Anda di halaman 1dari 18

PELATIHAN HUKUM KONTRAK KONSTRUKSI

PENGANTAR HUKUM KONSTRUKSI

Oleh :
Monik Bey, SH
PENGANTAR HUKUM KONSTRUKSI
PENDAHULUAN
 Uraian arti hukum secara umum menurut ahli Barat &
Indonesia
 Uraian pengertian Hukum Konstruksi
 Kontrak Konstruksi adalah bagian dari Hukum Konstruksi
Kontrak Konstruksi itu penting karena merupakan UU
bagi mereka yang membuatnya : berisi hak-hak dan
kewajiban para pihak demi terselenggaranya
penyelenggaraan kontrak kerja konstruksi yang tetib dan
baik.

Copyright/MB-SS/XI/08/01
PENGERTIAN HUKUM
Dr. W.R.G Le Maire (“Het Recht in Indonesia”)
Hukum sulit didefinisikan karena banyak segi &
bentuk  sulit tercakup dalam satu definisi.
Prof. Van Apeldorn (“Inleiding tot de studie van het
Nederlandse Recht”)
Bila ingin kenal gunung harus lihat sendiri,
demikian juga hukum
Melihat hukum sulit karena tak dapat dilihat 
gunung dapat dilihat

Copyright/MB-SS/XI/08/02
 Mengetahui hukum bila kita melanggarnya;
berhadapan dengan polisi, jaksa, hakim atau
dipenjara.

 Walau tak dapat dilihat tapi sangat penting dalam


kehidupan bermasyarakat

 Hukum mengatur hubungan antara anggota


masyarakat seperti : perkawinan, domisili,
pekerjaan, perjanjian dagang, dan lain-lain karena
lapangan hukum sangat luas, sulit didefinisikan.

Copyright/MB-SS/XI/08/03
 Drs. E. Utrecht, SH (“Pengantar dalam Hukum Indonesia”)
Hukum adalah himpunan aturan atau (perintah-perintah &
larangan-larangan) yang mengurus tata tertib suatu
masyarakat dan karena itu harus ditaati oleh masyarakat.
 Sarjana-sarjana Hukum Indonesia lainnya merumuskan
apakah hukum itu ?
• S.M Amin, SH, (“Bertamasya ke alam Hukum”)
kumpulan aturan terdiri dari uraian- uraian dan sanksi-
sanksi dengan tujuan mengadakan ketertiban dalam
pergaulan manusia sehingga keamanan dan ketertiban
terpelihara baik.

Copyright/MB-SS/XI/07/04
• JCT Simorangkir, SH & Woerjono Sastropranoto, SH,
(“Pelajaran Hukum Indonesia”)
Hukum adalah aturan-aturan yang bersifat memaksa yang
menentukan tingkah laku manusia dalam lingkungan
masyarakat yang dibuat oleh badan resmi yang berwajib,
dimana pelanggaran terhadap aturan-aturan tersebut akan
berakibat diambilnya tindakan hukum tertentu.
• M.H Tirta Amidjaja, SH
(“Pokok-pokok Hukum Perniagaan”)
Hukum adalah semua aturan (norma) yang harus ditaati
dalam tingkah laku dan tindakan dalam pergaulan hidup
dengan ancaman mesti mengganti kerugian apabila
melanggar aturan-aturan itu karena membahayakan diri
sendiri atau harta misalnya, orang kehilangan
kemerdekaannya, didenda dan dsb.
Copyright/MB-SS/XI/08/05
PENGGOLONGAN HUKUM
Walaupun pengertian hukum sangat luas 
sukar didefinisikan secara singkat namun dapat
dibagi dalam beberapa golongan :
 Menurut sumbernya : Hukum UU, Hukum
Kebiasaan, Hukum Traktat dan Hukum
Yurisprudensi
 Menurut bentuknya : Hukum Tertulis dan Hukum
Tidak Tertulis
 Menurut tempat berlakunya : Hukum Nasional,
Internasional, Hukum Asing, Hukum Gereja.
 Menurut waktu berlakunya : Ius Constitutum, Ius
Constituendum dan Hukum Asasi.
Copyright/MB-SS/XI/08/06
Menurut cara mempertahankannya : Hukum
Material, Hukum Formal

Menurut sifatnya : Hukum yang memaksa, Hukum


yang mengatur

Menurut wujudnya : Hukum Obyektif, Hukum


Subyektif

Menurut isinya : Hukum Privat (Hukum Sipil) dan


Hukum Publik (Hukum Negara)
Copyright/MB-SS/XI/08/07
HUKUM KONSTRUKSI
Segala peraturan perundang-undangan atau
ketentuan-ketentuan hukum yang
mengatur/berhubungan dengan industri jasa
konstruksi :
• AV 41 : Syarat-Syarat Umum
• UU No. 18/1999 : Jasa Konstruksi
• UU No. 30/1999 : Arbitrase & Alternatif
Penyelesaian sengketa
• PP 27, 28, 29/2000 : Peraturan Pelaksanaan
dari UU No. 18/1999

Copyright/MB-SS/XI/08/08
 Beberapa ketentuan yang baik dari Hukum
Konstruksi :
 Syarat-Syarat Umum (AV 41)
• Jika pekerjaan dikurangi (Pekerjaan Kurang)
keuntungan Penyedia Jasa sebesar 10% tidak boleh
dipotong
• Jika Pekerjaan Tambah melebihi 10% dari Nilai
Kontrak, Penyedia Jasa boleh menolak atau bila tetap
diminta Pengguna Jasa, maka Penyedia Jasa boleh
mengajukan syarat-syarat tertentu.
• Jika Perencanaan tidak baik (struktur tidak kuat)
Penyedia Jasa wajib memberitahu Pengguna Jasa
walaupun bukan dia yang membuat
perencanaan.tersebut.

Copyright/MB-SS/XI/08/09
• Jika terjadi Konstruksi ambruk, Penyedia Jasa
bebas dari tanggung jawab bila sebelumnya dia
memberitahukan hal tersebut kepada Pengguna
Jasa, namun Pengguna Jasa tetap meminta
pekerjaan diteruskan.
• Namun jika dia lalai memberitahukan hal ini, maka
dia bertanggung jawab.apabila Konstruksi tersebut
ambruk.

Copyright/MB-SS/XI/08/10
 UU. RI. No. 18/1999 tentang Jasa Konstruksi

• Berdasarkan 10 azas, dua diantaranya


keadilan dan keseimbangan (fair and equal)
(Pasal 2)
• Penguna Jasa harus dapat membuktikan
kemampuan membayar hasil pekerjaan
Penyedia Jasa. (Pasal 15)
• Masyarakat ikut berperan serta dalam
penyelenggaraan industri Jasa Konstruksi.
(Pasal 38)

Copyright/MB-SS/XI/08/11
 PP. No. 29/2000 tentang Penyelenggaraan Jasa
Konstruksi
• Ditetapkan Bentuk-Bentuk Kontrak
Konstruksi dengan memberikan
batasan/definisi yang jelas (Pasal 20)
• Tata Cara Pelelangan (Tender) diatur
• Sanksi-sanksi Administrasi/Pidana di
tetapkan
• Klasifikasi pekerjaan yang akan
ditenderkan, peserta Tender ditetapkan
Copyright/MB-SS/XI/08/12
• Ketentuan tentang Kegagalan Bangunan dan
kegagalan Konstruksi ditetapkan beserta segala
konsekwensi yang ditimbulkannya. (Pasal 32 &
33)

• Larangan persekongkolan baik antara Pengguna


Jasa dan Penyedia Jasa maupun antar Penyedia
Jasa. (Pasal 55)

Copyright/MB-SS/XI/08/13
 UU No. 30/1999 tentang Arbitrase dan Alternatif
Penyelesaian Sengketa.
• Pilihan sukarela untuk menyelesaikan
Sengketa Konstruksi.
• Cara-cara menyelesaikan Sengketa di
luar Pengadilan.
• Tata cara beracara dalam Arbitrase
termasuk proses persidangannya.
• Ketentuan tentang Alternatif Penyelesaian
Sengketa, (Negosiasi, Mediasi,
Konsiliasi).
Copyright/MB-SS/XI/08/14
ATAR BELAKANG
 Sampai 1999 kita tidak memiliki Peraturan Perundang-
undangan yang baku. Bebas berkontrak sesuai ketentuan
KUHPer Pasal 1338
 Selama masa Orde Baru 1967-1997 (30 tahun) Jasa
Konstruksi berkembang dengan pesat tanpa ada Peraturan
Perundang-undangan dibidang Jasa Konstruksi.
 Tahun 1997 (pertengahan) terjadi krisis moneter, industri Jasa
Konstruksi mendadak berhenti.
 Anehnya disaat industri Jasa Konstruksi berhenti, muncul
Peraturan Perundang-undangan di bidang Jasa Konstruksi
yaitu antara lain UU No. 18/1999 dan Peraturan
pelaksanaanya (PP 28,29,30/2000) dan UU No. 30/1999.

Copyright/MB-SS/XI/08/15
KENDALA-KENDALA
 Belum semua Pelaku Jasa Konstruksi menyadari bahwa
sudah ada peraturan perundang-undangan yang harus
dipatuhi.
 Masih banyak yang memakai standar sendiri atau
menggunakan standar Kontrak Konstruksi Internasional.
 Merasa lebih hebat jika kontrak dalam Bahasa Inggris
 Menganggap AV 41 secara keseluruhan sudah tidak
berlaku lagi, padahal yang tidak bertentangan masih
tetap berlaku sesuai ketentuan UU. No. 18/1999 dan PP.
No. 29/2000 Pasal Ketentuan Peralihan.
 Ada ketentuan-ketentuan dalam AV 41 sekarang tidak
berlaku lagi atau malahan sama sekali tidak diatur.
Copyright/MB-SS/XI/08/16
SEKIAN
DAN
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai