Anda di halaman 1dari 8

Sabua Vol.6, No.

2: 235 - 241, Agustus 2014 ISSN 2085-7020

HASIL PENELITIAN

ANALISIS RESIKO PADA KONSTRUKSI JEMBATAN DI SULAWESI UTARA

Jemmy E. E. Tumimomor1, H. Manalip2 & R.J.M Mandagi3


1
Mahasiswa Pascasarjana Teknik Sipil Universitas Sam Ratulangi
2&3
Staf Pengajar Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi

Abstrak. Pelaksanaan pembangunan konstruksi jembatan di Indonesia khususnya di


Sulawesi Utara mengahadapi masalah yang sama, seperti keterlambatan pekerjaan,
terjadinya pembengkakan biaya konstruksi, kekurangan dana pembangunan dan
keterlambatan administrasi kontrak, kualitas pekerjaan yang tidak sesuai spesifikasi. hal ini
disebabkan oleh beberapa hal seperti, sumber daya manusia yang terbatas, kondisi
geografis dan topografi wilayah yg sulit, kondisi tanah yg jelek, Sehinggga perlu dilakukan
kajian mengenai analisis resiko pada proyek konstruksi jembatan. Kajian pada Analisis
Resiko berupa identifikasi, klasifikasi, analisa dan respons faktor-faktor resiko yang terjadi
pada konstruksi jembatan sehingga resiko dapat dikurangi dan bahkan dihilangkan melalui
manajemen resiko. Peran dari manajemen resiko diharapkan dapat mengantisipasi
lingkungan yang cepat berubah, mengembangkan corporate governance, mengoptimalkan
strategic management, mengamankan sumber daya dan asset yang dimiliki organisasi, dan
mengurangi reactive decision making dari manajemen puncak.

Kata Kunci: Manajemen resiko, konstruksi jembatan, Sulawesi Utara

PENDAHULUAN terwujudnya sasaran proyek, yaitu tepat biaya,


Industri jasa konstruksi pembangunan tepat waktu, dan tepat mutu.
merupakan bidang usaha yang unik dan Termasuk dalam tahapan manajemen
dinamis. Usaha ini memiliki karakteristik resiko adalah perencanaan manajemen resiko,
khusus yang membedakannya dengan identifikasi resiko, analisa resiko, penanganan
kegiatan bisnis lainnya. resiko, dan monitor terhadap resiko.
Karakteristik bisnis jasa konstruksi Identifikasi resiko adalah langkah awal
yang membedakan dengan jenis kegiatan dalam penerapan manajemen resiko dan
bisnis yang lain antara lain adalah bahwa merupakan tahapan yang penting dalam
proyek-proyek pembangunan sarana fisik pelaksanaan kegiatan. Dengan identifikasi
yang merupakan kegiatan operasional utama resiko pada proses pelaksanaan kegiatan
dari suatu bisnis jasa konstruksi umumnya konstruksi akan diketahui resiko-resiko apa
bersifat unik, memiliki satu jangka waktu saja yang terjadi selama pelaksanaan kegiatan
pelaksanaan yang tidak berulang, memiliki sejak mulai dikerjakan sampai selesai.
intensitas kegiatan dan menggunakan Selanjutnya akan diketahui seberapa potensial
sumberdaya yang tidak konstan, serta resiko-resiko tersebut dalam mempengaruhi
melibatkan banyak disiplin ilmu. tercapainya sasaran kegiatan.
Selalu terdapat kemungkinan tidak Tujuan Penelitian adalah: (1) mencari
tercapainya suatu tujuan atau selalu terdapat faktor-faktor resiko dalam pekerjaan
ketidakpastian atas keputusan apapun yang pembangunan proyek jembatan; (2)
diambil. Suatu kondisi yang timbul karena menentukan respons resiko dan penentuan
ketidakpastian dengan seluruh konsekuensi peta resiko dalam menangani faktor-faktor
tidak menguntungkan yang mungkin terjadi resiko dalam hubungan dengan pembangunan
disebut “resiko”. Konsekuensi tidak jembatan sehingga penerapan lebih
menguntungkan mengacu pada tidak komprehensif; (3) memberikan masukan bagi

@Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota (PWK)


Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik – Universitas Sam Ratulangi Manado
Agustus 2014
236 J. E. E. TUMIMOMOR, H. MANALIP & R.J.M MANDAGI

pelaksanaan pekerjaan konstruksi jembatan dikelompokan faktor-faktor resiko dalam 11


dalam merencanakan, mengevaluasi dan faktor (Tabel 1).
mengendalikan pelaksanaan proyek jembatan
di tinjau dari faktor resiko. Tabel 1. Faktor-faktor resiko
I. Material
Resiko dalam Proyek Konstruksi
1. Kenaikan harga material
Salim (1993) dalam Djojosoedarso 2. Keterlambatan pengiriman material
(1999) mendefinisikan resiko sebagai 3. Kualitas material
ketidakpastian atas terjadinya suatu peristiwa. 4. Material di kirim tidak tepat
Pengertian lain menjelaskan bahwa resiko 5. Pencurian material
6. Waste Material
adalah kondisi dimana terdapat kemungkinan II. Peralatan
keuntungan/kerugian ekonomi atau finansial,
kerusakan atau cedera fisik, keterlambatan, 7. Peralatan yang sudah tidak layak
sebagai konsekuensi ketidakpastian selama 8. Kurangnya perawatan kendaraan
dilaksanakannya suatu kegiatan (Cooper dan 9. Kesalahan penempatan peralatan
Chapman, 1993). 10. Peralatan yang tidak sesuai
11. Keterlambatan pengiriman peralatan
Pengertian resiko dalam konteks 12. Kegagalan peralatan
proyek dapat didefinisikan sebagai suatu III. Finansial
penjabaran terhadap konsekuensi yang tidak
menguntungkan, secara finansial maupun 13. Cara pembayaran yang tidak tepat waktu
fisik, sebagai hasil dari keputusan yang 14. Ketidaktepatan estimasi biaya
15. Fluktuasi suku bunga pinjaman di bank
diambil atau akibat kondisi lingkungan di 16. Pengendalian biaya yang buruk di
lokasi suatu kegiatan. Jika dikaitkan dengan lapangan
konsep peluang, “resiko” adalah peluang atau 17. Kemacetan arus kas
kans/chance terjadinya kondisi yang tidak 18. Tidak memperhitungkan biaya
diharapkan dengan semua konsekuensi yang contigencies
IV. Metode Konstruksi
mungkin muncul yang dapat menyebabkan
keterlambatan atau kegagalan proyek (Gray 19. Metode konstruksi yang tidak tepat
dan Larson, 2000). Kerzner (2001) sehingga menimbulkan kesalahan selama
menjelaskan konsep resiko pada proyek pelaksanaan
sebagai “ukuran probabilitas dan 20. Penerapan teknologi baru / khusus yang
belum dikenal dengan baik.
konsekuensi dari tidak tercapainya suatu V. Manajemen Kontraktor
sasaran proyek yang telah ditentukan”.
Dari beberapa pengertian di atas dapat 21. Kurangnya pengalaman kontraktor
disimpulkan bahwa resiko adalah suatu 22. Kurangnya pengalaman manager proyek
kondisi yang timbul karena ketidakpastian 23. Kurangnya komunikasi dan koordinasi
antar pihak yang terlibat didalam proyek
dengan peluang kejadian tertentu yang jika
24. Kurangnya pengawasan terhadap
terjadi akan menimbulkan konsekuensi tidak subkontraktor dan supplier
menguntungkan. Lebih jauh lagi resiko pada 25. kurangnyapengendalian terhadap jadwal
proyek adalah “suatu kondisi pada proyek pelaksanaan pekerjaan
yang timbul karena ketidakpastian dengan VI. Kontrak
peluang kejadian tertentu yang jika terjadi
26. Change order (perubahan dalam proyek
akan menimbulkan konsekuensi fisik konstruksi yang meliputi pergantian,
maupun finansial yang tidak pengurangan, penambahan atau
menguntungkan bagi tercapainya sasaran penghilangan pekerjaan setelah kontrak
proyek, yaitu biaya, waktu, mutu proyek”. ditandatangani)
27. Desain yang salah atau tidak lengkap
Dalam menganalisa faktor-faktor resiko
VII Kondisi Fisik Di Lapangan
yang terjadi, harus diidentifikasi kondisi-
kondisi ketidakpastian yang menimbulkan 28. Kondisi lokasi yang sulit dijangkau
resiko, sumber resiko serta pengaruhnya. 29. Masalah pembebasan lahan
Melalui penelitian terdahulu telah VIII Kesehatan dan Keselamatan Kerja
ANALISIS RESIKO PADA KONSTRUKSI JEMBATAN... 237

30. Kesalahan Manusia


31. Kegagalan Peralatan
IX Peristiwa Alam Proyek Konstruksi Jembatan
32. Keadaan cuaca
Sejarah jembatan sudah cukup tua
33. Bencana alam bersamaan dengan terjadinya hubungan
X Kondisi Sosial komunikasi / transportasi antara sesama
manusia dan antara manusia dengan alam
34. Huruhara/kerusuhan lingkungannya
35. Sabotase Macam dan bentuk serta bahan yang
36. Mogok kerja
37. Budaya dan adat istiadat masyarakat sekitar
digunakan mengalami perubahan sesuai
XI Kebijakan Pemerintah dengan kemajuan jaman dan teknologi, mulai
dari yang sederhana sekali sampai pada
38. Perubahan kebijakan politik pemerintah konstruksi yang mutakhir. Pengertian
39. Ketidakstabilan moneter jembatan secara umum adalah suatu
40. Keterlambatan perijinan konstruksi yang berfungsi untuk
menghubungkan dua bagian jalan yang
Sumber: Fahirah, et.al. (2005), Julius dan
Artama (2008), Latupeirissa, et.al. (2005.b), Proboyo terputus oleh adanya rintangan-rintangan
(1999), Santoso (1999), dan Wijayanthi (1999). seperti lembah yang dalam, alur sungai,
danau, saluran irigasi, kali, jalan kereta api,
Manajemen Resiko jalan raya yang melintang tidak sebidang dan
Sebagaimana dikemukakan Webb lain-lain. Jenis jembatan berdasarkan fungsi,
(1994) manajemen resiko adalah “suatu lokasi, bahan konstruksi dan tipe struktur
kegiatan yang dilakukan untuk menanggapi sekarang ini telah mengalami perkembangan
resiko yang telah diketahui (melalui pesat sesuai dengan kemajuan jaman dan
rencana analisa resiko atau bentuk teknologi, mulai dari yang sederhana sampai
observasi lain) untuk meminimalisasi pada konstruksi yang mutahir
konsekuensi buruk yang mungkin muncul”. Klasifikasi Jembatan terbagi : (1)
Untuk itu resiko harus didefinisikan dalam menurut kegunaannya, (2) menurut jenis
bentuk suatu rencana atau prosedur yang materialnya,(3) menurut sistim strukturnya
reaktif. Kerzner (2001) mengemukakan Secara umum, jembatan mempunyai
pengertian manajemen resiko sebagai semua struktur atas, bangunan bawah dan pondasi.
rangkaian kegiatan yang berhubungan Bangunan atas memikul beban lalulintas
dengan resiko, dimana didalamnya kendaraan yang bergerak diatasnya. Beban
termasuk perencanaan (planning), tersebut disalurkan ke kepala jembatan yang
penilaian (assesment) (identifikasi dan harus didukung pula oleh pondasi. Dalam
dianalisa), penanganan (handling), dan kasus tertentu dengan bentang yang panjang
pemantauan (monitoring) resiko. dibutuhkan pilar yang mendukung beban yang
Jika lebih jauh lagi dikaitkan dengan terletak diantara ujung kepala jembatan
fungsi manajemen secara keseluruhan maka
manajemen resiko adalah suatu manajemen METODOLOGI
fungsional yang mendukung manajemen Dalam penelitian ini akan di dilakukan
obyektif dengan sasaran adanya penelitian deskriptif, penelitian ini
ketidakpastian di masa mendatang dimaksudkan untuk mengumpulkan informasi
(Tarmudji, 2000). staus gejala yang ada, yaitu keadaan gejala
Berdasarkan beberapa penjelasan menurut apa adanya pada saat penelitian
tersebut dapat disusun konsep manajemen dilakukan.Pelaksanaan penelitian ini dengan
resiko sebagai bentuk pengelolaan terhadap mengambil sampel dari suatu populasi dengan
resiko untuk meminimalisasi konsekuensi menggunakan kuisener sebagai alat
buruk yang mungkin muncul melalui pengumpulan data pokok.
perencanaan, identifikasi, analisa,
penanganan, dan pemantauan resiko.
238 J. E. E. TUMIMOMOR, H. MANALIP & R.J.M MANDAGI

Tabel 2. Aspek Resiko Berdasarkan Kemungkinan Terjadinya Kejadian


Aspek Variabel Total keragaman
(%)
Kurangnya pengalaman manager proyek 36,761
Kurangnya komunikasi dan koordinasi antar pihak yang terlibat
dalam proyek
Kurangnya perawatan peralatan
Strategi, Bencana alam
koordinasi dan Kondisi lokasi yang sulit dijangkau
Lokasi Kurangnya pengawasan terhadap subkontraktor dan supplier 53,109
Kondisi lokasi dan site yang buruk
Change orde
Metode konstruksi yang tidak tepat
Keterlambatan pengiriman peralatan
Tidak memperhitungkan biaya contigiencies
Kemacetan arus kas

Peralatan yang sudah tidak layak


Disain yang salah atau tidak lengkap
Peralatan, Kesalahan manusia 26,068
Material dan Keadaan cuaca
Keuangan Keterlambatan perizinan
Masaalah pembebasan lahan
Fluktuasi suku bunga pinjaman bank
Peralatan yang sudah tidak sesuai
Kesalahan penempatan peralatan
ketidakstabilan moneter
Kwalitas material
Kegagalan peralatan

Perencanaan Ketidaktepatan estimasi biaya 9,641


Kurangnya pengendalian terhadap jadwal pekerjaan
Cara pembayaran yang tidak tepat waktu
Pengendalian
dan teknologil Pengendalian biaya yang buruk di lapangan 6,320
Penerapan teknologi baru/khusus yang belum dikenal dengan baik

Pelaksanaan penelitian ini dilakukan butir-butir dalam kuesioner berisi item-item


dengann cara studi pustaka untuk mengetahui resiko dan sasaan proyek atau kegiatan sesuai
resiko apa yang mungkin terjadi sepanjang dengan hasil pendefinisian variabel. Bagian
pelaksanaan proyek jembatan, dimana kanan beris kolom checklist. Data primer
informasi ini di butuhkan sebagai landasan diperoleh melalui wawancara langsung secara
dalam menyusun kuisener.Studi pustaka mendalam dan terstruktur kepada pihak yang
dilakukan dengan pencarian literatur dari berkaitan dengan penelitian, data primer yang
jurnal, penelitian terdahulu, internet dan buku di kumpulkan dapat berupa penilaian penting
mengenai teori-teori yang berhubungan atau tidaknya resiko pada kegiatan konstruksi.
dengan permasalahan yang di kaji. Instrumen Data primer pada kajian ini di dapat dengan
yang di gunakan adalah kuisener gabungan metode survei dengan cara penyebaran
dari bentuk checklist dan pilihan ganda. kuesioner kepada para kontraktor untuk
Langkah-langkah penyusunan instrumen memperoleh jawaban dari pertanyaan-
dapat di awali dengan penjabaran menjadi pertanyaan yang diberikan. Data sekunder
variabel, indikator, dan komponen- merupakan data pelengkap data primer yang
komponennya. dikumpulkan dari pihak ketiga atau dari
Seluruh pertanyaan yang disusun di sumber lain yang telah tersedia, sebelum
tempatkan dalam lembaran intrumen kuisener, kajian ini dilakukan.
ANALISIS RESIKO PADA KONSTRUKSI JEMBATAN... 239

Data sekunder pada penelitian ini frekuensi data dan hasilnya di tabulasikan
diperoleh dari data-data yang tersedia di dalam tabel frekuensi. Juga digunakan analisa
perusahaan-perusahaan jasa kontruksi, faktor adalah merupakan salah satu analisa
asosiasi yang mewadai, data di lingkungan ketergantungan(interdependensi) antar
pemerinta, serta sumber lain yang relevan variabel yang memiliki peranan yang sama
dengan penelitian. Analisa ini berguna untuk yang mencirikan objek-objek pengamatan.
mendapatkan informasi yang bersifat dekriptif Pengelompokan variabel berdasarkan pada
mengenai variabel-variabel penelitian. korelasi antar variabel menjadi bebarapa
Analisa deskriptif di maksudkan untuk kelompok antar variabel di dalam suatu sel
menganalisa data yang terkumpul tertentu memiliki korelasi yang kuat, tetapi
sebagaimana adanya tanpa membuat memiliki hubungan yang relatif lemah
kesimpulan yang berlaku untuk umum atau terhadap variabel dalam kelompok lain.
generalisasi, sehingga jenis analisa ini bersifat Dengan kata lain masing-masing kelompok
mendukung analisa data selanjutnya. dari variabel mewakili suatu komponen
Deskripsi di sajikan dengan distribusi utama.
Tabel 3. Aspek Resiko Berdasarkan Konsekuensi
Aspek Variabel Total keragaman
(%)
Kenaikan harga material
Sabotase
240 J. E. E.Huruhara/kerusuhan
TUMIMOMOR, H. MANALIP & R.J.M MANDAGI
Material yang di kirim tidak tepat
Kondisi lokasi yang sulit dijangkau
Kurangnya pengalaman manajer proyek
Kurangnya komunikasi dan koordinasi antar pihak yang
Manajemen, terlibat dalam proyek
Sosial dan Waste material
Keuangan Kurangnya pengawasan terhadap subkontraktor dan supplier
Bencana alam 87,804
Metoda konstruksi yang tidak tepat
Cara pembayaran yang tidak tepat waktu
Ketidaktepatan estimasi biaya
Kemacetan arus kas
Pengendalian biaya yang buruk di lapanagan
Kondisi lokasi dan site yang buruk
Kegagalan peralatan
Kurangnya pengalaman kontraktor
Kurangnya pengendalian terhadap jadwal pelaksanaan
pekerjaan
Kesalahan manusia
Kesalahan penempatan peralatan

Peralatan, Keterlambatan pengiriman material


transportasi dan Keterlambatan pengiriman peralatan
waktu Peralatan yang tidak sesuai 7, 255
Keterlambatan perizinan
Masaalah pembebasan lahan
Ketidakstabilan moneter
Pencurian material

Perencanaan, Budaya dan adat istidat masyarakat sekitar lokasi


Budaya dan Kualitas material
cuaca Disain yang salah atau tidak lengkap 3,609
Fluktuasi suku bungga bank
Tidak memperhitungkan biaya contigiences
Peralatan yang sudah tidak layak
Mogok kerja
Keadaan cuaca

Prinsip dasar analisa faktor adalah Coster, 1998): (1) Memilih variabel yang
mengekstraksi sejumlah faktor bersama akan dianalisis; (2) Ekstraksi awal
(common factor) dari variabel asal, sehingga seperangkat faktor; (3) Ekstraks akhir
banyaknya faktor lebih sedikit di bandingkan seperangkat faktor dengan rotasi, dan (4)
dengan banyaknya variabel asal dan sejumlah Menyusun skala untuk digunakan analisis
besar informasi (ragam) variabel asal yang lanjut.
tersimpan dalam sejumlah faktor. Langkah-

Tabel 4. Hasil klasifikasi resiko berdasarkan kemungkinan terjadinya kejadian,


Ranking Resiko Berdasarkan Kemungkinan Terjadinya Kejadian
Aspek Ranking
Strategi, koordinasi dan High Risk
Lokasi High Risk
Keuangan, Peralatan dan Moderate Risk
Material Moderates Risk
Perencanaan
Pengendalian dan
Teknologi

langkah dalam analisis faktor, yaitu (De HASIL DAN PEMBAHASAN


ANALISIS RESIKO PADA KONSTRUKSI JEMBATAN... 241

Berdasarkan data dari Dinas Pekerjaan


Umum Propinsi Sulawesi Utara, pada Proyek KESIMPULAN DAN SARAN
Pembangunan Jembatan tahun anggaran Kesimpulan
2009-2010, terdapat 20 paket pekerjaan 1. Analisis resiko yang terjadi pada
jembatan, tapi sebagian besar pembangunan pelaksaaan konstruksi jembatan di Sulut
jembatan tersebut adalah Proyek yang di berdasarkan kejadian dengan
laksanakan secara bertahap setiap tahunnya menggunakan Analisa Komponen Utama
atau Multy Years sehingga pekerjaan tersebut menghasilkan aspek-aspek, yaitu : aspek
masih banyak yang belum selesai di kerjakan strategi, koordinasi dan lokasi, aspek

Tabel 5. Hasil klasifikasi resiko berdasarkan konsekuensi, Ranking


Resiko Berdasarkan Konsekuensi
Aspek Ranking
Manajemen, Sosial dan Keuangan High Risk
Peralatan, Transportasi dan Waktu High Risk
Perencanaan, Budaya dan Cuaca High Risk

sampai akhir tahun anggaran 2010. peralatan, material dan keuangan, aspek
Dari sejumlah proyek tersebut dari perencanaan dan aspek pengendalian dan
tinjauan tahun anggaran 2009-2010 terdapat 7 teknologi.
jembatan yang selesai di kerjakan sampai Analisis resiko berdasarkan konsekuensi
tahap finishing. jumlah populasi kontraktor dengan menggunakan analisa komponen
pelaksana 7 perusahaan. Hasil pengumpulan utama menghasilkan aspek-aspek yaitu :
data dengan cara penyebaran koesioner pada aspek manajemen, sosial dan keuangan,
kontraktor pelaksana yang tersebar di aspek peralatan, transportasi dan waktu
Sulawesi Utara, jumlah sampel yang serta aspek perencanaan, budaya dan
diperoleh ialah 7 perusahaan. cuaca.
Data yang diperoleh akan diolah 2. Analisis resiko yang paling berpengaruh
menggunakan program SPSS (Statistical pada pembangunan konstruksi jembatan
Package for Social Science) for Windows di Sulut berdasarkan kejadian yaitu high
versi 19.0. sebelum diolah lebih lanjut, maka risk terdiri dari aspek strategi, koordinasi
terlebih dahulu dilakukan uji validitas dan uji dan lokasi, serta aspek peralatan,
reliabilitas terhadap data hasil kuesioner. material dan keuangan; moderat risk
Apabila nilai rhitung (dalam output SPSS terdiri dari aspek perencanaan dan aspek
dinotasikan sebagai correted item – total pengendalian dan teknologi. Analisis
correlation) hasilnya positif dan rhitung>rtabel, resiko berdasarkan konsekuensi yaitu :
maka variabel tersebut adalah valid. Apabila r high risk yaitu aspek manajemen, sosial
hitung lebih kecil dari r tabel maka variabel dan keuangan, aspek peralatan,
tersebut tdk valid. Variabel yang tidak valid transportasi dan waktu serta aspek
akan dikeluarkan dan untuk variabel yang perencanaan, budaya dan cuaca.
valid akan diteruskan ke tahap pengujian 3. Dari analisis resiko berdasarkan kejadian
reliabilitas. Harga-harga rtabel dapat dilihat dan konsekuensi menghasilkan faktor-
pada lampiran, untuk N = 7 dan taraf faktor dominan yang paling berpengaruh
signifikan 5 % maka rtabel = 0,754. dalam menganalisa pelaksanaan
Berdasarakan hasil uji validitas konstruksi jembatan di Sulut
variabelnya harus memenuhi syarat lebih dari
rtabel = 0,754 Saran
Uji realibilitas dilakukan dengan Berdasarkan hasil penelitian ini dapat
menggunakan koefisien  (alpha cronbach). di sarankan perlu dilakukan analisis resiko
Apabila  positif dan >r tabel maka variabel pada setiap pekerjaan konstruksi jembatan
tersebut reliabel. yang ada supaya dapat menghindari terjadinya
242 J. E. E. TUMIMOMOR, H. MANALIP & R.J.M MANDAGI

keterlambatan pelaksanaan pekerjaan yang Wijayanthi, S. 1999. Faktor-Faktor


berdampak pada peningkatan kualitas Penyebab Keterlambatan Waktu
pekerjaan, demikian juga perlu di adakan Pembangunan Proyek Gedung Negara Di
dokumentasi dan pengarsipan setiap proyek Lingkungan Pemerintah Kota Kediri.
konstruksi jembatan supaya selalu dapat di Prosiding Seminar Nasional Manajemen
evaluasi faktor faktor resiko yang selalu Teknologi I.
berkembang seiring perkembangan teknologi.

DAFTAR PUSTAKA
Cooper dan Chapman. 1993. Risk
Analysis For Large Project. First Edition.
USA
Fahirah, F., R.B. Adihardjo, dan T.J.
Wahyu Adi. 2005. Faktor-Faktor Penyebab
Terjadinya Overrun Biaya Pada Proyek
Konstruksi Gedung Di Makassar. Prosiding
Seminar Nasional Manajemen Teknologi I.
ISBN: 978-99302-0-0.
Gray C.F and Larson. E.W Gray.2000.
Risk Analysis and Management. Pream The
Genetic. Europe
Kenzner, H. 2001. Project Management.
A Systems Approach to Planning, Scheduling
and Controlling. Seventh Edition. John Wiley
& Sons, Inc. New York.
Latupeirissa, J.E., P.F. Marzuki, dan
R.D. Wirahadikusumah. 2005. Manajemen
Resiko Dalam Proyek Konstruksi
Berdasarkan Persepktif Kontraktor.Prosiding
Seminar Peringatan 25 Tahun Pendidikan
MRK di Indonesia.
Latupeirissa, J.E., P.F. Marzuki, dan
R.D. Wirahadikusumah. 2005. Nilai Total
Resiko Dalam Pelaksanaan Proyek
Konstruksi Akibat Kondisi-Kondisi
Ketidakpastian. Prosiding Seminar Peringatan
25 Tahun Pendidikan MRK di Indonesia.
Latupeirissa, J.E., P.F. Marzuki, dan
R.D. Wirahadikusumah. 2005. Persepsi
Tentang Contingency Cost Kontraktor di
Indonesia : Sebuah Survey.Prosiding Seminar
Peringatan 25 Tahun Pendidikan MRK di
Indonesia.
Proboyo, B. 1999. Keterlambatan Waktu
Pelaksanaan Proyek :Klasifikasi Dan
Peringkat Dari Penyebab-Penyebabnya.
Dimensi Teknik Sipil Volume 1, No.1 Hal 49-
58.
Santoso, I. 1999. Analisa Overruns Biaya
Pada Beberapa Tipe Proyek Konstruksi.
Dimensi Teknik Sipil Volume 1, No. 1. Hal
40-48.

Anda mungkin juga menyukai