharap akan mendapatkan bunga
ADMINISTRASI KONTRAK DAN BORONGAN

KEVIN KINDANGEN (13021101031)

ADMINISTRASI KONTRAK DAN BORONGAN

deposito dengan menahan pembayaran ke kontraktor, maka ini berlaku sebaliknya


karena kontraktor akan memperhitungkan bunga dalam bentuk bunga pinjaman.
Pada akhirnya biaya tersebut kembali lagi ke owner dan bahkan dalam bentuk
yang lebih besar. Risiko akhirnya kembali pada tuannya karena risiko pembayaran
adalah tanggung jawab owner bukan kontraktor.
Lain halnya pada kasus kenaikan harga atau inflasi. Seringkali di kontrak,
owner membuat draft kontrak bahwa kenaikan harga sepenuhnya ditanggung oleh
kontraktor, apapun alasannya. Kita ketahui bahwa kenaikan harga material
bukanlah dibawah kendali kontraktor. Ini perlu ditegaskan karena ada beberapa
pelaku proyek yang pernah mengatakan bahwa kontraktor adalah pihak yang telah
mengetahui informasi kenaikan harga material. Ini pendapat yang perlu
diluruskan. Kalaupun kontraktor mengetahui, belum tentu tahu berapa besaran
kenaikan harga tersebut. Jika klausul kontrak tersebut tidak dapat diubah, maka
kontraktor akan mengasumsikan dengan asumsi yang paling aman atas
kemungkinan kenaikan harga material yang seringkali menjadi terlalu tinggi.
Akibatnya, harga menjadi terlalu tinggi. Siapa yang menanggung harga tersebut,
jawabnya adalah owner. Sekali lagi risiko akan kembali pada tuannya yang
sebenarnya.
Berdasarkan penjelasan di atas, perlu bagi kita untuk berlaku bijaksana
mengenai alokasi risiko. Pihak-pihak yang terlibat dalam proyek haruslah paham
mengenai prinsip tersebut. Alokasi risiko haruslah diberikan pada pihak yang
paling mampu untuk mengendalikan risiko tersebut atau dalam bahasa sederhana
bahwa risiko harus dikembalikan kepada tuannya. Kesalahan dalam melakukan
alokasi risiko akhirnya akan berdampak pada kerugian yang seringkali lebih
besar. Jika risiko tersebut aspeknya adalah biaya, maka biaya yang muncul
tersebut bisa dikatakan hidden cost yang tidak disadari. Dapat disimpulkan bahwa
menempatkan risiko kepada pihak yang tepat akan membuat biaya pelaksanaan
menjadi lebih murah.
Lalu apa saja bentuk dari risk transfer tersebut? Ada beberapa cara yang dapat
dilakukan dalam rangka risk transfer, yaitu:
1. Asuransi.
Memindahkan risiko ke pihak asuransi adalah tindakan risk transfer yang telah
sering dilakukan. Prinsip utama dalam melakukan asuransi terhadap risiko adalah
bahwa risiko tersebut tidak dapat dikendalikan dan dihitung besarannya oleh
kontraktor. Seperti bencana alam, kecelakaan kerja, kehilangan, dan lain-lain.
Risiko yang dialihkan kepada pihak asuransi adalah risiko yang tidak satupun
ADMINISTRASI KONTRAK DAN BORONGAN

KEVIN KINDANGEN (13021101031)

ADMINISTRASI KONTRAK DAN BORONGAN

pihak lain dalam proyek yang mampu untuk mengatasinya. Risiko ini harus
ditanggung oleh kontraktor dan kontraktor harus pula mengalihkannya sebagai
bagian dari manajemen risiko kepada pihak asuransi. Kenapa dialihkan kepada
pihak asuransi?pertama, jika kontraktor yang menanggungnya, maka asumsi biaya
atau risk contigency menjadi tinggi. Bayangkan bila kontraktor mengasumsikan
biaya bencana alam seperti tanah longsor akibat kejadian pekerjaan galian pada
musim hujan. Biayanya tentu sangat besar padahal kejadian tersebut sebenarnya
bersifat probabilistik. Kedua, pihak asuransi adalah pihak yang ahli dalam
mengelola risiko dengan karakteristik seperti itu. Pihak asuransi akan
mengasuransikan sejumlah proyek atas risiko-risiko tersebut dengan fee tertentu.
Risiko tersebut akan terjadi hanya pada 1 atau 2 proyek saja. Sehingga dari sekian
banyak proyek yang dicover, fee yang terkumpul akan mampu membiayai risiko
yang terjadi. Pihak asuransi mengambil keuntungan atas perhitungan probabilitas
kejadian risiko dan fee tersebut. Pada akhirnya, biaya risiko menjadi sangat kecil
untuk diperhitungkan dalam harga proyek karena telah dikelola oleh pihak
asuransi.
2. Mensubkontraktorkan.
Tindakan ini juga sering dilakukan oleh kontraktor. Dengan melakukan
subkontraktor, maka pekerjaan yang sulit dan membutuhkan spesialisasi akan
dikerjakan oleh subkontraktor termasuk risiko-risiko yang mungkin terjadi di
dalamnya. Risiko tersebut, biasanya mampu diatasi oleh subkontraktor dengan
baik dibandingkan oleh kontraktor sendiri. Dengan demikian, terjadinya risiko
tidak membuat kontraktor dan subkontraktor rugi. Apabila pekerjaan yang sulit
dan membutuhkan spesialisasi tersebut dikerjakan oleh kontraktor, maka
kontraktor akan berpeluang mendapatkan kerugian. Jika biaya risiko tersebut
diperhitungkan dalam harga kontrak maka harga kontrak akan naik atau proyek
menjadi lebih mahal, disamping ada potensi pekerjaan terlambat dengan mutu
yang tidak sesuai target. Melakukan subkontraktor juga adalah tindakan dalam
rangka mengatasi kompleksitas proyek. Pekerjaan proyek akan dilakukan lebih
mudah jika banyak pekerjaan yang telah disubkontraktorkan.
3. Mengubah klausul kontrak.
Seperti yang kita ketahui bahwa klausul kontrak adalah media yang mengatur
alokasi risiko. Jika terdapat dalam klausul kontrak akan alokasi risiko yang tidak
sesuai atau tidak tepat yang dapat berdampak pada kegagalan proyek, maka
masing-masing pihak yang terlibat dalam kontrak harus bernegosiasi dalam
mengubah klausul kontrak tersebut.
ADMINISTRASI KONTRAK DAN BORONGAN

KEVIN KINDANGEN (13021101031)

Anda mungkin juga menyukai