Anda di halaman 1dari 18

PELATIHAN HUKUM KONTRAK KONSTRUKSI

ASPEK HUKUM DALAM KONTRAK


KONSTRUKSI

Oleh :
Monik Bey, SH
 Pengantar

Pasal 1338 KHUPer menyatakan


bahwa seluruh perjanjian yang dibuat
secara sah merupakan undang-undang
bagi mereka yang membutnya.

Perjanjian merupakan produk hukum,


mengikat sebagai undang-undang bagi
mereka yang membuatnya.

Copyright/MB-SS/III/08/01
 Beberapa Aspek Hukum
 Penghentian Sementara Pekerjaan

(Suspension of Work)
Harus dicantumkan dalam kontrak dan diatur
tata cara pelaksanaannya, alasan-alasan
beserta akibatnya, karena menyangkut waktu
pelaksanaan dan ganti rugi

Satu hal yang perlu diingat bahwa penghentian


sementara tidak sama dengan pengakhiran
perjanjian/pemutusan kontrak walaupun
keadaan di lapangan yang tejadi sama yaitu
seluruh kegiatan pekerjaan terhenti.
Copyright/MB-SS/III/08/02
 Pengakhiran Perjanjian
• Yang terjadi adalah pelaksanaan pekerjaan
dihentikan dengan cara membatalkan kontrak.
• Harus dengan/berdasarkan alasan-alasan dan
syarat-syarat yang ditentukan dalam kontrak
• Konsekwensi hukum sebagai akibat yang timbul
termasuk hak-hak dan kewajiban para pihak
beserta tata cara pemberitahuan mengenai
pemutusan kontrak juga harus diatur dengan
jelas.
• Sangat penting diatur untuk menghindari
dispute/konflik
Copyright/MB-SS/III/08/03
 Ganti Rugi Keterlambatan (Liquidity Damages)

 Merupakan sanksi berupa denda yang harus


dibayar Penyedia Jasa karena keterlambatan
penyelesaian pekerjaan.
 Di dunia Barat Pasal ini dikenal dengan istilah
Penalty Clause dan kita sering menamakannya
Denda Keterlambatan.
 Dahulu, terlepas dari kenyataan keterlambatan
tersebut menimbulkan kerugian kepada
Pengguna Jasa, denda tetap dikenakan.

Copyright/MB-SS/III/08/04
 Belakangan ini para pelaku jasa konstruksi didunia
Barat mulai berpikir bahwa hal ini kurang adil dan
merubah istilah denda ini dari penalty menjadi Ganti
Rugi atas Keterlambatan (Liquidity Damage For
Delay), yaitu jika keterlambatan tersebut
menimbulkan kerugian, maka pihak yang dirugikan
dapat memperoleh ganti rugi.
 Masalah yang sering timbul disebabkan
perselisihan/sengketa dalam hal menghitung jumlah
hari keterlambatan yang disebabkan oleh antara
lain perselisihan penafsiran saat mulai kerja yang
tidak tegas dan pasti.
Copyright/MB-SS/III/08/05
 Saat mulai kerja dapat berupa :

• Sejak SPK
• Sejak Kontrak ditanda tangani
• Sejak lahan diserahkan
• Sejak jaminan-jaminan diterbitkan

Copyright/MB-SS/III/08/06
 Penyelesaian Perselisihan
 Bila hal ini tidak diatur dengan baik maka
perselisihan/sengketa akan berlarut-larut atau
berkepanjangan tanpa ada penyelesaiaan.
 Jika ingin melalui musyawarah untuk mufakat, harus
dengan batas waktu
 Pilihan Lembaga yang akan menyelesaikan perselisihan
harus tegas sesuai ketentuan UU No. 18/1999 Pasal 36
dan PP No. 29/2000 Pasal 49 ayat 1, Undang-undang
No. 30/2000 tentang Arbitrase dan Alternatif
Penyelesaian Sengketa.
 Hal ini juga berkaitan dengan Domisili yang akan
diterangkan kemudian.
Copyright/MB-SS/III/08/07
 Keadaan Memaksa (Force Majeure)

 Keadaan memaksa adalah keadaan yang terjadi


diluar kehendak/kemampuan Penyedia Jasa
maupun Pengguna Jasa seperti
tindakan/kemauan Tuhan (Act of God)
diantaranya : banjir, tanah longsor, gunung
meletus, halilintar atau tindakan dari Pemerintah
atau pihak lain seperti kebijakan moneter,
peperangan, pemberontakan, huru hara,
pemogokan umum wabah penyakit dan tindakan
lain diluar kekuasaan para pihak.
Copyright/MB-SS/III/08/08
 Keadaan memaksa juga erat kaitannya dengan
masalah asuransi.
 Yang penting diatur :
• Kriteria Force Majeure

• Konsekwensi bagi Penyedia Jasa dan Pengguna

Jasa
• Pemberitahuan

• Penanggulangan

Copyright/MB-SS/III/08/09
 Hukum yang berlaku

 Hukum yang berlaku bagi kontrak tersebut


penting untuk dicantumkan dalam kontrak untuk
mengantisipasi apabila timbul perselisihan
sengketa.
 Peraturan Pemerintah No. 29/2000 Pasal 23 ayat
6 dengan tegas menyatakan bahwa kontrak kerja
konstruksi harus tunduk pada hukum yang
berlaku di Indonesia.

Copyright/MB-SS/III/08/10
 Bahasa Kontrak
 Seringkali kontrak konstruksi dibuat dalam 2 (dua)
bahasa : Inggris dan Indonesia tanpa mengatakan versi
bahasa mana yang berlaku.
 Dalam hal terjadi perbedaan penafsiran, sulit dicari
penyelesaiaan karena secara hukum keduanya benar.
 Seharusnya dinyatakan bahwa walaupun kontrak dibuat
dalam 2 (dua) bahasa yang berlaku hanya 1 bahasa.
Hal ini sesuai dengan ketentuan yang tercantum dalam
Pasal 23 (5) PP No. 29/2000
 Tidak seperti Hukum yang berlaku, PP No. /2000 tidak
mewajibkan penggunaan bahasa Indonesia untuk
kontrak kerja konstruksi di Indonesia.
Copyright/MB-SS/III/08/11
 Domisili Hukum

 Kesepakatan mengenai domisili hukum (tempat


kedudukan) para pihak dalam satu kontrak
ditentukan hanya apabila perselisihan/sengketa
akan diselesaikan di Pengadilan.
Misalnya : Ditetapkan domisili hukum di
Pengadilan Negeri Jakarta Pusat

Copyright/MB-SS/III/08/12
 Apabila disepakati dalam kontrak bahwa pilihan
penyelesaian sengketa adalah arbitrase maka
penetapan domisili hukum tidak diperlukan.
 Karena erat kaitannya dengan Settlement of
Dispute biasanya Domisili Hukum dan Settlement of
Dispute diatur dalam satu Pasal.

Copyright/MB-SS/III/08/13
 Waktu Pelaksanaan
 Batasan atau definisi mengenai hari harus
dicantumkan :
Apakah yang dimaksud adalah hari kerja atau hari
kalender
Bila “hari kerja” apakah 5 hari atau 6 hari
seminggu.
 Begitu juga definisi mengenai bulan dan tahun.
Apakah bulan dan tahun syamsiah atau komariah .
 Saat mulai pelaksanaan juga harus ditetapkan,
apakah terhitung dari tanggal SPK, penyerahan
lahan atau tanggal kontrak ?
Copyright/MB-SS/III/08/14
 Pengesampingan berlakunya Pasal 1266 KUHPer

 Pasal ini menyatakan bahwa pemutusan kontrak


secara sepihak harus melalui suatu keputusan
Pengadilan
 Bila dikehendaki pemutusan kontrak tanpa
melalui keputusan Pengadilan, maka
pemberlakuaan Pasal ini harus dikesampingkan
dan hal ini harus disebutkan dalam kontrak

Copyright/MB-SS/III/08/15
 Klaim-Klaim
 Memberikan peluang bagi para pihak untuk
mengajukan klaim dalam hal-hal tertentu.

 Prioritas Dokumen

Hal ini perlu ditetapkan untuk menjaga bila


terjadi hal-hal yang bertentangan yang terdapat
dalam dokumen-dokumen kontrak
Copyright/MB-SS/III/08/16
SEKIAN
DAN
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai